4
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memberikan arah yang jelas tentang pembahasan atau analisa yang dilakukan dalam penelitian ini maka, perumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
“Bagaimana Peranan Motivasi Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Guru Di
Madrasah Aliyah Negeri MAN Sidikalang”. 1.3
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis Peranan Motivasi Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Negeri MAN
Sidikalang. 1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai sejauh mana peranan motivasi dalam meningkatkan
prestasi kerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri MAN Sidikalang. 2.
Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran pada sekolah Madrasah Aliyah Negeri MAN Sidikalang.
3. Secara akademis, sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkompeten
dalam pencarian informasi atau sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai peranan motivasi dalam meningkatkan prestasi kerja
Guru di Madrasah Aliyah Negeri MAN Sidikalang.
5
1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Pengertian motivasi Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan pada sifat
manusia untuk berbuat dan bertindak. Handoko 2001:34 mendefinisikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuannya. Selanjutnya Danim 2004:15 menyatakan bahwa pada hakikatnya
motivasi adalh perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan di
lingkungan organisasi. Sejalan dengan pendapat diatas, Robbins 2003:208 menjelaskan motivasi
adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi
beberapa kebutuhan individual. Handoko 2001:35 motivasi kerja secara umum dapat dilihat dari
beberapa indikator tersebut antara lain: a.
Gairah kerja, dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas kerja yang ditujukan oleh seorang pegawai atau karyawan dengan penuh semangat. Juga
mengacu kepada kesungguhan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya.
6 b.
Loyalitas seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya, loyalitas kerja juga dapat dikatakan bagaimana seorang pegawai dengan penuh kesadaran
memberikan darma baktinya kepada perusahaan atau organisasi sesuai dengan ruang lingkup jabatannya, patuh kepada pimpinannya dan
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. c.
Motivasi kerja juga dapat dilihat dari disiplin kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai. Disiplin kerja adalah kesadaran seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku, dan selain itu motivasi kerja dapat dilihat produktivitas kerja seorang pegawai.
Dari beberapa pendapat diatas didefenisikan bahwa motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang baik
ditengah meningkatkan prestasi kerja yang ditingkatkan melalui motivasi internal maupun eksternal. Oleh karena itu, setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
pasti memiliki suatu faktor yang mendorong aktivitas tersebut. Motivasi juga berkaitan dengan individu yang merupakan konsep yang digunakan untuk
memenangkan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi seorang individu, perilaku dan kinerja dan motivasi mencakup kearah tujuan.
1.5.2 Tujuan motivasi Menurut Hasibuan 2004:79 beberapa tujuan dari motivasi yaitu untuk :
a. Meningkatkan moral dari kepuasan kerja pegawai
b. Meningkatkan produktivitas kerja pegawai
c. Mempertahankan kestabilan pegawai perusahaan
7 d.
Meningkatkan kedisplinan kerja pegawai e.
Mengefektifkan pengadaan pegawai f.
Mengefektifkan pengadaan pegawai g.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik h.
Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan i.
Meningkatkan kesejahteraan karyawan j.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugasnya k.
Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bahan buku Banyak faktor-faktor yang mengharuskan adanya motivasi, karena
beragamnya maksud dan tujuan dari individu-individu yang terlibat dalam suatu organisasi.
Menurut Sutrisno 2009:116 faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
a. Keinginan untuk dapat hidup.
Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk memperoleh kompensasi yang memadai, pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan
tidak begitu memadai, dan kondisi kerja yang aman dan nyaman.
8 b.
Keinginan untuk dapat memiliki. Keinginan untuk memiliki sesuatu dapat mendorong seseorang untuk mau
melakukan pekerjaan, hal ini banyak kita alami dalam kehidupan sehari- hari.
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status sosial yang lebih
tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya, untuk memperoleh uang tersebut ia harus bekerja keras.
d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi hal-hal: 1.
Adanya penghargaan terhadap prestasi 2.
Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak 3.
