PERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULER PRIA DAN WANITA EMMETROPIA BERUSIA 40 TAHUN ATAU LEBIH PADA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI
ADAM MALIK DAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI MEDAN ZALDI
Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Dari hasil penelitian di Amerika Serikat diperkirakan 2,25 juta penduduk yang berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma sudut terbuka primer dimana
setengahnya cenderung telah terjadi gangguan lapang pandangan
1,2,3
. Diperkirakan lebih dari 3 juta kebutaan didunia disebabkan oleh glaukoma sudut
terbuka primer dan lebih dari 100 juta penduduk di dunia cenderung terjadi peningkatan tekanan intraokuler dimana sekitar 2,4 juta dari populasi tersebut
berkembang menjadi glaukoma sudut terbuka primer setiap tahun
1,3
. Menurut Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1996, glaukoma
merupakan penyebab kebutaan kedua 0,16 dari penduduk Indonesia setelah katarak 1,04 . Biasanya dari mereka mengalami kebutaan mulai pada usia 40, 50
dan 60 tahun
4
Di Indonesia penyakit glaukoma kurang dikenal masyarakat , padahal cukup banyak yang menjadi buta karenanya. Pada glaukoma sudut terbuka primer terjadi
kerusakan pada saraf optik secara perlahan-lahan, sehingga penderitanya hampir tanpa keluhan subjektif sehingga penderita sering datang terlambat untuk
pemeriksaan
5
. Glaukoma merupakan penyakit yang dapat dicegah, bila diketahui dini dan
diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
4
. Untuk mendeteksi sedini mungkin adanya peningkatan tekanan intraokuler, maka
sangat diperlukan pendidikan kesehatan mata bagi masyarakat untuk memberikan pengertian tentang pentingnya pemeriksaan mata secara rutin serta melatih tenaga
kesehatan profesional untuk mengetahui gejala dan tanda-tanda dari glaukoma
2
. Tekanan intraokuler ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah produksi akuos
humor oleh badan siliar, resistensi dari pengaliran akuos humor pada sudut bilik mata depan menuju sistem“trabecular meshwork”-kanalis Schlemm dan level dari
tekanan vena episklera
1,2,6,7,8
Tekanan intraokuler normal pada manusia dari data penelitian Becker dengan menggunakan tonometer Shiotz pada 909 populasi adalah 16,1 mmHg dengan SD
2,8 mmHg
2
dan dari penelitian Leydecker dkk 1958 pada 10.000 populasi mendapatkan nilai tekanan intraokuler 15,8 mmHg dengan SD 2,6 mmHg serta dari
penelitian Goldmann pada 400 populasi dengan menggunakan tonometer aplanasi mendapatkan nilai tekanan intraokuler rata-rata 15,4 mmHg dengan SD 2,5 mmHg
2,9
. Nilai tekanan intraokuler pada setiap individu dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: usia, jenis kelamin, musim, variasi diurnal, ras, kelainan refraksi, latihan, obat-obat anastesi, alkohol
1,2,9
. Pada beberapa penelitian dijumpai korelasi antara tekanan intraokuler dengan usia, dimana dengan bertambahnya usia
cenderung terjadi peningkatan tekanan intraokuler
2,10
, yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor kardiovaskular
2
, demikian juga yang berhubungan dengan jenis
kelamin dimana dari penelitian Armalys 1965 dengan menggunakan tonometer applanasi mendapatkan tekanan intraokuler pada wanita berusia lebih dari 40 tahun
lebih tinggi dari pria yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor hormonal menstruasi
9
. Emmetropia adalah keadaan dimana antara sistem refraksi mata dan panjang
sumbu bola mata terdapat hubungan atau korelasi yang tepat; pancaran cahaya yang memasuki mata sejajar dengan sumbu optik jatuh pada titik fokus tepat
diretina
11
. Mata dengan sifat emmetropia adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi
pembiasan sinar dan berfungsi normal. Pada mata emmetropia daya bias mata adalah normal, dimana sinar jauh tidak terhingga difokuskan sempurna didaerah
makula lutea tanpa akomodasi dan mata akan mempunyai penglihatan normal 66 atau 100
12
. Pada manusia dengan bertambahnya usia terutama setelah berusia 40 tahun telah
terjadi proses penuaan dimana berjuta-juta sel didalam tubuh sudah mulai menurun fungsinya dan sebagian lagi telah mengalami degenerasi bahkan telah mulai tidak
berfungsi lagi. Pada wanita mulai terjadi proses menopause sehingga juga dapat mempengaruhi sistem organ tubuh demikian juga pada pria telah terjadi penurunan
produksi sperma yang juga disebabkan oleh faktor-faktor hormonal
13,14
. Pola diet dan aktifitas yang dilakukan manusia selama hidupnya juga
mempengaruhi sistem metabolisme tubuh sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada sistem organ tubuhnya seperti kelainan kardiovaskular dan obesitas yang
semua ini dapat mengganggu sistem dinamika tekanan intraokuler
2
. Dari paparan diatas dan masih sedikitnya penelitian yang dilakukan tentang
hubungan tekanan intraokuler dengan usia, maka penulis ingin meneliti hal tersebut terutama pada pria dan wanita emmetropia berusia 40 tahun atau lebih.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH 1.2.1. Berapa nilai tekanan intraokuler antara pria dan wanita emmetropia berusia
≥ 40 tahun 1.2.2. Apakah terdapat perbedaan yang bermakna tekanan intraokuler antara pria
dan wanita emmetropia berusia ≥ 40 tahun
1.3. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik subjek penelitian.
2. Untuk mengetahui perbedaan tekanan intraokuler antara pria dan wanita emmetropia berusia
≥ 40 tahun
1.4. MANFAAT PENELITIAN