17
yang mendukung, melengkapi serta mempertajam kajian yang akan dibahas ini guna mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dikaji dalam tesis ini dapat
dirumuskan yaitu: a.
Apakah faktor pribadi, lingkungan serta obyek merupakan faktor utama yang mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap pembiayaan murabahah di Bank Muamalat cabang Pekanbaru?
b. Apakah faktor pribadi, sosial ekonomi serta psikologi
merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap pembiayaan murabahah di Bank
Muamalat Indonesia cabang Pekanbaru?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Menganalisa faktor pribadi, lingkungan serta obyek yang paling
dominan mempengaruhi
persepsi masyarakat
terhadap pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia cabang
Pekanbaru. b.
Menganalisa faktor pribadi, sosial ekonomi serta psikologi yang paling dominan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap
pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia cabang Pekanbaru.
2. Manfaat Penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
bagi akademisi dan praktisi perbankan syariah dalam mensosialisasikan konsep perbankan syariah kepada masyarakat
luas.
b. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini adalah sebuah penelitian
terhadap perilaku konsumen terkait dengan nasabah perbankan,
namun disisi hukum pembiayaan murabahah yang dipraktekan oleh bank syariah tidak semua ulama memperbolehkannya walupun sebagain besar memperbolehkannya.
18
sehingga dapat menjadi acuan dalam mendisain sebuah penelitian tentang karakteristik perilaku konsumen
terkait dengan lembaga perbankan syariah khususnya, untuk mencapai target customer satisfaction.
c. Bagi pihak perbankan syariah berguna sebagai masukan tentang
persepsi dan perilaku masyarakat terhadap pembiayaan murabahah di Pekanbaru sebagai pertimbangan dalam menyusun
langkah-langkah kebajikan dan merancang strategi pemasaran mereka.
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu mendukung pendapat bahwa perilaku konsumen sebagai nasabah perbankan sangat dipengaruhi oleh sikap dan
persepsi mereka. Hasil survey yang dilakukan Tim Penelitian dan Pengembangan Bank Syariah
12
, menunjukkan bahwa Persepsi bunga dari sudut pandang agama dapat dibedakan menjadi tiga pendapat; 1
bertentangan dengan ajaran agama, 2 tidak bertentangan dengan ajaran agama, 3 tidak tahuragu-ragu. Survey di Jawa Barat menunjukkan
indikasi bahwa 62 responden menyatakan bertentangan dengan ajaran agama, sementara 22 diantara responden menyatakan tidak
bertentangan dan sisanya 16 menyatakan tidak tahuragu-ragu.
Hasil penelitian Bank Indonesia tahun 2001 di Sumatera Barat menunjukkan bahwa 20 masyarakat menyatakan bunga itu haram, 39
menyatakan tidak tahu ragu-ragu, dan sisanya 41 menyatakan bahwa bunga itu tidak haram
13
. Selanjutnya, penelitian Pusat Studi Ekonomi Islam Dan Bisnis Brawijaya Malang di Jawa Timur mendukung bahwa
perbedaan penting dalam memilih bank terletak pada faktor kelompok acuan, peran dan status, kepraktisan dalam menyimpan kekayaan, ukuran
produk, jaminan, dan periode pembayaran
14
.
12
Budi S.Utomo, Menuju Era Ekonomi Berkeadilan dan Bebas Bunga Jakarta, 2001.
13
Bank Indonesia, Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Jawa Barat Jakarta, tp, 2001.
14
Kompas, “Pangsa Perbankan Syariah 2011 diprediksi 20 persen”, Senin 7
Maret 2005.
19
Survey yang dilakukan Institut Pertanian Bogor di Kalimantan Selatan tentang persepsi bank konvensional, menunjukkan bahwa 94.5
responden setuju dengan peranan perbankan dalam kehidupan sehari- hari, dengan alasan utama menguntungkan masyarakat dan permodalan.
