17
yang  mendukung,  melengkapi  serta  mempertajam  kajian  yang  akan dibahas ini guna mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  dan  batasan  yang  telah diuraikan  diatas,  maka  masalah  yang  dikaji  dalam  tesis  ini  dapat
dirumuskan yaitu: a.
Apakah  faktor  pribadi,  lingkungan  serta  obyek  merupakan faktor  utama  yang  mempengaruhi  persepsi  masyarakat
terhadap  pembiayaan  murabahah  di  Bank  Muamalat  cabang Pekanbaru?
b. Apakah  faktor  pribadi,  sosial  ekonomi  serta  psikologi
merupakan  faktor  utama  yang  mempengaruhi  perilaku masyarakat  terhadap  pembiayaan  murabahah  di  Bank
Muamalat Indonesia cabang Pekanbaru?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Menganalisa faktor pribadi,  lingkungan serta obyek  yang paling
dominan mempengaruhi
persepsi masyarakat
terhadap pembiayaan  murabahah  di  Bank  Muamalat  Indonesia  cabang
Pekanbaru. b.
Menganalisa faktor pribadi, sosial ekonomi serta psikologi  yang paling  dominan  mempengaruhi  perilaku  masyarakat  terhadap
pembiayaan  murabahah  di  Bank  Muamalat  Indonesia  cabang Pekanbaru.
2. Manfaat Penelitian ini adalah:
a. Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  kontribusi  positif
bagi  akademisi  dan  praktisi  perbankan  syariah  dalam mensosialisasikan  konsep  perbankan  syariah  kepada  masyarakat
luas.
b. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini adalah sebuah penelitian
terhadap  perilaku  konsumen  terkait  dengan  nasabah  perbankan,
namun disisi  hukum pembiayaan  murabahah  yang dipraktekan oleh bank syariah tidak semua ulama memperbolehkannya walupun sebagain besar memperbolehkannya.
18
sehingga  dapat  menjadi  acuan  dalam  mendisain  sebuah penelitian   tentang   karakteristik   perilaku  konsumen
terkait  dengan  lembaga  perbankan  syariah  khususnya,  untuk mencapai target customer satisfaction.
c. Bagi  pihak perbankan syariah berguna sebagai  masukan tentang
persepsi  dan  perilaku  masyarakat  terhadap  pembiayaan murabahah di  Pekanbaru sebagai  pertimbangan dalam menyusun
langkah-langkah  kebajikan  dan  merancang  strategi  pemasaran mereka.
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Hasil  penelitian  terdahulu  mendukung  pendapat  bahwa  perilaku konsumen sebagai nasabah perbankan sangat dipengaruhi oleh sikap dan
persepsi  mereka.  Hasil  survey  yang  dilakukan  Tim  Penelitian  dan Pengembangan Bank Syariah
12
, menunjukkan bahwa Persepsi bunga dari sudut  pandang  agama  dapat  dibedakan  menjadi  tiga  pendapat;  1
bertentangan dengan ajaran agama, 2 tidak bertentangan dengan ajaran agama,  3  tidak  tahuragu-ragu.  Survey  di  Jawa  Barat  menunjukkan
indikasi  bahwa  62  responden  menyatakan  bertentangan  dengan  ajaran agama,  sementara  22  diantara  responden  menyatakan  tidak
bertentangan dan sisanya 16 menyatakan tidak tahuragu-ragu.
Hasil  penelitian  Bank  Indonesia  tahun  2001  di  Sumatera  Barat menunjukkan bahwa 20 masyarakat menyatakan bunga itu haram, 39
menyatakan  tidak  tahu  ragu-ragu,  dan  sisanya  41  menyatakan  bahwa bunga  itu  tidak  haram
13
.  Selanjutnya,  penelitian  Pusat  Studi  Ekonomi Islam  Dan  Bisnis  Brawijaya  Malang  di  Jawa  Timur  mendukung  bahwa
perbedaan  penting  dalam  memilih  bank  terletak  pada  faktor  kelompok acuan, peran dan status, kepraktisan dalam menyimpan kekayaan, ukuran
produk, jaminan, dan periode pembayaran
14
.
12
Budi  S.Utomo,  Menuju  Era  Ekonomi  Berkeadilan  dan  Bebas  Bunga Jakarta, 2001.
13
Bank  Indonesia,    Potensi,  Preferensi  dan  Perilaku  Masyarakat  terhadap Bank Syariah di Jawa Barat Jakarta, tp, 2001.
14
Kompas, “Pangsa  Perbankan  Syariah  2011  diprediksi  20  persen”,  Senin  7
Maret 2005.
19
Survey  yang  dilakukan  Institut  Pertanian  Bogor  di  Kalimantan Selatan tentang persepsi bank konvensional, menunjukkan bahwa 94.5
responden  setuju  dengan  peranan  perbankan  dalam  kehidupan  sehari- hari,  dengan  alasan  utama  menguntungkan  masyarakat  dan  permodalan.
