2.3. Sistem Metabolisme
Otot
Di dalam tubuh terdapat sejumlah sistem metabolisme energi yang dapat menyediakan energi sesuai kebutuhan pada saat istirahat atau latihan fisik. Peran
energi dalam latihan fisik atau olahraga penting diperhatikan karena kelelahan dapat terjadi akibat tidak cukupnya ketersediaan nutrien energi yang diperlukan dari
glikogen otot atau glukosa darah.
6
Terdapat 2 macam sistem metabolisme pada pemakaian energi selama latihan fisik, yaitu:
4,6,9
1. Sistem anaerobik: a sistem ATP-CP dan b sistem asam laktat.
2. Sistem aerobik.
2.3.1. Sistem Adenosine Triphosphate – Creatine Phosphate
Adenosine Triphosphate merupakan sumber energi yang terdapat di dalam sel-sel
tubuh terutama sel otot yang siap dipergunakan untuk aktivitas otot. Jumlah ATP yang tersimpan di otot hanya sedikit, berguna untuk latihan fisik maksimal beberapa
detik. Ketika ATP terurai menjadi Adenosine Diphosphate
ADP dan Adenosine
Monophosphate AMP, dihasilkan energi yang dapat digunakan untuk kontraksi otot
skeletal selama latihan fisik. Tiap molekul ATP yang terurai diperkirakan besarnya 7 – 12 kalori.
6
Disamping ATP, otot skeletal juga mempunyai senyawa fosfat berenergi tinggi lain yaitu
Creatine Phosphate CP, yang dapat digunakan untuk
menghasilkan ATP. Sistem ini berguna untuk menggerakkan otot 8 – 10 detik, misalnya pada olahraga lari 100 meter m. Sistem ATP-CP merupakan sistem
anaerobik dimana ATP dan CP dapat diuraikan tanpa adanya O
2
.
6,9
Perubahan pH, PCO2, HCO3- Dan TCO2 Akibat Pemberian Minuman Beroksigen Pada Latihan Fisik, 2008 USU e-Repository © 2008
2.3.2. Sistem Asam Laktat
Glikogen otot dipecah menjadi glukosa yang kemudian digunakan sebagai energi. Ini merupakan proses glikolisis, dimana terjadi tanpa menggunakan oksigen disebut
juga sebagai metabolisme anaerobik. Selama glikolisis, tiap glukosa pecah menjadi asam piruvat, kemudian asam piruvat ini masuk mitokondria sel otot dan bereaksi
dengan O
2
untuk membentuk ATP. Pada saat O
2
tidak cukup, metabolisme glukosa yang terjadi adalah asam piruvat berubah menjadi asam laktat yang kemudian
berdifusi keluar dari sel otot masuk ke cairan interstisial dan aliran darah.
4
2.3.3 Sistem Aerobik
Sistem aerobik membutuhkan O
2
untuk menguraikan glikogen atau glukosa menjadi CO
2
dan H
2
O melalui siklus Krebs tricarboxyclic acid cycle
= TCA dan sistem transpor elektron. Glikogen atau glukosa diuraikan menjadi asam piruvat dan
dengan adanya O
2
maka asam laktat tidak menumpuk. Asam piruvat yang terbentuk selanjutnya memasuki siklus Krebs.
4
Sistem aerobik menghasilkan ATP lebih lambat daripada sistem ATP-CP dan asam laktat, tetapi produksi ATP jauh lebih besar. Pemecahan 1 mol atau 180
gram glikogen, pada keadaan oksigen cukup tersedia, dihasilkan energi sebanyak 39 mol ATP. Bahan yang dapat diuraikan pada sistem aerobik berasal dari glikogen,
lemak atau protein asam amino.
6
Perubahan pH, PCO2, HCO3- Dan TCO2 Akibat Pemberian Minuman Beroksigen Pada Latihan Fisik, 2008 USU e-Repository © 2008
Glikogen trigliserida
Trigliserida Asan amino
Oksigen Glukosa
Trigliserida As. lemak
Asan amino Oksigen
Darah Glikogen
otot Asam laktat
Asetil-KoA Siklus Krebs
Sistem transport elektron
ATP ATP
ATP CO2
H2O Energi untuk kontraksi otot
ATP Phosphocreatine
Hati Jaringan
Lemak Otot aktif
Paru
Gambar 1.
Diagram urutan sistem penggunaan energi
Sumber : Mihardja L. Sistem energi dan zat gizi yang diperlukan pada olahraga aerobik dan anaerobik. Gizi Medik Indonesia 2004;39:9-13.
Gambar 2. Siklus Krebs
Sumber : Ganong WF. Review of medical physiology. Edisi ke-15; 1991.h.261- 95.
Perubahan pH, PCO2, HCO3- Dan TCO2 Akibat Pemberian Minuman Beroksigen Pada Latihan Fisik, 2008 USU e-Repository © 2008
2.4. Kadar Oksigen dan Karbon Dioksida