Berdasarkan kelompok responden, sebesar 79.3 responden bank syariah menyatakan bunga bank bertentangan dengan ajaran agama,
cenderung menyatakan penolakan pada sistem perbankan konvensional. Namun di sisi lain, mereka adalah nasabah bank konvensional, sehingga
hal ini dapat mengindikasikan tidak konsistennya perilaku konsumen. Implikasi hasil penelitian di atas memperlihatkan bahwa pemahaman
tentang perilaku konsumen, dalam hal ini nasabah perbankan, menjadi semakin krusial dan perlu untuk diteliti
15
. Untuk tingkatan internasional, penelitian tentang perilaku
nasabah Islamic Bank di Bahrain menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bank syariah lebih didorong oleh faktor keagamaan
melalui dukungan masyarakat pada ketaatan perbankan terhadap prinsip - prinsip Islam, disamping itu masyarakat di Negara tersebut juga
dipengaruhi oleh dorongan keluarga, dan teman serta lokasi keberadaan bank
16
. Penelitian yang dilakukan oleh Coyle memberikan kesimpulan
yang berbeda tentang faktor yang mendorong nasabah memilih bank konvensional atau bank syariah. Hasil penelitian tersebut mendukung
bahwa motivasi nasabah dalam memilih bank syariah cenderung didasarkan kepada motif keuntungan, bukan kepada motif keagamaan.
Dengan kata lain, nasabah lebih mengutamakan economic rationale dalam keputusan memilih bank syariah dibandingkan dengan lembaga
perbankan non-syariah atau bank konvensional
17
. Lewis berargumen meskipun banyak upaya, namun untuk generalisasi konsep tentang
15
Institut Pertanian Bogor. Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Kalimantan Selatan. Kerjasama Direktorat
Perbankan Syariah – Bank Indonesia dengan Institut Pertanian Bogor.2004.
16
M. Almossawi, “Bank Selection Criteria Employed by College Student in
Bahrain: an Emperical Analysis ”, The International Journal of Bank Marketing, Vol. 19
No.3,2001 115.
17
T. Coyle, “The Bank of Tomorrow”, American Community Banker, Vol 8, No.7,1999, 16-18.
20
dinamika pengambilan keputusan konsumen terhadap bank atau lembaga keuangan, masih memerlukan penelitian lebih lanjut
18
. Penelitian tentang persepsi konsumen di Malaysia menemukan
bahwa persepsi konsumen terhadap bank syariah terdiri dari beberapa dimensi; pemanfaatan fasilitas perbankan, pengetahuan terhadap
perbankan Islam, peranan konsumen dalam memilih produk perbankan telah dilakukan
19
. Pada sebuah studi tentang sikap konsumen Amerika terhadap bank komersial, Kaynak menemukan tiga atribut penting yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih bank, ketersediaan ATM, pelayanan yang cepat dan efisien, serta respon petugas yang
cepat
20
. Metawa dan Almossawi 1998 menemukan bukti bahwa
keputusan konsumen dalam memilih bank Islam didorong oleh faktor agama, di mana konsumen menekankan kepatuhan terhadap prinsip-
prinsip Islam. Selanjutnya, keputusan juga termotivasi oleh faktor faktor keuntungan, keluarga dan teman-teman, dan lokasi bank. Faktor-faktor
tersebut selanjutnya dikaitkan dengan karekteristik responden seperti umur, pendapatan dan pendidikan, mengindikasikan lima atribut penting
yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih bank yaitu, 1 lokasi ATM yang mudah dijangkau, b ketersediaan ATM dibeberapa lokasi,
c reputasi bank, d layanan ATM 24 jam, dan e ketersediaan tempat parkir yang memadai
21
. Erol dan El-Bdour tahun 1989 menemukan bahwa motif memilih
bank syariah sebagai suatu lembaga penyimpanan dan penyaluran bukan agama, tetapi keuntungan. adanya cabang baru bank syariah adalah
bukan pertimbangan penting bagi peningkatan pelayanan. Selain itu, suatu kelompok memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen
untuk memilih bank Islam dan kesadaran konsumen untuk memperoleh
18
B. R. Lewis, “Student account-A porofitable segment?” Bank Marketing, 1982 Vol. 16 No. 3, 63- 72.
19
S. Haron, N. Ahmed, S. Planisek, “Bank patronage factors of Muslim and
non Muslim customers”, Marketing Vol. 12, No.1,1994, pp 32-40.
