2.2 Aliran akuos humor
Bagan Aliran akuos humor
18
Prosesus siliar
↓
akuos humor masuk kedalam bilik mata belakang melalui pupil
↓
bilik mata depan jalinan badan siliar
trabekula
~ ~
kanal Schlemm sirkulasi vena badan siliar, vena-vena episklera koroid dan sklera
Æ Æ Æ Æ
Jalur Trabekular Jalur Uveoskleral 90 10
Aliran akuos humor dari bilik mata belakang melalui pupil menuju bilik mata depan kemudian mengalir melalui dua jalur: trabekular
konvensionalkanalikular melalui kanal Schlemm, kanalis intrasklera, vena episklera untuk selanjutnya masuk kedalam sirkulasi; jalur ini meliputi
± 90 dari seluruh aliran akuos humor. Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas
jaringan kollagen dan elastik yang dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori semakin mengecil sewaktu
mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya kedalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga
kecepatan drainase akuos humor juga meningkat. Aliran akuos humor kedalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transelular
siklik dilapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena akuos menyalurkan cairan kedalam sistem vena.
Sejumlah kecil
± 10 akuos humor keluar melalui jalur uveosklera
unkonvensionalekstrakanalikular. Jalur ini terdiri dari uveal meshwork dan korneosklera meshwork, uvea pada trabekula ini menghadap kebilik depan dan
meluas dari skleral-spur, permukaan anterior badan siliar serta akar iris yang kemudian berakhir di membran Descemet garis Schwalbe
1,2,6,15,18,19
. Resistensi utama terhadap aliran keluar akuos humor dari ruang bilik mata
depan adalah lapisan endotel saluran Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular didekatnya, bukan dari sistem pengumpul. Tetapi tekanan di jaringan
vena episklera menentukan besar minimum tekanan intraokuler yang dicapai oleh terapi medis
15
. Pengaliran akuos humor dalam jumlah yang sangat kecil mengalir melalui vena-
vena pada iris dan retina serta melalui endotel kornea
7
.
2.3 Tekanan Vena Episklera Hubungan antara tekanan vena episklera dan dinamika akuos humor sangat
rumit karena baru sebagian yang bisa diketahui. Tekanan vena episklera normal diperkirakan 8–12 mmHg. Peningkatan tekanan vena episklera sebesar 1 mmHg
biasanya akan diikuti peningkatan tekanan intraokuler dalam besar yang sama
1
.
©2003 Digitized by USU digital library 3
3. HUBUNGAN TEKANAN INTRAOKULER DAN ALIRAN AKUOS HUMOR
Berdasarkan dinamika pengaliran akuos humor melalui jalur trabekular ditemukan
tiga faktor saling berhubungan yang dirumuskan oleh Goldmann dengan
1,2,6,7
: Po = FC + Pv
Po = Tekanan intraokuler mmHg F = Kecepatan pembentukan akuos humor µlmnt
C = Kemudahan aliran akuos humor µlmntmmHg Pv = Tekanan vena episklera mmHg
Tetapi dengan adanya faktor dari pengaliran melalui jalur uveosklera maka hubungan keempat faktor ini dapat dirumuskan dengan
19
: IOP = F- U + Pev
C IOP = Tekanan intraokuler mmHg
F = Kecepatan pembentukan akuos humor µlmnt U = Pengaliran melalui uveosklera µlmnt
C = Kemudahan aliran akuos humor µlmntmmHg Pev = Tekanan vena episklera mmHg
4. PEMERIKSAAN TEKANAN INTRAOKULER Bola mata dapat dipersamakan dengan suatu kompartemen tertutup dengan
sirkulasi akuos humor yang konstan. Cairan ini mempertahankan bentuk dan tekanan relatif didalam bola mata. Tonometri adalah cara pengukuran tekanan
intraokuler dengan memakai alat-alat terkalibrasi yang melekukkan atau meratakan kornea. Makin tegang mata, makin besar gaya yang diperlukan untuk
mengakibatkan lekukan
15
.
Ada dua jenis tonometri yaitu tonometer indentasi dan tonometer aplanasi. Tonometer indentasi yang dipakai adalah tonometer Schiotz yang digunakan
untuk mengukur besarnya indentasi kornea yang dihasilkan oleh beban atau gaya yang telah ditentukan. Makin lunak mata, makin besar lekukan yang diakibatkan
pada kornea. Dengan makin kencangnya mata, makin kurang lekukan kornea terjadi dengan gaya yang sama. Berbeda dari tonometer Schiotz, tonometer
aplanasi dapat mengubah dan mengukur beban yang diberikan. Tekanan mata ditentukan oleh beban yang diperlukan untuk meratakan kornea dengan beban
standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada tekanan intraokuler yang lebih rendah, lebih sedikit beban tonometer yang dibutuhkan untuk mencapai derajat
standar perataan kornea, dibanding dengan tekanan intraokuler yang lebih tinggi. Karena kedua cara ini mempergunakan alat yang menempel pada kornea pasien,
maka diperlukan anastesi lokal dan ujung alat harus didesinfeksi sebelum dipakai dan sewaktu menarik palpebra saat melakukan pemeriksaan, harus hati-hati agar
jangan menekan bola mata sehingga meningkatkan tekanannya
2,15,20
.
4.1 Tonometer Schiotz Keuntungan cara ini adalah kesederhanaannya, alatnya mudah dibawa. Alat ini