Persiapan cetakan Pemberat PERENCANAAN CETAKAN

2 Pisau Pelempar o Panjang pisau : 580 + 161000 x 580 + 3+ 7 = 599,28 mm o Lebar pisau : 90 + 161000 x 90 + 2 + 5 = 98,4 mm o Diameter 1 : 170 + 161000 x 170 + 2 + 5 = 179,7 mm o Diameter 2 : 220 + 161000 x 220 + 2 + 5 = 244,6 mm o Panjang siku : 85 + 161000 x 85 + 2 + 5 = 93,3 mm o Tebal sisi : 60 + 161000 x 60 + 2 + 5 = 67,9 mm o Lebar sisi 1 : 70 + 161000 x 70 + 2 + 5 = 78,12 mm o Lebar sisi 2 : 70 + 161000 x 70 + 2 + 5 = 78,12 mm

4.2 Persiapan cetakan

Setelah ukuran pola ditentukan, kemudian dibuat perencanaan cetakan. Cetakan yang direncanakan adalah cetakan kup dan drag. Ukuran –ukuran cetakan disesuaikan dengan ukuran dan bentuk cawan tuang, saluran turun, pengalir dan ketebalan pasir. Langakah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan cetakan adalah : 1. Pengolahan pasir cetak Sebelum pasir digunakan, pertama kali dilakukan pengayakan terhadap pasir yang akan digunakan untuk mendapatkan pasir yang bersih dan butiran yang tidak seragam. Pasir yang akan digunakan dimasukkan kedalam mesin pengaduk mixer dan dilakukan pengadukan beberapa saat.Kemudian dilakukan penambahan water glass sebagai bahan pengikat, dimana komposisi yang diizinkan 3 – 6 dari pasir yang akan digunakan. Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 2. Pembuatan cetakan kup dan drag Pembuatan cetakan dilakukan dengan menggunakan rangka cetak yang terbuat dari kayu dan berbentuk bujur sangkar. Rangka cetakan ini terdiri dari kup dan drag. Pembuatan cetakan ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut : a. Pertama-tama pola diletakkan pada rangka drag b. Pola ditaburi dengan powder tambahan pemisah, dalam hal ini menggunkan tepung kanji, yang bertujuan untuk mempermudah pengangkatan pola. c. Rangka drag yang telah berisi pola ditaburi dengan pasir cetak dan dikeraskan dengan menggunakan gas CO 2 dengan tekanan 1,0 – 1,5 kgcm 2 . d. Kemudian pola diangkat dan diletakkan pada rangka kup. Didalam kup ini diletakkan saluran turun, penambah dan cawan tuang. Pengerasan cetakan kup ini dilakukan seperti pengerasan pada drag. Kemudian diangkat. e. Kemudian cetakan kup dan drag disatukan.

4.3. Sistem saluran

Sistem saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan kedalam rongga cetakan.logam cair yang dituang kedalam cetakan harus direncanakan melalui jarak yang sesingkat mungkin. Sistem saluran adalah saluran untuk menyalurkan logam cair dari saluran tuang masuk kerongga cetakan.sistem saluran diperlihatkan pada gambar dibawah ini: Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 4.2 Sistem saluran

4.3.1. Saluran turun

Sebelum membuat saluran tuang perlu terlebih dahulu diketahui berat coran yang akan dikerjakan, karena ukuran sistem saluran ini disesuaikan dengan berat coran.Dengan tabel berikut dapat ditentukan diameter saluran turun. Tabel 4.1 Ukuran dari saluran turun , pengalir dan saluran masuk Ukuran pengalir Ukuran saluran masuk Berat Coran kg Diameter saluran turun mm Pengalir tunggal Pengalir berganda Saluran masuk tunggal Saluran masuk berganda Saluran masuk tiga Saluran masuk empat 50 - 100 30 20 x 20 15 x 15 90 x 6 45 x 6 30 x 6 25 x 6 100 - 200 35 30 x 30 22 x 22 100 x 7 50 x 7 35 x 7 25 x 7 200 - 400 40 35 x 35 25 x 25 - 60 x 8 40 x 8 30 x 8 400 - 800 50 40 x 40 30 x 30 - 75 x 10 50 x 10 40 x 10 800 1000 60 50 x 50 35 x 35 - 90 x 12 60 x 12 45 x 12 Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 Berdasarkan berat coran dan disesuaikan dengan tabel maka diperoleh: ¬ Berat coran dari pisau digester yaitu 50 kg ¬ Diameter saluran turun adalah 30 mm ¬ Tinggi saluran turun adalah 5 . d = 5 x 30 = 150 mm ¬ Ast = Luas Saluran Turun = ヾ 4 d 2 = ヾ 4 30 2 = 706,5 mm 2

