xxxii Karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapat mencari
stimulasi dengan berusaha untuk “memukul sistem” sehingga mendapatkan suatu arti pencapaian a sense of a chievement atau
pembebasan frustasi relief of frustration.
J. Ruang Lingkup Audit Intern
1. Definisi Audit Intern
Definisi audit intern menurut Konosorium Organisasi Profesi Audit Intern 2004 dalam Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor
Publik Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2007 adalah sebagai berikut: Audit intern sebagai kegiatan penilaian dan konsultasi yang independen dan
obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit intern membantu organisasi untuk mencapai
tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, sistem
pengendalian intern dan proses governance 2004.
Sedangkan The Institute of Internal Auditors dalam statement of
responsibilities of auditor intern yang dibaca dari jurnal Aji Suryo 1999
menyatakan tentang tujuan pemeriksaan yang dilakukan auditor intern adalah membantu seluruh anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
mereka agar dapat lebih efektif yaitu dengan cara memberikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar yang berkaitan dengan aktivitas yang
diperiksa.
xxxiii Definisi audit intern berikut ini menggambarkan ruang lingkup audit
intern modern yang luas dan tak terbatas eksternal menurut Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner 2005:10:
Audit intern adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor intern terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam
organisasi untuk menentukan apakah a informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; b risiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi; c peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur intern yang bisa diterima telah diikuti; d kriteria operasi yang
memuaskan telah dipenuhi; e sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan f tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua
dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara
efektif.
Dari definisi tersebut dapat kita lihat bahwa salah satu tujuan dari audit intern adalah meningkatkan pengelolaan risiko, sistem pengendalian
intern, dan proses tata kelola yang pada akhirnya dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuannya sesuai dengan yang ditetapkan. Menurut Agoes
2001 untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut maka, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh auditor intern yaitu:
a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian
operasional lainnya serta mengembangkan sistem pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
xxxiv c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan
dilindugi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan, dan penyalahgunaan.
d. Memastikan bahwa penjelasan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.
f. Menyarankan untuk perbaikan-perbaikan kegiatan operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Langkah-langah audit Intern dalam mengantisipasi terhadap kebijakan fraud yaitu:
a. Respon harapan dan permintaan manajemen b. Evaluasi program, anti fraud dan pengendalian yang ada
c. Yakinkan adanya dukungan dari manajemen dan komite audit. d. Kembangkan keahlian anti fraud dalam audit intern.
e. Lakukan penilaian secara berkala terhadap risiko terjadinya fraud. f. Kenali setiap aktivitas pengendalian anti fraud
g. Evaluasi dan uji efektivitas pola dan jalannya operasi pengendalian. h. Rancang dan program audit untuk menilai risiko yang tetap ada dikaitkan
dengan fraud auditing. i. Tetapkan proses baku untuk merespon tuduhan atau dugaan fraud.
j. Langkah perbaikan dan pencegahan terulangnya fraud yang ditemukan.
2. Peran Auditor Intern
xxxv Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan merupakan peran
dari auditor intern dalam perusahaan Tugiman, 2006:17 : a. Comlpliance
Aktivitas ini untuk menilai sampai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan-peraturan dan
praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempunyai aturan.
b. Verifikasi Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data
manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan
phisik serta hasil operasi perusahaan c. Evaluasi
Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian intern yang ditetapkan perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan
operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas pelaksanaannya.
d. Merekomendasi
Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen.
Untuk budaya yang kurang mendukung, maka kesenjangan akan sering terjadi. Meskipun demikian jika pada suatu kesempatan auditor intern
xxxvi melakukan pemeriksaan langsung dalam penyelidikan kecurangan, bagian
terbesar dari usahanya adalah berorientasi pada kecurangan yang merupakan bagian integral dari penugasan audit yang lebih luas. Usaha yang berorientasi
pada kecurangan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan dari persiapan sampai tahapan evaluasi penyelesaian pekerjaan lapangan. Kesiapan didalamnya
termasuk identifikasi cakupan luas pemeriksaan, kondisi dan pengembangan yang menunjukkan adanya tanda-tanda kecurangan.
Aji Suryo 1999 mengemukakan bahwa auditor intern harus menyadari iklim organisasional secara keseluruhan dan kemungkinan
timbulnya kecurangan. Auditor intern khususnya, harus waspada terhadap area yang sensitif untuk penelaahan yang lebih dalam. Beberapa contoh area sensitif
yang berhubungan dengan pemeriksaan kecurangan, seperti modal kerja yang tidak cukup, adanya pemindahan dana antara perusahaan afiliasi atau divisi,
penurunan kinerja manajemen, kemerosotan atau kemunduran dari mutu pendapatan yang dibuktikan oleh penurunan volume atau mutu penjualan serta
kecenderungan yang menurun dalam angka dan rasio finansial. Oleh karena itu auditor intern harus mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang kecurangan dan dapat mengidentifikasikan indikator kemungkinan terjadinya kecurangan. Apabila kelemahan pengendalian yang
signifikan dapat terdeteksi, pengujian tambahan yang dilakukan auditor intern harus termasuk pengujian yang diarahkan pada identifikasi dari indikator lain
mengenai kecurangan. Auditor intern tidak diharapkan mempunyai pengetahuan yang sama seperti seseorang yang tanggung jawab utamanya
xxxvii adalah mendeteksi dan menyelidiki kecurangan. Prosedur audit juga tidak
menjamin bahwa kecurangan yang terjadi dapat dideteksi oleh auditor.
K. Tanggung Jawab Auditor Intern