Menshalatkan mayat Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Pengurusan Jenazah

Artinya:“Jika wafat seorang diantara kalian dan mampu maka hendaknya dikafankan dalam kain yang bergaris-garis ” HR.Abu Dawud

3. Menshalatkan mayat

a. Hukum shalat mayat 25 Menshalati mayat hukumnya fardhu kifayah bagi orang muslim yang menghadirinya. ﻋ ﺪ ز ﺪ ﺎ ﻰ ﻬ ا نأ ر ﻤ ﻤ ا ﻮ ﺮ أو ﺮآذ لﻮ ﺮ ﷲا ﻰ ﷲا ﻋ و لﺎ : اﻮ ﻰ ﻋ ﻜ ﺎ تﺮ ﻮ و مﻮ ا ،ﻚ ﺬ ﺎﻤ ىأر ىﺬ ا ﻬ لﺎ : نإ ﻜ ﺎ ﷲا ﺎ ﻋﺎ ﺎ ﺪ ﻮ زﺮ دﻮﻬ ا ﺎ يوﺎ د ﻤهر اور ﺔ ﻤ ا إ ىﺬ ﺮ ا 26 Artinya:“Dari Zaid bin Khalid al-Juhani, ia berkata: bahwa ada seorang sahabat Nabi SAW meninggal dunia pada waktu perang Khaibar maka para sahabat menyampaikan beritanya kepada Rasulullah SAW maka beliau bersabda “Shalatilah teman kalian ini” maksudnya Rasulullah SAW tidak mau menshalatinya tetapi menyuruh para sahabat untuk menshalatinya maka berubahlah wajah orang-orang ketika mendengar hal itu maka, Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya teman kalian ini berbuat curang ketika berjihad” maka kami memeriksa barang-barangnya ternyata ada satu buah permata dari permata orang-orang Yahudi yang nilainya tidak sampai dua dirham.” HR.Lima kecuali Tirmidzi b. Keutamaanya 25 Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h. 91-98. 26 Al-Imam Muhammad Ibn ‘ali Ibn Muhammad Asy-Syaukani, Nail al-Authar, Jilid: III- IV, Kairo: Maktabah al-Imam, h. 56. نﺈ طاﺮ ﺎﻬ و ةزﺎ ﻰ ﻋ ﻰ نﺎ اﺮ ﺎﻬ ﺪ أ ﺎﻤه ﺮ أ لﺎ نﺎ اﺮ ا ﺎ و اور 27 Artinya:“Barangsiapa yang menshalati jenazah dan tidak mengiringkannya sampai di kuburnya maka ia mendapatkan pahala satu qirath dan jika dia ikut mengiringkannya maka dia mendapatkan pahala dua qirath” Ditanyakan kepadanya “Apa yang di maksud dengan dua qirath?” Rasulullah SAW bersabda “Yang terkecil dari keduanya seperti gunung Uhud ” HR. Muslim لﺎ ةﺮ ه ﻚ ﺎ ﻋ و ﻋ ا ﻰ ا لﻮ ر لﺎ ﺎ تﻮﻤ ﺆ ﻤ ﻤ ا ﺔ أ ﻋ ﺔ ﺎ اﻮ ﻮﻜ نأ اﻮ ﺮ ﺎ إ فﻮ هأ اذإ ىﺮ ةﺮ ه ﻚ ﺎ نﺎﻜ لﺎ ﻬ نأ ةزﺎ ﺔ ﺷ فﻮ . ﺪﻤ أ اور 28 Artinya:“Dari malik bin Hubairah, ia mengatakan, ‘Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin mati, lalu di shalatkan oleh kaum Muslim mencapai tiga baris, melaikan diampuni dosanya. Malik bin Hubairah biasa memeriksa jamaah yang menshalatkan jenazah; apabila mereka sedikit, ia jadikan mereka tiga baris. HR. Ahmad ﻋ ﻋ ﺔ ﺎ ﺎ لﺎ و ﻋ ا ﻰ ا ﻋ إ نﻮ ﻬ آ ﺔ ﺎ نﻮ ﻤ ﻤ ا ﺔ أ ﻋ اﻮ ﺷ ﺪﻤ أ اور و 29 Artinya:“Dari ‘Aisyah mengatakan,’tidaklah seorang mayyit dishalatkan oleh kaum Muslim mencapai seratus orang, semua meminta pertolongan untuknya, melainkan mereka diberikan pertolongan padanya .” HR.Ahmad dan Muslim 27 Abi al Husein Muslim bin al Haj al Qusyairi al Nasaburi, Shahih Muslim, Kairo: Dar Ihya al Kutub al Arabiyyah, 1918, Juz 2, h.653. 28 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al- Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, Juz. 34, Nomor hadits 16125, h.75. 29 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al- Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, Juz 49, Nomor hadits 22997, h.153., lihat juga Muslim bin al Haj al Qusyairi al Nasaburi, Shahih Muslim, Juz 5, Nomor hadits.1576, h. 42. c. Syarat-Syarat Shalat Mayat Shalat mayat disyaratkan sebagaimana biasa; yaitu dalam keadaan suci, menghadap kiblat, menutup aurat, terhindar dari darah haid dan nifas. Hanya saja tidak disyariatkan masuknya waktu, tetapi dilakukan pada setiap waktu. Hanya saja Imam Ahmad, Ibn al-Mubarak, dan Ishaq, tidak menyukai shalat jenazah dilakukan pada waktu terbit matahari, atau di waktu matahari tergelincir, atau di waktu matahari terbenam, kecuali bila dikhawatirkan ada perubahan pada jenazah. d. Rukun-Rukunnya 1 Niat 2 Berdiri bagi orang yang mampu. Ini menurut pendapat jumhur. 3 Empat kali takbir. Membaca surah al-Fatihah secara perlahan. 4 Membaca shalawat atas Rasulullah SAW dengan ucapan apa saja. Seandainya mengucapakan “allahumma shalli’ ala Muhammad” sudah cukup, tetapi yang lebih utama mengucapkan: هاﺮ إ ﻰ ﻋ ﺎﻤآ ،ﺪﻤ ل ﻰ ﻋو ﺪﻤ ﻰ ﻋ ﻬ ا هاﺮ إ ل ﻰ ﻋو . آرﺎ ﺎﻤآ ﺪﻤ ل ﻰ ﻋو ﺪﻤ ﻰ ﻋ كرﺎ و إ ل ﻰ ﻋو هاﺮ إ ﻰ ﻋ ﺪ ﺪ ﻤ ﻚ إ ﻤ ﺎ ا ﻰ هاﺮ Artinya:“Ya Allah ya Tuhan kami, limpahkan shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan shalawat atas Ibrahim dan keluarganya. Dan berikan keberkahan atas Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, pada semesta alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha agung .” Shalawat diucapkan setelah mengucapkan takbir yang kedua, sekalipun tidak ada keterangan yang menjelaskan tempat diucapkannya shalawat ini. 5 Membaca doa. Ini merupakan rukun sesuai kesepakatan ulama. Bisa dengan doa apa saja, tetapi disunnahkan membaca doa-doa yang datang dari Rasulullah SAW, seperti berikut ini: Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW apabila menshalati jenazah, beliau mengucapkan doa berikut: ﺎ ﺮآذو ﺎ ﺮ آو ﺎ ﺮ و ﺎ ﺎ و ﺎ ﺪهﺎﺷو ﺎ و ﺎ ﺮ ا ﻬ ا أ ﻬ ا ،ﺎ ﺎ أو ﻮ ﺎ ﻮ و م ﻹا ﻰ ﻋ ﺄ ﺎ نﺎﻤ ﻹا ﻰ ﻋ . ﺪﻤ أ اور و يﺬ ﺮ ا 30 Artinya:“Ya Allah, ampunilah orang yang hidup dan mati di antara kami, orang yang hadir bersama kami, dan orang yang tidak datang bersama kami, ampuni anak-anak kecil dan orang-orang dewasa diantara kami dan ampuni lelaki dan wanita-wanita kami. Ya Tuhanku, siapa saja yang Engkau hidupkan di antara kami, maka hidupkanlah dia dalam keadaan Islam, dan siapa saja yang Engkau matikan di antara kami, maka matikanlah dia dalam keadaan beriman. HR.Ahmad dan at-Tirmidzi. e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam shalat jenazah 31 : 1 Orang yang ingin shalat jenazah hendaklah berdiri setelah menyempurnakan syarat-syarat shalat, berniat dalam hatinya melaksanakan shalat atas jenazah 30 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al- Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, h. 456. 