12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasawarsa ini sistem ekonomi dan keuangan Islam mulai memperlihatkan eksistensinya sebagai alternatif baru dari sistem
ekonomi sosialisme yang dianggap telah berakhir seiring runtuhnya Negara Uni Sovyet, dan juga sistem kapitalisme yang kerap melahirkan
krisis financial dan moneter yang menyengsarakan umat manusia. Banyak kalangan yang memiliki optimisme bahwa sistem ekonomi islam
akan terus tumbuh berkembang dan semakin lebih baik pada masa-masa mendatang. Keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian merupakan tujuan
mulia yang ingin diraih oleh sistem ekonomi islam saat ini
1
. Sekarang ini merupakan saat yang menentukan bagi umat islam
dapatkah umat Islam mempergunakan sistem ekonomi dunia dengan suatu yang dapat dikatakan sebagai kekuatan baru meski sampai saat ini
juga kondisi ekonomi dan politiknya masih dipengaruhi oleh Negara- negara maju, sebagian besar masih dibawah garis kemiskinan bahkan
terpuruk sebagai produksi Negara-negara maju sabagai dampak kultural, politis dan ideologis.
Adanya bank syariah di Indonesia dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan lapisan masyarakat yang meyakini bahwa system operasional
perbankan konvensional tidak sesuai dengan nilai-nilai islam. Sistem Islam menggunakan sistem bagi hasilprofit and loss sharing
2
dan melarang adanya fixed return penetapan keuntungan yang pasti diawal
aqad, sebagaimana sistem yang berjalan pada bank konvensional dengan sistem bunga yang diberlakukan pada sistem perbankan konvensional
adalah tergolong riba, yang diiringi fatwa haram atas bunga oleh MUI tahun 2004
3
.
1
Mohamad Hidayat, An Intoduction to the Sharia Economic Jakarta: Zikrul Hakim, 2010, xi
2
Lihat, pada Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2009.
3
Dewan Syariah Nasional DSN - MUI, Himpunan Fatwa Devvan Syariah Nasional, Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 2006.
13
Sistem bunga merupakan titik perbedaan mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional. Kehadiran sebuah bank syariah
dalam percaturan dunia modern yang mengglobal, diharapkan mampu menjadi sebuah perwujudan dan peruhaan terhadap sistem bunga bank
konvensional yang dapat melahirkan pemerasan secara tidak langsung terlindungi oleh hukum positif yang ada. Situasi dan kondisi umat islam
dewasa ini pada umumnya dan di Indonesia khususnya, tidak mungkin melepaskan diri dari perbankan konvensional dengan sistem bunganya.
Karena itu suatu hal yang logis apabila para sarjana muslim atau para ulama menganggap situasi dan kondisi pada saat itu sebagai keadaan
darurat. Kehadiran bank syariah, menjadi suatu keniscayaan dan sebagai alternative yang sangat positif.
Dibukanya bank syariah ditengah masyarakat Pekanbaru disambut sangat gembira karena hal ini adalah moment yang sangat
ditunggu-tunggu sejak dikeluarkannya fatwa haramnya bunga bank oleh MUI. Dilihat dari latar belakang masyarakat Pekanbaru adalah pusat kota
budaya melayu, dimana melayu di identikkan dengan islam.
Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang populer di masyarakat Pekanbaru, hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan
jumlah masyarakat yang menggunakan pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia cabang Pekanbaru setiap tahunnya secara signifikan
dari pada produk pembiayaan lainnya yang ditawarkan oleh pihak bank
4
. Dalam pembiayaan murabahah di perbankan syariah penjual
pihak bank harus memberitahu harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu tingkatan keuntungan sebagai tambahan
5
. Pembiayaan murabahah menurut Adiwarman A.Karim adalah akad jual beli barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntunganmargin yang disepakati oleh penjual dan pembeli
6
. Sampai saat ini pendapatan umum masyarakat tentang pembiayaan murabah}ah adalah sama dengan
pembiayaan sistem bunga pada perbankan konvensional. Hal ini disebabkan karena dalam praktek pembiayaan
murabah}ah terjadi perubahan-perubahan yang mencontoh kepada
4
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pembiayaan murabahah di Pekanbaru.
