Identifikasi masalah Tujuan penelitian Kegunaan penelitian Tinjauan Pustaka

5 maka dijemur selama kurang lebih satu minggu, tetapi apabila matahari terik maka proses penjemuran bisa dilakukan sekitar tiga atau empat hari. Dari hasil pra survei diketahui bahwa penjualan kulit manis dilakukan di pasar kecamatan, petani membawa langsung ke pasar. Harga jual kulit manis saat ini adalah sebesar Rp.4000 per kilogram. Jika dilihat dari hasil yang diperoleh petani dengan harga jualnya, sebenarnya tidak sesuai dengan produksi yang diperoleh karena tanaman kulit manis dapat dipanen sekitar 8 tahun masa tanam baru setelah itu dipanen. Tanaman kulit manis merupakan tanaman sampingan oleh petani, karena membutuhkan waktu yang sangat lama.

1.2 Identifikasi masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas maka dirasakan perlu melakukan penelitian dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1. Bagaimana sistem usaha tani kulit manis didaerah penelitian. 2. Berapa besar pandapatan petani usaha tani kulit manis di daerah penelitian. 3. Apakah usaha tani kulit manis layak secara ekonomi diusahakan didaerah penelitian. 4. Apa masalah yang dihadapi petani dalam mengusahakan usaha tani kulit manis di daerah penelitian. 5. Apa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi petani dalam mengusahakan usaha tani kulit manis didaerah penelitian. Universitas Sumatera Utara 6

1.2 Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian bertujuan untuk: 1. Mengetahui sistem usaha tani kulit manis di daerah penelitian. 2. Mengetahui besar pandapatan petani kulit manis didaerah penelitian. 3. Mengetahui usaha tani kulit manis layak secara ekonomi diusahakan didaerah penelitian. 4. Mengetahui masalah yang dihadapi petani dalam mengusahakan usaha tani kulit manis di daerah penelitian. 5. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi petani dalam mengusahakan usaha tani kulit manis di daerah penelitian

