Variabel dan Definisi Operasional Metode Pengukuran

2. Daya tampung ruangan tempat penyuluhan dilakukan kapasitasnya tidak melebihi 50 orang 3. Keterbatasan jumlah sumberdaya pengelola dan pendanaan penelitian.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan siswa yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu menggunakan pernyataan pre-test—post-test untuk kelompok yang diberi perlakuan, dan menggunakan pernyataan pre-test--post-test untuk kelompok kontrol. 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari dokumentasi SD Negeri No. 2 Lhoksukon meliputi keterangan lokasi, jumlah siswa dan data pendukung lainnya.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Variabel dibedakan menjadi 2 dua, yaitu : variabel bebas independent dan variabel terikat dependent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas Notoatmodjo, 2002. 1. Variabel bebas adalah penyuluhan. 2. Variabel terikat adalah perilaku konsumsi pemanis buatan. Universitas Sumatera Utara 3.5.2. Definisi Operasional 1. Penyuluhan adalah suatu proses komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan oleh peneliti ditujukan pada siswa SD Negeri No. 2 Lhoksukon. 2. Perilaku siswa sebelum pre-test merupakan input penelitian berupa perilaku dasar para siswa berhubungan dengan konsumsi jajanan yang mengandung pemanis buatan. 3. Perilaku siswa setelah post-test merupakan output penelitian berupa perilaku para siswa berhubungan dengan konsumsi jajanan yang mengandung pemanis buatan setelah dilakukan intervensi. 4. Kelompok perlakuan adalah anak yang berstatus siswa kelas IV SD Negeri No. 2 Lhoksukon yang diberikan intervensi penyuluhan dengan menggunakan skala nominal diberikan lambang 1. 5. Kelompok kontrol adalah anak yang berstatus siswa kelas IV SD Negeri No. 2 Lhoksukon yang tidak diberikan intervensi penyuluhan dengan menggunakan skala nominal diberikan lambang 0.

3.6. Metode Pengukuran

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa materi penyuluhan kesehatan tentang bahaya pemanis buatan yang disampaikan melalui metode ceramah dengan menggunakan metode komunikasi dua arah, ditunjang penggunaan power point dan pembagian leaflet. Sedangkan kepada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui perilaku siswa SD Negeri No. 2 Lhoksukon terhadap konsumsi pemanis buatan digunakan instrumen berupa pernyataan pre-test -- post- test yang dibuat sendiri oleh peneliti yang berpedoman pada data jenis jajanan berbahaya yang dijual di kantin sekolah SD Negeri No. 2 Lhoksukon dan dilokasi sekitar sekolah, tentang pembelian jajanan yang mengandung pemanis buatan, yang berjumlah 15 item pernyataan dengan tipe jawaban Guttman, yaitu ya Y, dan tidak T Singarimbun, Effendi, 1989. Penentuan jumlah pernyataan ini didasarkan pada efektifitas dan efisiensi penelitian, antara lain : 1. Menghindari rasa bosan responden terhadap banyaknya jumlah pernyataan. 2. Peneliti berasumsi bahwa dengan menggunakan 15 pernyataan telah dapat memenuhi ke-13 jenis jajanan yang dianggap berbahaya yang dijual di kantin sekolah dan 2 jenis jajanan berbahaya yang dijual di lokasi sekitar sekolah. Untuk instrumen perilaku ini, terdapat 9 pernyataan yang jawabannya T diberi skor 1, Y diberi skor 0, yaitu pernyataan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 dan 6 pernyataan yang jawabannya Y diberi skor 1, T diberi skor 0, yaitu pernyataan 10, 11, 12, 13, 14 dan 15, sehingga skor paling tinggi pada pengukuran perilaku ini adalah 15 dan paling rendah 0. 3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.1.1. Uji validitas Validitas berarti sahih, uji validitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Bila nilai r hitung r tabel 0,342 maka pertanyaan dikatakan valid. Universitas Sumatera Utara 3.6.1.2. Uji reliabilitas Reliabilitas berarti keajegan, walaupun berkali-kali dipakai untuk mengukur hasilnya ajeg tetap atau paling tidak terjadi perbedaan yang amat sedikit. Bila nilai r hitung r tabel 0,60 maka pertanyaan dikatakan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 responden di SD Negeri No.1 Lhoksukon dengan karakteristik responden yang sama dengan sampel penelitian. Alasan jumlah 30 responden adalah karena kaidah umum penelitian, jumlah 30 responden adalah batas jumlah antara sedikit dan banyak, dengan pengertian bahwa data diatas 30 kurvanya akan mendekati kurva normal dengan pengertian bahwa kurva normal adalah merupakan suatu fenomena ciri atau sifat alami yang normal Machfoedz, 2009. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan diketahui bahwa semua kuesioner adalah valid, dengan nilai r hitung Corrected Item Total Correlation r tabel 0,342. Begitu juga dengan hasil uji reliabilitas yang dilakukan diketahui bahwa semua kuesioner adalah reliabel, dengan nilai r hitung Alpha if Item Deleted r tabel 0,60. 3.6.2. Mekanisme Pelaksanaan Penelitian 3.6.2.1. Tahap persiapan Mempersiapkan sarana prasarana yang mendukung kegiatan penelitian, seperti izin penelitian, koordinasi dengan pihak SD Negeri No. 2 Lhoksukon, mempersiapkan materi atau media penyuluhan dan petugas yang akan membantu. Universitas Sumatera Utara 3.6.2.2. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan mekanisme sebagai berikut : 1. Hari pertama dilakukan pre-test pada kelompok yang diberikan perlakuan kelas IV A dan pada kelompok kontrol kelas IV B. 2. Hari ke-2 dua dilakukan penyuluhan pada kelompok yang diberikan perlakuan kelas IV A, dengan metode ceramah teknik komunikasi dua arah tentang defenisi pemanis buatan, macam-macam pemanis buatan, bahaya pemanis buatan, jajanan yang berbahaya dan saran untuk memilih makananminuman yang lebih sehat didukung penggunaan ”power point”, dan pembagian leaflet. 3. Hari ke-15 lima belas dilakukan post-test pada seluruh siswa kelas IV A B, dengan pernyataan yang sama pada saat pre-test. Kelang selama 15 hari dimaksudkan untuk menghindari jawaban yang sama dari responden dalam menjawab kuesioner post-test dengan jawaban yang diberikannya pada saat pre- test, karena apabila terlalu dekat jarak waktunya kurang baik, sebab masih ingat betul jawaban saat pre-test, bila terlalu lama kurang bagus karena mungkin sudah terjadi perubahan pada diri responden dalam hal variabel yang hendak diukur. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya diambil jarak antara pre-test dengan post-test kira-kira antara 15-30 hari Machfoedz, 2009. 3.6.2.3. Tahap akhir Setelah data terkumpul baik melalui pre-test maupun post-test, dilakukan editing, coding dan entry. Selanjutnya dilakukan analisa data dengan mempergunakan fasilitas komputer. Universitas Sumatera Utara

3.7. Metode Analisis Data