4. Meningkatkan wawasan siswa untuk lebih dapat mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dijiwai nilai dan ajaran agama Islam.
5. Mempersiapkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara Medan
menjadi guru yang profesional.
4.1.2 Data Kesiswaan
Jumlah siswa tahun 2010 adalah 217 jiwa. Jumlah siswa laki-laki adalah 112 dan perempuan adalah 105. Berikut ini akan disajikan distribusi frekuensi karakteristik
responden remaja putri di MAL IAIN Medan tahun 2010:
4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas di MAL IAIN Medan Tahun 2010
Kelas Responden n
- Kelas 1 18
36 - Kelas 2
16 32
- Kelas 3 16
32
Jumlah 50
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti mayoritas duduk di kelas 1 yaitu sebanyak 18 responden 36.
4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di MAL IAIN Medan Tahun 2010
Umur Responden n
- 15 tahun 10
20 - 16 tahun
24 48
- 17 tahun. 10
20 - 18 tahun.
6 12
Jumlah 50
100
Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa dari 50 responden paling banyak berumur 16 tahun yaitu sebanyak 24 responden 48, dan paling sedikit adalah
berumur 18 tahun sebanyak 6 responden 12 .
Universitas Sumatera Utara
4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di MAL IAIN Medan Tahun 2010
Pendidikan Ibu Responden n
- SD 5
10 - SMPsederajat
4 8
- SMAsederajat 29
58 - Perguruan Tinggi PT
12 24
Jumlah 50
100
Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa dilihat dari pendidikan ibu responden paling banyak adalah tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 29 responden
58, dan paling sedikit adalah berpendidikan SMP sebanyak 4 responden 8.
4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Kesehatan di MAL IAIN Medan Tahun 2010
Sumber Informasi n
-Petugas Kesehatan, media cetak 12
24 - Keluarga, media elektronik, internet
15 30
- Media elektronik, teman. 10
20 -Internet, media cetak
13 26
Jumlah 50
100
Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa paling banyak responden memperoleh informasi kesehatan dari kombinasi keluarga, media elektronik, dan
internet yaitu sebanyak 15 responden 30, dan paling sedikit adalah melalui kombinasi antara media elektronik dan teman yaitu sebanyak 10 responden 20.
4.5. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi.
Pengetahuan remaja putri tentang anemia defisiensi besi dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu baik, sedang,
dan kurang. Secara rinci distribusi pengetahuan responden dapat diketahui pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN
Medan Tahun 2010.
Pengetahuan n
Baik 10
20 Cukup
32 64
Kurang 8
16
Jumlah 50
100
Berdasarkan Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden, pengetahuan remaja putri tentang anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi
yang paling banyak berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 32 responden 64, dan paling sedikit adalah kategori pengetahuan kurang sebanyak 8 responden 16.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan
Kelas di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Kelas Pengetahuan
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n n
Kelas 1 3
16,7 9
20 6
33,3 18
100 Kelas 2
2 12,5
12 75
2 12,5
16 100
Kelas 3 5
31,5 11
68,8 16
100 Jumlah
10 20
32 64
8 16
50 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik paling banyak adalah dari responden kelas 3 yaitu sebanyak 5
responden 31,5, dan tidak ada responden kelas 3 yang berpengetahuan kurang 0.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan
Umur di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Umur Pengetahuan
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n n
15 tahun 2
20 3
30 5
50
10 100
16 tahun 3
12,5 18
75 3
12,5 24
100
17 tahun 3
30 7
70
10 100
Universitas Sumatera Utara
18 tahun 2
33,3 4
66,7 6
100 Jumlah
10 20
32 64
8 16
50 100
Berdasarkan Tabel 4.7. dapat diketahui bahwa distribusi pengetahuan responden berdasarkan umur, mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu dari kelompok
umur 16 tahun sebanyak 18 responden 75 dan tidak ada responden yang berumur 17 dan 18 tahun yang berpengetahuan kurang 0.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Ibu di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Pendidikan Pengetahuan
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n
n
SD 1
20 3
60 1
20 5
100
SMP 2
50 2
50 4
100
SMA 3
10,3 21
72,4 5
17,2 29
100
Perguruan Tinggi PT 6
50 6
50 12
100 Jumlah
10 20
32 64
8 16
50 100
Berdasarkan Tabel 4.8. terlihat bahwa mayoritas responden yang berkategori pengetahuan cukup berdasarkan tingkat pendidikan ibu adalah SMA yaitu sebanyak 21
responden 72,4. Selain itu dari 4 responden dengan pendidikan ibu adalah SMP tidak ada responden yang berpengetahuan baik. Lain halnya dengan responden yang
pendidikan ibunya adalah Perguruan tinggi tidak ada responden berpengetahuan kurang 0.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan
Sumber Informasi Kesehatan di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Sumber Informasi Pengetahuan
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n n
-Petugas Kesehatan, 4 33,3 8
66,7 12
100
Universitas Sumatera Utara
media cetak - Keluarga, media
elektronik, internet 2
13,3 9 60
4 26,7
15 100
- Media elektronik, teman.
