Hubungan Peran dan Tanggung Jawab Auditor Terhadap Kecurangan Pencegahan Tindakan Kecurangan

xl Standar Profesional Akuntan Publik berdasarkan PSA No.70 seksi 316 paragraf 38 dalam penelitian Magnaz Lestira Oktaroza 2003 menyatakan bilamana auditor telah menemukan bahwa terdapat bukti adanya kecurangan, harus mengkomunikasikan informasi tersebut ketingkat manajemen yang semestinya. Kecurangan yang melibatkan manajemen senior atau karyawan lain yang menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan harus dilaporkan secara langsung kepada komite audit.

L. Hubungan Peran dan Tanggung Jawab Auditor Terhadap Kecurangan

Adapun peran dan tanggung jawab auditor intern sebenarnya telah diakui dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang sejalan dengan Statement on Auditing Standard SAS yang dikeluarkan oleh Auditing Standards. Menurut G. Jack Bologna and Robert J.Lindquist 1995 dalam penelitan Aji Suryo 1999 bahwa standar tersebut dalam pelaksanaannya sering menimbulkan expectation gap, yaitu terjadinya perbedaan antara apa yang dipersepsikan dan diharapkan oleh masyarakat dan para pemakai laporan keuangan dari para auditor intern dengan yang diyakini sebagai tanggung jawabnya Selanjutnya mengemukakan bahwa ekspektasi masyarakat dan para pemakai laporan keuangan menyatakan bahwa auditor akan: 1. Bertanggung jawab dalam mendeteksi dan melaporkan kecurangan dan tindakan melawan hukum lainnya xli 2. Memperbaiki keefektifan audit, yaitu perbaikan dalam pendeteksian salah saji material. 3. Mengkomunikasikan pada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit, termasuk peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis dan 4. Mengkomunikasikan dengan jelas kepada komite audit atau yang bertanggung jawab terhadap pelaporan keuangan yang dipercaya.

M. Pencegahan Tindakan Kecurangan

Dengan bertitik tolak dari tiga elemen segitiga fraud fraud triangle mengapa seseorang melakukan fraud, dapat disimpulkan dua unsur yang menentukan terjadinya fraud yaitu manusia dan sistem pengendalian dalam organisasi. Manusia dengan nilai-nilai values hidup yang dianutnya, menetukan wujud tingkah lakunya dalam pergaulan dan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Sedangkan suatu sistem pengendalian intern dibangun untuk menghalangi atau menghambat kemungkinan terjadinya fraud.

1. Pertimbangan Auditor Dalam Mencegah Kecurangan

Dalam penelitian Firma Sulistiyowati 2003 yang perlu dipertimbangkan oleh auditor untuk menanggulangi risiko kecurangan adalah a. Pendekatan Berdasarkan Sistem Sistem Based Approach Auditor yang menerapkan pendekatan ini harus meyakinkan semua pihak bahwa organisasinya memiliki cara yang memadai untuk mengatasi kecurangan. Hal tersebut merupakan tujuan utama dari pengendalian intern yang masuk akal. Tahap dokumentasi dapat membantu melihat xlii kesalahan perusahaan. Lingkungan kondusif terjadinya kecurangan jika auditor kesulitan menemukan apa yang terjadi dan prosedur apa yang akan diambil. b. Pemilihan key internal controls Pemilihan pengendalian intern antar perusahaan berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan perusahaan dalam mencegah terjadinya kecurangan. Pengendalian intern yang dilakukan antara lain: 1 Pengendalian yang melibatkan lebih dari satu karyawan, dengan cara pemisahan tugas dan supervisi langsung. 2 Pengendalian yang melibatkan rekonsiliasi independen, yaitu pendeteksian kecurangan melalui dua catatan. 3 Pengendalian melalui pembubuhan tanda tangan pada setiap tugas yang dikerjakan. 4 Pengendalian secara fisik, yang akan meminimalkan risiko dan godaan melakukan kecurangan. 5 Daftar pernyataan kepentingan dan masing-masing bagian dalam perusahaan. Untuk mengatasi berbagai bentuk kecurangan dalam perusahaan