5
Frank F Vogel dan Samuel Hayes, Islamic Law and Finance, Risk and Return London: Kluwer Law International, 2009, 140.
6
Adiwarman A.Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, 113.
14
kemiripan praktek dalam pembiayaan di perbankan konvensional. Masyarakatpun cenderung mengeluhkan tingkat pembiayaan murabahah
yang relative mahal.
Bahasan pembiayaan murabahah pada bank syariah diambil karena hal ini didasari pada laporan awal tahun 2009 dominasi jenis
pembiayaan murabahah pada bank syariah mencapai 58,73 yang menunjukkan bahwa bank dan masyarakat lebih nyaman terhadap jenis
pembiayaan ini dibandingkan dengan jenis pembiayaan lain seperti mudharabah atau musyarakah
7
. Dan pembiayaan sistem bunga di bank konvensional masih diminati oleh masyarakat dikarenakan persyaratan
yang tidak berbelit-belit yang dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan pembiayaan tersebut. Dengan dua fenomena ini penulis
ingin melihat seperti apa sebenarnya persepsi dan tingkah laku masyarakat sebagai nasabah dalam pembiayaan di perbankan ini.
Di Pekanbaru perkembangan ekonomi Islam ditandai dengan beroperasinya Bank Muammalat Indonesia pada tahun 1999, dengan
dikeluarkannya UU no.7 tahun 1992 tentang perbankan syariah. Perkembangan perbankan syariah di Pekanbaru tidak terlepas dari sistem
perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah sebagaimana diatur dalam Undang - undang No. 10 tahun 1998,
disebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dukungan terhadap pengembangan perbankan syariah juga diperlihatkan dengan
adanya “dual banking system”, dimana bank konvensional diperkenankan untuk membuka unit usaha syariah. Peran bank syariah dalam memacu
pertumbuhan perekonomian daerah semakin strategis walaupun disadari bahwa pemahaman dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang produk
dan system perbankan syariah di Indonesia masih sangat terbatas.
Hal ini di dukung oleh data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, tahun 2009 perbankan syariah hanya memiliki 2,46 dari
7
Biro Perbankan Syariah Tim Pe ngembangan Syariah IBI 2009, “Annual
Report 2008: PT. Bank Muamalat Indonesia, bandingkan dengna laporan Bank Indonesia statistic perbankan syariah tahun 2008.” Laporan tahun 2009
15
total pangsa pasar perbankan secara nasional
8
. Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum muslim.
Dalam konteks ini, pangsa pasar maket share bank syariah dapat dibagi ke dalam tiga segmen, yaitu: pertama, masyarakat yang secara
absolute menolak bunga bank sehingga tidak memanfaatkan jasa bank konvensional atau disebut syariah loyalist. Kedua, masyarakat yang
memanfaatkan jasa bank syariah dan bank konvensional floating market. Sedangkan ketiga adalah masyarakat yang hanya menggunakan
jasa bank konvensional disebut juga sebagai conventional loyalist. Dari ketiga segmen pasar ini, yang memiliki potensi terbesar justru yang
berasal dari pasar mengambangfloating market, yaitu diperkirakan sebesar Rp 720 triliun, dibandingkan dengan pasar conventional loyalist
yang hanya sebesar Rp 240 triliun dan pasar syariah loyalist yang berpotensi sebesar Rp 10 triliun
9
. Sesuai
dengan namanya,
segmen floating
market ini
mencerminkan segmen yang memiliki perilaku yang dapat bergerak ke posisi memilih produk-produk bank konvensional atau produk-produk
bank syariah. Mayoritas dari segmen ini berasal dari kalangan menengah keatas. Mereka cenderung melihat dari segi pelayanan yang memuaskan
serta keuntungan yang didapat dalam memilih dan memanfaatkan jasa suatu bank. Dengan kata lain segmen floating market merupakan
nasabah atau calon nasabah yang memiliki perilaku rasional. Dari sinilah, pihak perbankan syariah dituntut untuk merumuskan strategi yang tepat
dengan memahami perilaku pasar yang potensial tersebut, tentunya dengan tanpa mengurangi perhatian terhadap pasar conventional loyalist
dan syariah loyalist.