20
E, Kaynak, “American Consumers‟ Attitudes Towards Commercial Banks”, Marketing Bank, Vol 23, No.1, 2005, 32-40.
21
S. A. Metawa, Almossawi, M. “Banking behavior of Islamic bank customers: Perspectives and implications”, Bank Marketing Vol. 16, No. 7,1998, 299-
313.
21
keuntungan dari laba dan bagi hasil investasi dan redistribusi pendapatan peran sistem perbankan Islam. Kemudian, pada tahun 1990, Erol et al.
melakukan studi tentang konsumen keputusan untuk memilih bank Islam atau perbankan konvensional. Penelitian ini melaporkan bahwa
konsumen memilih bank Islam karena layanan yang cepat dan efisien, yang reputasi, dan kerahasiaan perbankan. Di sini, kesimpulan yang
dapat diambil adalah laba yang bermotif faktor ekonomi ada dalam memilih perbankan Islam
22
. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Naser, Jamal, dan Al-Khatib
pada tahun 1999 menunjukkan bahwa faktor-faktor motivasi konsumen memilih perbankan syariah adalah reputasi bank, alasan agama, persepsi
bahwa perbankan Islam tidak hanya menawarkan fasilitas yang sama dengan perbankan konvensional tetapi juga menerapkan prinsip Islam,
dan kemampuan perbankan untuk menjaga kerahasiaan, serta laba. Pada saat yang sama, faktor-faktor motivasi konsumen untuk memilih baik
bank Islam maupun konvensional untuk melakukan diversifikasi investasi dan pembatasan cabang perbankan Islam dan pelayanan waktu.
Kesimpulan dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa konsumen memilih perbankan Islam, karena faktor agama dan laba faktor
ekonomi
23
. Suatu penelitian yang telah dilakukan di Inggris untuk
mempelajari perilaku pengguna jasa perbankan dalam kelompok muslim, terutama sikapnya terhadap pemberlakuan bunga memberikan hasil
bahwa dari responden yang tidak pernah meminjam uang, hanya sekitar 23 yang tidak mau meminjam karena menolak adanya pemberlakuan
bunga dalam pinjaman
24
.
E.
Metodologi Penelitian
22
Erol, Cengiz, and Radi El- Bdour, 1989. “Attitudes, Behaviour and Patrinage
Factors of Bank Customers Towards Islamic Banks”, International Journal Banking and Marketing, Vol.7 No.6 : 31-37.
23
Kamal, Naser, Jamal, Ahmad, and Khalid Al- Khatib “Islamic Banking: A
Study of Customer Satisfaction and Preferences in Jordan”, The International Journal of Banking Marketing for the Financial Services Sector, Vol.17 No.3, 1999, 135-150.
24
Anny Ratnawaty, Bank Syariah: Potensi, Prefensi dan Perilaku Masyarakat di Wilayah SUMUT Medan: kerjasama Biro Perbankan Syariah-BI dengan LP-
IPB,2003, 4.
22
Untuk mengetahui persepsi dan perilaku masyarakat terhadap produk murabahah di perbankan, maka dibutuhkan suatu metode
analisi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan
untuk
menganalisa data
dengan cara
mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
25
. Metode deskriptif menurut Revers sebagaimana yang dikutip oleh Husein
umar adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa
sebab-sebab dari suatu gejala tertentu
26
.
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah bank syariah yang berkedudukan diwilayah Pekanbaru yaitu Bank Muamalat Indonesia.