Pimpinan yang adil dan bijaksana 4.
Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat. e.
Keinginan untuk berkuasa Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja.
Kadang-kadang keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi dengan cara-cara tidak terpuji, namun cara-cara yang dilakukannya itu masih termasuk
bekerja juga. Keinginan untuk berkuasa atau menjadi pimpinan itu dalam arti positif, yaitu ingin menjadi ketua atau kepala.
9 2.
Faktor Eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada
seseorang antara lain: a.
Kondisi lingkungan kerja Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang
ada disekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan pekerjaan meliputi
tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-
orang yang ada di tempat tersebut. b.
Kompensasi yang memadai Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan
untuk menghidupi diri beserta keluarganya. Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk
mendorong para karyawan bekerja dengan baik. c.
Supervisi yang baik Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan,
pembimbing kerja pada karyawan, agar dapat melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan. Dengan demikian, posisi supervise sangat
dekat dengan para karyawan, dan selalu menghadapi para karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
10 d.
Adanya jaminan pekerjaan Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada
pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan merasa ada jaminan karier yang jelas dalam melakukan pekerjaan.
e. Status dan tanggung jawab
Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan setiap karyawan dalam bekerja. Mereka bukan hanya mengharapkan kompensasi
semata, tetapi pada satu masa mereka juga berharap akan dapat kesempatan menduduki jabatan dalam suatu perusahaan.
f. Peraturan yang fleksibel
Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan sistem dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Sistem dan posedur kerja
ini dapat kita sebut dengan peraturan yang berlaku dan bersifat mengatur dan melindungi para karyawan. Semua ini merupakan aturan main yang
mengatur hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan, termasuk hak dan kewajiban para karyawan, pemberian kompensasi, promosi,
mutasi, dan sebagainya. 1.5.3
Tipe-tipe motivasi Danim 2004:17, ada empat jenis motivasi yaitu:
1. Motivasi positif
Motivasi positif merupakan pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif, yaitu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi
11 orang lain agar bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan
keuntungan tertentu kepadanya. 2.
Motivasi negatif Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari
rasa takut, sebagai contoh jika seseorang tidak mau bekerja maka akan muncul rasa takut dikeluarkan dan takut tidak diberi gaji. Motivasi yang
negatif yang berlebihan sering membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan.
3. Motivasi dari dalam
Motivasi dari dalam timbul dari diri pegawai pada waktu dia menjalankan tugas dan kewajipan dan bersumber dari dalam pekerja itu sendiri.
4. Motivasi dari luar
Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada diluar pekerjaan dari luar pekerja itu sendiri. Motivasi
dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesempatan cuti, rekreasi dan lain-lain. Dan sering juga seseorang itu mau bekerja karena semata-mata
didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai. 1.5.4
Tujuan Organisasi Menurut Hasibuan 1996 : 97 menyatakan bahwa tujuan pemberian
motivasi bagi seseorang pegawai selain memberikan keuntungan pada pegawai itu sendiri juga memberikan keuntungan kepada perusahaan seperti :
12 1
Dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai 2
Dapat mendorong semangat dan gairah kerja pegawai 3
Dapat mempertahankan kestabilan pegawai 4
Dapat meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai 5
Dapat menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 6
Dapat meningkatkan kreativitas dan partisipasi pegawai 7
Dapat meningkatkan ingkat kesejahteraan pegawai 8
Dapat meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai
9 Dapat mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas-
tugasnya 10
Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat motivasi
itu sendiri adalah meningkatkan gairah-gairah kerja pegawai, menumbuhkan disiplin yang tinggi, meningkatkan kreativitas dan partisipatif setiap pegawai
sehingga tercipta produktivitas pegawai yang tinggi. 1.5.5 Teori-Teori Motivasi
Teori motivasi merupakan teori-teori yang membicarakan bagaimana motivasi manusia di dalam melaksanakan pekerjaan dan mencapai tujuan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor pembentuk terciptanya motivasi. Menurut Gibson dkk 1997:347 secara umum teori-teori motivasi dikelompokkan atas dua
kategori yaitu :
13 1
Teori kepuasan Content Theory Teori kepuasan ini memfokuskan perhatian kepada faktor-faktor dalam
diri individu yang menguatkan, mengarahkan, menggerakkan, mendukung dan menghentikan perilaku individu.
