6 Kakao  merupakan  tanaman  industri  dengan  produk  utama  berupa  biji  yang
memiliki  nilai  ekonomi  tinggi,  yang  dalam  proses  penanganan  hasilnya  juga menghasilkan produk ikutan limbah berupa cangkang atau kulit buah kakao. Secara
garis  besar  produksi  kakao  tersebut  dalam  bentuk  biji,  maka  akan  diperoleh  limbah yang sangat melimpah. Misalnya saja pada tahun 2008 Indonesia dapat menghasilkan
biji kakao 803.594 ton maka limbah yang tersedia sekitar 3.214.367 ton [2]. Kulit buah kakao merupakan limbah lignoselulosa yang mengandung komponen
utama  berupa  lignin,  selulosa,  dan  hemiselulosa.Berdasarkan  penelitian  mengenai pembuatan gula cair dari kulit kakao didapatkan data mengenai komposisi buah kakao
dan kandungan kimia kulit  kakao. Hasil penelitian tersebut  menyatakan bahwa kulit kakao  mengandung  20,11  lignin,  31,25  selulosa,  dan  48,64  hemiselulosa.
Kandugan selulosa pada kulit kakao cukup potensial untuk diolah lebih lanjut. Dengan demikian,  kulit  buah  kakao  sangat  berpotensi  digunakan  sebagai  bahan  baku
pembuatan BBN yang berupa bioetanol [9]. Kulit buah kakao mengandung senyawa kompleks  yang bisa dijadikan sebagai
bahan senyawa bioetanol seperti lignin, selulosa dan hemiselulosa pentosan.Struktur kimia lignin mengalami perubahan di bawah kondisi suhu yang tinggi dan asam.Pada
reaksi dengan temperatur tinggi mengakibatkan lignin terpecah menjadi partikel yang lebih kecil dan terlepas  dari selulosa [10]. Setelah lignin terlepas dari selulosa maka
selulosa  tersebut  akan  lebih  mudah  dihidrolisis,  sehingga  kadar  gula  reduksi  yang terukur menjadi bertambah. Molekul selulosa merupakan mikrofibil dari glukosa yang
terikat satu dengan lainnya membentuk rantai polimer yang sangat panjang.Hidrolisis sempurna  selulosa  akan  menghasilkan  monomer  selulosa  yaitu  glukosa  sedangkan
hidrolisis tidak sempurna akan menghasilkan disakarida dari selulosa yaitu selobiosa [11].
2.2 SELULOSA
Selulosa  merupakan  senyawa  organik  yang  paling  melimpah  di  bumi. Diperkirakan sekitar 1011 ton selulosa dibiosintesis setiap tahun. Kira-kira 50 berat
kayu dan 90 berat kapas tersusun dari selulosa [12].
7 Pada tanaman, selulosa  dilapisi oleh polimer  yang sebagian besar terdiri  dari
xilan dan lignin. Xilan dapat didegradasi oleh xilanase, akan tetapi lignin sangat sulit terdegradasi. Jika xilan dan lignin dihilangkan, maka selulosa dapat didegradasi oleh
selulase dari bakteri atau kapang selulolitik untuk menghasilkan selobiosa dan glukosa. Selobiosa sering berfungsi menghambat sistem kerja dari selulase dan proses selulolitik
akan cepat berhenti bila tidak ada mikroba sakarolitik lainnya dalam ekosistim tersebut. Kelebihan  selobiosa  yang  dihasilkan  akan  dimanfaatkan  oleh  mikroba  sakarolitik
tersebut sehingga mikroba selulolitik dapat melanjutkan degradasi selulosa [13].
Gambar 2.2 Struktur molekul selulosa [14]. Selulosa  adalah  struktur  dasar  sel-sel  tanaman,  oleh  karena  itu  merupakan
bahan  alam  yang  paling  penting  yang  dibuat  oleh  organisme  hidup.  Selulosa merupakan komponen tanaman yang terbesar dan merupakan komponen penting yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas dan merupakan polimer linear dengan berat molekul tinggi yang tersusun seluruhnya atas ß-D-glukosa dan dapat memenuhi
fungsinya  sebagai  komponen  struktur  utama  dinding  sel  tumbuhan  karena  sifat-sifat kimiadan fisiknya maupun struktur molekulnya [15].
