D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis
a. Dari segi teoritis kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa sumbangan saran dalam ilmu pengetahuan berupa
teorigagasan perkembangan ilmu hukum, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan masalah jaminan kredit perbankan.
b. Di samping itu dari aspek teoritis, penelitian ini juga akan memberikan informasi mengenai alternatif konsep yang lebih baik dalam pola pemberian
kredit lunak kepada pegwai negeri sipil. 2. Secara
Praktis a. Dari segi praktis, akan memberikan masukan kepada pemerintah khususnya
para pengelola bank untuk lebih mengefektifkan pemberian kredit lunak kepada Pegawai Negeri Sipil PNS.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai permasalahan dan kendala yang timbul dalam jaminan kredit Pegawai Negeri Sipil pada PT.
Bank Rakyat Indonesia Persero.
E. Keasliaan Penelitian
Berdasarkan informasi yang ada dan penulusuran kepustakaan yang khususnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara, terdapat beberapa penelitian
yang berkaitan dengan masalah perkreditan, namun tidak sama dengan penelitian yang berkaitan dengan masalah perkreditan, namun tidak sama dengan penilitian
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
yang akan dilakukan dengan judul ”ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SK PEGAWAI OLEH PT. BRI
PERSERO, KANTOR CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN”, yaitu :
1. Nama : Rina Nizardi
NIM : 0670 1 1 1 26
Program Studi : Magister Kenotariatan
Judul Tesis
: Tinjauan Hukum Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan Sertipikat Deposito Pada PT. Bank Mandiri, Tbk
Kantor Cabang Lhokseumawe. 2. Nama
: Dian Wahyu Madina NIM
: 017011014 Program Studi
: Magister Kenotariatan Judul
Tesis : Pemberian Kredit Perbankan Melalui Lembaga Hak
Tanggungan Dengan Tanah Dan Bangunan Sebagai Jaminan. 3. Nama
: Samsul Rais Siregar NIM
: 037011099 Program Studi
: Magister Kenotariatan Judul Tesis
: Pelaksanaan Penanggungan Utang Borgtocht Sebagai Jaminan Dalam Pemberian Kredit Studi Pada PT. Bank
Mandiri Persero.
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
Dari uraian tersebut di atas, kaitannya dengan penelitian ini pembahasannya tidak sama, baik dari variabel maupun materinya belum pernah dilakukan. Dengan
demikian penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan secara i1miah.
F. Kerangka Teori Dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
”Kontinuitas perkembangan ilmu hukum, selain bergantung pada metodologi, aktivitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori”.
10
Teori adalah merupakan suatu prinsip satu ajaran pokok yang dianut untuk mengambil suatu tindakan atau memecahkan suatu masalah. Kamus umum Bahasa
Indonesia menyebutkan, bahwa salah satu arti teori ialah : ”.... pendapat, cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.”
11
”Fungsi teori dalam penelitian tesis ini adalah untuk memberikan arahanpetunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati.”
12
Dalam sebuah penelitian ilmiah, teori digunakan sebagai landasan berfikir dan mengukur sesuatu berdasarkan
variabel-variabel yang tersedia. ”Teori dipergunakan sebagai landasan atau alasan mengenai suatu variabel
bebas tertentu dimasukan dalam penelitian, karena berdasarkan teori tersebut variabel yang bersangkutan memang bisa mempengaruhi variabel tak bebas atau merupakan
salah satu penyebab.”
13
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 1982, hlm.6
11
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesisa, Balai Pustaka, Jakarta, 1985, hlm.155
12
Bandingkan Snelbecker dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya , 1993, hlm.35
13
J. Supranto, Metode Penelitian Hukum Dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm.192- 193
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
”Menurut W.L.Neuman, yang berpendapatnya dikutip oleh Otje Salman dan Anton F. Susanto, menyebutkan, bahwa :
”Teori adalah suatu sistem yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan
mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia. Ini adalah cara yang ringkas untuk berpikir tentang dunia dan bagaimana dunia itu bekerja.”
14
”Teori merupakan generalisasi yang dicapai setelah mengadakan pengujian dan hasilnya menyangkut ruang lingkup dan fakta yang luas.”
