Pada Pra rancangan pabrik pembuatan sabun cair ini bahan yang digunakan adalah minyak kelapa dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan jenuh
akan menghasilkan sabun cair. Untuk memperoleh sabun yang berfungsi khusus, perlu ditambahkan zat
aditif, antara lain : gliserol atau penghalus skin aditif, antioksidan, pewarna, aroma, dan pengkelat.
2.3 Fungsi dan Sifat – sifat Bahan Baku
Bahan baku yang dipakai untuk proses pembuatan sabun mandi cair dalam pra rancangan ini meliputi bahan baku utama dan bahan tambahan. Termasuk bahan
baku utama yaitu Minyak kelapa dan kalium hidroksida KOH, sedangkan yang termasuk bahan baku tambahan pelengkap yaitu Etilen diamin tetra asetat EDTA,
gliserin, dan parfum.
2.3.1 Bahan Baku Utama
1. Minyak Kelapa Minyak kelapa diperoleh dari buah tanaman kelapa atau Cocos nucifera L.,
yaitu pada bagian inti buah kelapa kernel atau endosperm. Tanaman kelapa ini memiliki :
Famili : Palmae Genus : Cocos
Inti buah tanaman kelapa ini memiliki kandungan minyak kelapa sebanyak 34,7 dengan kelembaban 6-8 . Kandungan asam lemak minyak kelapa yang
paling banyak adalah asam laurat C12:0 asam lemak jenuh saturated fatty acid.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Buah Kelapa
Pada pembuatan minyak kelapa yang menjadi bahan baku utamanya adalah daging kelapa. Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke
dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya
yang dinyatakan dengan bilangan iod iodine value, maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak tersebut
berkisar antara 7,5 – 10,5.hhtpwww.ristek.co.id Minyak kelapa yang belum dimurnikan mengandung sejumlah kecil komponen
bukan minyak, misalnya fosfatida, gum sterol 0,06 –0,08, tokoferol 0,003 dan asam lemak bebas kurang dari 5, sterol yang terdapat di dalam minyak nabati
disebut phitosterol dan mempunyai dua isomer, yaitu beta sitoterol C
29
H
50
O dan stigmasterol C
29
H
48
O. Stirol bersifat tidak berwarna, tidak berbau, stabil dan berfungsi sebagai stabiliuzer dalam minyak. Tokoferol mempunyai tiga isomer, yaitu
α-tokoferol titik cair 158
o
-160
o
C, β-tokoferol titik cair 138
o
-140
o
C dan γ- tokoferol. Persenyawaan tokoferol bersifat tidak dapat disabunkan, dan berfungsi
sebagai anti oksidan.
Universitas Sumatera Utara
Warna coklat pada minyak yang mengandung protein dan karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini
merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil berasal dari pemecahan peroksida dengan asam amino dari protein, dan terjadi terutama pada suhu tinggi. Warna pada
minyak kelapa disebabkan oleh zat warna dan kotoran – kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang
merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi. Pada pengolahan minyak menggunakan uap panas maka warna kuning yang disebabkan
oleh karoten akan mengalami degradasi.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Asam lemak
Rumus kimia Jumlah
Air H
2
0,5 O
Asam lemak jenuh
Asam kaproat C
6
H
12
Tidak ada COOH
Asam kaprilat C
8
H
16
8 – 9 COOH
Asam kaprat C
10
H
20
5 – 8 COOH
Asam laurat C
12
H
24
45 – 52 COOH
Asam miristat C
14
H
28
17 – 18 COOH
Asaam palmitat C
16
H
32
8 – 10 COOH
Asam stearat C
18
H
36
1 – 3 COOH
Asam lemak tidak jenuh
Asam palmitoleat C
16
H
32
0 – 1 COOH
Asam oleat C
18
H
34
5 – 8 COOH
Asam linoleat C
18
H
32
1 – 2 COOH
Standart Iso International,1977
Universitas Sumatera Utara
A. Sifat Fisika 1. Berat molekul
: 0,920 gr mol 2. Titik beku
: 19
O
3. Titik didih : 291
C
O
4. Spesifik graviti : 0,920
C
5. Bilangan Penyabunan : 260 6. Kelembapan Maksimal : 0,5
7. Bilangan Iod : 11,00
8. Berwarna bening Setiaji dan Prayugo, 2006
B. Sifat Kimia Ketaren. 1986 1. Tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dingin, sangat larut dalam
alkohol panas, eter. 2. Hidrolisis
Dalam proses hidrolisis, minyaklemak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas.