1.3 Kegunaan penelitian

1. Sebagai informasi bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan untuk menjadi seorang sarjana. 2. Sebagai bahan informasi pemerintah dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang ditujukan bagi petani kulit manis sebagai penyumbang terhadap pendapatan keluarga. 3. Sebagai bahan referensi dan bahan pembelajaran bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Universitas Sumatera Utara 7 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Kulit manis merupakan Spesies dari genus cinnamomum. Genus ini merupakan anggota dari famili lauraceane yang meliputi tumbuhan berkayu dengan bentuk daun tunggal, ordo polycarpiae, anak kelas Dialypetalae, dan kelas Dicotyledoneae Rismunandar. F, 2001. Taksonomi dari kulit manis Cinnamum burmannii yaitu: Kindom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Order : Laurales Family : Lauraceae Genus : Cinnamomum Spesies : Cinnamomum burmannii Ekologi dan penyebaran yang asli tumbuh secara liar di hutan Malaysia, Cina dan Indonesia pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut dengan suhu 18 derajat sampai 23 derajat celcius. Tanaman dapat tumbuh pada ketinggian 0 sampai 2000 m di atas permukaan laut, tetapi yang terbaik dan banyak diusahakan dengan produksi yang memuaskan ,adalah pada ketinggian 500 m sampai 1500 m di atas permukaan laut. Tanah yang paling cocok adalah tanah yang subur , gembur, agak berpasir dan kaya akan bahan organik. Pada tanah yang liat keadaannya kurang baik. Pada tanah yang berpasir akan memberikan hasil kulit Universitas Sumatera Utara 8 yang paling harum. Di dataran rendah tumbuhnya lebih cepat dari pada di dataran tinggi, tetapi di dataran yang rendah kulit yang dihasilkan kurang tebal ,dan rasanya juga agak kurang baik. Di tempat tinggi pertumbuhannya lambat, tetapi kulitnya lebih tebal, dan berkualitas lebih baik. Tanaman kayu manis menghendaki banyak hujan, merata sepanjang tahun dan lembab. Curah hujan yang dikehendaki adalah 2000 mm sampai 2500 mm tiap tahun tanpa ada bulan- bulan yang kering http;toiusd.multiply.comjournalitem155cinnamomum burmannii. Gambar 1. Pohon kulit manis Gambar 2. Daun dan bunga kulit manis Universitas Sumatera Utara 9 Gambar 3. Kulit Manis Tanaman kulit manis berupa pohon, tumbuh tegak, tanaman tinggi dapat mencapai 15 m. Batang berkayu, bercabang, warna hijau kecokelatan, daun tunggal, berbentuk lanset,ujung dan pangkal meruncing, tepi rata, saat masih muda berwarna merah tua atau hijau ungu, daun tua berwarna hijau, bunga majemuk malai, muncul dari ketiak daun, berambut halus, mahkota berwarna kuning. Buah buni, warna hijau waktu muda dan hitam setelah tua. Biji kecil- kecil, bentuk bulat telur. Kulit batang mengandung dammar, lender, dan minyak asiri yang mudah larut Syukur. C dan Hernani, 2001. Bibit kulit manis bisa berasal dari semaian biji maupun sirung tunas yang berasal dari tunggul bekas potongan. Buah biji kulit manis berukuran sedikit lebih kecil dibanding melinjo. Warna kulit buahnya hijau dan akan berubah menjadi hitam keunguan setelah masak. Biasanya buah kulit manis masak sangat disukai oleh burung. Hingga pengumpulannya sering mengalami kesulitan. Untuk menanggulanginya, buah kulit manis yang telah tua, ditandai dengan beberapa buah telah masak, langsung bisa dipanen untuk benih. Sebelum disemai, buah kulit manis memerlukan fermentasi untuk menghancurkan lapisan kulit dan daging buahnya. Fermentasi ini bisa dilakukan dengan pemeraman selama satu minggu sampai kulit buahnya benar-benar hancur. Setelah itu buah dicuci untuk Universitas Sumatera Utara 10 menghilangkan lapisan lendirnya. Biji-biji ini bisa dikering anginkan sebelum disemai. Bibit sirung berasal dari tunas yang tumbuh pada tunggul bekas potongan batang saat kulit manis dipanen. Biasanya pemanenan kulit manis dilakukan dengan cara pemotongan batang setinggi 5 cm sampai dengan10 cm dari atas permukaan tanah. Selang sebulan kemudian tunas-tunas akan bertumbuhan. Pada saat itulah tunggul tersebut ditimbun dengan tanah yang kaya akan humus. Selanjutnya tunas-tunas tersebut dibiarkan tetap tumbuh sampai sekitar dua tahun. Setelah itu dilakukan pemisalah sirung dari batang induknya. Bisanya disisakan satu tunas untuk tetap menjadi individu baru pada tunggul bekas potongan tersebut http:foragri.blogsome.commembangun-industri-kompos- komersial Dalam pembudidayaan kulit manis, ada dua sistem tanam yang dapat dilakukan, yaitu sistem monokultur dan sistem tumpang sari. Pada penanaman kayu manis dengan sistem monokultur, jarak tanam yang digunakan petani biasanya rapat, dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m. Namun dengan menerapkan sistem tanam monokultur ini maka petani harus melakukan penjarangan, yaitu pada umur 6 tahun dan 10 tahun. Pada sistem tanam tumpang sari ini lahan pertanaman juga ditanami dengan jenis tanaman lain sambil menunggu tanaman pokoknya menghasilkan. Jenis tanaman yang umumnya digunakan antara lain palawija, sayur, buah, kopi, dan cengkih. Untuk penanaman sistem tumpang sari, jarak tanamannya harus lebih lebar. Jarak tanam yang dapat digunakan adalah 2 m x 2 m; 2,5 m x 2,5 m; 3 m x 3 m; 4 m x 4 m; dan 5 m x 5 m. Penggunaan jarak tanam ini tergantung pada jenis tanaman lain yang akan ditanam Rismunandar dan Farry.B, 2001. Universitas Sumatera Utara 11 Persiapan awal penanaman adalah menyiapkan bibit, oleh karena bibit dapat berasal dari biji, tunas carang, dan stek maka penyiangan bibitnya berbeda. 