Albumin dan Penyakit Kritis Hipoalbuminemia Resusitasi pada keadaan hipovolemia

albumin bermuatan negatif yang berperan dalam pembentukan anion gap yang dapat mempengaruhi status asam basa. 3,4 Penurunan kadar albumin akan menyebabkan alkalosis metabolik, dimana penurunan albumin 1 gdl akan meningkatkan kadar bikarbonat 3,4 mmolL dan produksi basa 3,7 mmolL serta penurunan anion gap 3 mmolL. 4 Suatu studi terhadap 152 pasien di perawatan intensif didapat 9 orang mempunyai kadar pH, pCO2 dan konsentrasi elektrolit dan protein yang normal serta 96 dengan kadar albumin -3 SD. Penelitian ini mendapatkan adanya gangguan asam-basa pada 16 pasien dengan konsentrasi buffer nonbikarbonat albumin yang rendah. 9

2.3. Albumin dan Penyakit Kritis

Penyakit kritis adalah gangguan fisiologis yang menyebabkan mortalitas dan morbiditas pada anak tanpa sebab dan intervensi yang tepat. Penyakit kritis pada anak adalah bila dijumpai masalah pada jantung dan paru. 10 Penyakit kritis mengakibatkan peningkatan distribusi albumin antara intravaskular dan ekstravaskular, yang menyebabkan juga perubahan kecepatan pembentukan dan penghancuran protein. Konsentrasi serum albumin akan menurun secara perlahan pada sakit berat. Konsentrasi ini tidak akan meningkat kembali hingga fase penyembuhan penyakit. 4 Gma Nazri : Pengaruh kadar albumin terhadap lama rawatan dan mortalitas pada pasien di ruang rawat Intensif anak, 2008. USU Repository©2008

2.4. Penggunaan Albumin pada Pasien dengan Penyakit Kritis

Manfaat dan kerugian dari pemberian albumin 3,11 Manfaat : - mengurangi edema - efek antiplatelet - efek antitrombotik - meningkatkan mikrosirkulasi Kerugian : - cairan berlebihan - kontraktilitas miokard terganggu - memperburuk edema - meningkatkan hilangnya darah - gangguan ekskresi air dan natrium

2.4.1. Pemberian albumin sebagai dukungan nutisi pada anak sakit kritis

Tunjangan nutrisi memegang peranan penting pada perawatan anak sakit kritis, karena sering dijumpai gangguan nutrisi yang berkaitan dengan peningkatan proses metabolisme dan katabolisme. Bila kebutuhan nutrien tidak terpenuhi secara adekuat dapat terjadi Malnutrisi Energi Protein MEP akut, daya pertahanan tubuh menurun, penyembuhan luka lambat, infeksi meningkat dan lama rawatan memanjang, sehingga pada akhirnya morbiditas dan mortalitas dapat meningkat. 11,12 Gma Nazri : Pengaruh kadar albumin terhadap lama rawatan dan mortalitas pada pasien di ruang rawat Intensif anak, 2008. USU Repository©2008 Tujuan tunjangan nutrisi pada anak sakit kritis adalah untuk memberikan kecukupan energi, protein dan nutrien lainnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan metabolik, hemostasis, penyembuhan luka dan pertumbuhan sekaligus mencegah dan mengobati malnutrisi yang terjadi. 13 Pada anak dengan penyakit kritis pemberian dukungan nutrisi dengan Total Parenteral Nutrition TPN dengan menambahkan albumin pada suatu penelitian dapat menurunkan angka morbiditas. 2,11,14 Kebutuhan asam amino untuk parenteral diberikan sebanyak 1 sampai 1,5 gkgBBhari dan dapat dinaikkan sampai 2,5 sampai 3,5 gkgBBhari. 11,12

2.4.2 Penggunaan albumin pada penyakit kritis

Ada 3 kondisi klinis dimana kita mempertimbangkan pemberian albumin yaitu : pada keadaan hipoalbuminemia, resusitasi pada keadaan hipovolemia akut dan hipovolemia yang terjadi pada fase akut atau penyakit kritis. 15

a. Hipoalbuminemia

Hubungan antara hipoalbuminemia dengan hasil akhir yang buruk telah memotivasi para klinisi untuk memberikan albumin eksogen pada pasien dengan hipoalbuminemia. Human albumin diindikasikan untuk terapi hipoalbuminemia di AS dan negara lainnya. Tetapi masih terdapat kontroversi, meskipun hipoalbuminemia secara langsung menyebabkan hasil Gma Nazri : Pengaruh kadar albumin terhadap lama rawatan dan mortalitas pada pasien di ruang rawat Intensif anak, 2008. USU Repository©2008 akhir yang buruk. 2 Hipoalbuminemia bukan suatu indikasi untuk pemberian albumin karena hipoalbuminemia tidak berhubungan langsung dengan plasma dan volume cairan lainnya, tetapi karena kelebihan dan defisit cairan di intravaskular yang disebabkan karena dilusi, penyakit dan faktor distribusi. 15

b. Resusitasi pada keadaan hipovolemia

Meskipun banyak teori yang berpendapat bahwa mempertahankan konsentrasi serum albumin bermanfaat, namun hanya sedikit penelitian yang mendukung pemberian suplementasi albumin. Tidak ada indikasi yang jelas dalam pemberian albumin, banyak yang beranggapan merupakan hal yang alami oleh karena protein mempunyai berbagai fungsi maka harus dipertahankan dalam kadar normal. Albumin tidak direkomendasikan sebagai terapi lini pertama oleh ahli-ahli di AS untuk keadaan hipovolemia dan hipoalbuminemia. Hal ini bukan karena efek samping yang ditimbulkan tetapi karena albumin tidak lebih efektif dibandingkan kristaloid dan harganya yang lebih mahal. 16 Suatu penelitian meta-analisis di Australia dan Selandia Baru, dari 55 penelitian yang mengikutsertakan 3504 pasien tidak didapat perbedaan kematian antara yang diterapi dengan albumin dan yang mendapat cairan lain. 17 Gma Nazri : Pengaruh kadar albumin terhadap lama rawatan dan mortalitas pada pasien di ruang rawat Intensif anak, 2008. USU Repository©2008 Hasil dari beberapa penelitian meta-analisis pemberian albumin pada pasien yang dirawat di rumah sakit tidak konsisten. Penelitian yang membandingkan resusitasi koloid dengan kristaloid dari 37 penelitian didapat bahwa resusitasi dengan koloid berisiko kematian 4 atau 4 kematian tiap 100 pasien. 18 Suatu penelitian saline versus albumin fluid SAFE 2006 menilai perbaikan keadaan setelah resusitasi dengan albumin 4 atau NaCl pada perawatan intensif didapati rasio odds kematian pada kelompok albumin dibandingkan dengan NaCl dalam konsentrasi albumin 25 gL atau 25 gL adalah 0,87 dan 1,09. Setelah dilakukan resusitasi hasil akhir pada kedua kelompok sama dan tidak tergantung pada kadar awal albumin serum. 19 Studi lain mendapatkan tidak adanya perbedaan risiko kematian setelah 28 hari pada kelompok yang mendapat resusitasi dengan albumin dibandingkan dengan NaCl 0,9. 20 Suatu konsensus di Amerika Utara menyatakan albumin tidak seharusnya digunakan pada pasien syok septik. Hipoalbuminemia pada pasien tanpa kegagalan sirkulasi tidak perlu dikoreksi, sebaliknya dicari penyebabnya dan diobati. 21

c. Hipovolemia setelah