Berdasarkan  kelompok  responden,  sebesar  79.3  responden  bank syariah  menyatakan  bunga  bank  bertentangan  dengan  ajaran  agama,
cenderung  menyatakan  penolakan  pada  sistem  perbankan  konvensional. Namun di sisi lain, mereka adalah nasabah bank konvensional, sehingga
hal  ini  dapat  mengindikasikan  tidak  konsistennya  perilaku  konsumen. Implikasi  hasil  penelitian  di  atas  memperlihatkan  bahwa  pemahaman
tentang  perilaku  konsumen,  dalam  hal  ini  nasabah  perbankan,  menjadi semakin krusial dan perlu untuk diteliti
15
. Untuk  tingkatan  internasional,  penelitian  tentang  perilaku
nasabah Islamic Bank di Bahrain menemukan bahwa keputusan nasabah dalam  memilih  bank  syariah  lebih  didorong  oleh  faktor  keagamaan
melalui dukungan masyarakat pada ketaatan perbankan terhadap prinsip - prinsip  Islam,  disamping  itu  masyarakat  di  Negara  tersebut  juga
dipengaruhi  oleh  dorongan  keluarga,  dan  teman  serta  lokasi  keberadaan bank
16
. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Coyle  memberikan  kesimpulan
yang  berbeda  tentang  faktor  yang  mendorong  nasabah  memilih  bank konvensional  atau  bank  syariah.  Hasil  penelitian  tersebut  mendukung
bahwa  motivasi  nasabah  dalam  memilih  bank  syariah  cenderung didasarkan  kepada  motif  keuntungan,  bukan  kepada  motif  keagamaan.
Dengan  kata  lain,  nasabah  lebih  mengutamakan  economic  rationale dalam  keputusan  memilih  bank  syariah  dibandingkan  dengan  lembaga
perbankan  non-syariah  atau  bank  konvensional
17
.  Lewis  berargumen meskipun  banyak  upaya,  namun  untuk  generalisasi  konsep  tentang
15
Institut  Pertanian  Bogor.    Potensi,  Preferensi  dan  Perilaku  Masyarakat terhadap  Bank  Syariah  di  Wilayah  Kalimantan  Selatan.  Kerjasama  Direktorat
Perbankan Syariah – Bank Indonesia dengan Institut Pertanian Bogor.2004.
16
M.  Almossawi, “Bank  Selection  Criteria  Employed  by  College  Student  in
Bahrain: an Emperical Analysis ”, The International Journal of Bank Marketing, Vol. 19
No.3,2001 115.
17
T. Coyle, “The Bank of Tomorrow”, American Community Banker, Vol 8, No.7,1999, 16-18.
20
dinamika pengambilan keputusan konsumen terhadap bank atau lembaga keuangan, masih memerlukan penelitian lebih lanjut
18
. Penelitian  tentang  persepsi  konsumen  di  Malaysia  menemukan
bahwa  persepsi  konsumen  terhadap  bank  syariah  terdiri  dari  beberapa dimensi;  pemanfaatan  fasilitas  perbankan,  pengetahuan  terhadap
perbankan  Islam,  peranan  konsumen  dalam  memilih  produk  perbankan telah  dilakukan
19
.  Pada  sebuah  studi  tentang  sikap  konsumen  Amerika terhadap  bank  komersial,  Kaynak  menemukan  tiga  atribut  penting  yang
menjadi  pertimbangan    konsumen  dalam  memilih  bank,    ketersediaan ATM,  pelayanan  yang  cepat  dan  efisien,  serta  respon  petugas  yang
cepat
20
. Metawa  dan  Almossawi  1998  menemukan    bukti  bahwa
keputusan  konsumen  dalam  memilih    bank  Islam  didorong  oleh  faktor agama,  di  mana  konsumen  menekankan  kepatuhan  terhadap  prinsip-
prinsip Islam. Selanjutnya, keputusan juga termotivasi oleh faktor faktor keuntungan,  keluarga  dan  teman-teman,  dan  lokasi  bank.  Faktor-faktor
tersebut  selanjutnya  dikaitkan  dengan    karekteristik  responden  seperti umur, pendapatan dan pendidikan, mengindikasikan lima atribut penting
yang  dipertimbangkan  konsumen  dalam  memilih  bank  yaitu,  1  lokasi ATM  yang  mudah  dijangkau,  b  ketersediaan  ATM  dibeberapa  lokasi,
c reputasi bank, d layanan ATM 24 jam, dan e ketersediaan tempat parkir yang memadai
21
. Erol dan El-Bdour tahun 1989 menemukan bahwa motif  memilih
bank syariah sebagai suatu lembaga penyimpanan dan penyaluran bukan agama,  tetapi  keuntungan.  adanya  cabang  baru  bank  syariah  adalah
bukan  pertimbangan  penting  bagi    peningkatan  pelayanan.  Selain  itu, suatu  kelompok memiliki   pengaruh   terhadap    keputusan  konsumen
untuk  memilih  bank  Islam  dan  kesadaran  konsumen  untuk  memperoleh
18
B. R. Lewis,  “Student account-A porofitable segment?”  Bank Marketing, 1982 Vol. 16 No. 3, 63- 72.
19
S. Haron, N. Ahmed,  S. Planisek, “Bank patronage factors of Muslim and
non Muslim customers”,  Marketing Vol. 12, No.1,1994, pp 32-40.
