Lensa mata Konsep bahwa bayangan diretina difokuskan oleh 2 elemen lensa, yaitu kornea Status Refraksi Status refraksi pada mata ditentukan oleh empat faktor yang saling

6.3 Musim Adanya pengaruh musim berhubungan dengan tekanan intraokuler pernah

dilaporkan dimana pada bulan–bulan musim dingin tekanan intraokuler manusia lebih tinggi yang mungkin disebabkan oleh perubahan tekanan atmosfer 2 .

6.4 Variasi diurnal

Variasi diurnal merupakan perubahan keadaan tekanan intraokuler setiap hari. Pada orang normal mempunyai variasi 3–6 mmHg antara tekanan intraokuler terendah dan tertinggi, sedang pada penderita glaukoma dapat lebih tinggi lagi. Umumnya tekanan intraokuler meninggi pada tengah hari dan lebih rendah pada malam hari. Ini di hubungkan dengan variasi diurnal kadar kortisol plasma, dimana puncak tekanan intraokuler sekitar tiga sampai empat jam setelah puncak kadar kortisol plasma 1,2,9,12 .

6.5 Ras Adanya keterkaitan antara ras tertentu dengan tekanan intraokuler telah

diperkuat dengan adanya laporan yang menyatakan bahwa orang kulit hitam mempunyai tekaan intraokuler lebih tinggi di bandingkan kulit putih 1,2 .

6.6 Genetik Tekanan intraokuler pada populasi umum ada kaitannya dengan keturunan,

keadaan ini di buktikan dengan terdapatnya kecenderungan tekanan intraokuler yang lebih tinggi pada sejumlah keluarga penderita glaukoma 2 . 6.7 Kelainan refraksi Terdapat hubungan antara miopia aksial dengan peninggian tekanan intraokuler. Dimana dengan bertambahnya panjang sumbu bola mata akan menyebabkan meningkatnya tekanan intraokuler 2 . 7. EMMETROPIA

7.1 Sistem Optik Euclid 300 SM berpendapat bahwa beberapa macam sinar sensorik yang keluar

dari mata dan objek-objek yang dideteksi dengan cara yang sama dengan sentuhan sensasi. Di kemudian hari , sebelum era Johannes Kepler 1571–1630, mata digambarkan sebagai miniatur kamera obskura yaitu berupa sebuah ruangan gelap atau sebuah kotak dengan lubang kecil tanpa lensa pada salah satu dindingnya. Akan tampak suatu bayangan pemandangan yang terbalik pada dinding yang letaknya berseberangan dengan lubang. Kepler berpendapat bahwa kornea dan lensa bersama-sama membiaskan sinar dan membentuk bayangan di retina. Christoper Scheiner 1579–1650 mengukur kelengkungan kornea untuk pertama kalinya. Dia juga memperlihatkan bayangan kecil dari suatu objek yang terbentuk pada permukaan posterior mata binatang yang telah di enukleasi 15 . Telah banyak dilakukan usaha untuk mensederhanakan sistem optik mata manusia , terutama dengan menggunakan persamaan lensa tebal dari metode aljabar untuk kalkulasi optik . Skema mata Gullstrand dan bentuk tereduksinya adalah model yang merupakan sumber bagi besaran-besaran matematik untuk sifat optik mata. Indeks refraksi kornea sekitar 1,376 dan indeks refraksi akuos humor sekitar 1,3337 untuk garis natrium D pada 37 o C 15,21,23,27 .

7.2 Lensa mata Konsep bahwa bayangan diretina difokuskan oleh 2 elemen lensa, yaitu kornea

yang memiliki 43 dioptri dan lensa dengan 20 dioptri, masih dianut secara luas sampai saat ini tetapi hal ini terlalu menyederhanakan masalah 15,19,21 . Trigonometric ray tracing membuktikan bahwa sistem optis mata manusia lebih tepat dikonseptualisasikan sebagai suatu sistem tiga lensa yaitu lensa akuos, lensa kristalina dan lensa badan kaca. Berbeda dengan anggapan umum, kornea itu sendiri hampir tidak memiliki kekuatan refraksi dalam sistem optis tetapi penting hanya dalam membentuk kurva anterior lensa akuos. Lensa kristalina ©2003 Digitized by USU digital library 7 adalah komponen optis yang menarik karena indeks refraksinya bervariasi disepanjang ketebalannya dan tidak konstan, seperti yang diperkirakan oleh sebagian besar kalkulasi optis. Lensa badan kaca sangat penting karena efeknya yang kuat pada pembesaran 15 .

