Kebutuhan Panas Unit Pengolahan Air

BAB VI UTILITAS

Utilitas dalam suatu pabrik adalah sarana penunjang utama di dalam kelancaran proses produksi. Agar proses produksi tersebut dapat terus berkesinambungan, haruslah didukung oleh sarana dan prasarana utilitas yang baik. Sarana utilitas yang terdapat pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Sabun Cair ini adalah : 1. Kebutuhan air pemanas 2. Kebutuhan air 3. Kebutuhan bahan kimia 4. Kebutuhan bahan bakar 5. Kebutuhan listrik

6.1 Kebutuhan Panas

Dari perhitungan neraca panas diketahui kebutuhan air pemanas adalah: • Tangki minyak kelapa = 51,9516 kgjam • Tangki reaktor = 296,9017 kgjam + Total = 348,8533 kgjam Tambahan untuk faktor keamanan diambil 30 maka: Total air panas yang harus dihasilkan = 1,3 x 348,8533 = 453,5092 kgjam

6.2 Kebutuhan Air

Kebutuhan air dalam suatu pabrik meliputi kebutuhan air dalam suatu pabrik meliputi air pemanas tangki, air domestik, dan air tambahan untuk keperluan lain- lain. Kebutuhan air pada pabrik pembuatan sabun cair ini adalah sebagai berikut:

6.2.1 Air umpan heater

Diperkirakan 80 air panas sisa dapat digunakan kembali maka: - Kondensat yang digunakan kembali = 80 x 453,5092 = 362,8073 kgjam Universitas Sumatera Utara - Kebutuhan air tambahan untuk heater = 20 x 453,5092 = 90,7018 kgjam

6.2.2 Air domestik

Kebutuhan air domestik meliputi kebutuhan air rumah tangga, kantin, dan lain sebagainya. Kebutuhan air untuk masyarakat industri diperkirakan 12 ljam tiap orang. Jumlah karyawan 33 orang dan ρ air = 1000 kgm 3

6.2.3 Air tambahan

= 1 kgl, maka total air kebutuhan domestik adalah: = 33 x 12 ljam = 384 ljam x 1 kgl = 384 kgjam Kebutuhan air tambahan untuk keperluan lain-lain laboratorium, pencucian peralatan, dan lain sebagainya diperkirakan 5 dari total kebutuhan air. = 5 90,7018 + 384 + 453,5092 = 46,4105 kgjam Jadi kebutuhan total air tambahan adalah: = 90,7018 + 384 + 453,5092 + 46,4105 = 974,6215 kgjam

6.3 Unit Pengolahan Air

Sumber air pada pabrik ini berasal dari air sumur bor. Kualitas air sumur bor kawasan Besitang dapat dilihat pada Tabel 7.1 Tabel.6.1 Mutu Air Sumur Bor Besitang No Parameter Kadar mgl 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. pH Besi Fe 2 O 3 Kalsium CaO Magnesium MgO Sulfat SO 4 Klorida Cl Kandungan organik Alumina Al 2 O 3 5 2,56 2,34 2,1 0,35 2,32 2,25 0,004 1,5 Zat organik Sumber : Laporan air minum Kabupaten Langkat, Sumut, 2002 Universitas Sumatera Utara Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka dibangun fasilitas penampungan air water intake yang juga merupakan pengolahan awal air sumur bor. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran-kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya dilakukan pengolahan agar dapat digunakan untuk keperluan pabrik yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Pengendapan Pada bak penampungan partikel-partikel padat yang berdiameter besar akan mengendap secara gravitasi. Ukuran partikel yang mengendap ini berkisar antara 10 mikron hingga 10 milimeter. 2. Filtrasi Filtrasi dilakukan untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Penyaring pasir sand filter yang digunakan terdiri dari 3 lapisan, yaitu : - Lapisan I : terdiri dari pasir hijau setinggi 24 in = 60 cm - Lapisan II : terdiri dari antrakit setinggi 12,5 in = 31,25 cm - Lapisan III : terdiri dari batu grafel setinggi 7 in = 17,5 cm Pada bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan. Selama pemakaian, daya saring penyaring sand filter akan menurun sehingga diperlukan regenerasi secara berkala dengan pencucian balik back wash . Dari penyaring sand filter ini, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai pemakaian. 3. Pengolahan air domestik Kebutuhan air domestik = 384 kgjam Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 30 Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air Nalco, 1988 Kebutuhan kaporit = 2 x 384 0,3 x 1.000.000 = 0,00256 kgjam Universitas Sumatera Utara

6.4 Kebutuhan Bahan Kimia