20
E, Kaynak,  “American Consumers‟ Attitudes Towards Commercial Banks”, Marketing Bank, Vol 23, No.1, 2005, 32-40.
21
S.  A.  Metawa,    Almossawi,  M.  “Banking  behavior  of  Islamic  bank customers: Perspectives and implications”, Bank Marketing Vol. 16, No. 7,1998, 299-
313.
21
keuntungan dari laba  dan bagi hasil investasi dan redistribusi pendapatan peran  sistem  perbankan  Islam.    Kemudian,  pada  tahun  1990,  Erol  et  al.
melakukan  studi  tentang    konsumen  keputusan  untuk  memilih  bank Islam  atau    perbankan  konvensional.  Penelitian  ini  melaporkan    bahwa
konsumen  memilih  bank  Islam  karena    layanan  yang  cepat  dan  efisien, yang    reputasi,  dan  kerahasiaan  perbankan.  Di  sini,    kesimpulan  yang
dapat  diambil  adalah  laba  yang  bermotif  faktor  ekonomi  ada  dalam memilih perbankan Islam
22
. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Naser, Jamal, dan Al-Khatib
pada  tahun  1999  menunjukkan  bahwa  faktor-faktor  motivasi  konsumen memilih perbankan syariah adalah reputasi bank, alasan agama, persepsi
bahwa  perbankan  Islam  tidak  hanya  menawarkan  fasilitas  yang  sama dengan  perbankan  konvensional  tetapi  juga  menerapkan  prinsip  Islam,
dan kemampuan perbankan untuk menjaga kerahasiaan, serta laba. Pada saat  yang  sama,  faktor-faktor  motivasi  konsumen  untuk  memilih  baik
bank  Islam  maupun  konvensional  untuk  melakukan  diversifikasi investasi dan pembatasan cabang perbankan Islam dan pelayanan waktu.
Kesimpulan  dapat  diambil  dari  penelitian  ini  adalah  bahwa  konsumen memilih  perbankan  Islam,  karena  faktor  agama  dan  laba  faktor
ekonomi
23
. Suatu  penelitian  yang  telah  dilakukan  di  Inggris  untuk
mempelajari perilaku pengguna jasa perbankan dalam kelompok muslim, terutama  sikapnya  terhadap  pemberlakuan  bunga  memberikan  hasil
bahwa dari responden  yang tidak pernah meminjam uang, hanya sekitar 23  yang  tidak  mau  meminjam  karena  menolak  adanya  pemberlakuan
bunga dalam pinjaman
24
.
E.
Metodologi Penelitian
22
Erol, Cengiz, and Radi El- Bdour, 1989. “Attitudes, Behaviour and Patrinage
Factors  of  Bank  Customers  Towards  Islamic  Banks”,  International  Journal  Banking and Marketing, Vol.7 No.6 : 31-37.
23
Kamal,  Naser,  Jamal,  Ahmad,  and  Khalid  Al- Khatib  “Islamic  Banking:  A
Study of Customer Satisfaction and Preferences in Jordan”,  The International Journal of Banking Marketing for the Financial Services Sector, Vol.17 No.3, 1999, 135-150.
24
Anny Ratnawaty, Bank Syariah: Potensi, Prefensi dan Perilaku Masyarakat di  Wilayah  SUMUT  Medan:  kerjasama  Biro  Perbankan  Syariah-BI  dengan  LP-
IPB,2003, 4.
22
Untuk  mengetahui  persepsi  dan  perilaku  masyarakat  terhadap produk  murabahah  di  perbankan,  maka    dibutuhkan    suatu  metode
analisi  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian  ini,  yaitu  metode  analisis deskriptif.  Metode  analisis  deskriptif  adalah  metode  yang  digunakan
untuk
menganalisa data
dengan cara
mendeskripsikan atau
menggambarkan  data  yang  telah  terkumpul  sebagaimana  adanya
25
. Metode deskriptif menurut Revers sebagaimana yang dikutip oleh Husein
umar  adalah  metode  yang  bertujuan  untuk  menggambarkan  sifat  suatu yang sedang berlangsung pada saat  penelitian dilakukan dan memeriksa
sebab-sebab dari suatu gejala tertentu
26
.
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang  lingkup  penelitian  ini  adalah  bank  syariah  yang berkedudukan  diwilayah  Pekanbaru  yaitu  Bank  Muamalat  Indonesia.
Adapun  produk  yang  menjadi  fokus  dari  penelitian  ini  adalah pembiayaan murabahah.
2.
Metode Penentuan Sampel
Mengingat keterbatasan sumber daya dalam perlaksanaan penelitian ini, maka upaya pengambilan sample didasarkan pada model probability
sampling  dengan  teknik  random  sampling  yaitu  metode  pemilihan sampel secara acak sederhana kepada nasabah pembiayaan murabahah
27
. Sementara  penentuan  sampel  dari  populasi  tersebut  dilakukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
28
: Keterangan:
N n   : Ukuran Sampel
n = N  : Ukuran Populasi
25
Sugiyono,  Metode  Penelitian  bisnis.  Cet  ke-9  Bandung:  Alfabeta,  2006, 142.
26
Husein  Umar,  Metode  Penelitian  Untuk  Skripsi  dan  Tesis  Bisnis  Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999, 22.
27
Nur  Indrianto  dan  Bambang  Supomo,    Metodologi  Penelitan  Bisnis  untuk Akuntansi dan Manajemen Yogyakarta: BPFE  Yogyakarta, 2002, 124.
28
Husein  Umar,  Strategic  Management  In  Action  Jakarta:  PT.  Gramedia Pustaka Utama, 2003, 146.
23
1 + N e
2
e  :persen  kelonggaran  ketidak  telitian karena  kesalahan  pengambilan  sampel
10
3. Metode pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu:
a. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek  penelitian  untuk  melihat  dari  dekat  kegiatan  yang  dilakukan
29
. Sedangkan  obyek  dalam  penelitian  adalah  masyarakat  yang  menjadi
nasabah  pembiayaan  murabahah  di  Bank  Muamalat  Indonesia. Penyebaran  kuesioner  ini  dilakukan  pada  tanggal  7  sampai  18  maret
2011. b.
Kuesioner Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara  memberi  seperangkat  pertanyaan  atau  pernyataan  tertulis  kepada responden  untuk  dijawab
30
.Disain  pokok-pokok  isi  kuesioner  penelitian meliputi  aspek  demografi,  aktifitas  penggunaan  jasa  perbankan,  dan
perilaku masyarakat.  Aspek demografi terdiri dari: 1 jenis kelamin  2 Agama,  3  usia,  4  pendidikan  terakhir,  5  penghasilan,  6  jenis
pekerjaan.  Aktifitas  penggunaan  jasa  perbankan  meliputi:  1 pengetahuan,  kesan,   2  lokasi  bank,    3  Brand  Image,pelayanan  dan
pemasaran.  Sedangkan  aspek  perilaku    terdiri  dari   1  afeksi,  2 perbandingan, 3 motivasi dan sikap.
Untuk  memperoleh  data  primer  hasil  penelitian  lapangan,  baik yang  berkaitan  dengan  variabel  bebas  maupun  variabel  terikat,  setiap
variabel  terlebih  dahulu  dijabarkan  ke  dalam  bentuk  dimensi,  kemudian dioperasionalkan  ke  dalam  indikato-indikator.  Setiap  indikator  dirinci
kepada setiap item dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pada instrument kuesioner, lalu diukur dengan skala likert,  Skala likert sendiri digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang  kejadian  atau  gejala  sosial.  Dalam  penelitian  gejala  sosial  ini
29
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cet ke-1 Bandung: Alfabeta, 2004,104.
30
Sugiyono, Metode Penelitian bisnis. Cet ke-9, 135.
24
telah  ditetapkan  secara  spesifik  oleh  peneliti,  yang  selanjutnya  disebut sebagai variabel penelitian. Setia jawaban nantinya dihubungkan dengan
bentuk  pernyataan      atau      dukungan      sikap  yang  diungkapkan  dengan kata-kata  yang  terdiri  dari  5  poin
31
1,  berarti  Sangat  Tidak  Setuju;  2, berarti Tidak Setuju; 3, berarti NetralRagu-ragu; 4, berarti Setuju; dan 5,
berarti  Sangat  Setuju,  yang  mempunyai  gradasi  dari  sangat  negatif sampai  sangat  positif.  Sedangkan  kisi-kisi  instrument  penelitian  untuk
mengukur  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  persepsi  dan  perilaku masyarakat  terhadap  pembiayaan  murabahah  dalam  penelitian  ini
ditunjukkan pada tabel berikut:
31
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cet ke 1,  86.
25
Tabel 1.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
4. Metode Analisis
Sesuai  dengan  tujuan  penelitian  diatas,  pendekatan  penelitian  ini adalah  kuantitatif  dengan  model  deskriptif  analisis.  Teknik  deskriptif
digunakan untuk menggambarkan data karakteristik responden, dimensi- dimensi  yang  mempengaruhi  persepsi  serta  dimensi-dimensi  yang
mempengaruhi perilaku. Metode ini dimulai dengan memberikan scoring dan kode. Selanjutnya data-data tersebut dianalisa secara obyektif dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
Variabel Dimensi
Teori Indikator
No. item
PERSEPSI 1.Faktor
Pribadi 2.Faktor
lingkungan 3.Faktor
Obyek Stephen P.
Robbin Stephen P.
Robbin Stephen P.
Robbin 1.
Pengetahuan 2.
