B. Visi, Misi, dan Tujuan RSCM
1.
Visi :
“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang mandiri dan terkemuka di Asia Pasifik” 2.
Misi :
a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu serta terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat. b.
Menjadi tempat pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan. c.
Tempat penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan derajat
3.
Tujuan :
a Tercapainya pelayanan prima yang menjamin kepuasan konsumen.
b Terciptanya manajemen yang adil, akuntabel dan transparan.
c Hasil pendidikan dan penelitian kesehatan dapat di manfaatkan secara
nasional dan global. d
Tercapainya karyawan yang produktif dan melalui kesejahteraan yang berkeadilan dan pengembangan karir yang sehat.
e Tercapainya pelayanan ilmu kedokteran forensik dan medikolegal serta
pemulasaraan jenazah sebagai Unit Reveneu Center.
C. Unit dan Instalasi RSCM
1. Unit Penyakit Anak
2. Unit Kesehatan Anak
3. Unit Bedah
4. Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5. Unit Bedah Saraf
6. Unit Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tengorokan.
7. Unit Penyakit Mata
8. Unit Penyakit Gigi dan Mulut
9. Unit Penyakit Saraf
10. Unit Kedokteran Jiwa Psikiatri
11. Unit Penyakit Kulit dan Kelamin
12. Unit Radiodiagnostik
13. Unit Radioterapi
14. Unit Anestesiologi
15. Unit Rehabilitasi Medik URM
16. Instalasi Laboratium Klinik
17. Intalasi Patologi Anatomik
18. Instalasi Gawat Darurat
19. Instalasi Bedah Pusat
20. Instalasi Perawatan
21. Instalasi Farmasi
22. Instalasi Farmakologi Klinik
23. Instalasi Gizi
24. Instalasi Pemeliharaan Sarana
25. Instalasi Kamar Jenazah
Dari beberapa unit dan instalasi yang ada di RSCM, instalasi kamar jenazah merupakan obyek yang akan penulis teliti. Perkembangan Instalasi Kamar
Jenazah dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu
3
; 1.
Masa sebelum tahun 1970 Pada masa tersebut kamar jenazah merupakan tempat penampungan jenazah
yang berasal dari yang meninggal di RSCM dan jenazah yang berasal dari luar RSCM yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memperoleh Visum et Repertum.
3
Rukmono, Hanifa Wiknjosastro, dkk. Sejarah Perjuangan RSCM-FKUI, h. 309-310.
Kamar jenazah terdiri atas beberapa kamar tempat meletakkan jenazah sebelum diambil oleh keluarganya. Selain kamar-kamar itu terdapat pula tempat
untuk membersihkan jenazah, tempat kereta jenazah dan kamar mandi sederhana. Di antaranya kamar-kamar itu terdapat lorong yang menghubungkan halaman
Universitas Indonesia dengan RSCM. Pegawai yang berkerja terdiri atas 15 orang yang dikepalai oleh M.Yusa. secara bergiliran pegawai-pegawai ini menjaga Kamar
Jenazah selama 24 jam. Tugas mereka hanyalah menjaga jenazah. Dia antara mayat- mayat yang berasal dari luar RSCM, ada yang tidak jelas keluarganya, atau
ditemukan sudah dalam keadaan busuk. 2.
Masa antara tahun 1970 sampai 1978 Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang mendasar, baik fisik maupun
organisasi di kamar jenazah. Dengan tujuan agar bagian Patologi Anatomik bisa terlepas dari gangguan kamar jenazah, Prof. dr. Rukmono yang menjadi kepala
bagian Patologi Anatomi minta kepada Direktur RSCM yaitu Prof. dr. Odang, agar diperbolehkan mengurus kamar jenazah. Tawaran ini tentu saja disambut gembira
oleh Direktur RSCM. Dengan dibantu oleh dr. Sutjahjo Endardjo, salah satu asisten bagian Patologi Anatomik, Prof. dr. Rukmono mulai mengatur dan mengadakan
perbaikan-perbaikan antara lain; a.
Membuat ketentuan bahwa jenazah yang sudah di kamat jenazah lebih dari 48 jam akan dikubur. Untuk ini diadakan kerjasama dengan pihak Pemerintah
Daerah DKI.
b. Mengadakan perbaikan gedung kamar jenazah dengan dana dari RSCM atau
dari Departemen Kesehatan RI. c.
Kamar-kamar tempat penyimpanan mayat dibongkar sama sekali dan pada naungan yang baru diadakan.
d. Tempat untuk menunggu jenazah yang sekaligus dapat dijadikan tempat untuk
upacara. e.
Tempat untuk adminitrasi. f.
Tempat penyimpanan jenazah berupa lemari pendingin. g.
Tempat memandikan jenazah. h.
Perbaikan pagar kamar jenazah yang merupakan sumbangan dari para ibu Angkatan Laut Jalaselastri.
i. Mengadakan mobil untuk mengangkut jenazah. Karena dana yang sangat
terbatas maka mula-mula yang digunakan sebagai mobil jenazah adalah mobil bekas dari dr. Tumbelaka Staf senior dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak.
