Perilaku Kesehatan 1. Definisi Perilaku Kesehatan

pada produk jelly 200 mgkg berdasarkan Permenkes No.722 th 1988. Terjadi pelanggaran pada merk produk: 1 Alloy Jelly Rizal, 2007. Berdasarkan hasil survei di salah satu supermarket di Bandung, produk- produk minuman yang mengandung aspartam tetapi tidak mencantumkan label berbahaya bagi penderita fenilketonurik diantaranya Extra Joss, Es Blender, Sari Vit. C, Aqua Splash of Fruit Fadliyanto, 2005. 2.4. Perilaku Kesehatan 2.4.1. Definisi Perilaku Kesehatan Menurut Skinner perilaku kesehatan healthy behavior adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan. Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati observable maupun yang tidak dapat diamati unobservable, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan Notoatmodjo, 2005. 2.4.2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan Menurut Skinner 1938, perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni: Universitas Sumatera Utara 1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Perilaku ini disebut perilaku sehat healthy behavior, yang mencakup perilaku terbuka overt behavior dan perilaku tertutup covert behavior dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab penyakitmasalah, atau penyebab masalah kesehatan perilaku preventif, dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan perilaku promotif. 2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan health seeking behavior. Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang dideritanya Notoatmodjo, 2005. Klasifikasi perilaku kesehatan menurut Becker 1979: 1. Perilaku sehat healthy behavior Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, antara lain: a. Makan dengan menu seimbang approriate diet. Menu seimbang adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan nutrisi yang memenuhi kebutuhan tubuh baik menurut jumlahnya kuantitas, maupun jenisnya kualitas. b. Kegiatan secara teratur dan cukup. Kegiatan fisik disini tidak harus olah raga. Bagi seseorang yang pekerjaannya memang sudah memenuhi gerakan-gerakan Universitas Sumatera Utara fisik secara rutin dan teratur, sebenarnya sudah dapat dikatagorikan berolah raga. Bagi seseorang yang pekerjaannya tidak melakukan kegiatan fisik seperti manager, administrator, sekretaris dan sebagainya, memerlukan olah raga secara teratur. c. Tidak merokok dan meminum minuman keras serta menggunakan narkoba. Merokok adalah kebiasaan yang tidak sehat, namun di Indonesia jumlah perokok cenderung meningkat. Hampir 50 pria dewasa di Indonesia adalah perokok. Sedangkan peminum minuman keras dan penggunaan narkoba meskipun masih rendah sekitar 1,0, tetapi makin meningkat. d. Istirahat yang cukup; Istirahat cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental. Istihat yang cukup adalah kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kesehatannya. e. Pengendalian atau manajemen stres. Stres adalah bagian dari kehidupan setiap orang, tanpa pandang bulu. Stres tidak dapat dihindari oleh siapa saja, namun yang dapat dilakukan adalah mengatasi, mengendalikan atau mengelola stres tersebut agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. f. Perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan. Inti dari perilaku ini adalah tindakan atau perilaku seseorang agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan masalah kesehatan, termasuk perilaku untuk meningkatkan kesehatan. Universitas Sumatera Utara 2. Perilaku sakit Illness behavior Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit danatau terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan yang lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya sakit, ada beberapa tindakan atau perilaku yang muncul, antara lain: a. Didiamkan saja no action, artinya sakit tersebut diabaikan, dan tetap menjalankan kegiatan sehari-hari. b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri self treatment atau self medication. Pengobatan ada 2 cara, yakni: cara tradisional dan cara modern. c. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke fasilitas pelayanan kesehatan, yang dibedakan menjadi 2, yakni: fasilitas pelayanan kesehatan tradisional dukun, sinshe dan paranormal, dan fasilitas atau pelayanan kesehatan modern atau profesional puskesmas, poliklinik, dokter atau bidan praktik swasta, rumah sakit, dan sebagainya. 3. Perilaku peran orang sakit the sick role behavior Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai peran roles, yang mencakup hak-haknya rights dan kewajiban sebagai orang sakit obligation. Hak dan kewajiban orang yang sedang sakit adalah merupakan perilaku peran orang sakit the sick role behavior. Perilaku peran orang antara lain: a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan. Universitas Sumatera Utara b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepatuntuk memperoleh kesembuhan. c. Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain mematuhi nasihat- nasihat dokter atau perawat untuk mempercepat kesembuhannya. d. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhannya. e. Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya, dan sebagainya Notoatmodjo, 2005. 2.4.3. Domain Perilaku Bloom 1908 membedakan adanya 3 domain perilaku, yakni: 1. Pengetahuan knowledge Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda, yang secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu: a. Tahu know; diartikan hanya sebagai recall memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b. Memahami comprehension; memahami suatu objek bukan sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Universitas Sumatera Utara c. Aplikasi application; diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. d. Analisis analysis; adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan danatau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. e. Sintesis synthesis; menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki atau suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. f. Evaluasi evaluation; berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. 2. Sikap attitude Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang- tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Menurut Allport 1954 sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu: a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian orang terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave, artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Universitas Sumatera Utara Tingkatan sikap berdasarkan intensitas: a. Menerima receiving; diartikan bahwa seseorang mau menerima stimulus yang diberikan. b. Menanggapi responding; diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. c. Menghargai valuing; diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons. d. Bertanggung jawab responsible; bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakini PROSES STIMULUS REAKSI TERBUKA Tindakan REAKSI TERTUTUP Sikap STIMULUS Rangsangan Gambar 2.1. Hubungan Sikap dan Tindakan 3. Tindakan atau praktik practice Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Praktik terpimpin guided response; apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. b. Praktik secara mekanisme mechanism; apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis. c. Adopsi adoption; artinya apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan perilaku yang berkualitas Notoatmodjo, 2005.

2.5. Landasan Teori