2 Teori proses Process Theory
Teori proses ini pada dasarnya menguraikan dan menganalisa bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan, didukung dan dihentikan, agar setiap
individu bekerja giat sesuai dengan keinginan pimpinan. Ada beberapa teori motivasi yang termasuk kedalam teori kepuasan, yaitu
teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow, teori ERG dari Clayton Alderfer, teori dua faktor dari Herzberg, dan teori kebutuhan akan prestasi dari Mc.
Clelland, Douglas Murray Mc Gregor. Sementara itu teori proses terdiri dari teori pengharapan dari Victor Vroom, teori keadilan dari J. Stacy Adam, teori
penguatan dari Skinner, dan teori penetapan tujuan dari Edwin Locke. a.
Teori Motivasi Abraham Maslow Teori kebutuhan Maslow dalam Hasibuan, 2005 bahwa kebutuhan
manusia dibagi menjadi lima bagian yang tersusun dalam suatu hierarki. Kelima kebutuhan manusia tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1. Physiological Needs Kebutuhan fisik dan biologi
Yang termasuk kebutuhan ini adalah makan, minum, perumahan, dan lain-lain. Dalam sekolah, kebutuhan-kebutuhan ini dapat berupa gaji,
14 cuti bagi setiap karyawan, bantuan perawatan kesehatan, pemberian
insentif berupa honorarium, tersedianya poliklinik dan lain-lain. 2.
Safety and Security Needs kebutuhan keselamatan dan keamanan Yang termasuk dalam safety and security needs adalah bebas dari
ancaman, yakni aman dari ancaman atau lingkungan. Dalam sekolah, kebutuhan ini dapat berupa adanya koperasi, kenaikan pangkat, gaji
karyawan yang lancar, asuransi kesehatan, jaminan pensiun dan kondisi kerja yang aman.
3. Affiliation or Acceptance Needs or Belongingness kebutuhan sosial
Yang termasuk kebutuhan ini adalah kebutuhan akan teman, cinta dan memiliki. Dalam sekolah, kebutuhan ini dapat berupa kelompok kerja,
team baik secara formal maupun informal, kegiatan dibidang olah raga dan kesenian, pertemuan keluarga antar karyawan dan tabungan
karyawan. 4.
Esteem or Status Needs kebutuhan akan penghargaan atau prestise Yang termasuk kebutuhan ini adalah kebutuhan akan penghargaan diri
dan penghargaan dari orang lain. Dalam sekolah, yang termasuk kebutuhan ini adalah reputasi diri pengakuan, gelar, promosi,
penataran bagi karyawan dan pemilihan karyawan teladan. 5.
Self Actualitation aktualisasi diri Yang termasuk kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mewujudkan
atau mengaktualisasikan diri sendiri dengan memaksimumkan penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.
15 b.
Teori Motivasi menurut Douglas Murray Mc Gregor yaitu : Menggambarkan dua teori tentang manajemen dan implikasinya bagi
motivasi yaitu teori X dan teori Y. Dalam teori X mempunyai lima premis yaitu :
1. Pada umumnya manusia dari wataknya tidak suka untuk bekerja.
2. Kebanyakan manusia tidak bersemangat dan membutuhkan alat
pendorong berupa ongkos untuk membuat mereka mau bekerja. 3.
Kebanyakan manusia lebih suka diperintah apa yang harus dilakukan. 4.
Kebanyakan manusia menolak adanya perubahan. 5.
Kebanyakan manusia mudah tertipu dan tidak cerdas. Dalam teori Y mempunyai enam premis yaitu :
1. Pada umumnya manusia mau belajar, tidak hanya menerima tetapi juga
mencari tanggung jawab. 2.