2. Teknik Dalam Mencegah Tindakan Kecurangan

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pencegahan kecurangan dapat dilakukan dengan: a. Membina, memelihara dan menjaga mental atau moral pegawai agar senantiasa bersikap jujur, disiplin, setia, beretika dan berdedikasi. xliii Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, elemen pertama tekanan dan ketiga alasan pembenaran dari segitiga fraud lebih banyak terkait dengan kondisi kehidupan dan sikap mental atau moral seorang pegawai yang bersangkutan. Maka untuk mencegah kecurangan, perlu menghilangkan tekanan dan pikiran pembenarannya dengan melakukan pembinaan mental seperti karyawan untuk bersikap jujur, merasa memiliki, senantiasa diberi perhatian, mengembangkan keterbukaan, mengembangkan kompetensinya, dan pimpinan menunjukkan keteladanan serta memberikan bantuan pencerahan kepada pegawai yang membutuhkan. Tidak kalah penting adalah organisasi agar berusaha memilih karyawan yang jujur yang dapat dipekerjakan pada organisasi tersebut. Adapun untuk elemen kedua kesempatan, karena terkait dengan sistem pengendalian intern , dapat diminimalkan dengan: 1 Menerapkan suatu sistem pengendalian intern yang baik, lingkungan pengendalian yang baik good control environment, sistem akuntansi yang baik good accounting system dan prosedur pengendalian yang baik good control procedure. 2 Menekan timbulnya kolusi dengan sistem memberi waktu berlibur vacation, pindah penugasan dan sistem rotasi job transfertour of duty atau pemberian cuti. 3 Mengingatkan kepada pihak luar yang memberi potensi terjadinya kecurangan seperti penjual dan kontraktor untuk mewaspadai kickback xliv dan macam-macam pemberian atau gratifikasi, bahwa instansi yang melakukan kegiatan pengadaan berhak mengaudit ke pemasok. 4 Memantau terus-menerus pelaksanaaan tugas pegawai 5 Menciptakan sistem hotline kepada setiap pegawai atau temannya atau orang lain dapat mengadukan adanya gejala fraud dengan melaporkannya melalui komunikasi telepon atau surat. Melaksanakan pemeriksaan kecurangan secara proaktif proactive fraud auditing b. Membangun mekanisme sistem pengendalian intern yang efisien dan efektif. Agar suatu sistem pengendalian intern dengan sarana-sarana pengendaliannya dapat berjalan secara efektif, suatu komisi yang disponsori oleh beberapa lembaga profesi di Amerika Serikat yaitu Committee of Sponsoring of The Tradeway Commision COSO 1994 dalam artikel Hari Setiamto 2005, bahwa COSO telah melakukan kajian komperhensif mengenai sistem pengendalian intern dan menghasilkan lima komponen struktur pengendalian intern sebagai kerangka pengendalian yang terintegrasi integrated framework diantaranya yaitu: 1 Lingkungan pengendalian control environment. Meliputi tindakan, kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang mencerminkan keseluruhan sikap dari manajemen puncak, direktur, dan pemilik entitas tentang pengendalian dan pentingnya bagi entitas. xlv Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam lingkungan pengendalian adalah: a nilai integritas dan etis b komitmen akan kecakapan atau kompeten c partisipasi dewan direksi dan komite dewan direksi d filosofi dan gaya operasional manajemen e struktur organisasi f penugasan otoritas dan pertanggung jawaban g kebijaksanaan sumber daya manusia dan pelatihan. 2 Penilaian risiko risk assesment Bagi pelaporan keuangan, penilaian risiko merupakan identifikasi entitas analisa dan manajemen dari risiko yang relevan dalam persiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum PABU. Manajemen harus dapat megidentifikasikan risiko, sedangkan auditor harus dapat mengevaluasi kemungkinan adanya kesalahan yang material dalam laporan keuangan. 3 Aktivitas pengendalian control activities control procedures. Merupakan kebijaksanan dan prosedur yang dapat menjamin bahwa instruksi manajemen dilaksanakan. 4 Informasi dan komunikasi information and communication. xlvi Bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi dalam suatu entitas dan melakukan tanggung jawab untuk aktiva. 5 Pengawasan monitoring Meliputi penilaian secara periodik atas kualitas pelaksanaan pengendalian intern oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian dilakukan dan dimodifikasi jika ada perubahan- perubahan kondisi dalam entitas. Adapun tujuan sistem pengendalian intern untuk memberikan jaminan agar: 1 Laporan keuangan dapat dipercaya. 2 Operasi atau kegiatan berjalan secara efisien dan efektif. 3 Hukum dan peraturan yang berlaku ditaati. Kecurangan terjadi disebabkan oleh 2 K, yaitu kesempatan dan kemauan niat. Orang tidak mempunyai kemauan namun terjadi kesempatan, tidak jarang akan cenderung melakukan kecurangan. Hal-hal dibawah ini perlu diperhatikan untuk mencegah kecurangan: a. Informasi Sensitif Perusahaan yang mengetahui akan lingkup dan besarnya pengaruh kecurangan, segera mencanangkan peraturan untuk menghambat dan mencegah kegiatan itu. Sifat sensitif dari kegiatan kecurangan atau rasa xlvii curiga pada kegiatan semacam itu menunjukkan kebutuhan akan pedoman formal untuk pelaporan dan praktik penyelidikan dalam perusahaan. b. Usaha Penigkatan Integritas Auditor intern sering diminta untuk melakukan program peningkatan integritas, di mana prioritas manajemen tingkat atas ditinjau bersama dengan seluruh karyawan. Memiliki etika yaitu keinginan untuk menghindari perbedaan pendapat, keinginan untuk menghindari pengambil alih manajemen, dan saran agar karyawan selalu senang adalah topik yang mungkin perlu ditekankan pada program peningkatan integritas. c. Kemampuan Sistem Kendali Untuk Mencegah Kecurangan Di lain pihak, sikap korektif yang dilaksanakan untuk memperbaiki kendali agar kegiatan yang bersifat curang dapat dicegah atau diketahui secara berkala, adalah suatu indikator positif bahwa manajemen memiliki perhatian dan mampu untuk berjalan terus. d. Keterbatasan Sistem Kendali Walaupun tidak ada kelemahan material pada kendali yang telah dirancang, tetap tidak ada suatu sistem yang sempurna. Kendali dapat diambil alih atau dimanipulasi oleh seseorang yang pintar. Selain itu kelemahan dan kecerobohan akan mengakibatkan kelalaian, kesalahan dalam pelaksanaan tugas, yang dapat mengakibatkan kendali menjadi tidak efektif. e. Program Audit Suatu program audit harus berubah dari survey pendahuluan dalam arah yang mengikuti kebijaksanaan perusahaan, ke arah pencarian daerah xlviii berisiko tinggi, sampai menguji metode yang paling mungkin digunakan untuk melaksanakan audit kecurangan.

N. Penelitian Terdahulu