3 Berjalan di depannya, di belakangnya, di sampingnya sebelah kanan atau
sebelah kiri yang berdekatan dengan mayat. Ini berdasarkan hadits riwayat Anas Ibn Malik ra.:
أ ﻋ نﺎﻤ ﻋو ﺮﻤﻋو ﺮﻜ ﺎ أو و ﻋ ا ﻰ
ا نأ اﻮ ﺎآ
نﻮ ﻤ ةزﺎ ا مﺎ أ
. دواد ﻮ أ اور
38
Artinya:”Dari Anas bahwa Rasulullah SAW dan Abu Bakar, Umar dan Utsman, mereka berjalan di depan jenazah
.” HR.Abu Dawud Mayoritas ulama tidak menyukai menaiki kendaraan ketika
mengantarkan jenazah kecuali ada halangan. Hal tersebut berdasarkan hadits riwayat Tsauban r.a.:
لﺎ نﺎ ﻮ ﻋ ةزﺎ و ﻋ ا ﻰ ا لﻮ ر ﺎ ﺮ
أو ﻬ اﺪ أ ﻰ ﻋ ا ﺔﻜ ﺎ نإ نﻮ ﺎ أ لﺎ ﺎ ﺎ آر ﺎ ﺎ ىأﺮ
رﻮﻬ ﻰ ﻋ باوﺪ ا
. ا اور
ﺎ او يﺬ ﺮ
39
Artinya:”Diriwayatkan dari Tsauban, ia berkata: ’di saat kami berserta Rasulullah keluar mengiringi jenazah, beliau melihat orang-orang yang ikut mengiringi
jenazah berkendaraan. “Maka tidakkah kalian malu bahwa malaikat Allah berjalan di atas kaki-kaki mereka, sementara kalian berada di atas pundak
kendaraan kalian.
” HR. Tirmidzi dan Ibn Majah
5. Menguburkan Mayat
a. Hukumnya
38
Muhammad bin ‘Isa, Abu ‘Isa at-Tirmidzi as-Sullami, Sunan At-Tirmidzi, Juz 4, Nomor hadits 931 h. 134.
39
Muhammad bin ‘Isa, Abu ‘Isa at-Tirmidzi as-Sullami, Sunan At-Tirmidzi, Juz 4, h. 138, Nomor hadits 933., lihat juga Abdullah Ibn Yazid al Qazweni Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz 4,
h.422, Nomor hadits 1469.
Menguburkan mayat hukumnya Fardhu Kifayah; yaitu menguburkan mayat di dalam tanah, agar tidak tercium baunya, tidak dimakan oleh binatang
buas, dan agar tidak memungkinkan pencuri mengambil kain kafannya dengan mudah.
b. Hal-hal yang disunahkan ketika menguburkan mayat
40
; 1
Mendalamkan kuburnya. Dari Hisyam bin Amir dia berkata: Ketika perang Uhud, banyaklah orang
yang gugur dari kaum muslimin, dan banyak dari kaum muslimin yang terluka, maka kami katakan, “Wahai Rasulullah, sekarang ini kita merasa
berat jika harus membuat satu lubang untuk satu mayat, maka apa yang Engkau perintahkan kepada kami?.” Rasulullah SAW bersabda:
ﺔ او ا اﻮ داو اﻮ وأو اوﺮ إ
هﺮ آأ اﻮ ﺪ و ﺮ ا ﺎ ﺮ
دواد ﻮ أ اور
41
Artinya:“Galilah, luaskanlah, dalamkanlah, dan baguskanlah, kuburkanlah dua atau tiga orang di satu lubang, dan dahulukan yang paling banyak bacaan
qur’annya dari ketiganya, maka dia didahulukan ”. HR. Abu Dawud
40
Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h.103.
41
Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.34.
2 Memperluas bagian kepala mayat dan kaki-nya
3 Lebih baik menguburkan mayat pada lahad jika tanah itu keras. Jika tanah itu
lunak, menguburkannya pada syaq parit lebih baik. Karena, tanah yang keras tidak bisa membuat bagunan berguguran terhadap mayat.
Lahad adalah membelah di sisi kuburan menghadap kiblat, diatasnya dipasang batu, sehingga seperti rumah yang beratap.
