BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi experimental pada mencit Mus musculus L. strain BALBC.
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran USU, Laboratorium Biokimia BPPV Regional I Medan, Laboratorium Bapedalda
Propsu Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Provinsi Sumatera Utara, dalam waktu 12 minggu.
3.3. Sampel Penelitian
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan Mus musculus L., umur 6-7 minggu, dengan kisaran berat badan 30-45 g yang diperoleh
dari Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner BPPV Medan. Sebelum perlakuan mencit terlebih dahulu diaklimatisasi selama seminggu. Mencit dipelihara dalam
kandang yang diberi alas sekam dan anyaman kawat sebagai penutup. Pemberian makan dan minum dilakukan setiap hari secara ad libitum. Pakan yang diberikan
berupa pelet produksi PT. Charoen Pokphan Medan dan diberi minum air ledeng. Selanjutnya secara acak mencit dimasukkan ke dalam tiap kandang terpisah. Setiap
kandang diberi tanda sesuai dengan perlakuan. Suharsih : Pengaruh Derajat Deasetilasi Kitosan Terhadap Kadar Plumbum Pb
darah dan Aktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase O-Alad Mencit Albino Mus musculus L., 2008.
USU e-Repository © 2008. 21
Suharsih : Pengaruh Derajat Deasetilasi Kitosan Terhadap Kadar Plumbum Pb darah dan Aktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase O-Alad Mencit
Albino Mus musculus L., 2008. USU e-Repository © 2008.
3.4. Variabel yang diteliti 3.4.1. Variabel independent
1. Pb asetat 2. Derajat deasetilasi DD kitosan
3. Dosis kitosan
3.4.2. Variabel dependent
1. Kadar Pb darah 2.
Aktivitas enzim
h-ALAD 3. Kadar Hb
3.5. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini sampel terdiri dari 30 ekor mencit jantan yang dibagi secara acak dalam 10 kelompok masing-masing 3 ekor tiap kelompok, dengan nama
kelompok K0, K1, K2, K3, P1, P2, P3, P4, P5,dan P6. K0 = Kelompok kontrol aquades
K1 = Kelompok kontrol Pb yang diberi larutan Pb asetat 25 mgkg BB K2 = Kelompok kontrol asetat yang diberi larutan asam asetat 1
K3 = Kelompok kontrol kitosan yang diberi larutan kitosan P1 = Kelompok perlakuan yang diberi larutan Pb asetat 25 mgBB + kitosan A 1
P2 = Kelompok perlakuan yang diberi larutan Pb asetat 25 mgBB + kitosan A 2 P3 = Kelompok perlakuan yang diberi larutan Pb asetat 25 mgBB + kitosan B 1
P4 = Kelompok perlakuan yang diberi larutan Pb asetat 25 mgBB + kitosan B 2
P4 = Kelompok perlakuan yang diberi larutan Pb asetat 25 mgBB + kitosan C 1 P5 = Kelompok perlakuan yang diberi larutan Pb asetat 25 mgBB + kitosan C 2
Kitosan A = Kitosan dengan Derajat Deasetilasi 64 Kitosan B = Kitosan dengan Derajat Deasetilasi 65
Kitosan C = Kitosan dengan Derajat Deasetilasi 75 Kitosan yang digunakan adalah kitosan yang bersumber dari sotong yang mempunyai
berat molekul yang rendah.
Jumlah Ulangan Tiap Kelompok
Penentuan jumlah ulangan untuk tiap kelompok berdasarkan rumus dari Federer 1963, yaitu :
t -
1 n -1
≥ 15
t = jumlah perlakuan ; n = jumlah ulangan
Jumlah perlakuan dalam penelitian ini adalah 10, maka jumlah ulangan tiap kelompok minimal 3.
3.6. Pelaksanaan Penelitian