Dengan sarana fisik yang serba sederhana dan adminitrasi yang mulai teratur kamar jenazah berhasil menghimpun dana yang berasal dari sewa kendaraan jenazah,
dengan dana inilah perbaikan-perbaikan terus diadakan. Pada tahun 1973, Prof. dr. Rukmono diangkat menjadi Direktur RSCM, sehingga praktis kamar jenazah tidak
ada yang mengatur. Dengan persetujuan Dekan Falkutas Kedokteran UI Prof. H. Djamaloeddin pada tahun 1973 menunjuk dr. I Made Nasar asisten di bagian Patologi
Anatomi untuk menjadi Kepala Kamar Jenazah. Didalam pengelolaan keuangan kamar jenazah pada periode ini bersifat otonom, maka dari seluruh penghasilan
kamar jenazah dapat digunakan kembali untuk keperluan pelayanan dan pembangunan kamar jenazah serta pembelian sarana. Walupun bersifat otonom
namun setiap bulan pengelola kamar jenazah diwajibkan membuat laporan keuangan kepada Direktur. Perubahan atau pengembangan penting yang terjadi pada masa ini
ialah: Tahun 1976:
a. Pembangunan bagian belakang kamar jenazah meliputi tempat pemandian
jenazah, tempat peti, dan brankar jenazah. b.
Pembuatan lemari pendingin mayat sampai mencapai 4 unit, tiap unit dapat diisi dengan 3 mayat.
Tahun 1978: a.
Pembelian kendaraan jenazah 2 buah. b.
Pemugaran ruang upacara. Organisasi dikamar jenazah juga mulai lebih teratur, sejalan dengan jenis pelayanan
yang dapat diberikan yaitu: a.
Memandikan mayat. b.
Persiapan sampai jenazah siap dikubur. c.
Membantu menguruskan surat jalan bila jenazah akan dibawa ke luar DKI sesuai dengan peraturan DKI.
d. Pengangkutan jenazah,dll.
Sehingga hal ini menyebabkan jumlah karyawan di kamar jenazah meningkat.
3. Masa sesudah tahun 1978
Dengan keluarnya Surat Keputusan Menkes No.134 tahun 1978, tiap rumah sakit termasuk RSCM harus menyesuaikan organisasi maupun kegiatan
dengan SK Surat Keputusan. Dalam SK.134 ditentukan kamar jenazah merupakan suatu Instalasi. Dengan ditetapkannya kamar jenazah menjadi suatu Instalsi rumah
sakit. Instalasi Kamar Jenazah kemudian mendapat dana untuk perbaikan
gedung dan pengadaan lemari pendingin mayat yang baru, tetapi di lain pihak Instalasi Kamar Jenazah harus memasukkan semua penghasilan ke Kas Negara
sebagai bagian dari penghasilan RSCM. Sampai akhir tahun 1978, walaupun penghasilan telah disetor kepada Bendahara RSCM, namun Instalasi Kamar Jenazah
masih diperbolehkan memakai uang setoran itu untuk keperluan di kamar jenazah sendiri.
a. Tahun 1982 kamar jenazah mendapat sebuah mobil jenazah dari RSCM.
b. Tahun 1984 membeli mobil jenazah dengan uang penghasilan kamar jenazah.
c. Tahun 1986 untuk terakhir kalinya membeli sebuah mobil jenazah lagi.
Mulai tahun 1988 Instalsi Kamar Jenazah sudah benar-benar merupakan suatu Instalasi Rumah Sakit, seluruh kegiatan pelayanan maupun pembangunan harus
melalui perencanaan yang matang. Saat ini Instalasi Kamar Jenazah telah mempunyai sarana untuk pelayanan berupa;
a. 5 buah mobil jenazah.
b. Lemari pendingin mayat dengan kapasitas18 mayat.
c. Ruang untuk upacara.
d. Ruang untuk adminitrasi.
e. Musholla.
f. Tempat pemandian jenazah.
g. Tempat penyimpanan peti.
h. Tempat brankar.
i. Pelayana yang dapat dilakukan ialah :
j. Pembuatan surat kubur atau Surat Kematian.
k. Memadikan jenazah.
l. Penyimpanan jenazah.
m. Pemulasaran jenazah.
n. Pengangkutan jenazah.
o. Membantu pengurusan surat-surat jalan, pengawetan dan penguburan.
Pada saat ini terjadi beberapa peristiwa yang menimbulkan banyak korban, yaitu peristiwa ledakan pabrik mercon, kebakaran pabrik konfeksi dan terakhir kejadian
kecelakaan kereta api di Bintaro. Pada kejadian-kejadian tersebut Instalasi Kamar Jenazah telah membuktikan dapat menyelesaikan dengan baik urusan jenazah secara
massal. Hingga pada tahun 2007, instalasi kamar jenazah bergabung dengan
bidang Forensik dengan nama Departemen Forensik dan Medikolegal. Dengan bergabungnya dua instalasi tersebut dengan mempunyai cakupan ilmu dan tujuan
yang sama di dalam memajukan visi dan misi untuk menjadi yang terunggul di asia
pasifik. Maka, tepatnya pada tahun 2007 diresmikanlah dengan nama Departemen
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo.
4
D. Departemen Forensik dan Medikolegal di RSCM