Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

xvii 1

BAB I PENDAHULUAN

D. Latar Belakang Penelitian

Tindakan yang dikategorikan sebagai kecurangan fraud baik yang dilakukan di sektor publik maupun swasta telah menjerumuskan bangsa Indonesia ke dalam krisis multidimensional yang sampai saat ini masih kita rasakan. Tindakan kecurangan tersebut dapat berbentuk dalam berbagai macam cara antara lain korupsi, penyelewengan, kolusi, pencurian, dan tindakan lain yang dapat dikategorikan sebagai kecurangan, yang dalam proses verifikasi secara obyektif terdokumentasi sistematis untuk menentukan apakah aktivitas, kejadian, kondisi, sistem atau informasi sesuai dengan kriteria audit, serta mengkomunikasikan hasil proses kepada klien atau pihak yang berkepentingan dalam hal pengambilan keputusan. Keputusan yang utama harus ditetapkan oleh setiap auditor adalah menyangkut banyaknya bukti pendukung yang memadai untuk dikumpulkan, agar auditor merasa yakin bahwa unsur-unsur laporan keuangan dan semua laporan lainnya dari klien dibuat secara wajar. Banyaknya bukti yang harus dikumpulkan dalam suatu pemeriksaan tertentu merupakan proses pengambilan keputusan, diantara yang penting adalah proses pemeriksaan. Memperoleh bukti yang terlalu sedikit akan memperbesar kemungkinan kegagalan menemukan kesalahan yang material. xviii Menurut Yogi 2003 bahwa untuk mendeteksi adanya kecurangan diperkenankanlah suatu bentuk audit yang disebut fraud auditing oleh sebab itu telah ditetapkannya standar mengenai masalah ini oleh Accounting Standard Board ASB maupun Ikatan Akuntansi Indonesia IAI. Hal ini menunjukan keseriusan pihak otoritas dalam memandang perlunya auditor untuk mempertimbangkan risiko terjadinya salah saji yang material sebagai akibat kecurangan dalam auditnya secara khusus, disamping risiko salah saji yang material yang disebabkan oleh kekeliruan. Jasa atestasi yang diberikan oleh seorang auditor adalah untuk menjamin suatu tingkat kualitas informasi keuangan. Belakangan ini perhatian auditor diarahkan terutama untuk mendeteksi terjadinya kesalahan dan transaksi kecurangan melalui penetapan kebijakan, dan fungsinya lebih kepada mendeteksi dan melindungi, tidak ada standar formal yang ditetapkan untuk menentukan tanggung jawab seorang auditor intern untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya kecurangan. Hal ini erat hubungannya dengan tanggung jawab seorang auditor kepada masyarakat, dimana suatu kecurangan dapat berakibat pada salah saji yang pada gilirannya akan merugikan masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan. H. Mohamad Iqbal 2003 menyebutkan bahwa peran dan tanggung jawab auditor intern telah diakui dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang sejalan dengan Statement on Auditing Standards SAS yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board. Standar tersebut dalam pelaksanaannya sering menimbulkan terjadinya perbedaan antara apa yang dipersepsikan dan diharapkan oleh masyarakat dan para pemakai xix laporan keuangan dari para auditor intern dengan yang diyakininya sebagai batas tanggung jawabnya. Selanjutnya ekspektasi masyarakat dan para pemakai laporan keuangan menyatakan bahwa auditor akan bertanggung jawab dalam mendeteksi dan melaporkan kecurangan, dan melawan tindakan hukum lainnya, memperbaiki keefektifan audit, mengkomunikasikan pada pemakai laporan keuangan informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit serta mengkomunikasikan dengan jelas kepada komite audit yang bertanggung jawab terhadap pelaporan keuangan yang dipercaya. Aji Suryo 1999 mengemukakan bahwa auditor tertarik pada pencegahan, deteksi dan pengungkapan kesalahan-kesalahan karena alasan-alasan berikut yaitu: 1. Eksistensi kesalahan dapat menunjukkan pada auditor bahwa catatan akuntansi yang telah dibuat tidak dapat dipercaya dan dengan demikian tidak memadai sebagai suatu dasar untuk penyusunan laporan keuangan. Adanya sejumlah besar kesalahan mengakibatkan auditor dapat menyimpulkan bahwa telah dilakukan pencatatan akuntansi yang tidak benar. 2. Apabila auditor ingin mempercayai pengendalian intern, auditor harus memastikan dan menilai pengendalian tersebut dan melakukan pengujian ketaatan Compliance test atas operasi. Apabila pengujian ketaatan menunjukkan sejumlah besar kesalahan, maka auditor tidak dapat mempercayai pengendalian intern manajemennya. 3. Apabila kesalahan cukup material, kesalahan tersebut dapat mempengaruhi kebenaran truth dan kewajaran fairness laporan keuangan. xx Berdasarkan penelitian sebelumnya dan keterkaitan hubungan yang telah dijelaskan, maka penulis merasa perlu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana pengaruh peran dan tanggung jawab auditor intern dalam mencegah terjadinya kecurangan di perusahaan. Untuk itu penulis mencoba menilitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Peran dan Tanggung Jawab Auditor Intern terhadap Pencegahan Tindakan Kecurangan”

E. Perumusan Masalah