Mempunyai kemampuan, kreativitas dan daya imajinasi memecahkan masalah.
3. Bekerja adalah kodrat manusia sama halnya bermain atau beristirahat.
4. Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk
mencapai tujuan sekolah. 5.
Keterkaitan pada tujuan sekolah adalah fungsi dari penghargaan yang diterima karena prestasi karyawan dalam pencapaian tujuan itu.
6. Sekolah seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk
mewujudkan potensinya dalam pencapaian tujuan.
16 c.
Teori motivasi dua faktor atau Herzbergs two factors motivation theory menyatakan ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi
bawahan dalam Hasibuan, 2003:142 yaitu: 1.
Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan
dapat menikmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas pekerjaannya itu.
2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang
bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan istirahat, jabatan, hak, gaji, tunjangan, dll.
3. Karyawan kecewa jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka
akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
d. Teori Motivasi Alderfer atau Alderfer’s ERG Theory
Aldefer sepakat dengan teori Maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki. Aldefer menyederhanakan hirarki
tersebut menjadi 3 hirarki saja yaitu Mangkunegara 2000 : 1.
Existence needs E. Kebutuhan ini terdiri dari makan, minum, pakaian, udara, air, gaji, keamanan, dan kondisi kerja. Kebutuhan ini
sama dengan kebutuhan dari Maslow yaitu kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
2. Relatedness needs R. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan sosial dan
interpersonal, termasuk kepuasan dalam berinteraksi di tempat kerja.
17 Kebutuhan ini sama dengan kebutuhan sosial atau kasih sayang dari
Maslow. 3.
Growth needs G. Kebutuhan ini adalah kebutuhan seseorang untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Kebutuhan ini berkaitan
dengan kemampuan dan kecakapan karyawan. Perbedaan teori ERG dengan teori kebutuhan Maslow adalah :
a Teori ERG kurang menekankan pada susunan hirarki. Orang
dapat memuaskan lebih dari satu kebutuhan dalam waktu bersamaan. Kepuasan terhadap suatu kebutuhan merupakan
gambaran peningkatan kepada kebutuhan yang lebih tinggi. b
Jika kepuasan dari suatu kebutuhan yang lebih tinggi tertahan, maka hasrat untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah
meningkat. e. Teori Motivasi McClelland
Menurut McClelland seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang
berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga kebutuhan manusia ini menurut McClelland, yakni kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan untuk berafiliasi dan kebutuhan untuk kekuasaan. Ketiga kebutuhan ini terbukti merupakan unsur-unsur yang amat penting dalam
menentukan prestasi seseorang dalam bekerja. Thoha, 2011:235.
18 Menurut McClelland ada beberapa karakteristik dari orang-orang yang
berprestasi tinggi yaitu : 1
Suka mengambil risiko yang moderat. McClellend melakukan percobaan laboratorium. Beberapa partisipan
diminta olehnya melempar lingkaran-lingkaran kawat pada pasak- pasak yang telah dipasang. Pada umumnya orang-orang tersebut
melempar secara acak kadang-kadang lebih dekat dengan pasak dan kadang-kadang agak jauh. Orang-orang yang mempunyai kebutuhan
untuk berprestasi lebih tinggi cara melemparnya akan jauh berbeda dengan cara kebanyakan orang tersebut. Orang ini akan lebih berhati-
hati mengukur jarak. Dia tidak akan terlalu dekat supaya semua kawat bisa masuk pasak dengan mudah, dan juga tidak terlalu jauh sehingga
kemungkinan meleset itu besar sekali. Orang semacam ini mau berprestasi dengan suatu risiko yang moderat, tidak terlalu besar
risikonya dan pula tidak terlalu rendah. 2
Memerlukan umpan balik yang segera. Seseorang yang mempunyai kebutuhan prestasi tinggi, pada umumnya
lebih menyenangi akan semua informasi mengenai hasil-hasil yang dikerjakannya. Informasi yang merupakan umpan balik yang bisa
memperbaiki prestasinya dikemudian hari sangat dibutuhkan oleh orang tersebut. Informasi itu akan memberikan kepadanya penjelasan
bagaimana ia berusaha mencapai hasil. Sehingga ia tahu
19 kekurangannya yang nantinya bisa diperbaiki untuk meningkatkan
prestasi selanjutnya. 3
Memperhitungkan keberhasilan. Seseorang yang berprestasi tinggi, pada umumnya hanya
memperhitungkan keberhasilan prestasi saja dan tidak memperdulikan penghargaan-penghargaan materi. Ia lebih puas pada nilai intrinsik dari
tugas yang dibebankan kepadanya sehingga menimbulkan prestasi dan sama sekali tidak mengharapkan hadiah-hadiah materi atau
penghargaan lainnya atas prestasinya tersebut. Kalau dalam berprestasi kemudian mendapatkan pujian, penghargaan, dan hadiah-hadiah yang
melimpah, hal tersebut bukanlah karena ia mengharapkan tetapi karena orang lain atau lingkungannya yang akan menghargainya.