Adapun produk yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah pembiayaan murabahah.
2.
Metode Penentuan Sampel
Mengingat keterbatasan sumber daya dalam perlaksanaan penelitian ini, maka upaya pengambilan sample didasarkan pada model probability
sampling dengan teknik random sampling yaitu metode pemilihan sampel secara acak sederhana kepada nasabah pembiayaan murabahah
27
. Sementara penentuan sampel dari populasi tersebut dilakukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
28
: Keterangan:
N n : Ukuran Sampel
n = N : Ukuran Populasi
25
Sugiyono, Metode Penelitian bisnis. Cet ke-9 Bandung: Alfabeta, 2006, 142.
26
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999, 22.
27
Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002, 124.
28
Husein Umar, Strategic Management In Action Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, 146.
23
1 + N e
2
e :persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
10
3. Metode pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu:
a. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan
29
. Sedangkan obyek dalam penelitian adalah masyarakat yang menjadi
nasabah pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia. Penyebaran kuesioner ini dilakukan pada tanggal 7 sampai 18 maret
2011. b.
Kuesioner Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
30
.Disain pokok-pokok isi kuesioner penelitian meliputi aspek demografi, aktifitas penggunaan jasa perbankan, dan
perilaku masyarakat. Aspek demografi terdiri dari: 1 jenis kelamin 2 Agama, 3 usia, 4 pendidikan terakhir, 5 penghasilan, 6 jenis
pekerjaan. Aktifitas penggunaan jasa perbankan meliputi: 1 pengetahuan, kesan, 2 lokasi bank, 3 Brand Image,pelayanan dan
pemasaran. Sedangkan aspek perilaku terdiri dari 1 afeksi, 2 perbandingan, 3 motivasi dan sikap.
Untuk memperoleh data primer hasil penelitian lapangan, baik yang berkaitan dengan variabel bebas maupun variabel terikat, setiap
variabel terlebih dahulu dijabarkan ke dalam bentuk dimensi, kemudian dioperasionalkan ke dalam indikato-indikator. Setiap indikator dirinci
kepada setiap item dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pada instrument kuesioner, lalu diukur dengan skala likert, Skala likert sendiri digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini
29
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cet ke-1 Bandung: Alfabeta, 2004,104.
30
Sugiyono, Metode Penelitian bisnis. Cet ke-9, 135.
24
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Setia jawaban nantinya dihubungkan dengan
bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata yang terdiri dari 5 poin
31
1, berarti Sangat Tidak Setuju; 2, berarti Tidak Setuju; 3, berarti NetralRagu-ragu; 4, berarti Setuju; dan 5,
berarti Sangat Setuju, yang mempunyai gradasi dari sangat negatif sampai sangat positif. Sedangkan kisi-kisi instrument penelitian untuk
mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat terhadap pembiayaan murabahah dalam penelitian ini
ditunjukkan pada tabel berikut:
31
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cet ke 1, 86.
25
Tabel 1.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
4. Metode Analisis
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan model deskriptif analisis. Teknik deskriptif
digunakan untuk menggambarkan data karakteristik responden, dimensi- dimensi yang mempengaruhi persepsi serta dimensi-dimensi yang
mempengaruhi perilaku. Metode ini dimulai dengan memberikan scoring dan kode. Selanjutnya data-data tersebut dianalisa secara obyektif dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
Variabel Dimensi
Teori Indikator
No. item
PERSEPSI 1.Faktor
Pribadi 2.Faktor
lingkungan 3.Faktor
Obyek Stephen P.
Robbin Stephen P.
Robbin Stephen P.
Robbin 1.
Pengetahuan 2.