Pengembangan produk syariah berjalan lambat dan belum berkembang
sebagaimana halnya
bank konvensional.
Upaya pengembangan bank syariah tidak cukup hanya berlandaskan kepada
aspek-aspek legal dan peraturan perundang-undangan tetapi juga harus
8
Indonesian Commercial Newsletter, “Laporan Market Intelligence Perkembangan Sistim Bank Syariah di I
ndonesia” Monthly Report, 2009, http:www.datacon.co.idBankSyariah1.html
9
Potensi ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh Karim Business Consulting pada awal tahun 2004. Lihat Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah
Marketing, cet, ke-2 Bandung: Mizan, 2006, 167.
16
berorientasi kepada pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa konsumen lembaga perbankan. Keberadaan bank konvensional dan
syariah secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, namun
karakteristik dari kedua tipe bank konvensional dan syariah dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi
mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut. Lebih lanjut, perilaku nasabah terhadap produk perbankan bank konvensional dan
bank syariah dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi masyarakat terhadap karakteristik perbankan itu sendiri. Dengan memahami
preferensi masyarakat terhadap bank-bank tersebut, maka bank syariah atau konvensional memiliki peluang yang kuat untuk mendisain produk
yang ditawarkan agar lebih bersifat market driven
10
. B.
Permasalahan 1.
Identifikasi Masalah
Persepsi dan perilaku masyarakat dalam menggunakan produk pembiayaan suatu bank dapat dilihat dari floating market dan bisa
dijelaskan kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap perbankan syariah khususnya dan aktifitas ekonomi secara syariah.
Umumnya terasa masih minim bahkan bisa digolongkan sangat rendah, sehingga berimplikasi kepada animo untuk turut serta menjadi mitra bank
syariah, hal ini masih diwarnai dengan banyaknya pertanyaan, bahkan sedikit dengan sinisme, keraguan dan kecurigaan terhadapnya.
2.
Batasan Masalah
Pembahasan tesis ini terfokus dan tidak melebar maka permasalahan yang dibahas dalam tesis ini adalah objek yang diteliti
yaitu persepsi dan prilaku masyarakat terhadap produk pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia di Pekanbaru
11
. Serta hal lain
10
Muliriwan, “Analisis Persepsi Masyarakat tentang produk perbankan konvensional dan pengaruhnya terhadap pencapaian segmen pasar perbankan
syariah” 20
Agustus 2010
hppt:mul1rawan.wordpress.comcategoryanalisispersepsimasyarakattentangprodukper bankan
11
Pembatasan dalam kajian ini dikarenakan pembiayaan murabahah banyak ditawarkan oleh pihak bank kepada nasabah dan juga sangat diminati oleh nasabah
sehingga pembiayaan ini menempati rangking teratas dalam transaksi pembiayaan,
17
yang mendukung, melengkapi serta mempertajam kajian yang akan dibahas ini guna mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dikaji dalam tesis ini dapat
dirumuskan yaitu: a.
Apakah faktor pribadi, lingkungan serta obyek merupakan faktor utama yang mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap pembiayaan murabahah di Bank Muamalat cabang Pekanbaru?
b. Apakah faktor pribadi, sosial ekonomi serta psikologi
merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap pembiayaan murabahah di Bank
Muamalat Indonesia cabang Pekanbaru?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian