Ruang Lingkup Penelitian Metode Penentuan Sampel Variabel dan Pengukurannya

lii 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa perusahaan di Jakarta yang berada di sektor publik maupun swasta dan memiliki auditor intern. Jenis penelitian ini menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh antara variabel peran dan tanggung jawab auditor intern terhadap pencegahan tindakan kecurangan.

G. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan simple random sampling. Pemilihan simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara sederhana karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan karena anggota populasi bersifat homogen Sugiyono, 2005:74. 2. Teknik Sampling liii Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin Indiantoro dkk, 2002:33: N n = 1+N e² Keterangan: n = sampel N = populasi e = error 3. Sampel Penelitian ini melibatkan populasi yaitu auditor intern yang bekerja di beberapa perusahaan yang ada di Jakarta.

H. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer Primery Data Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui media perantara, berupa persepsi opini, sikap, pengalaman secara individual atau kelompok, observasi terhadap suatu benda fisik, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang penulis gunakan yaitu: a. Kuesioner Kuesioner merupakan penelitian dengan cara menyajikan daftar pertanyaan langsung kepada reponden yaitu auditor intern serta menggunakan skala likert agar dapat memperoleh data yang relevan. liv “Skala ordinal ordinal scale didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada lima titik dengan susunan responden terhadap sejumlah item yang berkaitan dengan konsep atau variabel tertentu kemudian diajukan kepada tiap responden”. Indiantoro dkk, 2002:49 Dan kelima kategori yang dimaksud diatas adalah “sangat setuju”, “setuju”, “netral”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”. Jawaban ini diberi skor 1 sampai 5. Dengan alasan tersebut, maka penulis berkesimpulan untuk menghadapkan responden pada lima alternarif jawaban, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 3. 1 Pengaruh Peran dan Tanggung Jawab Auditor Intern terhadap Pencegahan Tindakan Kecurangan Alternatif Jawaban Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Netral 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 b. Observasi Penelitian ini dilakukan secara langsung ke berbagai perusahaan yang berada di sektor publik maupun swasta untuk mengadakan pengamatan dan pengambilan data objek penelitian. lv 2. Data Sekunder Secondary Data Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu: a. Riset Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel jurnal, data dari internet. makalah auditing, laporan penelitian terdahulu, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan dan sebagainya yang berhubungan dengan peran, tanggung jawab auditor intern dan pencegahan tindakan kecurangan. b. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga instansi yang terkait, yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.

I. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah suatu data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan metode Regresi Linear Berganda Multiple Regression Linier dan pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software pengolah data statistic SPSS ver.12.0. 1. Teknik pegolahan data penelitian lvi Instrumen penelitian ini adalah kuesioner, instrumen yang valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid, reliable dan normal. a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur Indiantoro dan Supomo, 2002:180. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi karl pearson dengan menggunakan SPSS. b. Uji Reliabilitas Setelah melakukan pengujian validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data instrumen penelitian. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan reliable handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Ghozali, 2005:45. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach karena menggunakan jenis data likert. Rumus cronbach’s alpha Sugiyono, 2005:283 sebagai berikut: K ∑σb² r = k-1 1 - σt² lvii Keterangan: r = reliabilitas k = banyaknya pertanyaan σt² = varians total ∑σb² = mean kuadrat kesalahan Penelitian menggunakan bantuan program SPSS dalam menghitung alpha cronbach untuk menginterpretasikan nilai alpha yang diperoleh, digunakan kriteria korelasi menurut Sugiyono 2005:183 yang diperoleh dari sumber Gulford yaitu, Tabel 3. 2 Kriteria Korelasi 0,00 - 0,200 = Korelasi sangat rendah 0,20 - 0,399 = Korelasi rendah 0,40 - 0,599 = Korelasi sedang 0,60 - 0,799 = Korelasi kuat 0,80 - 1,00 = Korelasi sangat kuat Sumber: Gulford Suatu butir kuesioner dikatakan reliabel bila nilai r alpha hitung lebih besar dari pada r alpha tabel. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data lviii Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas akan dilakukan dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk masing-masing variabel. Untuk uji One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test , akan dilihat dari nilai probabilitasnya, jika probabilitasnya 0.05 data terdistribusi normal. Apabila data tidak terdidtribusi secara normal maka dilakukan transformasi data Ghozali, 2005:30. b. Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang tidak ada multikolinieritas adalah yang mempunyai nilai besaran korelasi antar variabel bebas kurang dari 95, VIF Variance Inflation Factor kurang dari angka 1.0 dan mempunyai nilai tolerance lebih dari 0.1 atau 10 Ghozali, 2005:91. c. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi apakah terdapat heteroskedastisitas pada model regresi, dapat dilihat pada model grafik scaterplot. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: lix 1 Jika ada pola tertentu seperti titik-titik point-point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005: 105. 3. Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen untuk mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Jika nilai probabiliti F lebih besar dari 0.05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Ghozali, 2005:84. b. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel-variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0.05. Jika nilai lx probability t lebih besar dari 0.05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen koefisien regresi tidak signifikan, sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen koefisien regresi signifikan. Santoso, 2004: 168. Kemudian rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: t = 2 s s r 1 1 n r − − c. Koefisien Determinasi R 2 Koefesien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan adjusted R 2 sebagai koefisien determinasi Santoso, 2004:365. Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinsai terletak antara 0 dan 1 0R 2 1, dimana semakin tinggi nilai R 2 suatu regresi atau semakin mendekati 1 maka hasil regesi tersebut semakin baik. Hal ini berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Sebaliknya jika nilai R-square lxi semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen Ghozali, 2005:83. Kelemahan mendasar penggunaan koefesien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu digunakanlah adjusted R 2 pada saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R 2 , nilai adjusted R 2 dapat naik turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R 2 dapat bernilai negatif, meskipun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif maka nilai adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R 2 =1 maka adjusted 1 R 2 = 1 R 2 = R 2 = 1 sedangkan jika nilai R 2 = 0 maka adjusted R 2 = 1-k n-k. Jika k 1, maka adjusted R 2 akan bernilai negatif.