4 Menyatu dengan tugas.
Sekali orang yang berprestasi tinggi memilih suatu tujuan untuk dicapai, maka ia cenderung untuk menyatu dengan tugas pekerjaannya
sampai ia benar-benar berhasil secara gemilang. Hal ini berarti bahwa ia bertekat akan mencapai tujuan yang telah dipilihnya dengan
ketekatan hati yang bulat tidak setengah-setengah. Thoha, 2011:236. f. Teori Pengharapan menurut Victor Vroom
Teori harapan dikemukakan oleh Victor Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan
pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal-balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin
20 perusahannya akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai
imbalan atas usaha yang dilakukannya itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya maka ia akan bekerja keras dan
sebaliknya. Hasibuan, 2000:318. Menurut Vroom dalam Winardi, 2004:14 faktor dalam memunculkan
motivasi kerja individu adalah atasan, isi pekerjaan, gaji, dan kesempatan untuk maju. Faktor atasan adalah bagaimana hubungan yang terjalin dengan
atasan yang berlangsung baik dan mengakui otoritas atasan. Isi pekerjaan adalah, bagaimana pekerja mengetahui isi dari uraian pekerjaan yang
dikerjakannya dan mengetahui fungsi bagian kerjanya dalam proses rangkaian kerja keseluruhan, kemudian gaji adalah kesesuaian antara upah
yang diterima dengan pekerjaan atau tugas yang dikerjakannya. g.
Teori Penguatan Skinner Mengatakan bahwa teori penguatan berhubungan dengan teori belajar
operant conditioning dari skinner. Teori ini mempunyai dua aturan pokok yaitu :
1. Aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban-jawaban
yang benar. 2.
Aturan pokok lainnya yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Munandar, 2001:15.
Dalam teori penguatan, apabila jawaban yang diinginkan belum dimiliki oleh individu, maka jawaban tersebut perlu dibentuk pembentukan
21 berlangsung apabila jawaban-jawaban yang mendekati jawaban-jawaban
yang benar pada awalnya dikuatkan. Secara bertahap pengukuran positif hanya diberikan apabila perilaku yang mendekati jawaban yang benar
semakin dekat, sehingga akhirnya jawaban khusus yang diinginkan saja yang dikuatkan.
Berdasarkan teori-teori yang diungkapkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud motivasi kerja pada penelitian ini adalah suatu
keadaan dari dalam maupun dari luar individu yang mempengaruhi dorongan dan mengarahkan untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan dari
beberapa teori tentang motivasi di atas. 1.5.6 Prinsip-prinsip Motivasi
Menurut Moekijat 2002:78 mengatakan bahwa untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu dalam organisasi atau perusahaan, maka
seseorang pimpinan dalam memotivasi bawahan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Motif masing-masing untuk bekerja berlainan, dan mereka mengharap
diberlakukannya sebagai individu-individu. b.