Kesan lokasi
1.Brand image 2.Pelayanan
3.pemasaran 1,2
3,4,5,6,7, 8
9 10,11,12,
13,14, 15,16,17,
18,19,20
PERILAKU 1.Pribadi
2.Sosial Ekonomi
3.Faktor Psikologi
Philip Kotler
Philip Kotler
Philip Kotler dan
Amstrong Kepribadian
dan konsep diri Kel. Acuan
Perbandingan 1.Motivasi
2.sikap 1,2
3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,
13, 14,15,16,17,
18,19,20
26
1. Validitas dan Reabilitas
Sebelum melakukan analisis data-data penelitian, uji validitas dan reabilitas  perlu  dilakukan.  Pengujian  instrument  penelitian  ini
menggunakan uji validitas dan reabilitas Alpha dengan bantuan program SPSS Statistics Package for Social Sciences
32
. Adapun langkah proses validitas dan reliabilitas adalah:
Pengambilan keputusan a.
Jika r hasil positif, serta r hasil  r tabel, maka variabel tersebut valid.
b. Jika r hasil negative, serta r hasil  r tabel, maka variabel tersebut
tidak valid.
2. Analsis deskriptif statistic
Analisis  ini  digunakan  untuk  menggambarkan  dan  menjelaskan secara  detail  masing-masing  variabel  dalam  penelitian  ini.  Beberapa
teknik  analsis  statistic  deskriptif  yang  akan  digunakan  antara  lain: Modus, Median dan Mean.
a. Mean
Mean  merupakan  teknik  penjelasan  kelompok  yang  didasarkan atas  nilai  rata-rata  dari  kelompok  tersebut.  Rata-rata  mean  ini  didapat
dengan  menjumlahkan  data  seluruh  individu  dalam  kelompok  tersebut, kemudian  dibagi  dengan  jumlah  individu  yang  ada  pada  kelompok
tersebut
33
. b.
Median Median  adalah  salah  satu  teknik  penjelasan  kelompok  yang
didasarkan   atas   nilai   tengah  dari  kelompok  data yang telah disusun urutannya  dari  yang  terkecil  sampai  yang  terbesar,  atau  sebaliknya  dari
yang besar sampai  yang terkecil
34
. Median digunakan untuk mengetahui kecenderungan  responden  terhadap  variabel  faktor-faktor  persepsi  dan
variabel faktor-faktor perilaku. c.
Mode Modus Modus  merupakan  teknik  penjelasan  kelompok  yang  didasarkan
atas  nilai  yang  sedang  popular  yang  menjadi  mode  atau  nilai  yang
32
Sofyan Yamin, Heri Kurniawan, SPSS Compelete: Tek\nik Analisasi Statistik Terlengkap dengan Software SPSS Jakarta: Selemba Infotek, 2009.
33
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, 48.
34
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, 49.
27
sering  muncul  dalam  kelompok  tersebut
35
.  Modus  digunakan  untuk mengetahui  kecenderungan  mayoritas  responden  terhadap  variabel
faktor-faktor persepsi dan perilaku. 3. Analisis faktor
Analisis  faktor  berfungsi  melayani  tujuan  keiritan  upaya  ilmiah, yaitu memberitahukan tes-tes yang tepat dan serasi atau sama tujuannya
dan  sejauh  manakah  kesamaan  itu.  Dengan  demikian  dapat  mengurangi banyaknya   variabel   yang   harus   diteliti
36
.   Untuk  mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat
dalam  memilih  pembiayaan  dibank  syariah  digunakan  analisis  faktor. Model analisis faktor yang digunakan adalah sebagai berikut
37
:
Keterangan: 1.
Z
jk
= skor standar dari personil k pada variabel j 2.
α
ij
= faktor loading dari variabel j pada faktor k 3.
F
ik
=  skor  faktor  dari  personil  k  pada  faktor  1  dalam  bentuk skor  standar
4. α
sj
= faktor loading dari variabel j pada faktor yang spesifik 5.
S
sk
= skor faktor dari personil k pada faktor yang spesifik.
F.
Defenisi Konsepsional
Defenisi konsepsional merupakan sarana penjelasan tentang judul yang sedang dibahas dalam penelitian tesis ini dan sangat berguna untuk
dapat  mempertegas  arti  kata  demi  kata  yang  dimaksud  dalam  judul: “Persepsi dan perilaku Masyarakat terhadap pembiayaan murabahah ”
1.
Persepsi  menurut  Kotler  adalah  proses  yang  digunakan  seorang individu  untuk  memilih,  mengelola  dan  menafsirkan  suatu  input
35
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, 50.
36
Fred  N.  Kerlinger,  Foundation  of  Behavioral  Research  Third  edition Yogyakarta: UGM Press, 2006, 1000.
37
Bennet  Spencer    David  Bowers,  An  Introduction  to  Multivariate Techniques for Social and Behavioral Sciences New York: John Wiley  Sons,  1978,
146.