15
Sedangkan “kerangka teori pada penelitian Hukum Sosiologis atau Empiris yaitu kerangka
teoritis yang berdasarkan pada kerangka acuan hukum, tanpa acuan hukumnya maka penelitian tersebut hanya berguna bagi sosiologis dan kurang relevan bagi ilmu
kum
g masalah mber
ang digunakan adalah berdasarkan asas kesepakatan alam mengadakan perjanjian.
hu .”
16
Kerangka teori itu akan digunakan sebagai landasan berpikir untuk menganalisa permasalahan yang dibahas dalam tesis ini. Terutama tentan
pe ian kredit dengan hak agunan atas SK Pegawai Negeri Sipil PNS.
Dalam pembahasan pada tesis ini, kerangka teori yang digunakan adalah berdasarkan teori hukum perikatan atau perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban
yang timbul sebagai akibat dari pemberian kredit oleh pihak bank kepada Pegawai Negeri Sipil PNS. Jadi teori y
d
14
HR. Otje Salman S dan Antón F Susanto, Teori Hukum, Refina Aditama, Bandung, 2005, hlm.22
15
Soejono Soekanto, Loc.Cit, hlm.126
16
Soejono Soekanto, Loc.Cit, hlm.127
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
Istilah kredit pada dasarnya berasal dari bahasa Yunani, yakni ”credere”, yang dapat diartikan dengan kepercayaan. Maksudnya si pemberi kredit percaya
kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan,
sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti yang khusus
yakni meminjamkan uang. “Pengertian lain dapat disebut ”menunda pembayaran”, maksudnya apabila
ada orang yang mengatakan membeli barang dengan kredit, hal ini berarti orang tersebut tidak harus membayarnya pada saat itu juga, tetapi akan dibayarkan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan penjualanya.”
17
”Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau
pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diijinkan oleh bank atau badan lain.”
18
”Sedangkan menurut Kamus Bahasa Inggris, dikatakan bahwa kredit adalah: agreemeit to buy something and pay later artinya persetujuan untuk membeli sesuatu
dan membayarnya kemudian.”
19
17
H. Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2005, hlm. 1.
18
W.J.S. Poerwadarminta, Op.Cit. hlm.599
19
Leaner’s Pocket Dictionary, Oxford, 2000, hlm. 100
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
”Marhainis Abdul Hay memberikan batasan bahwa kredit adalah merupakan suatu perjanjian yang lahir dari persetujuan.”
20
”Sedangkan menurut R. Subekti, perkataan kredit berarti kepercayaan dari bank”.
21
Mariam Darus Badrulzaman memberikan pengertian kredit dengan mengharuskan adanya persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam uang
perjanjian kredit, yang biasanya terdiri dari elemen-elemen : 1. Para
pihak Undang-Undang perbankan mengatur bahwa pihak yang diperbolehkan untuk
menyalurkan atau menyediakan kredit adalah badan tertentu saja, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR. Setiap pihak yang melakukan
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan akan menyalurkannya, wajib mendapat ijin usaha sebagai Bank Umum atau BPR dari Menteri setelah
mendengarkan pertimbangan Bank Indonesia, kecuali diatur dengan undang- undang tersendiri.
2. Bunga Didalam perjanjian kredit dapat ditentukandipersyaratkan adanya bunga
pinjaman. Namun undang-undang perbankan tidak mengatur mengenai ketentuan tingkat bunga yang menganut sistem bunga mengambang sesuai dengan kehendak
pasar.
3. Batas maksimum pemberian kredit Undang-Undang perbankan menentukan bahwa Bank Indonesia menetapkan batas
maksimum pemberian kredit BMPK, pemberian jaminan, aminan, penempatan investasi surat berharga atau hal lain yang serupa. yang dapat dilakukan oleh bank
kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank yang
bersangkutan.
4. Jaminan Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam
pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank.
20
Marhainis Abdul Hay, Hukum Perbankan Di Indonesia, Buku II, Pradya Paramita, Jakarta, 1976, hlm. 142.
21
R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Alumni, Bandung, 1982, hlm. 11.
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
5. Jangka waktu Didalam perjanjian kredit perlu ditentukan jangka waktu, karena kredit adalah
pinjaman yang pada suatu waktu tertentu harus dikembalikan kepada penyedia kredit.