Kebiasaan dan emosi sangat penting untuk memahami kelakuan orang- orang akan ratio kurang begitu penting.
c. Setiap orang ingin mendapatkan penghargaan untuk pekerjaan mereka .
22 d.
Perasaan menjadi anggota suatu kelompok yang akseptebel dan perasaan bahwadirinya penting merupakan tenaga penggerak yang kuat bagi
kebanyakan orang. e.
Perasaan takut merupakan tenaga penggerak yang kuat, akan tetapi efeknya negatif dan lama kelamaan hal tersebut berkurang.
f. Para karyawan ingin melakukan sesuatu yang membuat mereka bangga
terhadap apa yang mereka lakukan. g.
Para karyawan menginginkan pemimpin yang dapat dipercaya dan dapat dihormati.
h. Para karyawan ingin menggunakan kemampuan yang maksimal, dan ingin
mendapatkan kepuasan dari kemampuan tersebut. i.
Dengan memberikan kekurangan atau saran-saran kepada karyawan mengenai persoalan yang ada hubungannya dengan mereka.
j. Seseorang dipengaruhi oleh kelompok dimana ia merupakan anggota dan
sebaliknya ia mempengaruhi kelakuan kelompok tersebut. k.
Kritik atau perbandingan pekerjaan seseorang pekerja dengan hasil pekerjaan orang lain yang dilakukan dimuka umum.
l. Bila sewaktu-waktu para karyawan salah dalam melakukan pekerjaan
mereka ingin ksalahannya tersebut diberitahukan secara cepat. m.
Tindakan-tindakan untuk mengkoreksi yang dinanti oleh karyawan.
23 1.5.7 Langkah-langkah dalam memotivasi
Hal yang perlu diperhatikan pimpinan untuk memotivasi bawahan para pemimpin harus dapat mengamati, memahami, mencari, memperhitungkan,
mengawasi dan mengarahkan perilaku bawahan sesuai tujuan organisasi. Untuk itu Wahyusumidjo 2004:37 mengatakan bahwa seorang pimpinan dalam
memotivasi bawahan harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Pimpinan harus berorientasi kepada acuan orang sebagai motivasi untuk bawahan memungkinkan bawahan berprilaku dan berbuat sesuai dengan
tingkat yang diharapkan. b.
Setiap pekerjaan mempunyai segi teknis, ekonomis, sosial dan psikologis. Hal ini harus memperhatikan pimpinan karena masing-masing
mempunyai segi daya dorong yang berbeda dalam motivasi. c.
Setiap pimpinan harus memberikan keteladanan sebanyak mungkin karena bawahan akan memperoleh motivasi contoh yang konkrit
d. Pimpinan harus dapat mempergunakan keahliannya dalam berbagai
bidang dan bersikap realistis. Dengan adanya langkah-langkah tersebut maka seorang pimpinan dapat
memotivasi bawahannya kearah yang lebih baik lagi. 1.5.8 Pengertian Prestasi Kerja
Sebagaimana telah diketahui bahwa setiap organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan semangat kerja para pegawainya dengan berbagai cara.
24 Hal ini berkaitan erat hubungannya dengan prestasi kerja karena dengan adanya
semangat kerja cenderung meningkatkan prestasi kerja para pegawainya. Setiap organisasi atau perusahaan dan pemerintahan mengharapkan agar pegawainya
memiliki prestasi kerja yang tinggi, organisasi, perusahaan dan pemerintahan memanfaatkan tercapainya tujuan organisasi. Prestasi kerja adalah hasil kerja
seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standard, targetsasaran atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan disepakati bersama. Hasibuan 2005:55 menyatakan bahwa prestasi kerja merupakan suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan serta waktu. Handoko 2007:213 bahwa prestasi kerja merupakan hasil yang diperoleh
dari seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang ditugaskan kepadanya secara tepat waktu dan tepat guna.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja karyawan merupakan hasil yang dicapai karyawan dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan yang diberikan kepadanya baik secara kuantitas maupun kualitas melalui prosedur yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai serta dengan
terpenuhinya standar pelaksanaan.