Z
jk
= α1
j
F
1k
+ α2
j
F
2k
+ … + α
ij
F
ik
+ … + α
sj
S
sk
…
28
informasi  untuk  menciptakan  suatu  gambaran  yang  memiliki  arti. Persepsi ini tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga
pada  rangsangan  yang  berhubungan  dengan  lingkungan  sekitar  dan keadaan  individu  yang  bersangkutan.  Ketiga  poin  inilah  yang
menjadi elemen dasar terjadinya persepsi
38
. 2.
Perilaku  masyarakat  menurut  David  Loudon  ialah  suatu  proses keputusan dengan kegiatan fisik individu terikat dalam mengevaluasi,
perolehan, penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa
39
. 3.
Murabahah  berasal  dari  kata  ribhn  yang  artinya  keuntungan sedangkan kata murabahah sendiri adalah bentuk isim  maful  secara
bahasa  berarti  pembagian  keuntungan  sedangkan  pengertian  secara syar‟iy adalah jual beli barang dengan tambahan harga atau cost plus
atas dasar harga pembelian yang pertama secara jujur
40
. G.
Sistematika Penulisan
Pembahasan  tesis  ini  dituangkan  bab  per  bab  secara  garis  besar masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan uraian sebagai berikut:
Bab  pertama,  pendahuluan  yang  mencangkup  latar  belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan  dan  manfaat  penelitian,  tinjauan  pustaka,  metode  penelitian    dan sistematika penulisan.
Bab  kedua,  pembahasan  tentang  wawasan  persepsi  dan  perilaku masyarakat  terhadap  bank  syariah  baik  itu  faktor-faktor  yang
menentukan   persepsi   ataupun   perilaku  masyarakat   terhadap  bank syariah,  dan  wawasan  tentang  bank  syariah,  serta  persepsi  masyarakat
terhadap  bank  syariah  di  Timur  Tengah,  Inggris,  Amerika,  Singapura, Malaysa dan juga Indonesia .
Bab  ketiga,  membahas  tentang  pembiayaan  murabahah  di  bank syariah,  dari  jenis  pembiayaan,  fungsi  dan  unsurnya,  prosedur  dan
tahapan  praktek  pembiayaan  murabahah  di  bank  syariah,  dan  cara penyelesaian sengketa terhadap pembiayaan murabahah di bank syariah.
38
Philip Kotler, Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control 11
th
edition New Jersey: Prentice – Hall International Inc, 2003, 197.
39
David Loudon   Della Bitta, Albert J,  Consumer Behavior : Concept and Applications 4
th
edition USA: McGraw-Hill, 1993, 5.
40
Ibnu Rushd, Bidayat al-Mujtahid Semarang: Toha Putra,tt, 116.
29
Bab keempat, hasil dari analisis persepsi dan perilaku masyarakat terhadap pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia. Hasil itu
mencakup  demografi  responden  secara  umum.  Karakteristik  masyarakat yang  akan  dijadikan  sampel.  Hasil  Persepsi  masyarakat  dengan  uji
validitas  dan  reabilitis,analisis  faktor  yang  mempengaruhi  persepsi. Begitu  juga  dengan  hasil  perilaku  masyarakat  dengan  uji  validitas  dan
reabilitis,serta analisis faktor yg mempengaruhinya.
Bab  kelima,  merupakan  bab  penutup  yang  berisikan  kesimpulan dan saran-saran.
30
31
BAB II WAWASAN PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARKAT
TERHADAP BANK MUAMALAT INDONESIA PEKANBARU
A. Wawasan Tentang Persepsi
Manusia  sadar  atau  tidak,  secara  konstan  menerima  rangsangan dari  dunia  luar  melalui  panca  inderanya.  Panca  indera  pada  manusia
terdiri  dari  mata  untuk  merespon  gelombang  cahaya,  telinga  menerima hantaran  suara,  kulit  merespon  temperatur  dan  tekanan  dari  objek  yang
disentuh,  hidung  menghirup  bau  dan  lidah  merasakan  sesuatu  yang manis, pahit, pedas tawar dan seterusnya. Seluruhnya memberi informasi
penting  tentang  objek  dan  peristiwa  yang  terjadi  pada  seseorang  dalam kehidupan  sehari-hari.  Melalui  panca  indra  manusia  memperoleh
pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra yang disebutkan, manusia sama. Bahkan sama dengan mahluk
ciptaan lain
41
. Persepsi  merupakan  suatu  hal  penting  untuk  melihat  citra  dan
reputasi  suatu  perusahaan  atau  suatu  lembaga.  Citra  tersebut  dibentuk atau  dihasilkan  dari  komunikasi  pemasaran  yang  efektif  dan  strategik.
