126
tidak  terpengaruh  oleh    kondisi    ini,    kebalikannya    nasabah  bank konvensional  babak  belur  dengan  cicilan  yang  tiba-tiba  melonjak
tinggi
266
. Pertanyaan  kedua  puluh  pada  variabel  perilaku  adalah  adanya
rasa  puas  setelah  menggunakan  pembiayaan  murabahah  di  Bank Muamalat. Yang mendapat kode 4 atau setuju dalam mayoritas jawaban
responden
267
.  kepuasan  adalah  perasaan  senang  atau  kecewa  seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja hasil produk yang
dipikirkan  terhadap  kinerja  atau  hasil  yang  diharapkan.  Jika  kinerja berada  di  bawah  harapan,  pelanggan  tidak  puas.  Jika  kinerja  memenuhi
harapan,  pelanggan  merasa  puas.  Jika  kinerja  melebihi  harapan,  maka pelanggan  amat  puas  atau  amat  senang.  Dengan  memahami  tingkat
kepuasan  pelanggan  terhadap  pelayanan  yang  diberikan,  maka perusahaan  dapat  mengetahui  kesenjangan  antara  yang  dilakukan
perusahaan  dan  yang  pelanggan  butuhkan,  sehingga  perusahaan  dapat menentukan  langkah  yang  tepat  untuk  melakukan  perbaikan  di  masa
mendatang
268
.
3. Analisis Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat terhadap Pembiyaan Murabahah
Sama halnya  dengan analisis faktor persepsi masyarakat terhadap pembiayaan murabahah yang menggunakan teknik analisis faktor dengan
tujuan  mendapatkan  variabel  utama  yang  dominan  mempengaruhi perilaku  masyarakat  terhadap  pembiayaan  murabahah.  Dengan
memasukkan  seluruh  variabel,  maka  tabel  pertama  yang  muncul  adalah KMO
and  barlett‟s  Test.  Terlihat  angka  KMO  Measure  of  Sampling Adequency  MSA  adalah  0,562.  Oleh  karena  angka  MSA  di  atas  0,5
maka  kumpulan  variabel  faktor-faktor  tersebut  dapat  diproses  lebih lanjut.  Kesimpulan  yang  sama  juga  dapat  dilihat  pada  angka
Barlett‟s Test of Sphericity yang ditampakkan dengan angka Chi Square sebesar
1644,837 dengan signifikasi 0,000
269
.
266
Lihat,  Kartajaya,Hermawan  dan  Muhammad  Syakir  Sula,  Syariah Marketing,  cet, ke-2 Bandung: Mizan, 2006, 87.
267
Lihat,  lampiran  pada  tabel  Mean,  Median,  Mode  modus  faktor  Perilaku, 162.
268
Lihat,  Philip  Kotler,  Marketing  Management:  Analysis,  Planning, Implementation, and Control 11
th
edition, 182.
269
Lihat, lampiran pada tabel KMO and Bartlett‟s Test, 163.
127
Semua variabel  yang akan diteliti dimasukkan ke analisis faktor- faktor yang  mempengaruhi  perilaku  masyarakat  terhadap  pembiayaan
murabahah.  Dengan  total  varians  masing-masing,  maka  total  varians adalah 20 x 1 = 20. Varians faktor 1 tersebut adalah 4,974  20 x 100 =
24,869,  faktor  yang  ke  dua  adalah  4,338    20  x  100  =  21,689, faktor yang ke tiga adalah 3,668 20 x 100 = 18,342, faktor yang ke
empat  adalah  3,380  20 x 100  =  16, 898,   dan  faktor  yang terakhir adalah 1,126  20 x 100 = 5, 632 , selanjutnya dapat dilihat pada tabel
Total Variance Explained
270
. Total  jumlah  keseluruhan  varians  dari  lima  faktor  sebesar
87,429  yang  menggandung  arti  bahwa  dari  seluruh  faktor  yang  nanti terbentuk,  memberikan  penjelasan  sebesar  87,429.  Nilai  eagen  values
menunjukkan kepentingan
relatif masing-masing
faktor dalam
menghitung  varians  ke  lima  variabel  yang  dianalisis.  Susunan  eigen values  selalu  diurutkan  dari  yang  terbesar  sampai  yang  terkecil,  dengan
kriteria  bahwa  angka  eigen  values  di  bawah  angka  1  tidak  digunakan dalam  menghitung  faktor  yang  terbentuk,  yang  mempunyai  nilai  eigen
values  di  atas  angka  1,  sedangkan  untuk  faktor  yang  ke  6  angka  eigen values  sudah   dibawah   angka 1
271
.Setelah  diketahui   bahwa  5  faktor adalah  jumlah  yang  paling  optimal,  maka  tabel  Rotated  Component
Matrix  menunjukkan  distribusi  ke  20  faktor  variabel  tersebut  pada  5 faktor yang terbentuk. Angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor
loading,  atau  besar  korelasi  antara  suatu  variabel  dengan  lima  faktor sebagai berikut:
Variabel  faktor  pembiayaan  murabahah  ada  kejelasan  akad  atau transaksi,  memilih  pembiayaan  murabahah  karena  dukungan  keluarga
dan  kerabat,  pembiayaan  murabahah  berbeda  secara  prinsip,  memilih pembiayaan  dikarenakan  bunga  tinggi  dan  hadiah,  dan  proses
pembiayaan murabahah tidak berbelit-belit. Menjadi variabel faktor yang memiliki  korelasi  kuat  pada  komponen  faktor  1
272
.  Dengan  demikian lima atribut tersebut memiliki pengaruh signifikan dalam mempengaruhi
perilaku masyarakat. Pertama,  pembiayaan  murabahah  berbeda  secara  prinsip,
pembiayaan murabahah sangat berbeda secara prinsip. Seperti yang telah dijelaskan  diatas  bahwa  pembiayaan  murabahah  adalah  akad  dimana
270
Lihat, lampiran pada tabel Total Variance Explained, 164.
271
Lihat, lampiran pada tabel Total Variance Explained, 164.
272
Lihat, lampiran pada tabel Factor Component 1, 67.
128
keuntungan      nantinya    telah  disepakati  oleh  kedua  belah  pihak  bank syariah  dan  nasabah,  sedangkan  pada  pembiayaan  sistem  bunga  bank
konvensional tidak memberikan gambaran yang jelas dalam pengambilan keuntungan pada nasabahnya
273
. Prinsip  ini  juga  didukung  oleh  tingkat  pemahaman  masyarakat
terhadap akad pembiayaan murabahah yang mereka lakukan, dari analisis karakteristik  responden  telah  tampak  dengan  jelas  bahwa  pemahaman
masyarakat  yang  berpendidikan  lebih  baik  terhadap  Bank  Muamalat Indonesia dari pada mereka yang berpendidikan rendah.
kedua, variabel faktor pembiayaan murabahah ada kejelasan akad atau  transaksi.  Dalam  kejelasan  akad  pembiayaan  murabahah  dapat
dikatakan  bahwa  akad tersebut telah sah menurut imam mazhab karena Rasulullah  telah  lazim  melakukannya  dan  diikuti  oleh  para  sahabat
274
. Karena  defenisinya  disebutkan  adanya  “keuntungan  yang disepakati”,
karakteristik  murabahah  adalah  si  penjual  harus  memberi  tahu  pembeli tentang  harga  pembelian  barang  dan  menyatakan  jumlah  keuntungan
yang ditambahkan pada biaya tersebut
275
.
273
Lihat, Karim,Adiwarman A, Bank Islam: Analisis fiqh dan Keuangan.
274
Sabda  Rasulullah  Ada  tiga  hal  yang  mengandung  berkah:  jual  beli  tidak secara tunai murabahah, muqaradhah nama lain dari mudharabah dan mencampur
tepung dengan gandum untuk kepentingan rumah, bukan untuk diperjualbelikan.HR. Ibnu Majah
275
Para ulama mazhab berbeda pendapat tentang biaya apa saha yang dapat di bebankan  kepda  harga  jual  barang  tersebut.  Misalnya  ulam  mazhab  maliki
mmebolehkan  biaya-biaya  yang  langsung  terkait  dengan  transaksi  jual  beli  itu  dan biaya-biaya  tidak  langsung  terkait  dengna  transaksi  tersebut,  namun  memberikan  nilai
tambah pada barang itu.
Ulama  mazhab  Syafi‟I  membolehkan  membebankan  biaya-biaya  yang  secara umum  timbul  dalam  suatu  transasksi  jual  beli  kecuali  biaya  tenaga  kerjanya  sendiri
karena  komponen  ini  termasuk  dalam  keuntunganya.  Begitu  pula  biaya-biaya  yang ridak menambah nilai barang tidak boleh dimasukkan sebagai komponen biaya.
Umala  mazhab  Hanafi  membolehkan  membebankan  biaya-biaya  yang  secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli, namun mereka tidak membolehkan biaya-
biaya yang memang semestinya dikerjakan oleh si penjual. Ulama  mazhab  Hambali  berpendapat  bahwa  semua  biaya  langsung  maupun
tidak  langsung  dapat  dibebankan  pada  harga  jual  selama  biaya-biaya  itu  harus dibayarkan kepada pihak ketika dan akan menambah nilai barang yang dijual.
Secara  ringkas,  dapat  dikatakan  bahwa  keempat  mazhan  membolehkan pembebanan  biaya  langsung  yang  harus  dibayarkan  kepada  pihak  ketiga.  Keempat
mazhab sepakat tidak membolehkan pembebanan biaya langsung yang berkaitan dengan pekerjaan  yang  memang  semestinya  dilakukan  penjual  maupun  biaya  langsung  yang
barkaitan dengan hal-hal yang berguna.   Keempat  mazhab  juga  membolehkan
129
Dengan  kejelasan  akad  ini  sudah  terpenuhilah  transparansi  yang selalu dijanjikan oleh Bank Muamalat Indonesia. Kejelasn akad ini akan
berdampak  besar  bagi  masyarakat  yang  terhanyut  oleh  arus  keragu- raguan selama ini. Dimana mereka mengetahui akan unsure riba di dalam
bunga bank, tapi fasililtas untuk menjadikan lebih syar‟I lagi belum ada. Dengan kejelasn akad ini akan menjawab semua keraguan itu.
Ketiga,  variabel  faktor  memilih  pembiayaan  murabahah  karena dukungan  keluarga  dan  kerabat,  variabel  keluarga  dan  kerabat  berperan
dalam  membentuk  kebiasaan  bertransaksi  menggunakan  bank  syariah, dengan      demikian    variabel    ini    mempunyai    pengaruh    penting
terhadapperilaku masyarakat
276
. Keempat,  memilih  pembiayaan  dikarenakan  margin  dan  hadiah.
