Pengertian Hukum Waris Kedudukan Al-Shulhu dalam kewarisan menurut fiqh dan hukum islam di Indonesia

BAB II PEMBAHASAN SEPUTAR WARIS DALAM ISLAM

A. Pengertian Hukum Waris

Hukum kewarisan dalam Islam yang mengatur tentang peralihan harta seseorang dikenal dengan sebutan “fiqh mawaris”. Lafaz mawaris secara etimologi adalah bentuk jamak dari kata tunggal “mirats” yang mempunyai arti harta warisan atau peninggalan mayit. 13 Dalam bahasa Arab dikenal dengan nama ilmu faraidh. Faraidh adalah jama’ dari kata fardh yang artinya takdir ketentuan, sebagai mana firman Allah swt. Yang artinya sebagai berikut : “separuh dari apa yang kamu tentukan”. 14 Menurut Fatchurrachman dalam bukunya “ilmu waris” disebutkan bahwa lafaz al-faraidh, merupakan jamak dari lafaz faridhah, lafaz faradhiyun diartikan oleh ulama semakna dengan lafaz mafrudhah yaitu bagian yang telah dipastikan atau ditentukan kadarnya. Diartikan demikian, karena saham-saham bagian-bagian yang telah dipastikan kadarnya dapat mengalahkan saham-saham yang belum dipastikan kadarnya. 15 13 A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustak Progresisif, 1997, et.Ke-14,h.i 14 Sayyid sabiq, Fiqh sunnah, Bandung: PT. al-Ma’arif, 1987, juz 14, cet.I, h. 252 15 Fatchurrachman, Ilmu Waris, Bandung: Al-Ma’arif, 1981, h.31 Secara etimologi kata al-fardh memiliki beberapa arti, diantaranya adalah sebagai berikut: 16 1. Al-Qath’ yang berarti ketetapan atau kepastian 2. Al-Taqdir yang berarti suatu ketentuan 3. Al-Inzal yang berarti menurunkan 4. Al-Tabyin yang berarti penjelasan 5. Al-Ihlal yang berarti menghalalkan 6. Al-‘Atha’ yang berarti pemberian Kata waris adalah bentuk isim fa’il dari kata waratsa, yaritsu, irtsan, fahuwa waritsun yang bermakna orang yang menerima waris. 17 Sedangkan Mawarits adalah jama’ dari mirats, irts, wirts, wiratsah dan turats, yang dinamakan dengan mauruts ialah: “harta peninggalan orang yang meninggal yang diwarisi oleh para pewarisnya”. 18 Menurut Amir Syarifuddin bahwa hukum kewarisan adalah “seperangkat peraturan tertulis berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Nabi tentang hal ihwal 16 Komite Fakultas Syari’ah Univ. al-Azhar, Hukum Waris terjemah 17 H. Hasbiyallah, Belajar Mudah Ilmu Waris, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007, h.1 18 TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Fiqh Mawaris. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001, h. 5 peralihan harta atau berujud harta dari yang telah mati kepada yang masih hidup, yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua yang beragama Islam”. 19 Jadi, pengertian hukum kewarisan ialah himpunan aturan-aturan yang mengatur tentang siapa ahli waris yang berhak mewarisi harta peninggalan seorang yang mati meninggalkan harta peninggalan, bagaimana kedudukan msing-masing ahli waris serta bagaimana atau berapa perolehan masing-masing ahli waris secara adil dan sempurna. 20

B. Dasar dan Sumber Hukum Kewarisan