Sedangkan  kualitas  citra  tersebut  tergantung  pada  reputasi  yang disandang  oleh  perusahaan  atau  lembaga  yang  bersangkutan.  Terujinya
kualitas  suatu  citra  tidak  terlepas  dari  beberapa  faktor  seperti  usia, pengalaman, konsistensi, makna dan lingkungan makro
42
. Dalam kamus  besar bahasa  Indonesia ditemukan makna persepsi
yang  berarti  pemahaman,  penafsiran  dan  tanggapan  individu  proses untuk  mengingat  atau  mengidentifikasi  sesuatu
43
.  Persepsi  menurut Kotler  adalah  proses  yang  digunakan  seorang  individu  untuk  memilih,
mengelola  dan  menafsirkan  suatu  input  informasi  untuk  menciptakan suatu  gambaran  yang  memiliki  arti.  Persepsi  ini  tidak  hanya  tergantung
41
Muh  Fadhail  Rahman,  “Hubungan  Persepsi  Civitas  Akademika  terhadap Perilaku  Untuk  Menjadi  Nasa
bah  Pada  Perbankan  Syariah”  Tesis  UIN  Syariaf Hidayatullah Jakarta,2005, 42.
42
Abdul  Gafur, “Persepsi dan Perilaku Pedagang Etnik Tionghoa di Mangga
Dua Terhadap Bank Syariah ” Tesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, 19.
43
Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia    Jakarta:  Tim  Pustaka  Phoenix,2007  cet ke-2, 663.
32
pada rangsangan fisik  tetapi juga rangsangan  yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Ketiga poin
inilah yang menentukan sebuah persepsi
44
. Menurut  Bilson  Simamora  persepsi  adalah  bagaimana  kita
melihat  dunia  sekitar  kita.  Secara  formal  lebih  lanjut  menurutnya, persepsi  didefenisikan  sebagai  suatu  proses,  dimana  seseorang
menyeleksi,  mengorganisasikan,  dan  menginterprestasikan  stimulasi kedalam gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh
45
. Kaplan  menyebutkan  dalam  bukunya  persepsi  adalah  salah  satu
dari  bentuk  pemikiran  manusia,  sedangkan  disisi  lain  adalah kepercayaan. Persepsi dapat dianggap sebagai penyebab dan berpengaruh
terhadap  perilaku  seseorang.  Persepsi  yang  difungsikan  sebagai  salah satu  alat  problem  solving  dapat  menjadi  sarana  jitu  jika  dimaksimalkan
perannya.  Semakin  banyak  alternatif  persepsi  yang  ada  dalam  pikiran manusia  dalam  menghadapi  persoalan-persoalan  kehidupan,  maka  akan
semakin  kaya  pula  kemungkinan-kemungkinan  untuk  menyelesaikan masalah dengan baik, demikian pula sebaliknya
46
. Persepsi  menurut  J.P.Chaplin  diartikan  kedalam  lima  kategori
yaitu
47
:  1  Proses  mengetahui  atau  mengenali  objek  dan  kejadian objektif  dengan  bantuan  indra.  2  Kesadaran  dari  proses-proses
organisme. 3 Ticher satu kelompok pengindraan dengan penambahan arti-arti  yang  berasal  dari  pengalaman  masa  lalu.  4  Variabel-variabel
yang  menghalangi  atau  ikut  campur  tangan  berasal  dari  kemampuan seorang  untuk  melakukan  pembedaan  di  antara  perangsang-perangsan.
5 Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu.
1. Proses Terbentuknya Persepsi
44
Philip Kotler, Marketing Management: Analysis, Planning, implamentation, and Control, 11
th
edition New Jersey: Prantice- Hall International Inc,2003, 197.
45
Bilson Simamora, Panduan Riset Prilaku Konsumen  Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2002, 102.
46
Robert  S.  Kaplan  and  David  P.  Norton,  Strategy  Maps    Boston:  Harvard Bussiness School, 2004, 209.
47
J.P.Chaplin,  Kamus  Lengkap    Jakarta;  PT  Raja  GrafindoPersada,  2004, Cet. 9, Ed.1, 359.
33
Dalam  psikologi  kontemporer  secara  umum  persepsi  yang  terbentuk dari  stimuli-stimuli  diberlakukan  sebagai  suatu  variabel  campur  tangan
intervening  variable,  bergantung  pada  faktor-faktor  perangsang,  cara belajar,  perangkat  keadaan  jiwa  atau  suasana  hati,  dan  faktor-faktor
motivasional. Untuk memudahkannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini
48
:
Gambar 2.1: Proses Pembentukan Persepsi Sumber: Rita Damayanti, Dasar-dasar Psikologi, 2000
Persepsi pada prinsipnya adalah memberikan arti kepada berbagai data,  terdapat  beberapa  persepsi  yang  dapat  mempengaruhi  penafsiran.
Diantaranya adalah perangkat persepsi, nilai-nilai atau kepercayaan yang dianut individu akan mempengaruhi persepsi yang diterima. Kepercayaan
dan  pendapat-pendapat,  dapat  disebut  sebagai  perangkat-perangkat persepsi. Persepsi lain yang mempengaruhi penafsiran adalah pembelaan
persepsi,  apabila  terdapat  data  atau  rangsangan
–  rangsangan    yang diterima individu bertentangan dengan nilai dan keyakinan yang dimiliki,
maka  individu  melakukan  apa  yang  disebut    persepsi    dengan mekanisme      menolak      data    yang      diterima,
memodifikasi  data, pembenaran sikap dan kepercayaan dan data itu pasti diterima
49
.