Sebagai salah satu daya tarik terhadap produk yang ditawarkan oleh bank syariah.  menjadi  salah  satu  faktor  penting  juga  dalam  persepsi
masyarakat untuk memilih pembiayaan. Dalam mensosialisasikan hadiah tersebut  harus memikirkan konsep, harus berbeda dan unik,  pesan harus
tersampaikan, dengan pencapaian yang diharapkan adalah  iklannya nanti akan  selalu  tertinggal  dalam  ingatan  orang  yang  berarti  produk  tersebut
akan selalu diingat dan tentu peningkatan penjualan dari produk tersebut.
Hadiah  yang  diberikan    pihak    bank  kepada  nasabahnya  selama ini  hanya  sebagai  daya  tarik  bank  untuk  meningkatkan  jumlah
nasabahnya,  mereka  membuat  seolah-olah  dengan  bertransaksi  di  bank tersebut  akan mendatangkan keuntungan  yang berlipat ditambah dengan
hadiah yang di inginkan. Banyaknya masyarakat yang ingin bertransaksi dengan bank yang memberikan hadiah atau sebagainya, itu semua hanya
trik  pemasaran  bank.  Dan  masyarakatpun  ikut  terhanyut  kedalam promosi tersebut. Tapi ada sebagian masyarakat yang tidak terbujuk oleh
pembebanan biaya tidak langsung yang dibayarkan kepada pihak ketiga  dan pekerjaan itu harus dilakukan oleh pihak ketiga. Bila pekerjaan itu harus dilakukan oleh penjual,
mazhab maliki tidak membolehkan pembebanannya. Mazhab yang empat sepakat tidak membolehkan  pembebanan  biaya  tidak  langsung  bila  tidak  menambahkan  nilai  barang
atau  tidak  berkatan  dengan  hal-hal  yang  berguna.  Lihat  Adiwarman  A.  Karim,  Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, 113.
276
Keluarga  adalah  lingkungan  paling  utama  diman  manusia  mengalami kedekatan dan kebersamaan yang sangat intensif, lingkungan tempat individu menjalani
proses  sosialisasi  berbagai  nilai  dasar  kemanusiaan.  Kelompok  ini  merupakan lingkungan dimana seseorang mulai belajar memasuki dunia luar yang lebih luas. Maka,
perilaku  setiap  individu  banyak  dipengaruhi  oleh  lingkungan  keluarga  maupun lingkungan  pergaulan  dimana  individu  tersebut  berada.  Antonius  Atosokhi  Gea,  dkk.,
Character  Building,  Relasi  dengan  Sesama,  Jakarta:  PT.  Elex  Media  komputindo, 2002, 7.
130
hadiah  yang  diberikan  oleh  pihak  bank.  Ini  dikarenakan  oleh  loyalitas nasabah, atau kepentingan lainnya.
Dan  yang terakhir, proses pembiayaan murabahah tidak berbelit- belit. Sebagaimana pedagang, Bank Muamalat Indonesia dalam kegiatan
pembiayaan  jual  beli  murabahah  juga  menentukan  margin  yang  wajar dari  kegiatan  jual  beli,  apalagi  Bank  Muamalat  Indonesia  memberikan
kemudahan  kepada  nasabah  berupa  pelunasan  barang  secara  cicilan. Bank  Muamalat  Indonesia  bukanlah  lembaga  non  profit  sehingga  tetap
membutuhkan keuntungan dari usaha jual beli  yang dilakukannya untuk membiayai operasional usaha.
Pembiayaan murabahah ini memiliki perbedaan signifikan dengan kredit  sistem  bunga  bank  konvensional.  Perbedaan  terbesar  adalah  pada
prinsip kepastian harga jual barang oleh bank harga perolehan nasabah. Harga perolehan nasabah tidak akan berubah selama proses pembiayaan
sehingga cicilan nasabah tidak akan terpengaruh oleh naik turunnya suku bunga  bank.  Kondisi  ini  sangat  terasa  menguntungkan  nasabah  bank
syariah terutama ketika masa krisis moneter di tahun 1997. Saat itu suku bunga  pada  bank  konvensional  melonjak  tinggi  karena  bank  umum
berusaha  menghindari  negative  spread  selisih  suku  bunga  pinjaman dengan suku bunga dana yang negatif akibat tingginya cost of fund dana
pada masa-masa minimnya likuiditas bank. Cicilan nasabah bank syariah tidak  terpengaruh  oleh  kondisi  ini,  kebalikannya  nasabah  bank
konvensional  babak  belur  dengan  cicilan  yang  tiba-tiba  melonjak tinggi
277
. Satu  hal  yang  menarik  dari  pembiayaan  murabahah  adalah
mampu  menghindari  terjadinya  penyimpangan  pada  proses  pembiayaan sehingga  semua  pihak  yang  terlibat  mendapatkan  keuntungan.  Dalam
fungsi  sebagai  pedagang,  Bank  Syariah  akan  selalu  berusaha mendapatkan  barang  dengan  kualitas  terbaik  karena  terkait  dengan
kredibilitas  bank.  Pada  akhirnya  nasabah  akan  mendapatkan  barang dengan kualitas yang dijamin pula oleh kredibilitas bank syariahlembaga
pembiayaan syariah.
Proses  pembiayaan  di  Bank  Syariah  sekilas  terlihat  lebih  ruwet. Pada pelaksanaannya sesungguhnya nasabah tidak perlu harus ikut ruwet
dan repot karena proses tersebut dapat disiapkan oleh pihak Bank Syariah bersama  pihak  terkait  dalam  pembiayaan.  Setelah  nasabah  mengajukan
pembiayaan,  Bank  Syariah  akan  melakukan  verifikasi  terhadap  nasabah dan  arus  keuangannya.  Jika  pembiayaan  dapat  disetujui,  maka  Bank
277
Lihat,  Perwataatmadja  A.  Karnaen,  Bank  Syariah:  Teori  Praktek  dan Peranannya Jakarta: Celestial Publishing, 2007, 85.
131
Syariah  akan  menyiapkan  semua  proses  pengadaan  barang  dan  setelah siap, nasabah cukup datang untuk menandatangani akad pembiayaannya
dan  mendapatkan  barang  yang  diinginkan.  Bank  Syariah  dapat  pula mewakilkan pembelian barang tersebut kepada nasabahnya melalui akad
wakalah,  sehingga  nasabah  dapat  melakukan  pembelian  barang  sendiri atas nama Bank Syariah.
Pada  komponen  faktor  yang  ke  dua  ada  empat  variabel  faktor yang    memiliki    nilai   di  atas   0,5   atau   nilai  yang  tertinggi,  yaitu
aksestabilitas mudah dijangkau, mencari variasi lain tentang pembiayaan yang  telah  digunakan  sebelumnya,  adanya  faktor  kebiasaan  dalam
menggunakan  pembiayaan  murabahah,  dan  yang  terkahir  adanya kepuasan    dalam    menggunakan   pembiayaan   murabahah
278
. Dengan demikian  empat  atribut  tersebut  memiliki  pengaruh  signifikan  dalam
mempengaruhi perilaku masyarakat. Pertama,  mencari  variasi  lain  tentang  pembiayaan  yang  telah
digunakan  sebelumnya,  Sebagaimana  diketahui,  bahwa  produk pembiayaan  dan  jasa  yang  ditawarkan  pada  perbankan  syari„ah  sangat
beragam  jika  dibandingkan  dengan  produk  dan  jasa  pada  perbankan konvensional.  Keberagaman  itu  juga  diikuti  dengan  penggunaan
peristilahan  yang  bersumber  dari  lafaz-lafaz  islami,  sehingga  berbeda dengan  istilah-istilah  yang  telah  dikenal  pada  umumnya.  Salah  satu  sisi
positif  yang  dapat  dotarik  dari  istilah  dan  keberagaman  produk pembiayaan  dan  jasa  tersebut  adalah  memperkenalkan  lebih  jauh  ke
sumber-sumber tentang peristilahan yang pernah hadir menghiasi sejaran Islam. Selain itu, dapat menambah spirit dan keyakinan secara emosional
keberislaman para nasabah, khususnya yang beragama Islam. Keragaman produk sangat memungkinkan terjadi, karena selain merujuk
kepada  praktek  perbankan  yang  telah  pernah  ada  dalam  lintasan  sejarah dan  masih  relevan  untuk  dipakai  dewasa  ini,  juga  mengadopsi,  baik
istilah maupun bentuk produk dan jasa yang ditawarkan pada perbankan konvensional.  Sehingga,  wajar   jika  produk  dan jasa pada perbankan
syariah  lebih  dapat  memenuhi  berbagai  keinginan  dan  kebutuhan nasabah.  Para  bankir  pada  perbankan  syariah  mengkondisikan  produk
tersebut supaya selaras dengan prinsip-prinsip dasar Islam.
Kedua, variabel
faktor aksestabilitas
mudah dijangkau.
Aksestabilitas  adalah  faktor  penting  dalam  perilaku  masyarakat  untuk menggunakan  pembiayaan  murabahah  di  bank  syariah,  karena    dengan
akses  yang  bagus  dalam  menjangkau  bank  syariah  ketika  menggunakan
278
Lihat lampiran pada tabel Factor Component 2, 167.
132
produk  pembiayaannya.  Menjadi  nilai  plus  bagi  bank  syariah  dari masyarakat  yang  menjadi  nasabah  pembiayaan  tersebut.  Akses  tabilitas
adalah  salah  satu  urat  nadi  perusahaan  dalam  mendapatkan pelanggannya.  Dengan  akses  yang  baik  ke  perusahaan  dijamin
perusahaan itu akan berjalan dengan baik.
Ketiga, adanya faktor kebiasaan dalam menggunakan pembiayaan murabahah.  Kebiasaan  seseorang  dalam  kehidupannya  mempunyai  arti
luas  buat  orang  disekelilingnya.  Ini  berarti  suatu  kesempatan  bagi  bank syariah  untuk  membuat  masyarakat  yang  telah  menjadi  nasabahnya
menjadi  kebiasaan  menggunakan  pembiayaan  murabahah  dan  pada akhirnya  masyarakat  akan  menjadi  nasabah  yang  loyal  terhadap  bank
syariah ataupun produk pembiayaan murabahahnya.
Variabel  faktor  yang  terakhir  pada  komponen  faktor  yang  kedua adalah  adanya  kepuasaan  dalam  menggunakan  pembiayaan  murabahah,
agar  dapat  menjaga  kepuasan  masyarakat  dalam  menggunakan pembiayaan  murabahah  setiap  bank  syariah  mesti  memperhatikan
perlayanan  yang  ditawarkan.  Karena  filosofinya,  “every  business  is  a service  business
”.  Maka  dalam  melakukan  pelayanan  perlu  penekanan sikap yang simpatik, lembut, sopan, dan penuh kasih sayang
279
. Masyarakat  yang  puas  akan  menciptakan  pelanggan  yang  loyal,
dan  seseorang  pelanggan  cenderung  akan  selalu  menceritakan  atau mengajak teman atau saudaranya pada saat terjadi proses sosialisasi
280
. Pada  variabel  faktor  yang  ke  tiga  terdapat  empat  variabel  yang
memiliki    korelasi   kuat   yaitu  variabel   faktor   memilih pembiayaan murabahah  karena  lingkungan  kerja,  lebih  menguntungkan  dari  pada
kredit  sistem  bunga,  senang  mempromosikan  hal  baru  kepda  teman  dan keluarga,  dan  yang  terakhir  adalah  bersedia  untuk  loyal  dengan
279
Vernon  A.  Musselman  dan  John  H.  Jackson,  Pengantar  Ekonomi Perusahaan Jakarta: Erlangga,1994, 297.
280
Salah  satu  alat  untuk  mengukur  dan  melacak  kepuasan  masyarakat  adalah dengan  survei  kepuasan  masyarakat.  Penelitian  menunjukkan  bahwa  bila  masyarakat
tidak  pusa  dengan  satu  dari  empat  pembelian  atau  pemakaian  jasa,  kurang  dari  5 masyarakat  tidak  puas  akan  mengeluh.  Kebanyakan  masyarakat  akan  membeli  atau
memakai jasanya lebih sedikit atau berganti pemasok atau berganti perusahaan jasa dari pada mengajukan keluhan. Karenanya,perusahaan-perusahaan tidak dapat menggunakan
banyaknya keluhan sebagai ukuaran kepuasan masyarakat. Perusahaan-perusahaan yang responsive memperoleh ukuran kepuasan masyarakat secara langsung
133
pembiayaan  murabahah
281
.  Dengan  demikian  ke  empat  variabel  faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap perilaku masyarakat.
Pertama, lebih menguntungkan dari pada kredit sistem bunga, hal ini    jelas      menguntungakn    karena    pihak    bank    syariah    mengambil
persentase  dari  keuntungan  yang  berasal  dari  hasil  usaha  setelah dibulatkan  dalam  satu  bulan  dengan  pertimbangan  faktor  kemanusiaan,
administrasi bank dan kesepakatan atau kerelaan dari kedua belah pihak sedangkan bank konvensional berasal dari bunga yang berlaku pada saat
itu secara umum.
Bisa diambil contoh  misalnya seperti ini, ada dua orang nasabah sama-sama  mendapat  pinjaman  uang  dari  bank  yang  berbeda  bank
syariah  dan  bank  konvensional  sejumlah  Rp.  10.000.000  namun  pada akhir  pengembalian  terdapat  perbedaan  yang  mencolok.  Secara
operasonal  memang  tidak  mencolok,  yang  mencolok  mungkin  cara pengambilan  keuntungannya,  pada  bank  syariah  10  sedang  kan  bank
konvensional  sebanyak  3.  Walaupun  bank  konvensional  hanya  3 langsung  merujuk  pada  pokok  pinjaman  tampa  mempedulikan  hasil
keuntungan
nasabah hanya
memperlihatkan kesehatan
administrasi,sedangakan  bank  syariah  mengambil  10  dari  hasil keuntungan  nasabah.  Secara  beban  kedua  nasabah  tersebut  mempunyai
beban  yang  sama  secara  financial,  kecuali  denda  keterlambatan pembayaran angsuran dan biaya administrasi yang diterapkan pada kedua
bank tersebut
282
. Kedua,  variabel  faktor  memilih  pembiayaan  murabahah  karena
lingkungan kerja. Lingkungan adalah faktor   yang   sangat   menentukan dalam  komponen  faktor  yang  ke  empat  karena  lingkungan  kerja  akan
dengan  melakukan  survei  berkala.  Mereka  mengirim  daftar  pertanyaan  atau  menelpon masyarakat  yang  terakhir  sebagai  sampel  acak  dan  menanyakan  apakah  mereka  amat
puas,  biasa  saja,  kurang  pusa,  atau  amat  sangat  puas  dengan  berbagai  aspek  kinerja perusahaan.  Mereka  juga  meminta  pendapat  pembeli  tentang  kinerja  para  pesaing
mereka.
Selain  mengumpulakan  informasi  tentang  kepuasan  masyarakat,  juga  berguna untuk mengajukan pertanyaan tambahahn untuk mengukur keinginan masyarakat untuk
menggunakan kembali jasa yang mereka berikan, hal  ini biasanya tinggi jika kepuasan masyarakat tinggi. Juga kepada orang lain. Nilai positif tinggi dari informasi pelanggan
menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan kepuasaan pelanggan yang tinggi. Lebih mendalam  lihat,  Philip  Kotler,  Manajemen  Pemasaran:  Analisis,  Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol Jakarta: Prenhallindo, 2003, 38.
281
Lihat, lampiran pada tabel Factor Component 3, 167.
282
Lihat, Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan.
134
mempengaruhi sesorang secara nyata dalam kehidupannya, baik itu cara pengambilan keputusan dan lain-lainnya.
Ketiga,  senang  mempromosikan  hal  baru  pada  teman  dan keluarga.  Promosi  adalah  aktivitas  yang  dilakukan  perusahaan  untuk
mencari  konsumen  lebih  banyak  lagi  menggunakan  jasa  perbankannya. Tapi promosi tidak selalu dilakukan oleh perusahaan, seorang konsumen
yang  telah  menggunakan  produk  atau  jasa  perusahaan  adalah  alat promosi yang paling baik, ini dikarenakan keluarga dan kerabat ataupun
teman adalah penyampai yang baik terhadap target penjualan
283
. Dan  variabel  faktor  yang  terakhir  adalah  bersedia  untuk  loyal
dengan   pembiayaan   murabahah. Kesetiaan masyarakat yang memakai suatu  produk  atau  jasa  tergantung  dari  apa  yang  telah  diberikan  oleh
perusahaan  tersebut  pada  pelanggannya,  baik  itu  dalam  segi  kualitas, pelayanan  dan  lain-lainnya.  Hal  ini  lah  yang  dapat  menjadi  faktor
seseorang dapat loyal dengan suatu produk atau tidak.
Bank Muamalat Indonesia sebagai sebagai perusahaan jasa sangat menonjolkan  pelayanan  yang  terbaik,  ditunjang  performa  seorang
karyawan  dan  produk-produk  yang  ditawarkan  menjadi  lebih  inovatif yang membuat nasabah menajadi prioritas bila datang kesana.
Pada  komponen  faktor  yang  ke  empat  terdapat  empat  variabel faktor     yaitu  memilih  pembiayaan   murabahah   karena   kredibilitas,
kepercayaan  dan  keamanan,  kesesuaian  pembiayaan  murabahah, pembiayaan  murabahah  berkembang  dengan  cepat  dari  yang  lain,  dan
yang terakhir variabel faktornya adalah adanya ketenangan setelah orang bilang  pembiayaan  murabahah  terbukti  baik
284
.  Dengan  demikian  ke empat  variabel  faktor  tersebut  berpengaruh  signifikan  terhadap  perilaku
masyarakat. Pertama,  variabel  faktor  memilih  pembiayaan  murabahah  karena
kredibilitas,  kepercayaan,  dan  keamanan.  Kepercayaan  adalah  kunci utama seseorang dalam menginvestasikan uangnya di bank syariah, bank
syariah  adalah  bank  yang  berlandaskan  saling  kepercayaan  antara nasabah  dan  pihak  bank,  dengan  adanya  kepercayaan  akan  tercipta  rasa
aman  yang  membuat  kredibilitas  bank  dalam  menghimpun  dan meyalurkan uang nasabah dapat dilakukan dengan baik.
283
Komunikasi pemasaran “P” nya adalah promosi dalam bauran pemasaran, merujuk  pada  semua  bentuk  komunikasi  yang  dipergunakan  oleh  organisasi  untuk
memberitahukan sesuatu dan mempengaruhi tingkah laku pembeli dari masyarkat yang sudah ada dan masyarakat sebagai pelanggan potensial.
284
Lihat, lampiran pada tabel Factor Component  4, 168.
135
Kepercayaan  masyarakat  terhadap  Bank  Muamalat  Indonesia tidak  hanya  pada  segi  menghimpun  dan  menyalurkan  uang  saja.  Tapi
kepercayaan masyarakat  timbul karena Bank Muamalat  Indonesia selalu berada  dijalur  sistem  keuangan  syariahnya.  Hal  ini  yang  menjadikan
msyarakat lebih percayaa lagi terhadap Bank Muamalat Indonesia.
Kedua,  kesesuaian  pembiayaan  murabahah,  seperti  yang  telah dijelaskan  diatas  tadi,  kesesuaian  masyarakat  dalam  menggunakan
pembiayaan  murabahah  harus  berdasarkan  pada  kepercayaannya terhadap  bank  syariah.  tidak  hanya  kepercayaan  yang  menjadi  faktor
seseorang merasa sesusai, nyaman, dan aman. Dengan semua reaksi yang ditunjukkan oleh pihak bank membuat masyarakat dapat dengan nyaman
menggunakan  produk  pembiayaan  murabahah  di  Bank  Muamalat Indonesia.
Ketiga, pembiayaan murabahah berkembang lebih cepat dari yang lain,  Sepintas  kita  menganalisa  peta  pandangan  di  tabel  lampiran  yang
menyatakan  bahwa  variabel  faktor  ini  sangat  berpengaruh,  bahwa mayoritas memprediksikan bank syari„ah memiliki prospek  yang cerah.
Hal  ini  mengindikasikan  bahwa  responden  yang  notabene  sebagai nasabah dari bank syari„ah menaruh harapan terhadap perbankan syari„ah
sebagai  lembaga  keuangan  akan  dapat  bersaing  dengan  lembaga keuangan  lainnya  di  tanah  air.  Artinya  bahwa  bank  syariah  akan  dapat
lebih  eksis  jika  dtinjau  dari  prediksi  nasabah,  karena  dengan  demikian
mereka  akan  tetap  menjadikan  bank  syari„ah  sebagai  mitra  dalam mengelolah  maupun  bekerjasama.  Hal  ini  mungkin  dapat dibenarkan,
bahwa  setelah  beberapa  kali  Indonesia  diterpa  krisis  ekonomi,  yang tentunya  sangat  berimbas  kepada  ketahanan  sebuah  lembaga  keuangan,
maka  bank  syariah  pada  umumnya  tetap  eksis  dan  survive,  sementara beberapa bank lain konvensional mulai gulung tikar likuidasi.