7.3 Status Refraksi Status refraksi pada mata ditentukan oleh empat faktor yang saling

berhubungan 28,29: 1. Kekuatan refraksi kornea 2. Kedalaman bilik mata depan 3. Kekuatan refraksi lensa 4. Panjang aksis bola mata Keempat faktor diatas telah dilakukan penelitian oleh beberapa peneliti antara lain : Tron , Stenstrom dan Sorsby dkk, mereka mendapatkan nilai dari masing-masing faktor sebagai berikut 2 : Tron Stenstrom Sorsby et al Range Mean Range Mean Range Mean Corneal Power D 37 - 49 43,41 39,2-48,5 42,84 39 - 47 43,14 Anterior Chamber Depthmm 2,16- 5,05 3,27 2,8 – 4,55 3,68 2,6 – 4,4 3,47 Lens Power D 15 - 29 20,44 12,5 - 22 17,35 17 - 26 20,71 Axial Diameter mm 21 - 38 25,15 20 – 29,5 24,00 21 - 27 23,94 8. PEMERIKSAAN KETAJAMAN PENGLIHATAN Sebagaimana halnya tanda-tanda vital merupakan bagian dari setiap pemeriksaan fisik, maka setiap pemeriksaan mata harus mencakup penilaian ketajaman penglihatan . Penglihatan yang baik adalah hasil kombinasi jalur visual neurologik yang utuh, mata yang secara struktural sehat, dan dapat memfokuskan sinar secara tepat. Sebagai analogi, sebuah kamera video, agar dapat berfungsi dengan baik, memerlukan kabel yang utuh, dan fokus yang tepat. Penilaian ketajaman penglihatan lebih bersifat subjektif daripada objektif, karena memerlukan respon dari pasien 15 . 8.1 Pemeriksaan Refraksi Titik fokus jauh mata tanpa bantuan bervariasi pada orang normal, tergantung pada bentuk bola mata dan kornea. Mata emmetrop secara alami berfokus optimal bagi penglihatan jauh. Mata ametrop yakni mata myopia, hiperopia, atau astigmatisma memerlukan lensa koreksi agar terfokus dengan baik untuk jarak jauh. Gangguan optik ini disebut kelainan refraksi. Pemeriksaan refraksi merupakan prosedur untuk menetapkan dan menghitung kesalahan optik alami ini dan juga diperlukan untuk membedakan apakah pandangan kabur disebabkan oleh kesalahan refraksi atau oleh kelainan medis pada sistem visual. Jadi, selain menjadi dasar untuk penulisan resep kaca mata atau lensa kontak, refraksi juga berfungsi diagnostik 15,20,21 . 8.2 Pemeriksaan Penglihatan Sentral Penglihatan dapat dibagi dalam penglihatan sentral dan perifer. Ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperhatikan sasaran dengan berbagai ©2003 Digitized by USU digital library 8 ukuran yang terpisah pada jarak standar dari mata. Mata hanya dapat membedakan dua titik terpisah bila titik tersebut membentuk sudut 1 menit. Satu huruf hanya dapat dilihat bila seluruh huruf membentuk sudut 5 menit dan setiap bagian dipisahkan dengan sudut 1 menit. Makin jauh huruf terlihat, maka makin besar huruf tersebut dibuat karena sudut yang dibentuk harus tetap 5 menit. Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter , karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pada pemeriksaan tajam penglihatan dipakai kartu baku atau standar, misalnya kartu baca Snellen, yang setiap hurufnya membentuk sudut 5 menit pada jarak tertentu sehingga huruf pada baris tanda 60, berarti huruf tersebut membentuk sudut 5 menit pada jarak 60 meter; dan pada baris tanda 6 adalah huruf yang membentuk sudut 5 menit pada jarak 6 meter, sehingga huruf ini pada orang normal akan dapat dilihat dengan jelas 15,20,21 . Kartu yang berisi angka-angka dan kartu “E” dapat dipakai bagi pasien yang tidak terbiasa oleh abjad Latin dan untuk menguji anak-anak kecil atau yang ada hambatan bahasa 15,21 . 8.3 Pemeriksaan Penglihatan Perifer Karena jauh lebih kasar dari ketajaman sentral maka penglihatan perifer lebih sulit diperiksa secara kuantitatif. Pemeriksaan-pemeriksaan khusus yang akan dibahas berikut ini dipakai bila pengukuran penglihatan perifer diperlukan, seperti untuk mendiagnosis dini dari glaukoma 15 . Pemeriksaan lapangan penglihatan perifer secara kasar dengan cepat dapat dilakukan dengan tes konfrontasi. Karena lapangan penglihatan kedua mata saling bertindih, masing-masing mata harus diperiksa secara terpisah. Pasien duduk menghadap pemeriksa beberapa kaki jauhnya. Pemeriksa dimulai dengan menutup mata sebelah kiri, sedangkan mata kanan menatap mata kiri pemeriksa. Pemeriksa memperhatikan beberapa jarinya biasanya satu, dua atau empat jari sebentar diperifer salah satu dari empat kuadran. Pasien diminta untuk menyebut jumlah jari yang digerakkan sesaat tersebut sambil tetap menatap kedepan. Karena pasien dan pemeriksa saling menatap, setiap kali pasien tidak menatap akan diketahui. Kuadran temporal atas dan bawah serta nasal atas bawah semuanya harus diperiksa dengan cara ini. Jika pemeriksa menutup mata kanan dan pasien menutup mata kirinya dan jika sasaran jari-jari digerakkan pada jarak yang sama antara pasien dan pemeriksa lapangan pandangan perifer masing-masing harus sama. Ini memungkinkan perbandingan lapangan pandang pasien dengan lapangan pandang pemeriksa. Kesalahan yang konsisten menunjukan defisiensi dalam kuadran yang diperiksa , seperti pada ablasio retina, kelainan saraf optik, cedera atau iskemia pada jalur visual intrakranial. Karena kelainan lapangan pandang sering tanpa gejala , pemeriksaan konfrontasi harus dimasukan pada pemeriksaan oftalmologik lengkap. Selain dengan pemeriksaan konfrontasi , pemeriksaan lapangan pandang dapat digunakan perimetri. Pemeriksaan ini dilakukan terpisah untuk masing-masing mata yang berfungsi untuk mengukur fungsi retina, saraf optik dan jalur penglihatan intrakranial secara bersamaan. Lapangan penglihatan diukur dan dipetakan menurut derajat kelengkungan. Pengukuran derajat kelengkungan itu tetap konstan dan tidak bergantung jarak dari mata yang diperiksa. Sensitifitas penglihatan paling besar pada daerah fovea dan paling kecil diperifer. Pemeriksaan perimetri tergantung pada respons pasien secara subjektif, dan hasilnya akan tergantung pada status psikomotor dan status penglihatan pasien 15,20 . ©2003 Digitized by USU digital library 9

8.4. Metode Perimetri 1. Layar Tangent adalah alat paling sederhana untuk perimetri standar.