48
Rita Damayanti, Dasar-dasar Psikologi Jakarta:FKM UI, 2000, 14.
49
Rita Damayanti, Dasar-dasar Psikologi , 15.
Proses Belajar
Pengalaman Lingkungan
Interpretasi
PERSEPSI
Proses Pengorganisasian
Seleksi Input
Rangsangan sensasi
34
2. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Penjelasan lebih
lengkap tentang
faktor-faktor yang
mempengaruhi  persepsi  datang  dari  Robbins.  Dia  menjelaskan  faktor- faktor yang dapat membentuk atau yang dapat memutarbalikkan persepsi
seseorang  adalah  pertama,  pelaku  persepsi  perceiver.  Bila  seseorang individu  memandang  pada  suatu  target  dan  mencoba  menafsirkan  apa
yang  dilihatnya,  penafsiran  itu  sarat  dipengaruhi  oleh  karakteristik- karakteristik pribadi dari perilaku persepsi individual tersebut.  Di antara
karakteristik  pribadi  yang  lebih  relevan  mempengaruhi  pelaku  persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan
pengharapan ekspektasi.
Kedua, target, karakteristik-karakteristik dalam target  yang akan diamati  dapat  mempengaruhi  apa  yang  dipersepsikan.  Gerakan,  bunyi,
ukuran,  dan  atribut-atribut  lain  dari  target  membentuk  cara  kita memandangnya. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terpencil,
hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti  kecenderungan  kita  untuk  mengelompokkan  benda-benda  yang
berdekatan atau yang mirip.
Ketiga,  situasi,  merupakan  konteks  di  mana  kita  melihat  objek- objek  atau  peristiwa-peristiwa
50
.  Unsur-unsur  dalam  lingkungan  sekitar mempengaruhi persepsi manusia. Berikut skema yang bisa digambarkan:
50
Stephen  P.  Robbins,  Organizational  Behavior,  9th  Edition  New  Jersey: Prentice-Hall International, 2001, 124.
Situasi:  Waktu
 KeadaanTempat Kerja  Keadaan Sosial
Pelaku persepsi:  Sikap
 Motif  Kepentingan
 Pengalaman  Pengharapan
ObjekTarget:  Hal Baru
 Gerakan  Bunyi
 Ukuran  Latar Belakang
 Kedekatan
35 Gambar  2.2: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
51
Sumber: Stephen P. Robbin, Organizational Behavior, 9
th
Edition, 2001
Ada beberapa karakteristik yang mempengaruhi persepsi yaitu
52
: 1.
Membedakan stimulus, satu hal yang sangat penting bagi pemasar adalah  mengetahui  bagaimana  nasabah  bisa  membedakan
perbedaan  antara  dua  stimuli  atau  lebih.  Apakah  nasabah merasakan  perbedaan  merek  berdasarkan  rasa,  perabaan,  harga
dari bentuk kemasan produk agar berbeda dari yang lainnya.
2. Tingkat  ambang  batas  threshold  level,  kemampuan  nasabah
untuk  mendeteksi  perbedaan  dalam  suara,  cahaya  ,  bau  atau stimuli  yang  lainnya.  Ditentukan  oleh  tingkat  ambang  batasnya.
Ada dua jenis threshold yaitu, Absolute threshold dan Differential threshold.
3. Persepsi  bawah  sadar  subliminal  Perception,  pemasar  bank
selalu  berusaha  menciptakan  pesan  diatas  tingkat  ambang  batas kesadaran
konsumen. Para
peneliti menemukan
bahwa nasabahkonsumen sebenarnya mampu memberikan respons atas
informasi  ataupun  pesan  yang  datang  pada  bawah  sadarnya. Artinya, ketika nasabah dirangsang oleh suatu pesan, sebenarnya
nasabah tidak menyadari akan keberadaan pesan tersebut, namun alam  bawah  sadarnya  mampu  menangkapnya.  Dengan  demikian
stimulus  pesan  tersebut  dibawah  tingkat  ambang  batas kesadaran nasabah.
51
Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, 9th Edition, 126.
52
Michael  R.  Solomon,  Consumer  Behavior:  Buying,  Having,  and  Being.  3
th
edition  New Jersey: Prentice-Hall International, 1996, 67.
PERSEPSI
36
4. Tingkat adaptasi, suatu konsep yang berkaitan erat dengan ambang batas absolut adalah adaptasi. Hal ini terjadi ketika nasabah sudah
merasa terbiasa dan kemudian tidak mampu lagi, maka ketika itu juga  ambang  batas  absolutnya  berubah.  Tingkat  adaptasi  terjadi
ketika  konsumen  tidak  lagi  memperhatikan  stimulus  yang berulang-ulang.
5. Generalisasi stimulus, terjadi ketika nasabah melihat dua stimulus
atau  lebih  yang  mempunyai  kesamaan  mempunyai  hubungan yang dekat, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya,
oleh karena itu dapat disubstitusikan.
B. Wawasan Tentang Perilaku