Dengan  demikian,  perbankan  syari„ah  akan  tetap  berdiri  karena mendapat  kepercayaan  dari  para  mitra  atau  nasabahnya.  Sebagaimana,
salah  satu  strategi  pengembangan  dan  peningkatan  perbankan  adalah minimal  mempertahankan  nasabah  yang  telah  lebih  dahulu  menjadikan
bank syari„ah sebagai parner mereka dalam usaha maupun mengharapkan jasa,  dan  selanjutnya  mengembangkan  sayap  untuk  menarik  nasabah-
nasabah  lainnya.  Hal  tersebut  tidak  akan  terwujud,  kecuali  jika  telah tertanam  image  positif  di  masyarakat,  khususnya  bagi  mereka  yang
memang  mengambil  banyak  manfaat  atas  keberadaan  bank  di  tengah- tengah dinamika pasang surut perekonomian masyarakat luas.
136
Keempat,  adanya  ketenangan  setelah  orang  bilang  pembiayaan murabahah terbukti baik,orang lain adalah faktor lingkungan yang paling
cepat  mempengaruhi  seserang  dalam  mengambil  keputusan.  Hal  ini dikarenakan  banyaknya  masukan-masukan  yang  dapat  diambil
pertimbangan  baik  atau  buruknya  sebuah  keputusan  yang  akan  diambil nantinya dengan melihat masukan yang berupa ajakan ataupun fakta yang
diperlihatkan oleh lingkungan seseorang.
Dan  yang  terakhir  komponen  faktornya  ada  tiga  variabel  faktor yaitu  agama  melarang  riba,  pembiayaan  murabahah  tidak  menggunakan
sistem  bunga  dan  memilih  pembiayaan  murabahah  karena  keinginan sendiri
285
.  Dengan  demikian    ketiga  variabel  faktor  tersebut  sangat berpengaruh signifikan terhadap perilaku masyarakat.
Pertama,varaibel  faktornya  agama  melarang  riba
286
.  Bunga  bank adalah   bagian   dari  riba,  dilihat  dari   cara  kerjanya seharusnya lebih
Timbul  sebagai  akibat  kebutuhan  yang  tidak  terpenuhi  motivasi muncul  karena  adanya  kebutuhan  yang  dirasakan.  Kebutuhan  sendiri
muncul karena konsumen merasakan ketidak nyamanan state of tension antara  yang  seharusnya  dirasakan  dan  yang  sesungguhnya  dirasakan.
Untuk  memahami  kebutuhan  manusia,  Teori  Maslow  dan  McClelland
285
Lihat, lampiran pada tabel Factor Component 5, 168.
286
Padangan filsuf Yunani tentang bunga, 1 Plato 427-347 SM, menyatakan bahwa  bunga  menyebabkan  perpecahan  dan  perasaan  tidak  pusas  dalam  masyarakat,
serta bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengekspoitasi golongan miskin, 2 Aristoteles  384-322  SM,  menyatakan  bahwa  fungsi  uang  adalah  sebagai  alat  tukar
medium of exchange, bukan alat menghasilkan tambahan melalui uang.
Kitab  suci  Yahudi  tentang  bunga,  1  kitab  Eksodus  keluaran  22:25  “Jika engkau  meminjamkan  uang  kepada  salah  seorang  umatku,  orang  yang  miskin  di
antaramu,  maka  janganlah  engkau  berlaku  sebagai  penagih  hutang  terhadap  dia, janganlah  engkau  bebenkan  bunga  terhadapnya”  2  Kitab  Deuteronomy  Utangan
23:19  “janganlah  engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apapun yang dap
at dibungakan” 3 Kitab Levicitus Imamat35:7 “  Jangan  engkau  mengambil  bunga  uang  atau  riba  darinya,  melainkan  engkau  harus
takut  akan  Allahmu,  supaya  saudaramu  bisa  hidup  diantaramu.  Janganlah  engkau memberi  uangmu  kepadanya  dengan  meminta  bunga,  juga  makananmu  janganlah  kau
berikan dengan meminta riba” Kitab suci Kristen tentang bunga, “Dan jika kamu meminjamkan kepda orang
karena  kamu  berharap  akan  menerima  sesuatu  daripadanya,  apakah  jasamu?  Orang- orang  berdosa  pun  meminjamkan  kepda  orang  berdosa,  supaya  mereka  menerima
kembali  sama  banyak.  Tetapi  kasihilah  musuhmu  dan  berbuatlah  baik  kepda  merekan dan  pinjamkan  dengan  tidak  mengharapkan  balasan,  maka  upahmu  akan  besar  dan
kamu akan menajdi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi, sebab ia baik terhadap orang yang ridak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat Lukas 6:34-35
137
menggambarkan    bahwa    manusia  memiliki  kebutuhan-kebutuhan  yang banyak  lagi  masyaratkat  yang  memberikan  perhatian  lebih  kepada  bank
syariah.  ini  dapat  diketahui  dari  penentangan  kitab-kitab  suci  agama- agama besar yang menyatakan bahwa riba itu dilarang.
