2.4 Proses – proses pembuatan sabun
Berdasarkan bahan baku yang digunakan untuk membuat sabun cair maka sampai saat ini telah dikenal tiga macam proses pembuatan sabun cair, yaitu proses
saponifikasi trigliserida, netralisasi asam lemak dan proses saponifikasi metil ester asam lemak.
Perbedaan antara ketiga proses ini terutama disebabkan oleh senyawa impurities hasil samping yang ikut dihasilkan pada reaksi pembentukan sabun cair ,
proses pemurnian sabun, senyawa impurities ini harus dihilangkan untuk memperoleh sabun yang sesuai dengan standar mutu yang diinginkan tentu saja unit
operasi yang terlibat dalam pemurnian ini berbeda tiap proses yang dipakai disebabkan berbedanya sifat masing – masing proses.
2.4.1 Proses Saponifikasi Trigliserida
Proses ini merupakan yang paling tua diantara proses – proses yang ada, karena bahan baku untuk proses ini sangat mudah diperoleh. Dahulu digunakan
lemak hewan dan sekarang telah digunakan pula minyak nabati. Pada saat ini, telah digunakan proses saponifikasi trigliserida sistem kontinu sebagai ganti proses
saponifikasi trigliserida sistem batch. Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah :
RCO – OCH
2
CH
2
RCO – OCH +
3 KOH 3RCOOK +
CH - OH - OH
RCO – OCH
2
CH
2
Trigliserida Alkali
Sabun Gliserol
– OH
Universitas Sumatera Utara
Tahap pertama dari proses saponifikasi trigliserida ini adalah dipanaskan minyak kelapa trigliserida dengan suhu 60
C dengan tekanan 1 atm. Kemudian mereaksikan minyak kelapa trigliserida dengan basa alkali KOH didalam reaktor
berpengaduk untuk membentuk sabun cair dan gliserol, dengan suhu 70
O
C dengan tekanan 1 atm. Lebih dari 99,5 lemak minyak berhasil disaponifikasi pada proses
ini. Hasil reaksi kemudian dimasukkan kedalam sebuah separatordecanter gravitasi yang bekerja dengan prinsip perbedaan densitas untuk memisahkan sabun cair
dengan gliserol. Pada unit ini akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan sabun pada bagian atas dan lapisan iye pada bagian bawah. Lye terdiri dari gliserin, sisa alkali,
dan air yang secara keseluruhan membentuk lapisan yang lebih berat dari sabun sehingga berada pada lapisan bagian bawah di dalam pemisah statis. Dari unit ini
kemudian sabun cair dipompakan ke unit tangki pencampuran untuk pemanambahan EDTA, gliserin, dan pewangi. Kemudian sabun cair dipompa ke tangki produk akhir.
2.4.2 Proses Netralisasi Asam Lemak
Proses ini menggunakan RBDPs Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
sebagai bahan baku disamping basa alkali. Pada prosese ini tidak dihasilkan gliserol tetapi dihasilkan air sebagai produk samping. Reaksi yang terjadi adalah
reaksi antara asam lemah dengan basa kuat. Suhu reaksi pada proses ini berkisar antara 80 – 95
O
C Othmer, 1976 dan tekanan operasi 1 atm. Kalium klorida juga ditambahkan dalam reaksi dan berguna
untuk mengurangi viskositas hasil reaksi sehingga memudahkan transportasi hasil reaksi melalui pompa. Reaksi netralisasi berlangsung dalam reaktor sirkulasi yang
terdiri dari turbodisper dan mixer. Turbodisper berfungsi untuk menghomogenkan
Universitas Sumatera Utara
campuran reaktan sedangkan mixer berfungsi untuk memberikan waktu tinggal yang cukup bagi reaksi rekatan untuk bereaksi tuntas. Kecepatan putaran pengadukan
dalam turbodisperser berkisar antara 40 – 50 rps dan dalam mixer berkisar 15 – 20 rps Spitz, 1995. Konversi reaksi asam lemak yang diperoleh dengan cara ini dapat
mencapai lebih dari 99,9 Othmer, 1976. Setelah reaksi terjadi maka sabun cair yang terbentuk dapat langsung diberi
zat tambahan, seperti EDTA, gliserin, dan parfum, sama seperti proses saponifikasi trigliserida
. Proses netralisas ini pertama kali dikembangkan oleh Mazzoni. Proses ini
telah dikembangkan dengan menggunakan K
2
CO
3
bersama – sama dengan KOH dan prosesnya disebut dengan nama Mazzoni CC. Sedangkan proses yang hanya
menggunakan KOH dikenal dengan nama Mazzoni LB.
2.4.3 Proses Saponifikasi Metil Ester Asam Lemak