1 10
6 60
3 30
10 100
-Internet, media cetak 3 23,1 9
69,2 1
7,7
13 100
Jumlah 10 20
32 64
8 16
50 100
Berdasarkan Tabel 4.9. terlihat bahwa berdasarkan sumber informasi kesehatan mayoritas responden berpengetahuan cukup paling banyak dari kelompok responden
yang memperoleh informasi melalui keluarga, media elektronik, dan internet sebanyak 9 responden 32,4, dan sebanyak 4 responden 50 yang memperoleh informasi
kesehatan melalui media elektronik dan teman yang berpengetahuan kurang.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Pernyataan BenarTepat
SalahTidak Tepat
n n
1. Pengertian anemia defisiensi besi. 40
80 10
20 2.Kelompok umur yang beresiko menderita
anemia defisiensi besi. 49
98 1
12 3.Penyebab remaja putri lebih beresiko menderita
anemia defisiensi besi daripada remaja putra. 45
90 5
10 4.Bahan makanan minuman yang dapat
menghambat penyerapan zat besi. 39
78 11
22 5. Bahan makanan yang banyak mengandung zat
besi. 18
36 32
64 6. Kadar Hb normal untuk remaja putri.
29 58
21 42
7. Kebiasaan yang dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.
26 52
24 48
8. Penyebab seorang remaja putri dapat menderita anemia defisiensi besi:
24 48
26 52
9. Sebutkan dampak anemia defisiensi besi terhadap remaja putri?
11 22
39 78
10.Cara mencegah agar tidak terkena anemia 14 28
36 72
Universitas Sumatera Utara
defisiensi besi. 11.Cara pemeriksaan untuk menentukan
seseorang menderita anemia defisiensi besi. 30
60 20
40 12. Hal yang diketahui sebagai seorang calon ibu
nantinya tentang dampak jika menderita anemia defisiensi besi dalam masa kehamilan dan
persalinan. 29
58 21
42
13. Dampak anemia defisiensi besi bagi ibu pada masa nifas.
21 42 29
58
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat pada umumnya remaja sudah mengetahui pengertian anemia defisiensi besi sebesar 80, dan bayi, anak-anak, remaja putri dan
ibu hamil serta nifas sebagai kelompok umur yang beresiko menderita anemia defisiensi besi dijawab dengan benar yaitu sebesar 98. Kebiasaan dan bahan makanan
yang dapat menghambat penyerapan zat besi juga cukup diketahui oleh responden dengan jawaban benar masing-masing adalah 78 dan 52. Masih cukup banyak
responden yang kurang mengetahui bahan makanan yang kaya zat besi 64, penyebab remaja putri dapat menderita anemia defisiensi besi 52, dampak anemia defisiensi
besi terhadap remaja putri 78 dan bagaimana pencegahannya 72. Mengenai cara pemeriksaan untuk menentukan seseorang menderita anemia defisiensi besi dan hal
yang diketahui sebagai seorang calon ibu nantinya tentang dampak jika menderita anemia defisiensi besi dalam masa kehamilan dan persalinan dimana masing-masing
persentase total jawaban benar adalah 60 dan 58. Sedangkan dampak anemia defisiensi besi terhadap ibu pada masa nifas masih kurang diketahui responden dengan
persentase jawaban salah 58.
4.11 Sikap Tentang Anemia Defisiensi Besi Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
Sikap remaja tentang anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi terkategori atas tiga yaitu baik, cukup, dan kurang. Secara rinci dapat dilihat tingkat
pengetahuannya sebagai berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN Medan
Tahun 2010.