Kedua,  variabel  faktornya  pembiayaan  murabahah  tidak menggunakan  sistem  bunga.  Jika  kita  melihat,  bahwa  bank  s
yari„ah dibentuk sebagai konsekuensi dari sistem perbankan  yang berjalan, baik
di   tanah  air  maupun  di  dunia  internasional,  dianggap tidak sejalan dengan Islam yang mengharamkan praktek ribawi„. Sistem kapitalis dan
sosialis  yang  identik  dengan  sistem  ribawi  telah  cukup  lama  mencekoki dunia  perbankan,  yang  tentunya  kaum  muslimin  ikut  serta  dalam  gaya
praktek  itu.  Paling  tidak,  orang  Islam  menjadi  konsumen  di  dalamnya.
Oleh  karena  itu,  lahirnya  sistem  yang  berorientasi  pada  bebas  riba„ adalah  hal  yang  dinanti-nantikan.  Karena  selain,  menghindarkan  orang
dari  praktek  monopoli  dan  menzalimi  orang,  juga  sebagai  bentuk implementasi dari nilai-nilai ajaran agama. Sebagaimana Rasulullah saw
pernah  bersabda  yang  diriwayatkan  oleh  Bukhari-Muslim  sebuah  hadits menjelaskan bahwa agar kita menjauhi tujuh perkara yang merusak, salah
satunya adalah memakan riba
287
. Terakhir  variabel  faktor  yang  mempengaruhi  perilaku  masyarkat
adalah  memilih  pembiayaan  murabahah  karena  keinginan  sendiri. Keingin  sendiri  dalam  memilih  transaksi  pembiayaan  di  bank  syariah
dikarenakan  beberapa  faktor.  Dimana  salah  satu  faktornya  adalah motivasi
288
yang ada didalam dirinya.
Dan kitab suci Al- Qur‟an tentang riba, dalam surat Ali Imaran ayat ke 130
 
 
 
 
 
 
 
“Hai  orang-orang  yang  beriman,  janganlah  kamu  memakan  riba  dengan berlipat  ganda  dan  bertakwalah  kamu  kepda  Allah  supaya  kamu  mendapatkan
keberuntungan”. Lihat, Mohamad Hidayat, The Sharia Economic, 36. Dan lihat juga dalam surat ar-Ruum ayat ke 39, surat an- Ni
saa‟ ayat ke 160- 161, surat al-Baqarah ayat 278. Lihat, Mohamad Hidayat, The Sharia Economic, 66-69.
287
Imam  Nawawi,  Ringkasan  Riyadhush  Shalihin,  Bandung:  Irsyad  Baitus Salam, 2006, 432. Lihat juga, Al-
Qur‟an ayat 275.
288
Motivasi  adalah  berbagai  bentuk  faktor  yang  menyebabkan,  menyalurkan, dan  mempertahankan  tingkah  laku  individu.  Asumsi
–asumsi yang bisa dipakai dalam motivasi  yaitu  1  motivasi  biasanya  diasumsikan  sebagai  hal  yang  baik,  2  motivasi
adalah satu dari beberapa faktor yang menentukan praktek kerja seseorang, 3 pasokan motimasi  kurang  banyak  dan  perlu  menggantinya  secara  periodic,  4  motivasi
merupakan  peralatan  yang  dapat  dipakai  oleh  sebuah  perusahaan  untuk  mengatut
138
Motivasi  di  bentuk  melalui  proses  seseorang  yang  memiliki banyak  kebutuhan  pada  waktu  tertentu.  Beberapa  kebutuhan  bersifat
biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan
itu  muncul  dari  tekanan  psikologis  seperti  kebutuhan  akan  pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Sehingga kebutuhan akan
menjadi  motif  yang  cukup  mendorong  seseorang  untuk  bertindak
289
. berbeda  sehingga  hal  ini  dapat  digunakan  pemasar  untuk  mendorong
konsumsi  suatu  produk  dan  atau  jasa.  Al-Ghazali  mendifinisikan  aspek ekonomi  dari  fungsi  kesejahteraan  sosialnya  dalam  kerangka  sebuah
hierarki  utilitas  individu  dan  sosial  yang  tripartit  meliputi:  kebutuhan daruriat;  kesenangan  atau  kenyamanan  hajaat;  dan  kemewahan
tahsinaat  sebuah  klasifikasi  peninggalan  tradisi  Aritotelian.  Tujuan dasar      terletak  pada    penyediaan  tingkatan  pertama,  yaitu      kebutuhan
seperti makanan, pakaian, dan   perumahan. Menurut Gazali kebutuhan - kebutuhan  dasar  tersebut  cendrung  fleksibel      mengikuti    waktu  dan
tempat. Kelompok kebutuhan kedua terdiri dari semua kegiatan dan hal- hal  untuk  menghilangkan  rintangan  dan  kesukaran  dalam  hidup.
Kelompok  ketiga  mencangkup  kegiatan-kegiatan  dan  hal-hal  yang  jauh dari  sekedar  kenyamanan  saja;  meliputi  hal-hal  yang  melengkapi,
menerangi atau menghiasi hidup
290
.
hubungan  dengan  masyarakat.  Lihat  James  A.F.  Stoner,  Manajemen  Jakarta:  PT. Bhuana Ilmu Populer, 1996, 134.
289
Philip  Kolter,  Manajemen  Pemasaran,  Benyamin  Molan  ed.,  Cet.  III, ttp.: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008, 7, 224.
290
Adiwarman  Karim,  Ekonomi  Mikro  Islam,  Cet.  III,  Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2007,  62.
139
BAB V PENUTUP