Kesan lokasi
1.Brand image 2.Pelayanan
3.pemasaran 1,2
3,4,5,6,7, 8
9 10,11,12,
13,14, 15,16,17,
18,19,20
PERILAKU 1.Pribadi
2.Sosial Ekonomi
3.Faktor Psikologi
Philip Kotler
Philip Kotler
Philip Kotler dan
Amstrong Kepribadian
dan konsep diri Kel. Acuan
Perbandingan 1.Motivasi
2.sikap 1,2
3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,
13, 14,15,16,17,
18,19,20
26
1. Validitas dan Reabilitas
Sebelum melakukan analisis data-data penelitian, uji validitas dan reabilitas perlu dilakukan. Pengujian instrument penelitian ini
menggunakan uji validitas dan reabilitas Alpha dengan bantuan program SPSS Statistics Package for Social Sciences
32
. Adapun langkah proses validitas dan reliabilitas adalah:
Pengambilan keputusan a.
Jika r hasil positif, serta r hasil r tabel, maka variabel tersebut valid.
b. Jika r hasil negative, serta r hasil r tabel, maka variabel tersebut
tidak valid.
2. Analsis deskriptif statistic
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan secara detail masing-masing variabel dalam penelitian ini. Beberapa
teknik analsis statistic deskriptif yang akan digunakan antara lain: Modus, Median dan Mean.
a. Mean
Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata mean ini didapat
dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok tersebut, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok
tersebut
33
. b.
Median Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang
didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari
yang besar sampai yang terkecil
34
. Median digunakan untuk mengetahui kecenderungan responden terhadap variabel faktor-faktor persepsi dan
variabel faktor-faktor perilaku. c.
Mode Modus Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai yang sedang popular yang menjadi mode atau nilai yang
32
Sofyan Yamin, Heri Kurniawan, SPSS Compelete: Tek\nik Analisasi Statistik Terlengkap dengan Software SPSS Jakarta: Selemba Infotek, 2009.
33
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, 48.
34
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, 49.
27
sering muncul dalam kelompok tersebut
35
. Modus digunakan untuk mengetahui kecenderungan mayoritas responden terhadap variabel
faktor-faktor persepsi dan perilaku. 3. Analisis faktor
Analisis faktor berfungsi melayani tujuan keiritan upaya ilmiah, yaitu memberitahukan tes-tes yang tepat dan serasi atau sama tujuannya
dan sejauh manakah kesamaan itu. Dengan demikian dapat mengurangi banyaknya variabel yang harus diteliti
36
. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat
dalam memilih pembiayaan dibank syariah digunakan analisis faktor. Model analisis faktor yang digunakan adalah sebagai berikut
37
:
Keterangan: 1.
Z
jk
= skor standar dari personil k pada variabel j 2.
α
ij
= faktor loading dari variabel j pada faktor k 3.
F
ik
= skor faktor dari personil k pada faktor 1 dalam bentuk skor standar
4. α
sj
= faktor loading dari variabel j pada faktor yang spesifik 5.
S
sk
= skor faktor dari personil k pada faktor yang spesifik.
F.
Defenisi Konsepsional
Defenisi konsepsional merupakan sarana penjelasan tentang judul yang sedang dibahas dalam penelitian tesis ini dan sangat berguna untuk
dapat mempertegas arti kata demi kata yang dimaksud dalam judul: “Persepsi dan perilaku Masyarakat terhadap pembiayaan murabahah ”
1.
Persepsi menurut Kotler adalah proses yang digunakan seorang individu untuk memilih, mengelola dan menafsirkan suatu input
35
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, 50.
36
Fred N. Kerlinger, Foundation of Behavioral Research Third edition Yogyakarta: UGM Press, 2006, 1000.
37
Bennet Spencer David Bowers, An Introduction to Multivariate Techniques for Social and Behavioral Sciences New York: John Wiley Sons, 1978,
146.
Z
jk
= α1
j
F
1k
+ α2
j
F
2k
+ … + α
ij
F
ik
+ … + α
sj
S
sk
…
28
informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang memiliki arti. Persepsi ini tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga
pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Ketiga poin inilah yang
menjadi elemen dasar terjadinya persepsi
38
. 2.
