Hipovolemia setelah Pengaruh Kadar Albumin Terhadap Lama Rawatan Dan Mortalitas Pada Pasien Di Ruang Rawat Intensif Anak

Hasil dari beberapa penelitian meta-analisis pemberian albumin pada pasien yang dirawat di rumah sakit tidak konsisten. Penelitian yang membandingkan resusitasi koloid dengan kristaloid dari 37 penelitian didapat bahwa resusitasi dengan koloid berisiko kematian 4 atau 4 kematian tiap 100 pasien. 18 Suatu penelitian saline versus albumin fluid SAFE 2006 menilai perbaikan keadaan setelah resusitasi dengan albumin 4 atau NaCl pada perawatan intensif didapati rasio odds kematian pada kelompok albumin dibandingkan dengan NaCl dalam konsentrasi albumin 25 gL atau 25 gL adalah 0,87 dan 1,09. Setelah dilakukan resusitasi hasil akhir pada kedua kelompok sama dan tidak tergantung pada kadar awal albumin serum. 19 Studi lain mendapatkan tidak adanya perbedaan risiko kematian setelah 28 hari pada kelompok yang mendapat resusitasi dengan albumin dibandingkan dengan NaCl 0,9. 20 Suatu konsensus di Amerika Utara menyatakan albumin tidak seharusnya digunakan pada pasien syok septik. Hipoalbuminemia pada pasien tanpa kegagalan sirkulasi tidak perlu dikoreksi, sebaliknya dicari penyebabnya dan diobati. 21

c. Hipovolemia setelah

fase akut penyakit kritis Beberapa alasan pemberian albumin akan memperburuk keadaan pada pasien dengan penyakit kritis : 1. Dekompensasi jantung akan terjadi setelah Gma Nazri : Pengaruh kadar albumin terhadap lama rawatan dan mortalitas pada pasien di ruang rawat Intensif anak, 2008. USU Repository©2008 pemberian albumin sebesar 20 dan akan meningkatkan retensi cairan, 2. Pada pasien dengan permeabilitas kapiler yang meningkat pemberian albumin akan memperburuk keadaan yang menyebabkan cairan melewati membran kapiler dan menyebabkan udem paru dan gangguan oksigenasi jaringan yang akhirnya menyebabkan gagal organ, 3. Mengganggu sifat anti pembekuan darah dengan demikian akan menyebabkan terjadinya perdarahan, 4. Pemberian albumin sebagai tindakan resusitasi pada syok hipovolemia akan menyebabkan gangguan ekskresi natrium dan air serta gangguan fungsi ginjal. 21 Suatu studi laboratorium tentang pengukuran kadar natrium dan clorida pada pasien hipoalbuminemia didapatkan perbedaan kadar natrium dan clorida secara analitik, statistik dan klinis. 22 Pada suatu penelitian prospektif yang membandingkan pemberian cairan albumin 4 dengan NaCl 0,9 pada 6997 pasien dengan penyakit kritis, tidak terdapat perbedaan hasil pada kedua kelompok berdasarkan kematian, gagal organ, lama penggunaan ventilator dan lama rawatan. 23 Suatu meta-analisis yang membandingkan pemberian koloid pada berbagai kondisi mendapati bahwa koloid merupakan cairan resusitasi yang terbaik dalam terapi hipotensi yang berhubungan dengan dialisis dan asites dengan parasintesis. 2 Suatu studi melaporkan pemberian albumin dan furosemid dapat menimbulkan keseimbangan cairan, oksigenasi dan hemodinamik yang baik pada pasien dengan hipoproteinemia pada trauma paru. 24 Albumin menunjukkan respon yang baik dengan pemberian diuretik Gma Nazri : Pengaruh kadar albumin terhadap lama rawatan dan mortalitas pada pasien di ruang rawat Intensif anak, 2008. USU Repository©2008 dalam penatalaksanaan asites, juga untuk menyerap toksin pada gagal hati dan pasien penyakit kritis dengan gagal organ. 25 Dilaporkan pada pasien sirosis dan spontaneous bacterial peritonitis usia 18-80 tahun yang diberikan albumin intravena dan antibiotik dapat mengurangi insiden gagal ginjal dan kematian dibandingkan yang hanya diberi antibiotik saja. 26

2.5. Kerangka konseptual