3. HUBUNGAN TEKANAN INTRAOKULER DAN ALIRAN AKUOS HUMOR
Berdasarkan dinamika pengaliran akuos humor melalui jalur trabekular ditemukan
tiga faktor saling berhubungan yang dirumuskan oleh Goldmann dengan
1,2,6,7
: Po = FC + Pv
Po = Tekanan intraokuler mmHg F = Kecepatan pembentukan akuos humor µlmnt
C = Kemudahan aliran akuos humor µlmntmmHg Pv = Tekanan vena episklera mmHg
Tetapi dengan adanya faktor dari pengaliran melalui jalur uveosklera maka hubungan keempat faktor ini dapat dirumuskan dengan
19
: IOP = F- U + Pev
C IOP = Tekanan intraokuler mmHg
F = Kecepatan pembentukan akuos humor µlmnt U = Pengaliran melalui uveosklera µlmnt
C = Kemudahan aliran akuos humor µlmntmmHg Pev = Tekanan vena episklera mmHg
4. PEMERIKSAAN TEKANAN INTRAOKULER Bola mata dapat dipersamakan dengan suatu kompartemen tertutup dengan
sirkulasi akuos humor yang konstan. Cairan ini mempertahankan bentuk dan tekanan relatif didalam bola mata. Tonometri adalah cara pengukuran tekanan
intraokuler dengan memakai alat-alat terkalibrasi yang melekukkan atau meratakan kornea. Makin tegang mata, makin besar gaya yang diperlukan untuk
mengakibatkan lekukan
15
.
Ada dua jenis tonometri yaitu tonometer indentasi dan tonometer aplanasi. Tonometer indentasi yang dipakai adalah tonometer Schiotz yang digunakan
untuk mengukur besarnya indentasi kornea yang dihasilkan oleh beban atau gaya yang telah ditentukan. Makin lunak mata, makin besar lekukan yang diakibatkan
pada kornea. Dengan makin kencangnya mata, makin kurang lekukan kornea terjadi dengan gaya yang sama. Berbeda dari tonometer Schiotz, tonometer
aplanasi dapat mengubah dan mengukur beban yang diberikan. Tekanan mata ditentukan oleh beban yang diperlukan untuk meratakan kornea dengan beban
standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada tekanan intraokuler yang lebih rendah, lebih sedikit beban tonometer yang dibutuhkan untuk mencapai derajat
standar perataan kornea, dibanding dengan tekanan intraokuler yang lebih tinggi. Karena kedua cara ini mempergunakan alat yang menempel pada kornea pasien,
maka diperlukan anastesi lokal dan ujung alat harus didesinfeksi sebelum dipakai dan sewaktu menarik palpebra saat melakukan pemeriksaan, harus hati-hati agar
jangan menekan bola mata sehingga meningkatkan tekanannya
2,15,20
.
4.1 Tonometer Schiotz Keuntungan cara ini adalah kesederhanaannya, alatnya mudah dibawa. Alat ini
dapat dipakai di semua klinik atau bagian gawat darurat, di ruangan rawat rumah sakit, atau di kamar bedah. Tonometer Schiotz adalah alat yang praktis bagi
bukan spesialis mata, untuk mengukur tekanan bola mata pada pasien yang disangkakan glaukoma dalam keadaan darurat
15
. Ketiga komponen terpisah tonometer harus dibersihkan, dirakit, dan dibongkar
kembali setelah pemakaian. Badan tonometer terdiri atas tabung penampung “plunger” yang dihubungkan denagan skala pengukur dan jarum penunjuk.
Gagang terpasang, yang dapat meluncur di luar laras silinder, menunjang beban
©2003 Digitized by USU digital library 4
tonometer bila tidak menekan pada mata. “Pluger” adalah batang berujung tumpul yang dimasukkan ke dalam selongsong tabung, yang dapat mundur maju.
Satu ujungnya menyentuh kornea, sedangkan ujung lainnya mengeser jarum skala pengukur. Beban 5,5 g yang dipasang di ujung atas pluger paling jauh
dari pasien agar tidak jauh dari bagian batang. Pasien tidur telentang, dan diberi anestesi lokal pada kedua mata. Dengan pasien
menatap lurus ke depan, kelopak mata ditahan agar tetap terbuka dengan menarik kulit palpebra dengan hati-hati pada pinggir orbita. Tonometer
diturunkan oleh tangan lainnya sampai ujung cekung laras menyentuh kornea. Dengan gaya yang ditetapkan dengan beban terpasang, tonjolan pluger berujung
tumpul menekan pada kornea dan sedikit melekukkan pusat kornea. Tahanan kornea, yang sebanding dengan tekanan intraokuler, akan mendesak pluger ke
atas. Sewaktu bergeser keatas didalam selongsong, pluger menggeser jarum penunjuk skala. Makin tinggi tekanan intraokuler, makin besar tahanan kornea
terhadap indentasi, makin tinggi pula geseran pluger ke atas, sehingga makin jauh mengeser jarum penunjuk skala.
Dipakai sebuah kartu konversi untuk menerjemahkan nilai pada skala ke dalam milimeter air raksa. Jika mata kencang, diberikan tambahan beban 7,5 dan 10
gr pada pluger untuk menaikkan gaya pada kornea. Kalibrasi dilakukan dengan meletakkan tonometer pada blok metal “berbentuk-kornea” yang akan
mendefleksi jarum itu maksimal sehingga sesuai dengan “O” pada skala
2,15,20
.
4.2 Tonometer Applanasi Tonometer applanasi Goldmann adalah tonometer yang dipasang pada