Cara Mengkafankan Mayat Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Pengurusan Jenazah

kepadaku.”Setelah kami selesai memandikannya kami beritahukan kepada beliau, maka beliau memberitahukan kepada beliau, maka beliau memberikan kain sarungnya kepada kain seraya berkata,“Jadikanlah ini sebagai pakaian yang menyentuh kulitnya .” HR. Al-Bukhari 4 Menekan perut mayat ketika memandikannya secara lembut untuk mengeluarkan kotoran dalam perutnya. 5 Mengalirkan air yang banyak pada bagian qubul dan dubur untuk membersihkan kotorannajis. 6 Memakai sarung tangan bagi orang yang memandikannya ketika membasuh bagian-bagian yang termasuk aurat. 7 Mendahulukan yang kanan, yaitu membasuh bagian kanan kemudian yang kiri, dimulai dari kepala bagian belakang, pundak sampai telapak. Dari Ummu Athiyyah r.a., dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda kepada para wanita yang memandikan putri beliau: ا ﺎﻬ ءﻮﺿﻮ ا ﺿاﻮ و ﺎﻬ ﺎ ﻤ نأﺪ يرﺎ ا اور 12 Artinya:“Mulailah dengan bagian tubuh yang kanan dan anggota-anggota wudhu’nya .” HR. Al-Bukhari

2. Cara Mengkafankan Mayat

Mengkafankan mayat adalah fardhu kifayah bagi seorang muslim yang menghadirinya. Mengkafankanya itu dilakukan langsung setelah mayat dimandikan. Sebaiknya orang yang mengkafankan mayat adalah orang yang terdekat dengannya-sebagaimana yang telah dibicarakan diatas. 12 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, h. 9. Hikmah dari mengkafankan mayat adalah untuk menutupinya dari pandangan mata dan sebagai penghormatan padanya. Karena menutupi auratnya dan menghormatinya adalah wajib selagi ia masih hidup, begitu pula ketika ia telah meninggal. a. Macam-Macam Kafan 13 ; 1 Kafan Wajib Kafan ad-Darurah Yaitu baju yang menutupi seluruh badan, di mana tidak ada kekurangan pada bagian bawah badan. ﺎ ل : .. . ﻋ ﻤ ﺮ ﻮ م أ ﺪ ﺪ ﺷ ﺎ ﻜ إ ﻤ ﺮ ة آ ﺎ إذ ا ﻄ ﺎ ﻬﺎ ر أ ﺮ ر ﺈذ ا ﻄ ﺎ ر ﺮ ج ر أ ﺄ ﺮ ﺎ ر ﻮ ل ﷲا ﻰ ﷲا ﻋ و أ ن ﻄ ر أ ﻬﺎ و ﻋ ﻰ ر إذ ﺮ . . . يرﺎ ا اور 14 Artinya:”Ia Khabab bin al-Art berkata, ”... Mush’ab bin Umair terbunuh pada perang uhud. Dia tidak memiliki pakaian kecuali kain wol yang menyelimuti badan. Jika kami menutupi kepalanya, kakinya kelihatan, bila kami menutupi kakinya kepalanya terbuka. Maka Rasulullah SAW memerintahkan agar kami menutupi kepalanya dengan kain itu dan menutupi kakinya dengan idzkhar sejenis tumbuhan yang wangi ... ”.HR. Al-Bukhari Perkataan “dan menutupi kakinya dengan idzkhar” menunjukkan bahwa jika tidak ada penutup sama sekali, baik untuk sebagian badan atau seluruhnya, disunnahkan untuk menutupinya dengan sejenis tumbuhan yang wangi. Jika yang tumbuh di rumah-rumah kita atau di sekeliling kuburan di 13 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati,” h.86-88. 