Pengetahuan Remaja putri Mengenai Anemia Defisiensi Besi Terhadap Kesehatan Reproduksi.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup baik dan bersikap cukup baik pula sebanyak 23 responden 71,9, dari 10 responden yang berpengetahuan baik 5 responden 50 bersikap baik juga, 5 responden 50 bersikap cukup baik, dan tidak ada satupun yang bersikap kurang baik.

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan Remaja putri Mengenai Anemia Defisiensi Besi Terhadap Kesehatan Reproduksi.

Menurut Notoadmojo 2007 pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indra diantaranya melalui penglihatan dan pendengaran. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putri mengenai anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi paling banyak adalah kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 32 responden 64, kategori baik sebanyak 10 responden 20, dan kategori kurang sebanyak 8 responden 16. Pengetahuan remaja putri mengenai anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera. Engle et al. 1994 mendefinisikan pengetahuan sebagai informasi yang disimpan dalam bentuk ingatan yang menjadi penentu utama perilaku konsumen. Pengetahuan diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, media massa dan orang lain. Universitas Sumatera Utara Senada dengan hal tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi paling banyak diperoleh dari kombinasi antara keluarga, media elektronik, dan internet 60 serta melalui internet dan media cetak 69,2. Hal ini dapat dimaklumi karena sumber informasi berupa media massa adalah media informasi yang cukup berkembang dan mudah diakses sehingga dapat kita lihat bahwa hampir sebagian besar masyarakat menggunakan media cetak dan elektronik sebagai sumber informasi. Selain itu, keluarga adalah orang terdekat sebagai sumber informasi senada dengan Notoatmodjo yang mengatakan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri dan orang lain, dalam kaitannya dengan hal ini adalah orang tua, dan petugas kesehatan. Dari hasil penelitian juga masih dijumpai responden dengan kategori pengetahuan kurang 16. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor antara lain faktor umur dan sumber informasi kesehatan. Dimana dapat kita ketahui bahwa responden yang paling banyak memiliki pengetahuan kategori kurang adalah responden yang memperoleh informasi mengenai anemia defisiensi besi dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi melalui teman, keluarga, media elektronik dan internet 56,7. Tentu saja hal ini dapat terjadi karena teman dan keluarga belum tentu memiliki pengetahuan atau informasi yang baik mengenai suatu hal terutama masalah kesehatan. Selain itu, responden yang paling banyak memiliki pengetahuan kategori kurang adalah responden dari kelompok umur 15 tahun 50. Berbeda dengan kelompok umur yang lebih tinggi yaitu 17 dan 18 tahun tidak ada yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang. Hal ini senada dengan Hendra 2008 yang mengutip pendapat Abu Ahmadi yang mengatakan daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi umur Universitas Sumatera Utara maka perkembangan mentalnya bertambah baik sehingga dapat disimpulkan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.

5.2. Sikap Remaja Putri Mengenai Anemia Defisiensi Besi Terhadap Kesehatan Reproduksi