mudah aus dan cepat rusak, karena seringnya kena air diakibatkan kelembaban pasir. Meskipun demikian bila jumlah produksi kecil maka ongkos pembuatannya
lebih kompetentif. Penetapan kup, drag dan permukaaan pisah adalah hal yang paling penting
untuk mendapatkan coran yang baik. Dalam hal ini dibutuhkan pengalaman yang luas dan pada umumnya harus memenuhi ketentuan ketentuan dibawah ini antara
lain: 1.
Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan 2.
Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk mendapatkan aliran logarn cair yang optimum.
3. Permukaan pisah lebih baik hanya satu bidang, karen permukaaan pisah
yang terlalu banyak akan menghabiskan terlalu banyak waktu dalam proses .
2.3.1 Inti danTelapak Inti
Fungsi inti adalah untuk mencegah pengisian logam cair pada bagian suatu produk yang diinginkan berongga, dan juga mempermudah pola keluar dari
cetakan. Inti terdiri dari :
1. Inti pasir basah
2. Inti pasir kering
Inti pasir basah terbuat dari pasir cetakan, sedang inti pasir kering dibuat dari CO
2
dan pasir dengan perekat air kaca Tujuan pembuatan telapak inti :
Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009
USU Repository © 2008
a. Menempatkan inti, membawa dan menentukan letak dari inti. Pada
dasarnya dibuat dengan menyisipkan bagian dari inti . b. Menyalurkan udara dan gas- gas dari cetakan yang keluar melalui inti
c. Memegang inti , mencegah bergesernya inti dan menahan inti terhadap gaya apung dari logam cair.
2.3.2 Macam–macam Pola
Pola mempunyai berbagai macam bentuk. Pada pemilihan macam pola, harus diperhatikan produktivitas, kwalitas coran dan harga pola
1. Pola pejal yaitu pola yang biasa dipakai, dimana bentuknya hampir serupa dengan bentuk coran. Pola pejal ini terdiri dari:
a. Pola tunggal. Bentuknya serupa dengan corannya, disamping itu kecuali
tambahan penyusutan, tambahan penyelesaian mesin dan kemiringan pola kadang kadang dibuat menjadi satu dengan telapak ini.
Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 2.1 Pola Tunggal
b. Pola belahan. Pola ini dibelah ditengah untuk memudahkan pembuatan
cetakan. Permukaan pisahnya kalu mungkin dibuat satu bidang
Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009
USU Repository © 2008
Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 2.2 Pola Belah
c. Pola setengah. Pola ini dibuat untuk membuat cetakan dimana kup dan
dragnya simetri terhadap permukaan pisah.
Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 2.3 Pola setengah
d. Pola belahan banyak. Pola dibagi menjadi tiga atau lebih untuk
memudahkan penarikan dari cetakan dan penyederhanaan pemasangan inti.
Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 2.4 Pola belahan banyak
Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009
USU Repository © 2008
2. Pola pelat pasang. Merupakan pelat dimana pada kedua belahnya diternpelkan pola demikian juga saluran turun pengalir, saluran masuk, dan penambah,
biasanya dibuat dari logam dan plastik.
Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 2.5 Pola pelat pasangan
3. Pola pelat kup dan drag. Pola diletakkan pada dua pelat demikian juga saluran turun, pengalir, saluran masuk, dan penambah. Pelat tersebut adalah pelat kup
dan drag. Kedua pelat dijamin oleh pena agar bagian atas dan bawah dari coran menjadi cocok.
Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 2.6Pola pelat kup dan drag\
Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009
USU Repository © 2008
2.3.3 Penentuan tambahan penyusutan