E. Variabel dan Pengukurannya

Menurut Sugiono 2005:2 variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang lxii ditetapkan dalam suatu penelitian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang diteliti secara jelas dapat ditetapkan indikatornya. Variabel penelitian dalam skripsi ini ada dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas independent variable Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut a. Peran auditor intern X 1 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas pertama X 1 adalah peran auditor intern yang mempengaruhi pencegahan tindakan kecurangan yang menjadi varibel terikat dependent variable. Peran auditor intern yaitu memberikan informasi yang diperlukan manajemen dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif dan berperan penting dalam hal pengelolaan perusahaan serta risiko-risiko terkait, termasuk juga risiko kecurangan. b. Tanggung jawab auditor intern X 2 . Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas kedua X 2 adalah tanggung jawab auditor intern yang mempengaruhi pencegahan tindakan kecurangan yang menjadi variabel terikat dependent variable. Tanggung jawab auditor intern adalah memberikan layanan kepada organisasi sesuai lxiii dengan Standar Profesional yang berlaku serta mencegah atau mendeteksi laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan. c. Variabel dependen Y Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Yang menjadi variabel terikat dependent variabel dalam penelitian ini adalah pencegahan tindakan kcurangan yang dipengaruhi oleh peran dan tanggung jawab auditor intern sebagai variabel bebas independent variable. Tabel 3.3 Operasional Variabel Penelitian Variabel Subvariabel Indikator Ukuran Skala lxiv a. Misi auditor intern 1. Memberikan informasi yang diperlukan manajer 2. Mengevaluasi sistem kontrol 3. Menunjukkan kelemahan pengendalian intern kepada manajemen. 4. Bertindak sebagai penilai independent 5. Pengelolaan perusahaan dan bertangung jawab terhadap pencegahan kecurangan. 6. Mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol secara efektif Ordinal b. Tujuan auditor intern Penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor intern terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: 7. Informasi keuangan dan operasi akurat dan dapat diandalakan 8. Mengidentifikasi risiko 9. Meminimalisasi risiko 10. Penggunaan sumber daya yang tepat 11. Menilai keekonomisan fungsi tersebut sesuai prosedur yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi 12. Menilai keefektivan fungsi tersebut sesuai prosedur untuk mencapai tujuan organisasi 13. Menilai keefektivan fungsi tersebut sesuai prosedur untuk mencapai tujuan organisasi Ordinal c. Tugas dan tehnik audit intern 14. Menyusun program audit 15. Penentuan risiko 16. Melakukan review terhadap pelaksanaan sistem pengendalian intern 17. Menyusun kebijakan dan prosedur Ordinal d. Keahlian auditor 18. Pelatihan tekhnis yang memadai Ordinal e. Meminimalisasi risko 19. Melakukan review terhadap keefektivan sistem pengendalian intern 20. Lingkungan pengendalian Ordinal Peran auditor intern variabel X 1 f. Hasil audit intern 21. Dapat memberikan layanan kepada organisasi yaitu membantu mengevaluasi aktivitas salah satunya dalam pencegahan kecurangan 22. Penilaian terhadap hasil yang dicapai 23. Mengkomunikasikan informasi hasil audit Ordinal Tabel 3.3 Operasional Variabel Penelitian Variabel Subvariabel Indikator Ukuran Skala a. Penerapan standar 1. Menyimpang atau tidaknya Ordinal lxv penerapan Standar Akuntansi 2. Kualitas profesionalisme auditor merupakan penerapan pada Standar Umum b. Konsistensi pernyataaan manajemen atas transaksi 3. Konsistensi penerapan Standar Akuntansi kebenaran pernyataan manajemen atas transaksi Ordinal c. Ketepatan pencatatan atau perhitungan 4. Kebenaran dalam melakukan pencatatanperhitungan data akuntansi Ordinal d. Kecurangan 5. Penyembunyian terhadap penyelewengan yang terjadi Ordinal e. Materialitas 6. Kesalahan material yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan 7. Perencanaan audit Ordinal f. Struktur pengendalin intern 8. Kelemahan sistem pengendalian intern Ordinal g. Meminimalisasikan risiko 9. Penelaahan aktivitas Ordinal h. Ruang lingkup audit 10. Lingkungan kontrol Ordinal Tanggung jawab auditor intern variabel X 2 i. Hasil audit 11. Informasi penemuan kesalahan 12. Rekomendasi Ordinal a. Pendekatan berdasarkan sistem 1. Tahap dokumentasi 2. Lingkungan yang tidak kondusif Ordinal b. Pemilihan pengendalian intern 3. Melibatkan lebih dari satu karyawan 4. Rekonsiliasi independen Ordinal c. Informasi sensitif 5. Kebijakan perusahaan Ordinal d. Peninngkatan integritas 6. Program peningkatan integritas Ordinal e. Sistem kendali 7. Kontrol korektif 8. Keterbatasan sistem kendali 9. Program audit 10. Pemahaman aktivitas 11. Pengujian dan evaluasi kecukupan internal kontrol Ordinal Pencegahan tindakan kecurangan variabel Y f. Informasi 12. Komunikasi Ordinal lxvi 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang telah disebar ke beberapa perusahaan yang berada di sektor publik maupun swasta di wilayah Jakarta dengan objek penelitian adalah auditor intern. Pengumpulan data memakan waktu selama kurang lebih dua bulan, yaitu antara bulan Mei dan Juni. Dalam hal pengumpulan data, Peneliti menyebarkan sebanyak 100 kuesionr ke beberapa perusahaan yaitu satu bank konvensional, satu bank syariah serta satu perusahaan franchise restoran cepat saji dan perusahaan lainnya di wilayah Jakarta yang bersedia dijadikan tempat penelitian secara langsung, yang kemudian didistribusikan ke auditor intern di perusahaan tersebut. Perusahaan lainnya yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah suatu lembaga Yayasan Pendidikan Internal Audit YPIA, dimana yayasan tersebut tersebut sebagai suatu lembaga pelatihan sertifikasi untuk mendapat gelar Qualified Internal Audit QIA dan konsultasi di bidang internal audit. Data populasi pada table 4.1 menunjukkan bahwa terdapat jumlah populasi auditor intern yang ada pada masing-masing perusahaan tersebut, sedangkan perusahaan lainnya dalam hal ini adalah YPIA pada angkatan 2008 ada 50 populasi auditor intern dari beberapa perusahaan yang berada di YPIA untuk melakukan pelatihan sertifikasi tersebut diantaranya sebagai berikut, dasar