6. Bentuk perjanjian kredit Perjanjian kredit dapat dikategorikan sebagai perjanjian baku, yaitu perjanjian
yang materinya ditentukan lebih dahulu secara sepihak oleh krediturbank dengan syarat-syarat yang dibakukan dan ditawarkan kepada masyarakat untuk digunakan
secara masal atau individual.
22
Apabila ditelusuri dalam kepustakaan hukum perdata terdapat beberapa pendirian mengenai arti kredit, yaitu:
1. Savelberg menyatakan ”Kredit” mempunyai arti antara lain: a Sebagai dasar dari setiap perikatan verbintenis sehingga seseorang berhak
menuntut sesuatu dari orang lain. b Sebagai jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu kepada orang lain
dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang diserahkan itu. 2. Levy merumuskan arti hukum dari kredit sebagai berikut :
Menyerhakan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Penerima kredit berhak mempergunakan pinjaman itu untuk
keuntungannya dengan kewajiban mengembalikan jumlah pinjaman itu belakang hari.
3. M.Jaklie, mengemukakan bahwa ”kredit adalah ukuran kemampuan dari seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai ekonomis sebagai ganti dari
janjinya untuk membayar kembali hutangnya pada tanggal tertentu.
23
Secara umum, kredit dapat diartikan dengan ”The ability to borrow on the opinion conceived by the lender that he will be repaid” artinya “kemampuan untuk
meminjam dengan memberikan pendapat terhadap peminjam bahwa dia akan dapat membayarnya.”
24
Diketahui bahwa kaedah hukum yang mengatur tentang kesepakatan dalam mengadakan perjanjian untuk pemberian kredit terhadap Pegawai Negeri Sipil PNS
dengan jaminan SK pegawai, adalah merupakan nilai hukum yang terdapat dalam
22
R. Subekti, Ibid, hlm. 11.
23
Mariam darus, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, 1989, Bandung, hlm. 21
24
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, 1994, Bandung, hlm. 139
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
peraturan konkrit pada pasal-pasal perjanjian, baik yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia, maupun dalam peraturan-peraturan
hukum lainnya. Kesepakatan dalam mengadakan perjanjian ini, adalah merupakan hak
individu, dimana perjanjian diantara para pihak adalah merupakan undang-undang yang mengikat diantara para pihak tersebut. Kesepakatan dalam mengadakan
perjanjian ini didasarkan pada Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata, yang menyebutkan bahwa :
”Semua Perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”
Selain Asas kesepakatan yang digunakan dalam setiap melakukan perjanjian, maka asas yang dipakai dari sistem hukum benda adalah sebagai berikut :
a. Asas hak kebendaan 1. Absolut, yaitu dapat dipertahankan pada setiap orang. Pemegang hak berhak
menuntut setiap orang yang mengganggu haknya. 2
Droit de suite, yaitu hak kebendaan yang selalu mengikuti bendanya di tangan siapapun berada. Dalam asas ini terkandung maksud hak yang tua
didahulukan dari hak yang muda droit de preference. 3 Hak kebendaan memberikan wewenang yang kuat kepada pemiliknya,
sehingga dapat dinikmati, dialihkan, dijaminkan dan disewakan.
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
b. Asas asesor Hak jaminan ini tidak bisa berdiri sendiri, tetapi keberadaannya bergantung pada
perjanjian pokok, seperti perjanjian kredit. Landasan filosofis Pancasila dan Konstitusi UUD Negara Republik
Indonesia 1945 tersebut di atas menggambarkannya adanya suatu ”tuntutan” sekaligus ”kewajiban” yang logis dan realistis bagi negarapemerintah, masyarakat
sekaligus perorangan untuk melaksanakan tugas-tugas dalam bidang sosial ekonomi. Dalam pelaksanaan operasionalnnya, untuk mencapai tujuan di bidang sosial dan
ekonomi tersebut, tidak bisa terlepas dan dipisahkan dari peran sertaketerlibatan sektor perbankan.
Salah satu asas yang dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
adalah usaha menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, deposito dan menyalurkannya kembali kepada yang membutuhkan dalam
bentuk kredit dana atau bentuk-bentuk lainnya, untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Barang-barang jaminan yang diterima oleh bank harus dikuasai secara yuridis dengan suatu perjanjja kredit, baik yang dibuat di bawah tangan maupun dengan akte
otentik notaril. Kegunaan dari jaminan adalah sebagai berikut :
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
1. Untuk memberikan hak dan kekuasaan kepada bank demi mendapatkan pelunasan dengan barang jaminan dimaksud, bilamana debitur tidak menepati janji, yakni
membayar kembali hutang-hutangnya pada waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian.