4.3.2. Cawan Tuang

Sebelum cairan logam mengalir masuk ke saluran turun, logam cair ini terlebih dahulu masuk ke cawan tuang. Cawan tuang biasanya berbentuk corong atau cawan dengan saluran turun dibawahnya. Ukuran cawan tuang tergantung pada diameter saluran turun dan dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 6d 0,5d d d 1,5d Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 4.3. Ukuran Cawan tuang Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 1. Panjang = 6d+0,5d+2d+1,5d; dimana d = diameter saluran turun = 6 x 30 + 0,5 x 30 + 2 x 30 + 1,5 x 30 = 300 mm 2. .Lebar cawan tuang 4 x d = 4 x 30 = 120 mm 3. Kedalaman cawan tuang a. Yang terdangkal = 4.5 x d = 135 mm b. Yang terdalam = 5 x d = 150 mm

4.3.3. Saluran Pengalir

Saluran pengalir menghubungkan saluran turun dengan saluran masuk. Ukuran saluran pengalir disesuaikan dengan ukuran saluran turun dengan perbandingan : Luas saluran turun : luas pengalir 1 : 1.5 – 2 dipilih 1 : 2. Dengan demikian luas pengalir adalah : Ap = 5 , 1 30 4 14 , 3 5 , 1 2 x A st = = 471 mm 2 Bentuk pengalir yang direncanakan adalah berbentuk trapesium dengan perbandingan ukuran seperti gambar dibawh ini : Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 4.4. Penampang Pengalir Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 Dari gambar dapat dihitung ukuran penampang pengalir yaitu : A p = {A – 3 + A + 3} . ½ . A A p = A 2 A = A p 12 A = 471 12 A = 21,7mm

4.3.4. Saluran Masuk

Saluran masuk adalah saluran dimana logam cair dari saluran turun dimasukkan kedalam rongga cetakan. Ukuran saluran masuk ditentukan berdasarkan ukuran saluran turun. Perbandingan ukuran antara saluran masuk dan saluran turun untuk baja cor adalah sebagai berikut : Luas saluran turun : luas saluran masuk adalah 1: 2 – 4, dipilih 1: 4. Luas saluran turun adalah A st = 4 π x d st 2 = 4 14 , 3 x 30 2 = 706,5 mm 2 . maka luas saluran masuk adalah A smtotal = 3 1 A st = 3 5 , 706 = 235,5 mm 2 . Dalam hal ini diameter saluran masuk ditentukan sebagai berikut: Luas saluran masuk = ヾ 4 d 2 235,5 mm 2 = ヾ 4 d 2 mm 32 , 17 4 235,5 d sm = = π jumlah saluran masuk yang direncanakan adalah tiga 3 buah. Maka luas masing – masing saluran masuk adalah A sm = 3 5 , 235 = 78,5 mm 2 . Saluran pengalir yang Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 direncanakan berbentuk bujur sangkar. Maka ukuran sisi dari saluran masuk adalah S sm = 5 , 78 =8,8 mm.