31 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h. 96-97. Muslim yang ada di hadapannya, mengangkat tangannya untuk takbiratul ihram, lalu meletakan tangannya yang kanan diatas tangan kiri, memulai bacaan surat al-Fatihah, kemudian takbir yang kedua dan bershalawat atas Nabi, lalu melakukan takbir yang ketiga dan berdoa untuk mayat, selanjutnya takbir yang keempat dan berdoa, dan terakhir salam setelah doa. 2 Posisi berdiri imam terhadap jenazah lelaki dan wanita. Disunnahkan imam berdiri di hadapan kepala mayat lelaki dan ditengah mayat wanita. Hal ini didasarkan riwayat lain dari Abu Ghalib al-Khayyath r.a., dia berkata: ﻋ ﻰ ﻚ ﺎ أ تﺪﻬﺷ ر ﺎﻤ أر ﺪ ﻋ مﺎ ر ةزﺎ ﻰ رﺎ ﻷا وأ ﺮ ةأﺮ ا ةزﺎ أ . : ةﺰﻤ ﺎ أ ﺎ ﺎﻬ ﻋ ن ﺔ ا ﺔ ةزﺎ ﺬه . و مﺎ ﺎﻬ ﻋ ﻰ ﺎﻬﻄ يوﺪ ا دﺎ ز ء ا ﺎ و . ﺮ ا ﻰ ﻋ ﺎ ف ا ىأر ﺎﻤ ةأﺮﻤ او . لﺎ : و ﻋ ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر نﺎآ اﺬﻜه ةﺰﻤ ﺎ أ ﺎ ﺮﻤ ا و ﻤ ﺮ ا مﻮ لﺎ ؟ ﻤ ةأ : . لﺎ : ء ا ﺎ إ ﺎ . لﺎ : اﻮ ا . ﺪﻤ أ اور 32 Artinya:“Aku menyaksikan Anas bin Malik menshalati Jenazah seorang laki-laki maka dia berdiri di sisi kepalanya ketika Jenazah tersebut di angkat didatangkan Jenazah seorang perempuan dari Quraisy atau Anshar maka dikatakan kepadanya “Wahai Abu Hamzah ini adalah Jenazah Fulanah binti Fulan maka shalatilah dia” maka Anas menshalatinya dan berdiri di tengahnya dan diantara kami ada ‘Alla’ bin Ziyad al-Adawi ketika ia melihat perbedaan tepat berdirinya Anas pada jenazah laki-laki dan wanita maka dia berkata “Wahai Abu Hamzah apakah Rasulullah SAW juga berdiri sebagaimana Engkau berdiri ? Anas menjawab “Ya Maka ‘Allah’ menoleh kepada kami seraya berkata “Hafalkanlah ini ”HR.Ahmad 32 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al- Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, juz. 3, h. 204. 3 Seseorang yang menshalati jenazah hendaknya membaca do’a dengan do’a- do’a yang telah disebutkan. 4 Jika mayat seorang wanita, jangan katakan “abdilha zaujan khairon min zaujiha ” gantikan untuknya suami yang lebih baik baginya dari pada suaminya, karena suaminya dapat memperoleh wanita lain di surga, sedangkan wanita tidak mungkin mendapatkan suami lain bersama suaminya di dalam surga, berbeda dengan lelaki. 5 Jika mayat bukan mukallaf seperti anak kecil, maka tidak dimintakan ampun baginya, melainkan bagi kedua orang tuanya dan kaum muslim yang telah meninggal. Disunahkan berdo’a dengan mengucapkan: ا ﻬ ا و ﺎ ﺮ و ﺎ أ ﺮ ا Artinya:“Ya Allah, jadikanlah dia bagi kami sebagai pahala yang mendahului dan sebagai ganjaran .” 6 Membaca Doa setelah takbir yang keempat. Imam Syafi’i berkata: Hendaklah sesudah takbir ke empat mengucapkan: ا ﻬ ﺮ ﺎ أ ﺮ و ﺎ ﺪ Artinya:“Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami akan pahalanya, dan jangan Engkau uji kami sesudahnya .” Ibn Abi Hurairah mengatakan: orang-orang terdahulu, sesudah takbir yang keempat, mengucapakan: ا ﻬ ر ﺎ ﺎ ﻰ ﺪ ا ﺎ ﺔ و ﻰ ا ﺮ ة ﺔ و ﻋ ﺎ ﺬ با ا رﺎ Artinya:“Ya Allah ya Tuhan kami, datangkan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka .” 7 Mengucapkan salam. Kalangan fukaha sepakat atas wajibnya salam, kecuali Abu Hanifah.

4. Mengiringi jenazah