Perilaku masyarakat menurut David Loudon ialah suatu proses keputusan dengan kegiatan fisik individu terikat dalam mengevaluasi,
perolehan, penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa
39
. 3.
Murabahah berasal dari kata ribhn yang artinya keuntungan sedangkan kata murabahah sendiri adalah bentuk isim maful secara
bahasa berarti pembagian keuntungan sedangkan pengertian secara syar‟iy adalah jual beli barang dengan tambahan harga atau cost plus
atas dasar harga pembelian yang pertama secara jujur
40
. G.
Sistematika Penulisan
Pembahasan tesis ini dituangkan bab per bab secara garis besar masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan uraian sebagai berikut:
Bab pertama, pendahuluan yang mencangkup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua, pembahasan tentang wawasan persepsi dan perilaku masyarakat terhadap bank syariah baik itu faktor-faktor yang
menentukan persepsi ataupun perilaku masyarakat terhadap bank syariah, dan wawasan tentang bank syariah, serta persepsi masyarakat
terhadap bank syariah di Timur Tengah, Inggris, Amerika, Singapura, Malaysa dan juga Indonesia .
Bab ketiga, membahas tentang pembiayaan murabahah di bank syariah, dari jenis pembiayaan, fungsi dan unsurnya, prosedur dan
tahapan praktek pembiayaan murabahah di bank syariah, dan cara penyelesaian sengketa terhadap pembiayaan murabahah di bank syariah.
38
Philip Kotler, Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control 11
th
edition New Jersey: Prentice – Hall International Inc, 2003, 197.
39
David Loudon Della Bitta, Albert J, Consumer Behavior : Concept and Applications 4
th
edition USA: McGraw-Hill, 1993, 5.
40
Ibnu Rushd, Bidayat al-Mujtahid Semarang: Toha Putra,tt, 116.
29
Bab keempat, hasil dari analisis persepsi dan perilaku masyarakat terhadap pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia. Hasil itu
mencakup demografi responden secara umum. Karakteristik masyarakat yang akan dijadikan sampel. Hasil Persepsi masyarakat dengan uji
validitas dan reabilitis,analisis faktor yang mempengaruhi persepsi. Begitu juga dengan hasil perilaku masyarakat dengan uji validitas dan
reabilitis,serta analisis faktor yg mempengaruhinya.
Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.
30
31
BAB II WAWASAN PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARKAT
TERHADAP BANK MUAMALAT INDONESIA PEKANBARU
A. Wawasan Tentang Persepsi
Manusia sadar atau tidak, secara konstan menerima rangsangan dari dunia luar melalui panca inderanya. Panca indera pada manusia
terdiri dari mata untuk merespon gelombang cahaya, telinga menerima hantaran suara, kulit merespon temperatur dan tekanan dari objek yang
disentuh, hidung menghirup bau dan lidah merasakan sesuatu yang manis, pahit, pedas tawar dan seterusnya. Seluruhnya memberi informasi
penting tentang objek dan peristiwa yang terjadi pada seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Melalui panca indra manusia memperoleh
pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra yang disebutkan, manusia sama. Bahkan sama dengan mahluk
ciptaan lain
41
. Persepsi merupakan suatu hal penting untuk melihat citra dan
reputasi suatu perusahaan atau suatu lembaga. Citra tersebut dibentuk atau dihasilkan dari komunikasi pemasaran yang efektif dan strategik.