Sikap n
Baik 9
18 Cukup
34 68
Kurang 7
14
Jumlah 50
100
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sikap tentang anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi pada responden yaitu paling banyak pada kategori
cukup yaitu sebanyak 34 orang 68, dilanjutkan sikap baik sebanyak 9 orang 18 dan sikap kurang sebanyak 7 orang 14.
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Kelas di
MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Kelas Sikap
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n n
Kelas 1 2
11,1 9
50 7
38,9 18
100
Kelas 2 3
18,8 13
81,2 16
100
Kelas 3 4
25 12
75
16 100
Jumlah 9
18 34
68 7
14 50
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden kelas 3 bersikap baik yaitu sebanyak 4 responden 25 dan mayoritas responden yang
bersikap kurang baik yaitu siswi kelas 1 sebanyak 7 responden 38,9.
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Umur di
MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
Umur Sikap
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n n
15 tahun 2
20 6
60 2
20 10
100
16 tahun 3
12,5 15
62,5 5
30 24
100
17 tahun 2
20 8
80 10
100
18 tahun 2
33,3 4
66,7
6 100
Jumlah 9
18 34
68 7
14 50
100
Berdasarkan Tabel 4.13. terlihat bahwa mayoritas responden dengan umur 16 tahun mayoritas memiliki kategori sikap cukup yaitu sebanyak 15 responden 62,5,
sedangkan untuk responden dengan umur 17 dan 18 tahun tidak ada yang memiliki kategori sikap kurang 0.
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Ibu di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Pendidikan Sikap
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n
n
SD 1
20 3
60 1
20
5 100
SMPsederajat 4
100 4
100
SMAsederajat 4
13,8 20
69 5
17,2
29 100
Universitas 4
33,3 7
58,3 1 8,3
12 100
Total 9
18 34
68 7
14 50
100
Berdasarkan Tabel 4.14. terlihat bahwa berdasarkan pendidikan ibu mayoritas responden bersikap cukup baik yaitu dari kelompok responden yang ibunya
berpendidikan SMAsederajat sebanyak 20 responden 69, sedangkan responden yang ibunya berpendidikan terakhir dari perguruan tinggi masih ada yang bersikap
kurang baik yaitu 1 orang 8,3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Distribusi frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Sumber
Informasi Kesehatan di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Sumber Informasi Sikap
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n n
-Petugas Kesehatan,
media cetak 3
25 9
75 12
100
- Keluarga, media elektronik, internet
2 13,3 10
66,7 3 20
15 100
-Media elektronik, teman. 1
10 7
70 2
20 10
100
-Internet, media cetak 3
23,1 8 61,5 2 15,4
13 100
Jumlah 9 18
34 68
7 14
50 100
Berdasarkan Tabel 4.15. terlihat bahwa mayoritas responden yang bersikap baik memperoleh informasi melalui petugas kesehatan dan media cetak sebanyak 3 orang
25 dan melalui internet dan media cetak juga sebanyak 3 orang 23,1, dan tidak ada responden yang memperoleh informasi kesehatan melalui petugas kesehatan dan
media cetak yang bersikap kurang baik 0.
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Pernyataan
SS S
N TS
STS n
n n
n n
1.
Anemia defisiensi besi merupakan masalah
kesehatan yang penting untuk diperhatikan.
14 28
28 56 5
10 3
6 0 0
2.
Anemia defisiensi
besi dapat menyerang siapa saja
terutama bayi, remaja putri dan ibu hamil.
15 30
23 46 7
14 5 10
3.
Pencegahan anemia defisiensi
besi harus dilakukan sejak dini.
20 40
16 32 9
18 5
10 0
4.
Anemia defisiensi
besi dapat dicegah jika asupan
defisiensi seimbang sejak awal masa anak-anak
hingga remaja. 5
10 7 14
15 30
23 46
5.
Salah satu faktor yang 8 16
24 48
8 16
9 18 1 2
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan remaja putri rawan terkena anemia
defisiensi besi adalah karena diet terhadap jenis makanan
tertentu.
6.