Sementara syaq adalah lubang yang dalam seperti parit. Di dalam kubur dibuat dengan batu, di situ mayat diletakkan, dan ditutup dengan sesuatu
seperti tanah dan kayu, sekira-kira tutup itu tidak sampai mengenai jasad mayat.
4 Mengubur mayat di kuburan yang jauh dari rumah. Karena mengubur di
rumah hanya dikhususkan untuk mayat para Nabi. 5
Orang yang mengubur adalah orang yang berhak menjadi imam dalam shalat mayat. Jika ia tidak memiliki ilmu tentang tata cara penguburan, sebaliknya
dilakukan oleh kaum Muslim yang mengetahui itu. 6
Menutup kubur dengan kain ketika meletakkan mayat di dalam kubur, untuk menutupi mayat, baik mayat lelaki maupun wanita, dan melepaskan ikatan
kafan, karena mayat itu tidak diikat kecuali untuk menahan tergelincir. 7
Memasukkan mayat dari sisi kakinya, jika memungkinkan bagi pengubur maka ia boleh memasukkannya dari sisi kepalanya.
8 Menghadapkan mayat ke arah kiblat. Hal itu dimaksudkan agar mayat
beristirahat di lambung kanannya dan wajahnya menghadap kiblat.
9 Orang yang meletakan mayat mengucapkan:
ﷲا لﻮ ﺮ ا ﺔ ﻰ ﻋو ﷲا
Artinya: “Dengan nama Allah dan berdasarkan agama Rasululllah”
Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar:
أ لﺎ ﺮ ا ﻤ ا ﺿو اذإ نﺎآ و ﻋ ﷲا ﻰ
ا ن و ﻋ ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر ﺔ ﻰ ﻋو ﷲا
. دواد ﻮ أ اور
42
Artinya:“Bahwasanya Nabi SAW, jika meletakkan mayyit diliang kuburnya mengucapkan “Bismillah, wa’ala millati Rasulillah” Dengan nama Allah
dan di atas agama Rasulullah.” HR. Abu Dawud
10 Menempelkan pipi mayat yang kanan dan diletakkan di atas ganjalan atau
batu atau tanah. 11
Meletakan sesuatu di belakangnya dari tanah atau lainnya agar ia tidak jatuh dan selalu menghadap kiblat.
12 Menutup kubur dengan tanah dan meninggikannya sejengkal dari tanah, jika
tidak ada tanah bisa dengan lainnya. Dan tidak diratakan dengan tanah, dengan tujuan agar diketahui, kemudian dijaga dan tidak dihinakan. Hal ini
berdasarkan hadits riwayat Jabir r.a.:
رو ﺎ ا ﻋ
و ﺪ أ و ﻋ ﷲا ﻰ ا نأ
ﺮ ﺷ اﻮ ضرﻷا ﺮ ﻬ او نﺎ إ اور
43
42
Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.32.
Artinya:“Bahwasanya Nabi SAW dibuatkan lahad baginya, ditimbunkan batu bata di atasnya, dan ditinggikan kuburnya dari tanah sekitar sejengkal
.”HR.Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi
13 Hendaknya kubur dibuat menjadi gundukkan, berdasarkan hadits Sufyan at-
Tammar, bahwasanya dia berkata:
أ ﺎﻤ و ﻋ ﷲا ﻰ
ا ﺮ ىأر أ ﺪ .
ر او
ﺎ ا ىر
44
Artinya:“Aku melihat kubur Nabi SAW berbentuk gundukkan tanah.” HR.Al-Bukhari
14 Memberi tanda berupa batu atau yang semisalnya, agar bisa dikuburkan
didekatnya yang meninggal kemudian dari keluarganya, berdasarkan hadits Muthallib bin Abdullah, bahwasanya dia berkata:
ﻋ تﺎ ﺎﻤ زﺎ جﺮ أ نﻮ
نﺎﻤ ,
ﻰ ا ﺮ ﺄ ﺪ
ﻤ ﻄ ﺮ ﺄ نأ ر و ﻋ ﷲا
, ﺎﻬ إ مﺎ
ﻋارذ ﻋ ﺮ و و ﻋ ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر لﺎ آ لﺎ
ﻄﻤ ا :
و ﻋ ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر ﻋ ﻚ ذ ﺮ يﺬ ا لﺎ لﺎ
: و ﻋ ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر ﻋارذ ضﺎ ﻰ إ ﺮ أ ﺄآ
ﻮ ﺎﻬ ﻤ ﺎﻤﻬ ﻋ ﺮ لﺎ و أر ﺪ ﻋ ﺎﻬ ﺿ
: ﺮ ﺎﻬ أ
هأ تﺎ إ دأو أ .