1. Bibit Asal Biji. Biji yang akan ditanam sebaiknya sudah berumur 8-12 bulan di pesemaian. Bibit demikian biasanya sudah mencapai tinggi 60-80 cm. Oleh karena bibit asal biji dapat disemai di bedengan maupun di polibag maka perlakuannya berbeda. 2. Bibit Asal Tunas Tunas yang sudah ditebang dapat ditanam dikebun setelah ditumbuhi akar. Biasanya yang tumbuh dari batang pokok sekitar 12 tunas. Namun, tidak semuanya dapat dijadikan bibit. Hanya tunas yang memiliki akar saja dapat dijadikan bibit. Agar diperoleh tunas yang baik, periksalah pertumbuhan akarnya. Selain harus memiliki akar, tunas ini pun tingginya harus sudah mencapai 50-60 cm. 3. Bibit Asal Stek Kriteria bibit yang baik umumnya sama yaitu tidak cacat fisik atau luka, sehat, dan memiliki pertumbuhan bibit yang baik. Bibit yang sudah terserang hama atau penyakit biasanya pertumbuhannya lambat. Selain kriteria tersebut, bibit harus sudah memiliki tinggi 50-60 cm. Untuk mendapat kualitas kulit manis yang baik ditinjau dari bentuk stick, umur panen yang ideal adalah 6-12 tahun. Hal ini disebabkan kulit tananaman belum begitu tebal sehingga dapat menggulung dengan baik. Hanya saja tanaman umur 6-12 tahun masih rendah kandungan minyaknya. Kandungan minyak yang Universitas Sumatera Utara 12 tinggi diperoleh dari tanaman berumur lebih dari 15 tahun. Saat panen terbaik ditandai oleh warna daun yang sudah menjadi hijau tua. Tanaman yang sudah berdaun demikian biasanya sudah cukup banyak aliran getah diantara kayu kulit sehingga kulit mudah terkelupas. Selain dengan memperhatikan warna daun, tanda-tanda pada tanaman sebagai petunjuk bahwa kulit sudah terkelupas adalah mulai tumbuhnya pucuk baru Rismunandar dan Farry.B, 2001. Ada empat sistem panen yang dapat dilakukan, yaitu sistem tebang sekaligus, sistem situmbuk, sistem batang dipukuli sebelum ditebang, dan sistem vietnam. a. Sistem tebang sekaligus Sistem ini sangat umum dilakukan petani kulit manis. Caranya dengan memotong langsung tanaman sehingga dekat tanah, setelah itu dikuliti. b. Sistem situmbuk Disebut sistem situmbuk karena cara panen ini dilakukan oleh petani di daerah Situmbuk, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pada sistem ini, biasanya sekitar dua bulan sebelum penebangan, kulit batang tanaman dikupas melingkar mulai pada ketinggian 5 cm dari pangkal batang hingga 80 sampai 100 cm. Selanjutnya tanaman ditebang pada ketinggian 5 cm dari pangkal batang. Ini adalah untuk menumbuhkan tunas baru yang dapat dijadikan bibit. c. Sistem batang dipukuli sebelum ditebang Sistem ini dikembanngkan oleh petani di daerah Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Caranya dengan memukuli kulit batang secara melingkar. Dengan cara ini diharapkan kulit yang akan diperoleh Universitas Sumatera Utara 13 lebih tebal. Bertambahnya ketebalan kulit karena pada bekas pukulan akan terjadi memar atau keretakan pada kulit. Selanjutnya dari retakan kult tersebut akan tumbuh kalus baru sehingga pada kulit kayu terlihat pembengkakan. Pemukulan batang dilakukan dua bulan sebelum tanaman dikuliti. Benda atau alat yang digunakan sebagai pemukul harusnya benda keras seperti pemukul dari kayu. d. Sistem vietnam Pada sistem ini dilakukan pengupasan kulit membentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm x 30 cm atau 10 cm x 60 cm. Pengupasan kulit ini secara berselang-seling sehingga tampak seperti gambar kotak papan catur. Rismunandar dan Farry.B, 2001. Usaha tani pada skala usaha yang luas umumnya bermodal besar, berteknologi tinggi, manajemennya modern, lebih bersifat komersial, dan sebaliknya usaha tani skala kecil umumnya bermodal pas-pasan, teknologinya tradisional, lebih bersifat untuk kebutuhan komsumsi sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pokok dari pada usaha tani keluarga ialah memproduksi bahan- bahan pokok untuk keperluan hidup sehari-hari. Pertanaman bahan-bahan pokok atau bahan-bahan makanan itu pada dasarnya diolah oleh keluarga petani sendiri. Pengelolan pertanaman bahan-bahan makanan pokok itu dalam asasnya akan disesuaikan dengan derajat atau tingkat kebutuhan keluarga; tingkat kebutuhan itu dalam hakekatnya ditentukan oleh besar dan susunan keluarga . Jika demikian halnya, maka jelas bahwa keluarga petani merupakan dasar atau fundamen dari Universitas Sumatera Utara 14 usaha tani kelurga atau usaha tani swasembada. Dasar ini tidak dapat digoyahkan, sedangkan usaha taninya sendiri merupakan faktor yang variabel Kaslan A Tohir, 1991.

2.2 Landasan Teori