Sedangkan kualitas citra tersebut tergantung pada reputasi yang disandang oleh perusahaan atau lembaga yang bersangkutan. Terujinya
kualitas suatu citra tidak terlepas dari beberapa faktor seperti usia, pengalaman, konsistensi, makna dan lingkungan makro
42
. Dalam kamus besar bahasa Indonesia ditemukan makna persepsi
yang berarti pemahaman, penafsiran dan tanggapan individu proses untuk mengingat atau mengidentifikasi sesuatu
43
. Persepsi menurut Kotler adalah proses yang digunakan seorang individu untuk memilih,
mengelola dan menafsirkan suatu input informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang memiliki arti. Persepsi ini tidak hanya tergantung
41
Muh Fadhail Rahman, “Hubungan Persepsi Civitas Akademika terhadap Perilaku Untuk Menjadi Nasa
bah Pada Perbankan Syariah” Tesis UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta,2005, 42.
42
Abdul Gafur, “Persepsi dan Perilaku Pedagang Etnik Tionghoa di Mangga
Dua Terhadap Bank Syariah ” Tesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, 19.
43
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Tim Pustaka Phoenix,2007 cet ke-2, 663.
32
pada rangsangan fisik tetapi juga rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Ketiga poin
inilah yang menentukan sebuah persepsi
44
. Menurut Bilson Simamora persepsi adalah bagaimana kita
melihat dunia sekitar kita. Secara formal lebih lanjut menurutnya, persepsi didefenisikan sebagai suatu proses, dimana seseorang
menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan stimulasi kedalam gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh
45
. Kaplan menyebutkan dalam bukunya persepsi adalah salah satu
dari bentuk pemikiran manusia, sedangkan disisi lain adalah kepercayaan. Persepsi dapat dianggap sebagai penyebab dan berpengaruh
terhadap perilaku seseorang. Persepsi yang difungsikan sebagai salah satu alat problem solving dapat menjadi sarana jitu jika dimaksimalkan
perannya. Semakin banyak alternatif persepsi yang ada dalam pikiran manusia dalam menghadapi persoalan-persoalan kehidupan, maka akan
semakin kaya pula kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan masalah dengan baik, demikian pula sebaliknya
46
. Persepsi menurut J.P.Chaplin diartikan kedalam lima kategori
yaitu
47
: 1 Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra. 2 Kesadaran dari proses-proses
organisme. 3 Ticher satu kelompok pengindraan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman masa lalu. 4 Variabel-variabel
yang menghalangi atau ikut campur tangan berasal dari kemampuan seorang untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsan.
5 Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu.
1. Proses Terbentuknya Persepsi
44
Philip Kotler, Marketing Management: Analysis, Planning, implamentation, and Control, 11
th
edition New Jersey: Prantice- Hall International Inc,2003, 197.
45
Bilson Simamora, Panduan Riset Prilaku Konsumen Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2002, 102.
46
Robert S. Kaplan and David P. Norton, Strategy Maps Boston: Harvard Bussiness School, 2004, 209.
47
J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Jakarta; PT Raja GrafindoPersada, 2004, Cet. 9, Ed.1, 359.
33
Dalam psikologi kontemporer secara umum persepsi yang terbentuk dari stimuli-stimuli diberlakukan sebagai suatu variabel campur tangan
intervening variable, bergantung pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, perangkat keadaan jiwa atau suasana hati, dan faktor-faktor
motivasional. Untuk memudahkannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini
48
:
Gambar 2.1: Proses Pembentukan Persepsi Sumber: Rita Damayanti, Dasar-dasar Psikologi, 2000
Persepsi pada prinsipnya adalah memberikan arti kepada berbagai data, terdapat beberapa persepsi yang dapat mempengaruhi penafsiran.
Diantaranya adalah perangkat persepsi, nilai-nilai atau kepercayaan yang dianut individu akan mempengaruhi persepsi yang diterima. Kepercayaan
dan pendapat-pendapat, dapat disebut sebagai perangkat-perangkat persepsi. Persepsi lain yang mempengaruhi penafsiran adalah pembelaan
persepsi, apabila terdapat data atau rangsangan
– rangsangan yang diterima individu bertentangan dengan nilai dan keyakinan yang dimiliki,
maka individu melakukan apa yang disebut persepsi dengan mekanisme menolak data yang diterima,
memodifikasi data, pembenaran sikap dan kepercayaan dan data itu pasti diterima
49
.