دواد ﻮ أ اور
45
Artinya:“Ketika Utsman bin mazh’un meninggal, maka dikeluarkanlah jenazahnya dan dikuburkanya, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan seseorang agar
43
Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, Beirut: Dar el- Fikr, Jilid 4, h.410.
44
Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, Nomor hadits 1390, h.130.
45
Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.22.
membawakan batu kepadanya, maka beranjaklah orang itu mengambil batu, tetapi ternyata dia tidak kuat mengangakatnya, maka beranjaklah Rasulullah
SAW menuju batu tersebut dan menyisingkan kedua lengannya. Muthallib berkata: Berkatalah orang yang mengabarkan kepadaku dari Rasulullah
SAW, “Sepertinya aku melihat kepada putihnya kedua lengan Rasulullah SAW ketika disingsingkan.” Kemudian Rasulullah SAW membawa batu
tersebut dan meletakkan pada tempat kepala Utsman bin mazh’un seraya berkata, “Agar menjadi tanda bagi kuburan saudaraku ini, dan aku kuburkan
disisinya orang yang meninggal dari keluargaku
.”HR. Abu Dawud 15
Orang yang menghadiri penguburan mayat hendaknya memegang tiga gumpalan tanah di atas kubur di sisi kepala mayat kemudian menaburkannya
dengan kedua tangannya. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah r.a.:
ةزﺎ ﻰ ﻋ ﻰ و ﻋ ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر نأ ﺮ ﻰ أ
ﺎ أر ﻋ ﻰ ﻤ ا .
ﺔ ﺎ إ اور
46
Artinya:“Bahwasanya Rasulullah SAW menshalati jenazah kemudian mendatangi kubur dan menaburkan di atasnya pada sisi kepalanya tiga kali
.”HR.Ibnu Majah
16 Orang yang mengiringi mayat hendaknya menunggu setelah penguburan
dengan waktu kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyembelih unta dan membagikan dagingnya kepada orang-orang miskin agar mayat merasa
tentram dengan mereka. 17
Berdiri di sisi kubur sambil mendoakan keteguhan bagi mayat, memohonkan ampun baginya, dan memerintahkan orang-orang yang hadir agar melakukan
hal yang serupa. Hal ini berdasarkan hadits Utsman bin ‘Affan r.a. bahwasanya dia berkata:
46
Abdullah Ibn Yazid al Qazweni Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Beirut: Dar al-Ihya al- Turath al-Araby, 1975, h.499
ﻋ و ﻤ ا د غﺮ اذإ و ﻋ ﷲا ﻰ ا نﺎآ
لﺎ :
لﺄ ن ا ﺈ ﺎ اﻮ و ﻜ ﻷ اوﺮ
ا .
ﻮ أ اور دواد
47
Artinya:“Adalah Nabi SAW jika selesai dari penguburan mayyit, dia berdiri di sisi kubur seraya berkata, “mohonkanlah ampunan bagi saudara kalian ini, dan
mohonkanlah keteguhan baginya, karena sekarang dia sedang ditanya .”
HR. Abu Dawud Dan juga dibolehkan duduk di sisi kubur saat penguburan dengan maksud
mengingatkan orang-orang yang hadir kepada kematian dan hal-hal yang terjadi sesudahnya, berdasarkan hadits Bara’ bin Azib, bahwasanya dia
berkata: “Kami keluar bersama Nabi SAW mengiringkan jenazah seseorang dari Anshar, maka sampailah kami penguburan yang waktu itu belum digali,
kemudian duduklah Rasulullah SAW dan kami juga duduk di sekitarnya, seakan-akan di kepala-kepala kami ada burung, di tangan Rasulullah SAW
ada sebatang kayu, maka beliau mencocokkannya ke tanah dan mengangkat kepalanya seraya berkata, “mintalah perlindungan kepada Allah dari Adzab
kubur.” Dua atau tiga kali, kemudian dia bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mu’min, jika telah terputus dari dunia dan memulai kehidupan
akhiratnya, turunlah para malaikat dari langit .”
47
Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.41.
C. Pengurusan Jenazah Mutilasi Menurut Fuqaha