4. Hakim baru boleh keluar dari ketentuan-ketentuan tersebut, di samping jika
ternyata suatu pendapat bertentangan dengan al-Qur’an dan Sunnah, juga pada kasus tertentu dalam pandangan hakim bilamana pertimbangan hukum
yang biasa dipakai secara umum diterapkan dalam kasus seperti itu, akan menimbulkan efek negatif terhadap yang bersangkutan. Dalam kasus seperti
ini, hakim boleh membuat keputusan pengecualian yang dikenal dengan istihsan.
C. Hikmah Al-Shulhu Perdamaian 1. Menurut Hukum Islam
Mengenai hikmah dilaksanakannya pembagian waris dengan shulh adalah sebagai berikut :
a. Hubungan kekeluargaan diantara ahli waris tetap utuh dan tidak adanya
perselisishan diantara ahli waris. Hal ini terjadi karena shulh perdamaian itu dilakukan dengan rasa ikhlas dan penuh dengan kesadaran yang di dasarkan
pada rasa persaudaraan. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an yang berbunyi :
YYYYYYYYYY
9O Ka0
P —
P +,
© 2 ª
`Io •
YYYYYYYYYY 1 .
2 3
6 5
Artinya : “…….. dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan peliharalah hubungan silaturahim ……..” Q.S Al-
Nisa, 4:1 b.
Dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan antara sesama muslim. Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW sebagai berikut :
W u Oﺵ
W.x o
=F~ =Gff = : 8 €
J C
. LW. E ﺱ
J K- L 5
83
Artinya : ”Kamu akan melihat kepada orang-orang mukmin itu dalam hal
kasih sayang diantara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila satu bagian
dari tubuh itu meresa sakit, maka akan menjalarlah kesakitan itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat
tidur insomania dan merasakan demam.”
c. Dengan shulh dapat terhindar dari memakan atau mengambil barang harta
milik orang lain dengan cara yang bathil, karena shulh itu dilakukan dengan rasa saling merelakan. Allah SWT berfirman :
xy O
F7 8X‰ JB
5 JBd-k
1 {N €
YYYYYYYYYYY ` -
6 3
6{{ 5
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain diantara kamu dengan jalan yang bathil …..” Q.S Al-Baqarah
: 188 d.
Tidak ada yang merasa dirugikan dan terhindar dari masalah kecemburuan sosial atau ekonomi, karena perdamaian shulh itu dilakukan dengan cara
musyawarah kompromi. e.
Dengan shulh perdamaian maka tercapailah tujuan dari pada hukum Islam yaitu: menegakkan kebenaran dan keadilan, mengembalikan hak-hak kepada
83
Husein Bahreisj, Hadits Shahih Bukhari-Muslim, Surabaya: CV. Karya Utama, t.th, h. 137-138.
pemiliknya dan memelihara silaturahim atau hubungan kasih sayang diantara sesama mahluq Allah SWT.
2. Menurut Hukum Positif
Adapun hikmah al-shulhu damai menurut hukum positif adalah sebagai berikut :
84
a. Hubungan antar para pihak kembali membaik bahkan menjadi lebih intim,
karena dalam perdamaian terdapat unsur take and give pengorbanan. b.
Biaya yang dikeluarkan untuk perdamaian relatif lebih sedikit atau bahkan bisa diabaikan.
c. Melaksanakan perdamaian tidak membutuhkan waktu yang lama atau
berlarut-larut, sehingga tidak mengganggu aktifitas yang lain. d.
Tidak banyak memeras pikiran, karena suasana dalam melakukan perdamaian selalu dalam suasana yang kekeluargaan, terbuka, dan saling hormat
menghormati.
84
M. Nasir, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Djambatan, 2003, cet.ke-1, h. 115
e. Sengketa atau permasalahan dapat berakhir secara tuntas dan damai, sehingga
tidak menimbulkan permusuhan antara pihak, karena perdamaian dilakukan dengan cara kompromi musyawarah.
f. Dapat tercapai tujuan dari pada penyelesaian perselisihan perdata.
D. Analisa Penulis tentang al-Shulhu