84
kepada bank setiap akhir bulan, restrukturisasi pembiayaan, meliputi: restrukturisasi, rekondusi, reschedulle dan penjadwalan jaminan
143
. a.
Monitoring kegiatan usaha nasabah oleh Bank Syariah dilakukan atas dasar laporan aktivitas usaha yang diberikan oleh nasabah
tiap akhir bulan, laporan angsuran menunggak serta daftar KAP kualitas aktiva produktif yang dibuat oleh adminitrasi
pembiayaan.
Kemudian nasabah
diklasifikasikan untuk
memudahkan mana yang perlu mendapatkan pembinaan b.
Monitoring kualitas aktifa produktif, dimulai dengan adminitrasi pembiayaan
Bank Syariah
membuat laporan
nominatif pembiayaan
dan memo
mengenai nasabah
pembiayaan murabahah yang perlu mendapat perhatian untuk dibina, laporan
dan memo tersebut disetujui oleh pejabat berwenang kemudian ditindaklanjuti oleh Marketing Officer Bank Syariah.
c. Menindak lanjuti surat Kantor Pusat, jika kantor pusat memberi
surat mengenai KAP Cabang, maka pihak Bank Syariah harus menindaklanjuti dan membuat surat penjelasan atau tanggapan
untuk kantor pusat mengenai hal yang dimintai penjelasan oleh kantor pusat.
10. Tahap Penilaian Ulang Pembiayaan Murabahah
Tahap penilaian akhir ini dilakukan atas fasilitas pembiayaan
yang telah berjalan 6 bulan atau telah menunjukan kolektabilitas kurang lancar, dengan penekanan pada: 1 Masa laku legalitas usaha. 2
Performance nasabah meliputi: a. Penyampaian laporan. b. Mutasi rekening nasabah. c. Pelunasan kewajiban jatuh tempo. d. Aktivitas
volume bisnis nasabah. e. Likuiditas usaha. f. Rentabilitas usaha. 3 Kewajaran limit pembiayaan dikaitkan dengan volume bisnis nasabah.
4 Nilai polis asuransi dan masa berlakunya. 5 Nilai transaksi jaminan dan pengamananya
144
.
C. Kesalahan Persepsi Tentang Murabahah
Perbankan syariah mulai menunjukan kemajuan yang signifikan dalam 30 tahun ke belakang dibandingkan dengan usia perbankan
konvensional yang mencapai setengah abad. Dalam praktiknya, komposisi pembiayaan murabahah dalam perbankan syariah Indonesia
dan dunia umumnya selalu lebih besar dari jenis-jenis pembiayaan yang
143
Lihat lampiran, Hasil wawncara dengan staff marketing PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Pekanbaru, pada tanggal 6 maret 2011, 30.
144
Lihat lampiran, Hasil wawncara dengan staff marketing PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Pekanbaru, pada tanggal 6 maret 2011, 30.
85
lain. Dalam kondisi yang seperti ini, banyak kritikus yang melontarkan pernyataan bahwa eksistensi murabahah di perbankan syariah saat ini
adalah sama dengan riba. Dalam kaitannya dengan ini, pembelaan bagi keabsahan praktik murabahah adalah
145
: 1.
Dalam murabahah, yang dilakukan adalah menetapkan harga barang yang diajukan oleh nasabah berdasarkan harga dasar
pembelian ditambah margin keuntungan yang diketahui bersama asal-usulnya, sedangkan pinjaman dalam bank konvensional
adalah
dalam bentuk
pinjaman yang
terikat jaminan
pengembalian dengan kelebihan. Kedua bentuk akad berbeda secara mendasar.
2. Dalam murabahah selalu ada objek yang diperjual-belikan,
sedangkan dalam pinjaman konvensional tidak. Dana yang diberikan
pada pinjaman
konvensional tidak
diatur penggunaannya, sedangkan pada akad murabahah harus sesuai
dengan perjanjian diawal, yaitu untuk pembelian barang yang diajukan. Sehingga dasarnya adalah ada uang ada barang, yang
dapat menyeimbangkan proporsi uang di masyarakat dengan produksi barangkomoditas.
3. Dalam pinjaman konvensional, bank konvensional hanya
menghadapi resiko kredit dimana bank akan mengalami kerugian jika nasabah tidak dapat mengembalikan uang pinjaman beserta
bunganya. Sedangkan pada murabahah, bank syariah menghadapi resiko harga sejak pembelian barang dari distributor sampai
barang tersebut diterima oleh nasabah. Oleh karena itu pula, dasar berpijak kedua akad ini jelas berbeda dan tidak bisa disamakan.
D. Ketentuan Umum Murabahah