2. Untuk menjamin bahwa si peminjamdebitur berperan dan turut serta dalam transaksi tersebut untuk tidak meninggalkan kegiatan usahanya dengan merugikan
dirinya sendiri atau perusahaannya. 3. Untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada debitur agar memenuhi
perjanjian kredit yang telah disepakati. Ketentuan mengikat bagi para pihak yang mengadakan perjanjian, baik
terhadap materi perjanjian yang ada disebutkan dalam perjanjian, maupun terhadap segala sesuatu yang menurut sifat persetujuan diharuskan oleh keputusan, kebiasaan
dan undang-undang, semakin dipertegas lagi isinya dalam Pasal 1339 KUHPerdata, yang menyebutkan, bahwa :
Setiap orang yang membuat perjanjian, dia terikat untuk memenuhi isi daripada perjanjian tersebut. Karena isi suatu perjanjian mengandung janji-
janji tersebut mengikat para pihak sebagaimana mengikatnya undang-undang yang isinya wajib dipatuhi dan harus dilaksanakan. Asas kesepakatan dalam
mengadakan perjanjian ini, ada pula yang mendasarkan pada Pasal 1320 KUHPerdata, yang mengatur tentang syarat-syarat sahnya sebuah
perjanjian.
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
Dalam Pasal 1320 KUHPerdata, undang-undang menetapkan bahwa untuk sahnya perjanjian-perjanjian diperlukan empat syarat:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang halal.
Asas kesepakatan dalam mengadakan perjanjian adalah merupakan suatu dasar yang menjamin kebebasan orang dalam melakukan perjanjian. Hal ini juga
tidak terlepas dari sifat Buku III KUHPerdata, yang hanya merupakan hukum yang mengatur sehingga para pihak dapat mengenyampingkan, kecuali terhadap pasal-
pasal tertentu yang sifatnya memaksa. Untuk melengkapi defenisi perjanjian yang terdapat pada Pasal 1313
KUHPerdata, Setiawan, mengemukakan pendapatnya, bahwa : a.
Perbuatan harus diartikan sebagai perbuatan hukum, yaitu perbuatan yang bertujuan untuk menimbulkan akibat hukum.
b. Perlu ditambahkan dengan kata-kata ”atau saling mengikatkan dirinya” dalam Pasal 1313 KUHPerdata.
H.F. Vollmar, di dalam bukunya “Incluiding tot de studie van het Nederlands Burgerlijk Recht mengatakan bahwa : ”Ditinjau dari sisinya ternyata bahwa
perikatan itu ada selama seseorang itu debitur harus melakukan suatu prestasi yang mungkin dapat dipaksakan terhadap kreditur kalau perlu dengan bantuan hakim.”
2 5
25
Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Putra A, Bardin, Bandung, 1999, hlm.49
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
Sedangkan menurut Vander Burght Gr: ”Perikatan adalah suatu hubungan hukum serta kekayaan antara dua orang atau lebih yang menurut ketentuan seseorang
atau lebih berhak atas sesuatu sedangkan yang seorang lagi atau lebih berkewajiban untuk itu.”
26
Ketentuan-ketentuan umum tentang perikatan di atur dalam Pasal 1233 dan Pasal 1234 KUHPerdata, yang berbunyi adalah sebagai berikut :
1. Pasal 1233 KUHPerdata menyebutkan bahwa: tiap-tiap perikatan dilahirkan, baik karena persetujuan, dan baik karena undang-undang.
2. Pasal 1234 KUHPerdata menyebutkan bahwa: tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat
sesuatu.
Menurut UU Perbankan Nomor 10 tahun 1998 Tentang kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Dari pengertian kredit diatas dapatlah dijelaskan bahwa kredit adalah
pemberian pinjaman kredit dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
26
Van Der Brught Gr, Perikatan Dalam Teori Dan Yurisprudensi, Mandar Maju, Bandung, 1999, hlm.1
Eva Sartika Siregar : Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan SK Pegawai Oleh PT. BRI Persero Kantor Cabang Iskandar Muda Medan, 2009
2. Konsepsi