14 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, Nomor hadits, h.647. tempat kita. Kata idzkhar adalah jenis tumbuhan wangi yang berada di Madinah. ﺪ ﻮ ةﺰﻤ ﻜ لﺎ و أر ﻰ ﻋ اذإ ءﺎ ةدﺮ إ آ تﺪ ﻰ أر ﻋ ﺪ ﻰ ﻋ اذإو ﺪ ﻋ ﺮ ذﻹا ﺪ ﻰ ﻋ و أر ﻰ ﻋ ﺪﻤ أ اور 15 Artinya:”Ia berkata khabab bahwa Hamzah tidak memiliki kain kafan kecuali selendang penutup. Ketika selendang itu digunakan menutupi kakinya, menyusut atas kepalanya, lalu selendang itu diukurkan ke atas kepalanya dan kedua kakinya ditutupi dengan sejenis tumbuhan ” HR. Ahmad. 2 Kafan yang Cukup Kafan al-Kifayah Yaitu dua baju yang menutupi seluruh badan di bawahnya tidak kurang. Kain dan lipatan keduanya harus menutupi seluruh badan. Mencukupkan dengan keduanya dibolehkan dan tidak makruh. 3 Kafan Sunah kafan as-sunnah Yaitu baju untuk laki-laki yang telah baligh dan yang hampir baligh menurut para ulama Hanafi dan banyak fukaha dari berbagai mazhab; baju, kain, dan penutup atau lipatan. Pakaian gamis menutupi dari leher hingga kaki, tanpa lengan baju, tidak terbuka pada dada dan sisi lambung. Bawahnya tidak usah lebar-lebar seperti pakaian orang hidup, tetapi harus sejajar. Begitu pula pada kain harus menutupi seluruh badan, lalu memakai penutup untuk tubuhnya dari kepala sampai kaki. Seluruhnya mayat itu 15 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al- Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, h. 365. ditutupi tiga pakaian. Itulah kafan yang disunnahkan berdasarkan hadits- hadits. و ﻋ ا ﻰ ا لﻮ ر آ ﺔ ﺷ ﺔ ا ﺔ اﺮ باﻮ أ تﺎ يﺬ ا ﻤ و نﺎ ﻮ دواد ﻮ أ اور 16 Artinya:”Dari ibn Abbas bahwa Rasulullah saw dikafankan dengan tiga pakaian; pakaian gamis yang ketika beliau wafat dan baju Najran. HR. Abu Daud Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari Aisyah ra. ا لﻮ ر آ و ﻋ ا ﻰ ﻰ ﺔ ﺷ ﺔ ﺎﻤ باﻮ أ ﺎﻬ ﺔ ﺎﻤﻋ و ﻤ ﺔﻋﺎﻤ ا اور 17 Artinya:“Rasulullah SAW dikafankan dengan tiga pakain putih Suhuliyah Judada Yamaniyah, tidak ada gamis dan tidak juga imamah serban yang di lipatkan ” HR.Jama’ah لﻮ ر مﻮ آ مأ ﻤ آ ﺎ ﺔ ا ﺎ ﻰ ﻋ ﻰ ا ا لﻮ ر ﺎ ﺎﻄﻋأ ﺎ لوأ نﺎﻜ ﺎﻬ ﺎ و ﺪ ﻋ و ﻋ ﷲا ردأ ﺔ ﻤ ا رﺎﻤ ا عرﺪ ا ءﺎ ا و ﻋ ﷲا ﻰ و ﻋ ﷲا ﻰ ا لﻮ رو ﺎ ﺮ ا بﻮ ا ﻰ ﺪ ﺎ ﺎ ﻮ ﺎ ﻮ ﺎهﺎ وﺎ ﺎﻬ آ بﺎ ا ﺪ ﻋ ﺪﻤ أ اور دواد ﻮ أ و 18 Artinya:”Dari Laila binti Qanif ast-Tsaqafiah, ia berkata, “Aku termasuk orang yang memandikan Ummi Kalsum putri Rasulullah SAW ketika ia wafat. Yang pertama diberikan oleh Rasulullah kepada kami adalah kain, kemudian pakaian, lalu kerudung, dan selimut, selanjutnya setelah itu dilipatkan baju akhir.” Ia berkata: sementara Rasul SAW berada di pintu memegang 16 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, Kairo: Dar al- Hadits,1988, h. 360. 17 Abi al Husein Muslim bin al Haj al Qusyairi al Nasaburi, Shahih Muslim, Kairo: Dar Ihya al Kutub al Arabiyyah,1918, Juz. 2, nomor hadits 941, h.649. 