4.3.5. Saluran Penambah

Untuk mengimbangi besarnya penyusutan yang terjadi selama pembekuan logam cair dalam rongga cetakan maka harus ada penambahan logam cair kedalam rongga cetakan yang membeku lebih lambat dari coran. Banyaknya penambah tergantung pada tebal dan panjang coran. Penambah diletakkan pada bagian yang memiliki tebal yang paling besar. Tebal coran yang direncanakan adalah 25 mm,dengan menyesuaikan dengan grafik maka diperoleh jarak pengisian JP = 137,5 mm. Sehingga banyak pernambah ditentukan menurut rumus sebagai berikut: mm JP penambah pengisian jarak x 2 mm disediakan harus penambah dimana bagian panjang Jumlah penambah Banyaknya = Pada cetakan pisau digester dengan ketebalan pola pisau direncanakan 25 mm maka dapat ditentukan jarak pengisian untuk penambah tersebut. Jarak pengisian ditentukan berdasarkan grafik dibawah ini. Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 4.4 Hubungan antara tebal coran T dan jarak isi dari penambah JP. Dengan menarik garis perpotongan sumbu tebal coran 25 mm dengan garis kelengkungan daerah yang dapat diisi terhadap sumbu jarak pengisian JP mm didapat jarak pengisian JP yaitu 137,5 mm. Sehingga banyaknya penambah : 5 , 5 137, x 2 5 137, penambah Banyaknya = = Maka diambil jumlah penambah sebanyak satu buah. Sebelum menghitung perbandingan volume penambah dengan volume coran, maka harus terlebih dahulu dihitung faktor bentuk yaitu : \ T L P + …… 4.2 Dimana : P = Panjang coran L = Lebar coran T = Tebal coran, dimana penambah harus dipasang. Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 Untuk cetakan pisau digester panjang pisau P yaitu: 580 mm, lebar coran 107,6 mm, sedangkan tebal pisau yaitu 32,4 m, sehingga faktor bentuk dari Pisau Digester yaitu: T L P + = 2 , 21 4 , 32 6 , 107 580 = + Maka sesuai dengan kurva Pellini : 25 , = coran Volume Penambah Volume Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 4.5. Kurva Pellini Volume penambah=0,25 .Volume coran ,dimana volume coran yakni 6849,31 cm 3 = 0,25 . 6849,31 cm 3 = 1712,32 cm 3 …..1 Penambah yang digunakan berbentuk silinder, dimana volume silinder ditentukan dari rumusan V = ヾ4 D 2 H , dimana D merupakan diameter penambah dan H merupakan tinggi penambah. Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 Dengan menganggap diameter saluran adalah d maka tinggi saluran penambah adalah h = 2 , 5 , 1 ± d . dipilih 1,6 d. Volume penambah Vp = ヾ4 D 2 H = ヾ4 D 2 1,6 D = 0.4 ヾ D 3 ......2 Persamaan 1 = Persamaan 2 1712,32 = 0.4 ヾ D 3 mm 8 , 110 cm 08 , 11 4 . 32 , 1712 D 3 P = = = π Maka Tinggi penambah = H = 1,6 D P = 1,6 110,8 = 177,28 mm

4.4 Pemberat

Diletakkan diatas cetakan kup untuk menghindari terangkatnya kup akibat tekanan yang timbul dari cairan logam. Berat dari pemberat dapat dihitung dengan persamaan : W pbrt = k x A x x h Dimana : k = Faktor keamanan dari pemberat 1,5 – 2 ; dipilih 2 A = Luas irisan dari rongga = 126 x 580mm 2 = 73080 mm 2 = 730,8 cm 2 Kristian Suchiadi : Perencanaan Pisau Digester Pada PKS Dengan Kapasitas 15 Ton TBSJam Serta Perencanaan Pengecoran Dan Simulasinya, 2009 USU Repository © 2008 = Berat jenis logam = 0,0075537 Ncm 3 h = Tinggi saluran turun = 150 mm = 15 cm Maka berat pemberat adalah : W pbrt = 2 x 730,8 x 0,0075537 x 15 = 165,60 kgf Sumber: SurdiaChijiiwa,1986 Gambar 4.6. Bentuk Pemberat

4.5 Waktu Tuang