Selulosa  merupakan    polisakarida  yang  tersusun  dari  polimer  glukosa  yang dihubungkan  oleh  ikatan  glikoksida  yang  membentuk  rantai  lurus.  Selulosa  banyak
terdapat pada dinding sel tumbuhan. Disakarida akan dihasilkan dengan hidrolisa parsil dari selulosa dan pada hidrolisis yang sempurna akan dihasilkan D-glukosa [5].
8
2.3 BIOETANOL
Minyak  bumi  merupakan  sumber  daya  alamyang  tidak  dapat  diperbaharui. Semakin banyakpemakaian, maka kelangkaan minyak bumi tidakakan dapat dihindari.
Di  samping  itu,meningkatnya  jumlah  kendaraan  bermotor  diberbagai  belahan  dunia akan
menimbulkantimbulnya masalah
pencemaran lingkungan.
Emisigas karbondioksida  CO
2
sebagai  hasilpembakaran  telah  meningkatkan  kandungan  CO
2
diatmosfir, yang mengakibatkan pemanasan global.Oleh karena itu, diperlukan adanya bahan bakaralternatif yang dapat menggantikan peran minyakbumi. Salah satu solusi
yang  dapat  digunakanadalah  dengan  pemanfaatan  biomassa.  Produkbiomassa  yang dapat mensubtitusi peran minyakbumi tersebut adalah bioetanol [16].
Bioetanol  merupakan  salah  satu
biofuel
yang  hadir  sebagai  bahan  bakar alternatif  yang  lebih  ramah  lingkungan  dan  sifatnya  yang  terbarukan.  Bioetanol
C
2
H
5
OH adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan  bantuan  mikroorganisme.  Bioetanol  bersifat  multi-guna  karena  jika
dicampur  dengan  bensin  pada  komposisi  berapapun  memberikan  dampak  yang positif.[16].Bioetanol adalah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan, dimana
memiliki keunggulan mampu menurunkan emisi CO
2
hingga 18 [12]. Bioetanol berupa  cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
pati  menggunakan  bantuan  mikroorganisme.Produksi  bioetanol  dari  tanaman  yang mengandung  pati  atau  karbohidrat,  dilakukan  melalui  proses  konversi  karbohidrat
menjadi gula glukosa dengan beberapa metode diantaranya dengan hidrolisis asam dan hidrolisis secara enzimatis. Glukosa yang diperoleh selanjutnya dilakukan proses
fermentasi  atau  peragian  dengan  menambahkan
yeast
atau  ragi  sehingga  diperoleh bioetanol [18].
Bioetanol  dapat  dibuat  dari  berbagai  bahan  hasil  pertanian.  Secara  umum bahan-bahannya dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu :
1. Bahan yang mengandung gula atau disebut juga substansi sakarin yangrasanya
manis, seperti misalnya gula tebu, gula bit, molase tetes, macam-macam sari buah-buahan  dan  lain-lain.  Molase  mengandung  50-55  gulayang  dapat
difermentasi, yang terdiri dari 69 sukrosa dan 30 gulainversi.
9 2.
Bahan yang mengadung pati misalnya: padi-padian, jagung, gandum,kentang sorgum, malt, barley, ubi kayu dan lain-lain.
3. Bahan-bahan  yang  mengandung  selulosa,  misalnya:  kayu,  jerami,
tongkoljagung,  cairan  buangan  pabrik  pulp  dan  kertas
waste  sulfire  liquor
[19]. Keuntungan  penggunaan  bioetanol,  yaitu    bahan  bakar  bioetanol  memiliki  nilai
oktan  tinggi  sehingga  dapat  digunakan  sebagai  bahan  peningkat  nilai  oktan
octane enhancer
menggantikan  penggunaan  senyawa  eter  dan  penggunaan  TEL  yang mengandung  logam  berat  Pb  sebagai
’anti
-knocking  agent
’  yang  memiliki  dampak buruk  terhadap  lingkungan.  Dengan  nilai  oktan  tinggi,  proses  pembakaran  menjadi
lebih sempurna dan emisi gas buang lebih baik [20].
2.4 HIDROLISIS SELULOSA