18 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.362. kafannya, lalu beliau mengambilkan baju kepada kami satu demi satu. HR. Ahmad dan Abu Daud Al-Bukhari berkata: Hasan mengatakan, dengan sobekan pakaian-pakaian yang kelima kedua paha dan pangkalnya biasa tertutup di bawah pakaian itu. Imam asy-Syaukani mengatakan: Hadits di atas menunjukkan bahwa yang diharuskan dalam mengkafankan mayat wanita adalah dibuatkan kain, pakaian, kerudung selimut, dan lipatan. Tidak disebutkan nama Ummi ‘Athiyah dalam hadits orang yang melayatnya. Imam asy-Syaukani mengatakan dalam Fiqh al-Wadhih: sebagaian Fukaha memandang makruh penambahan kain mayat lebih dari tiga, mereka menganggap itu hal yang berlebihan. Namun sebagaian lagi membolehkan penambahan sampai lima; untuk gamis, imamah, Dan tiga untuk pakaian. Menurut asy-Syaukani Persoalan di atas menurut saya luas sekali, hanya saja membatasi tiga pakaian lebih utama karena itu yang sesuai dengan kafan Nabi SAW. b. Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafankan 19 : 1 Membaguskan kafan; yaitu dengan menggunakan kafan yang bersih, wangi, bisa menutupi seluruh anggota badan, bukan yang diharamkan-seperti sutera, dan penggunaanya tidak berlebihan. Hal di atas berdasarkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: 19 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h. 89. ﻋ أ دﺎ ة لﺎ : لﺎ ر ﻮ ل ﷲا ﷲا ﻰ ﻋ و إذ و ا أ ﺪ آ أ ﺎ آ . اور يﺬ ﺮ ا 20 Artinya:“Diriwayatkan dari Abi Qatadah, ia berkata: ‘Jika seoarang diantara kalian mengurus mayyit saudaranya, hendaklah ia memperbagus kain kafannya .” HR. at-Tirmidzi 2 Berwarna putih, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: ا آﺎ ﻮ ﺎﻬ اﻮ آو ﻜ ﺎ ﺮ ﺎﻬ ﺈ ضﺎ ا ﻜ ﺎ اﻮ . دواد ﻮ أ اور 21 Artinya:“Pakailah yang putih dari pakaian kalian, karena dia adalah yang terbaik dari pakaian kalian, dan pakailah dia sebagai kafan .”HR. Abu Dawud 3 Bagi mayat laki-laki kain kafan tiga helai, dan bagi mayat perempuan lima helai 22 . Bagian ini telah dijelaskan sebelumnya pada bab kafan sunah. 4 Hendaknya salah satu dari kain-kain tersebut adalah kain yang bergaris-garis jika hal itu memungkinkan 23 . Hal ini berdasarkan hadits Jabir bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: ةﺮ ب ﻮﺷ ﻜ ﺎ ﺷ ﺪ ﻮ آﺪ أ ﻮ اذإ . ﻮ أ اور دواد 24 20 Muhammad bin ‘Isa, Abu ‘Isa at-Tirmidzi as-Sullami, Sunan at-Tirmidzi, Beirut: Dar Ihya at-Turats al-Arabi, tt, Juz.3, hal. 320. 21 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, Kairo: Dar al- Hadits, 1988 , h.362. 22 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h.89. 23 Abu Ahmad Arif Fathul ulum, 1 Jam Belajar Mengurus Jenazah panduan praktis tata cara penyelengaraan jenazah dan hukum-hukumnya , Cet. 1, Penerbit: Pustaka Darul Ilmi, 2009, h.38. 24 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.425. Artinya:“Jika wafat seorang diantara kalian dan mampu maka hendaknya dikafankan dalam kain yang bergaris-garis ” HR.Abu Dawud

3. Menshalatkan mayat