Bila dijumpai gejala lemas, pusing, pandangan
berkunang-kunang, dan daya konsentrasi, daya ingat, serta
kemampuan belajar terganggu maka remaja
tersebut menderita anemia defisiensi besi.
16 32
17 34 9
18 7 14 1 2
7.
Anemia defisiensi besi pada usia remaja dapat
berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi kehamilan
nantinya. 6
12 6
12 28
56 4
8 6 12
8.
Anemia defisiensi besi yang berkelanjutan hingga
masa kehamilan dapat mengakibatkan gangguan
kehamilan keguguran. 5
10 14 28
15 30
10 20 6 12
9.
Anemia defisiensi
besi dapat mengakibatkan
kecacatan meninggal pada janin yang dikandung.
5 10
27 54
9 18
6 12 3
6
10.
Pada masa persalinan anemia defisiensi besi dapat
memperberat perdarahan bahkan kematian pada ibu.
9 18
12 24
9 18
15 30 5 10
Ket: SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
N : Netral
Berdasarkan Tabel 4.16. terlihat bahwa pernyataan anemia defisiensi besi merupakan masalah kesehatan yang penting untuk diperhatikan dan anemia defisiensi
besi dapat menyerang siapa saja terutama bayi, remaja putri dan ibu hamil paling banyak menjawab setuju sebesar 56 dan 46. Pencegahan anemia defisiensi besi
harus dilakukan sejak dini paling banyak responden menjawab sangat setuju sebesar 40. Anemia defisiensi besi dapat dicegah jika asupan defisiensi seimbang sejak awal
Universitas Sumatera Utara
masa anak-anak hingga remaja paling banyak responden menjawab tidak setuju sebesar 46. Salah satu faktor yang menyebabkan remaja putri rawan menderita
anemia defisiensi besi adalah karena diet terhadap jenis makanan tertentu paling banyak responden menjawab setuju sebesar 48. Bila dijumpai gejala lemas, pandangan
berkunang-kunang, dan daya konsentrasi, daya ingat, serta kemampuan belajar terganggu maka remaja tersebut menderita anemia defisiensi besi paling banyak
responden menjawab setuju yaitu sebesar 34. Anemia defisiensi besi pada masa remaja dapat berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi kehamilan nantinya paling
banyak responden menjawab ragu-ragu yaitu sebesar 56. Anemia defisiensi besi yang berkelanjutan sampai masa kehamilan dapat mengakibatkan gangguan kehamilan
keguguran paling banyak responden menjawab ragu-ragu sebesar 30, anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan kecacatan meninggal pada janin yang dikandung
ibu yang menderita anemia defisiensi besi paling banyak responden menjawab setuju yaitu sebesar 24. Dan, pada masa persalinan anemia defisiensi besi dapat
memperberat perdarahan bahkan menyebabkan kematian paling banyak responden menjawab tidak setuju yaitu sebesar 30.
Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan Sikap Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010.
Pengetahuan Sikap
Jumlah Baik
Cukup Kurang
n n
n n
Baik Cukup
Kurang 5
4 50
12,5 5
23 6
50 71,9
75 5
2 15,6
25 10
32 8
20 64
16
Jumlah 9
16 34
68 7
14 50
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup baik dan bersikap cukup baik pula sebanyak 23 responden
71,9, dari 10 responden yang berpengetahuan baik 5 responden 50 bersikap baik juga, 5 responden 50 bersikap cukup baik, dan tidak ada satupun yang bersikap
kurang baik.
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan Remaja putri Mengenai Anemia Defisiensi Besi Terhadap Kesehatan Reproduksi.
Menurut Notoadmojo 2007 pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan
terjadi melalui panca indra diantaranya melalui penglihatan dan pendengaran. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putri mengenai anemia defisiensi besi
terhadap kesehatan reproduksi paling banyak adalah kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 32 responden 64, kategori baik sebanyak 10 responden 20, dan
kategori kurang sebanyak 8 responden 16. Pengetahuan remaja putri mengenai anemia defisiensi besi terhadap kesehatan
reproduksi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera. Engle et al. 1994
mendefinisikan pengetahuan sebagai informasi yang disimpan dalam bentuk ingatan yang menjadi penentu utama perilaku konsumen. Pengetahuan diperoleh melalui
pendidikan formal, nonformal, media massa dan orang lain.
Universitas Sumatera Utara