Penyuluhan 1. Definisi Penyuluhan TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyuluhan 2.1.1. Definisi Penyuluhan Menurut Effendy 1998 penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan. Sedangkan Suliha, dkk 2002 menyamakan arti penyuluhan dengan pendidikan, menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu dan masyarakat. Pendidikan kesehatan sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat Notoatmodjo, 2005. 2.1.2. Tujuan Penyuluhan Penyuluhan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan suatu tujuan, dengan harapan agar terjadinya suatu perubahan pada diri sang komunikan. Universitas Sumatera Utara Menurut Effendy 1998 tujuan penyuluhan kesehatan adalah: 1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. 2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. 3. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan. 2.1.3. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Penyuluhan 2.1.3.1. Sasaran Menurut Effendy 1998, faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah: 1. Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya, semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya. 2. Tingkat Sosial Ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru. Universitas Sumatera Utara 3. Adat Istiadat. Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan. 4. Kepercayaan Masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi. 5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat. Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan. 2.1.3.2. Sumberdaya penyuluhan Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini antara lain: 1. Kemampuan penyuluh Pengalaman dan kemampuan penyuluh yang meliputi penguasaan ilmu dan keterampilan serta sikap yang dimilikinya perlu dipertimbangkan. 2. Materi penyuluhan Dalam menerapkan suatu metode penyuluhan perlu diperhatikan materi yang akan disampaikan. Universitas Sumatera Utara 3. Sarana dan biaya penyuluhan Keadaan peralatan alat-alat bantu pengajaran yang dipunyai, fasilitas yang ada serta biaya yang tersedia akan menentukan dalam menentukan metode penyuluhan. 2.1.4. Metode Penyuluhan Kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu berbeda-beda, demikian juga tahap perkembangan mental, keadaan lingkungan dan kesempatannya berbeda- beda, sehingga perlu ditetapkan suatu metode penyuluhan kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna. Tahap perkembangan mental seseorang dapat digolongkan dalam tahap penumbuhan kesehatan, tahap penumbuhan minat, tahap menilai, tahap mencoba dan tahap menerapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan metode penyuluhan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasarannya, yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas penyuluhan kesehatan. Menurut Notoatmodjo 2002, metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah: 1. Metode Ceramah. Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Metode yang baik untuk kelompok besar peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode ini juga baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah: Universitas Sumatera Utara a. Persiapan Ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan: 1 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik bila disusun dalam bentuk diagram atau skema. 2 Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya. b. Pelaksanaan Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: 1 Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. 2 Suara hendaknya cukup keras dan jelas. 3 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah. 4 Berdiri di depan di pertengahan, tidak boleh duduk. 5 Menggunakan alat-alat bantu lihat semaksimal mungkin. 2. Metode Diskusi Kelompok. Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta sasaran dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. Universitas Sumatera Utara 3. Metode Curah Pendapat. Adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan semua dan kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing- masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian. 4. Metode Panel. Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin. 5. Metode Bermain Peran. Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh 2 orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok. 6. Metode Demonstrasi Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. 7. Metode Simposium. Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 - 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat. Universitas Sumatera Utara 8. Metode Seminar. Adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya Creasoft, 2008. 2.1.4.1. Langkah-langkah pemilihan metode penyuluhan Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah menghimpun dan menganalisa data dari: 1. Sasaran a Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan. b Adat kebiasaan, norma-norma. c Kesediaan. 2. Penyuluh dan kelengkapannya a Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan keterampilan penyuluh. b Materi penyuluhanpesan. c Sarana dan prasarana penyuluhan. d Biaya yang ada Rohman, 2008. 2.1.5. Langkah-langkah Penyuluhan Menurut Effendy 1998, dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut: 1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat. 3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan masyarakat 4. Menyusun perencanaan penyuluhan -Menetapkan tujuan. -Penentuan sasaran. -Menyusun materiisi penyuluhan. -Memilih metoda yang tepat. -Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan. -Penentuan kriteria evaluasi 5. Pelaksanaan penyuluhan. 6. Penilaian hasil penyuluhan. 7. Tindak lanjut dari penyuluhan Creasoft, 2008. Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan masyarakat, tampaknya pendekatan edukasi pendidikan kesehatan lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan atau promosi kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Dengan kata lain, promosi kesehatan mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, maka sebelum dilakukan intervensi perlu dilakukan diagnosis atau analisis terhadap masalah perilaku tersebut. Konsep umum Universitas Sumatera Utara yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari Lawrence Green 1980. Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu: 1. Faktor predisposisi Predisposing factor Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. 2. Faktor pemungkin Enabling factor Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya. 3. Faktor penguat Reinforcing factor Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat toma, tokoh agama toga, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan. Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Universitas Sumatera Utara 2.1.6. Batasan Promosi Kesehatan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: 1. Input, adalah sasaran pendidikan individu, kelompok, masyarakat dan pendidik pelaku pendidikan. 2. Proses upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain 3. Output melakukan apa yang diharapkan atau perilaku Output hasil yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif Notoatmodjo, 2007. 2.2. Bahan Pemanis Buatan 2.2.1. Definisi Pemanis Buatan