25 Untuk mencapai prestasi kerja yang baik, unsure yang paling dominan
adalah sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas
dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia. Untuk itu perlu diketahui bagaimana cara penilaian
prestasi kerja pegawai merupakan bagian yang terpenting dari seluruh proses kekaryaan pegawai yang bersangkutan.
Pada umumnya prestasi kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh kecakapan,keterampilan, pengalaman dan kesungguhan pegawai negeri sipil yang
bersangkutan. Prestasi kerja tersebut pada dasarnya merupakan:
a. Kecakapan dibidang tugas
b. Keterampilan melaksanakan tugas
c. Bersungguh-sungguh melaksanakan tugas
d. Pengalaman dibidang tugas
e. Kesegaran kesehatan jasmani dan rohani
f. Melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna
g. Hasil kerja melebihi yang ditentukan
Dapat dikatakan bahwa karyawan atau pegawai yang berprestasi nantinya akan dipromosikan ketingkat jabatan yang lebih tinggi berdasarkan atas prestasi
kerja yang diperoleh selain berdasarkan atas disiplin kerja, pengalaman, pengabdian, dan syarat-syarat lain yang telah ditentukan.
26 Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
pokok-pokok kepegawaian yang menyatakan bahwa pengangkatan dalam jabatan didasarkan atas prestasi kerja, disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian, pengalaman,
dapat dipercaya, serta syarat-syarat objektif lainnya. Prestasi kerja yang dicapai karyawan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam menjamin kelangsungan hidup organisasi. Dalam mencapai prestasi kerja yang tinggi beberapa faktor yang mempengaruhi menjadi pemicu apakah
prestasi kerja karyawan tinggi atau rendah. Faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi kerja yang baik menurut
Mangkunegara 2006:6 menyatakan faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi kerja yang baik adalah:
1. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri
karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. 2.
Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan ability karyawan terdiri dari
kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya, karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata 110-120 dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
27 mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan
perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Untuk mengukur perilaku itu sendiri atau sejauh mana individu
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi atau institusi, yaitu prestasi kerja pada umumnya dikaitkan dengan pencapaian hasil dari standar kerja
yang telah ditetapkan. Menurut Sutrisno 2009:152 pengukuran prestasi kerja diarahkan pada
enam aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi perusahaan yang bersangkutan.
Bidang prestasi kunci tersebut adalah: a.
Hasil kerja. Tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana pengawasan dilakukan.
b. Pengetahuan pekerjaan. Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas
pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja.
c. Inisiatif. Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya
dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul. d.
Kecekatan mental. Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang
ada. e.
Sikap. Tingkat semangatkerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan.
28 f.
Disiplin waktu dan absensi. Tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembahasan masalah keberhasilan kerja dan prestasi kerja haruslah dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu: 1.
Harus dilihat aspek-aspek yang menyangkut kriteria pengukuran keberhasilan kerja yang merupakan sasaran akhir dari pelaksanaan suatu
pekerjaan. 2.
Perilaku dari individu itu sendiri dalam usahanya untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan . perilaku itu
sendiri dipengaruhi oleh dua variabel utama yang individual dan situasional.
1.5.9 Teknik Penilaian Prestasi Asnawi 2002:164 mengemukakan bahwa didalam proses penilaian
prestasi kerja, terdapat berbagai macam teknik penilaian yang dapat digunakan, yaitu:
1. Objektif, merupakan penilaian yang dilakukan berdasarkan pada data
secara otentik perilaku kerja, kepribadian. 2.
Subjektif judgment atau pihak penilai. Subjek penilai dapat merupakan atasan langsung, nasabah, rekan kerja, bawahan, diri sendiri, ataupun jenis
penilai.
29
1.6 Pendekatan Masalah