28 yang tersedia untuk mendegradasi selulosa yang terkandung didalam serbuk kakao
akan semakin banyak dan reaksipun berlangsung lebih cepat [16,43]. Dari ketiga variabel perbandingan rasio bahan baku,didapatkan kadar gula
tertinggi 30,67 yangdihasilkan dari perbandingan rasio bahan baku 1:5, sedangkan kadar gula reduksi terendah yaitu 18,72 dihasilkan dari rasio bahan baku 1 : 10.
Inimenunjukkan bahwa semakin bertambahnyamassa bahan baku, maka akan semakinbertambah pula kandungan selulosa yang dapatdikonversi menjadi monomer
monomer gula[15]. Karena semakin banyak bahan yang bereaksi dengan larutan sehingga dihasilkan hasil yang semakin banyak pula. Akan tetapi jika air yang
digunakan sangat berlebihan, tumbukan antara bahan baku dan air akan berkurang sehingga memperlambat jalannya reaksi [41].
4.3.2 Pengaruh Konsentrasi Katalis Terhadap Yield Gula Reduksi
Gambar 4.3 memperlihatkan pengaruh konsentrasi katalis terhadap
yield
gula reduksi pada perbandingan padatan : air 1:5, 1:7,5, dan 1:10 pada hidrolisis tepung
limbah kulit kakao.
Gambar 4.2Pengaruh Konsentrasi Katalis Terhadap
Yield
Gula Reduksi
Dari gambar4.3terlihat bahwa
yield
gula reduksi yang diperoleh pada penggunaan konsentrasi katalis 2 M, 3 M, dan 4 M. Dapat dilihat bahwa adanya peningkatan
yield
gula reduksi seiring dengan penambahan konsentrasi katalis asam sulfat yang digunakan. Dari hasil ini didapatkan bahwa pada
yield
gula reduksi tertinggi yaitu 61,39 dengan konsetrasi katalis 4M.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2 3
4
Y ie
ld
gu la
re d
u k
si
Konsentrasi Katalis M
1;5 1;7,5
1;10
29 Proses pemutusan rantai hidrolisis dilakukan secara kimiawi yaitu dengan
menggunakan larutan H
2
SO
4
. Fungsi H
2
SO
4
pada proses hidrolisis ini adalah sebagai katalis. Pada proses hidrolisis H
2
SO
4
akan bereaksi membentuk gugus H
+
dan SO4
-
. Gugus H
+
memecah ikatan glikosidik pada selulosa maupun hemiselulosa, sehingga akan terbentuk monomer-monomer gula sederhana. Monomer yang dihasilkan masih
dalam gugus radikal bebas, tapi dengan adanya OH
-
dari air akan berikatan dengan gugus radikal membentuk gugus glukosa. Semakin banyak air yang terkandung dalam
larutan asam, maka semakin banyak juga yang menyetabilkan gugus radikal, sehingga monomer monomer gula yang terbentuk akan semakin banyak. [19].
Perbandingan padatan dan air pada proses hidrolisis juga dapat mempengaruhi konversi hasil gula reduksi. Semakin banyak jumlah padatan yang ada dalam larutan
menyebabkan kurang sempurnanya kontak antarpereaksi sehingga hasil reaksi kurang optimal. Sehingga pada penelitian ini didapatkan perbandingan padatan : air yang baik
yaitu 1 :5. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Prasetyo 2010 hidrolisis bonggol pisang dengan katalis asam sulfat dan perbandingan padatan : air
terbaik 1:5 [5].
4.4 Analisa Ekonomi