48
Rita Damayanti, Dasar-dasar Psikologi Jakarta:FKM UI, 2000, 14.
49
Rita Damayanti, Dasar-dasar Psikologi , 15.
Proses Belajar
Pengalaman Lingkungan
Interpretasi
PERSEPSI
Proses Pengorganisasian
Seleksi Input
Rangsangan sensasi
34
2. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Penjelasan lebih
lengkap tentang
faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi datang dari Robbins. Dia menjelaskan faktor- faktor yang dapat membentuk atau yang dapat memutarbalikkan persepsi
seseorang adalah pertama, pelaku persepsi perceiver. Bila seseorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa
yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh karakteristik- karakteristik pribadi dari perilaku persepsi individual tersebut. Di antara
karakteristik pribadi yang lebih relevan mempengaruhi pelaku persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan
pengharapan ekspektasi.
Kedua, target, karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Gerakan, bunyi,
ukuran, dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara kita memandangnya. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terpencil,
hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang
berdekatan atau yang mirip.
Ketiga, situasi, merupakan konteks di mana kita melihat objek- objek atau peristiwa-peristiwa
50
. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi manusia. Berikut skema yang bisa digambarkan:
50
Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, 9th Edition New Jersey: Prentice-Hall International, 2001, 124.
Situasi: Waktu
KeadaanTempat Kerja Keadaan Sosial
Pelaku persepsi: Sikap
Motif Kepentingan
Pengalaman Pengharapan
ObjekTarget: Hal Baru
Gerakan Bunyi
Ukuran Latar Belakang
Kedekatan
35 Gambar 2.2: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
51
Sumber: Stephen P. Robbin, Organizational Behavior, 9
th
Edition, 2001
Ada beberapa karakteristik yang mempengaruhi persepsi yaitu
52
: 1.
Membedakan stimulus, satu hal yang sangat penting bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana nasabah bisa membedakan
perbedaan antara dua stimuli atau lebih. Apakah nasabah merasakan perbedaan merek berdasarkan rasa, perabaan, harga
dari bentuk kemasan produk agar berbeda dari yang lainnya.
2. Tingkat ambang batas threshold level, kemampuan nasabah
untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya , bau atau stimuli yang lainnya. Ditentukan oleh tingkat ambang batasnya.
Ada dua jenis threshold yaitu, Absolute threshold dan Differential threshold.
3. Persepsi bawah sadar subliminal Perception, pemasar bank
selalu berusaha menciptakan pesan diatas tingkat ambang batas kesadaran
konsumen. Para
peneliti menemukan
bahwa nasabahkonsumen sebenarnya mampu memberikan respons atas
informasi ataupun pesan yang datang pada bawah sadarnya. Artinya, ketika nasabah dirangsang oleh suatu pesan, sebenarnya
nasabah tidak menyadari akan keberadaan pesan tersebut, namun alam bawah sadarnya mampu menangkapnya. Dengan demikian
stimulus pesan tersebut dibawah tingkat ambang batas kesadaran nasabah.
51
Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, 9th Edition, 126.
52
Michael R. Solomon, Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. 3
th
edition New Jersey: Prentice-Hall International, 1996, 67.
PERSEPSI
36
4. Tingkat adaptasi, suatu konsep yang berkaitan erat dengan ambang batas absolut adalah adaptasi. Hal ini terjadi ketika nasabah sudah
merasa terbiasa dan kemudian tidak mampu lagi, maka ketika itu juga ambang batas absolutnya berubah. Tingkat adaptasi terjadi
ketika konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang-ulang.
5. Generalisasi stimulus, terjadi ketika nasabah melihat dua stimulus
atau lebih yang mempunyai kesamaan mempunyai hubungan yang dekat, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya,
oleh karena itu dapat disubstitusikan.
B. Wawasan Tentang Perilaku