Proses hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan pada minyaklemak karena terdapatnya sejumlah air pada minyaklemak tersebut. Proses ini dapat
menyebabkan terjadinya Hydrolitic Rancidity yang menghasilkan aroma dan rasa tengik pada minyaklemak.
Universitas Sumatera Utara
Reaksi: O
CH
2
– O – C – R CH
2
O O OH
CH O
– O – C – R + 3H – OH CHO + 3RCOOH
CH
2
– O – C – R CH
2
Trigliserida Air
Gliserol Asam lemak bebas
OH
3. Oksidasi Reaksi ini menyebabkan ketengikan pada minyaklemak. terdapatnya
sejumlah O
2
Reaksi: serta logam-logam seperti tembaga Cu, seng Zn serta logam
lainnya yang bersifat sebagai katalisator oksidasi dari minyaklemak. Proses oksidasi
ini akan bersifat sebagai katalisator pembentukan aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas yang akan menimbulkan bau yang tidak
disenangi. Proses ini juga menyebabkan terbentuknya peroksida. Untuk mengetahui tingkat ketengikan minyaklemak dapat ditentukan dengan
menentukan jumlah peroksida yang terbentuk pada minyaklemak tersebut.
H H R – CH
2 n
–C = C – H + O
2
R – CH
2 n
H H O O Peroksida
– C – C – H
asam lemak R – CH
2 n
– C = O + CH H O
2
Aldehid Keton
Universitas Sumatera Utara
4. Hidrogenasi Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen
murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi
selesai, minyak didinginkan dan katalis dipisahkan dengan cara penyaringan.
5. Esterifikasi Reaksi esterifikasi bertujuan untuk merubah asam-asam lemak dari
trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interestifikasi atau pertukaran ester yang didasarkan atas prinsip transesterifikasi friedel-craft. Dengan menggunakan
prinsip ini, hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak seperti asam butirat dan asam kaproat yang menyebabkan bau tidak enak, dapat ditukar dengan
rantai panjang yang bersifat tidak menguap.
2. Kalium Hidroksida KOH Kalium Hidroksida KOH berupa kristal padat berwarna putih. Dalam
perdagangan KOH disediakan dalam 2 bentuk, yaitu teknis dan p.a pro analyst, KOH p.a biasanya lebih mahal karena kadar kemurniannya lebih tinggi. Penambahan
KOH dalam pembuatan sabun harus tepat, karena apabila terlalu banyak dapat memberikan pengaruh negatif, yaitu iritasi kulit. Sedangkan bila terlalu sedikit maka
sabun yang dihasilkan akan mengandung asam lemak bebas tinggi yang mengganggu
Universitas Sumatera Utara
proses emulsi sabun dan kotoran. Sifat kimia dan fisika Kalium hidroksida adalah sebagai berikut :
A. Sifat Kimia 1. Termasuk dalam golongan basa kuat, sangat larut dalam air
2. Bereaksi dengan CO
2
di udara membentuk K
2
CO
3
3. Bereaksi dengan asam membentuk garam dan air
4. Bereaksi dengan Al
2
O
3
membentuk AlO
2 -
5. Bereaksi dengan halida X menghassilkan KOX dan asam halida yang larut dalam air
6. Bereaksi dengan trigliserida membentuk sabun dan gliserol 7. Berekasi dengan ester membentuk garam dan senyawa alkohol
Kirk Othmer, 1976 B. Sifat fisika :
1. Berat molekul, grmol : 56.10564
2. Titik lebur pada 1 atm,
o
3. Titik didih pada 1 atm, C
: 360
o
4. Densitas, grcm C
: 1320
3
5. ∆H
: 2,044
f o
6. Kapasitas panas 0 kristal. KJmol
: -114,96
O
7. Kelarutan di dalam air 25 °C : 1100 gL
C, JK.mol : 0,75
Perry, 1997
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Bahan Baku Tambahan