Pengalir Saluran masuk Sistem Saluran

T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Massa coran = 7700 . 0557 , 4214 , 6266 , 4 2 2 − π = 72,4 kg Maka massa dari coran 72,4 kg. Maka dari table 4.2 didapat diameter saluran turun sebesar 30 mm, tinggi saluran turun adalah 5 x diameter saluran turun yaitu 150 mm. Luas saluran turun 2 4 d A st π = 2 30 4 π = = 706,8 mm 2 Table 4.3 Ukuran dari Saluran Turun Massa coran kg Diameter Saluran Turun mm 50 – 100 30 100 – 200 35 200 – 400 40 400 – 800 50 800 – 1000 60 1600 – 3200 75 sumber : Tata surdia teknik pengecoran logam pt.pradnya paramita, Jakarta 1991,halaman 72

4.3.3 Pengalir

Pengalir biasanya mempunyai irisan trapesium atau setengah lingkaran sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan terpisah, lagipula pengalir mempunyai luas penampang yang terkecil untuk satu luas irisan tertentu, sehingga T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 lebih efektif untuk pendinginan yang lambat. Pengalir lebih baik sebesar mungkin untuk melambatkan pendinginan logam cair. Tetapi kalau terlalu besar akan tidak ekonomis, oleh karena itu ukuran yang cocok harus dipilih sesuai dengan panjangnya. Untuk baja cor, perbandingan luas irisan saluran turun : luas irisan pengalir = 1 : 1,5 – 2 sehingga luas pengalir: A p = 1,5 x luas saluran turun A st = 1,5 . 706,8 mm 2 = 1060,2 mm 2 Gambar 4.5 Ukuran pengalir Dari Gambar 4.6, diperoleh ukuran pengalir A: A p = {A – 3 + A + 3} . ½ . A A p = A 2 A = A p 12 A = 1060,2 12 A = 32,5 mm ≈ 33 mm A+3 A-3 A T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009

4.3.4 Saluran masuk

Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih kecil daripada irisan pengalir, agar dapat mencegah kotoran masuk ke dalam rongga cetakan. Bentuk irisan saluran mesuk biasanya berupa bujursangkar, trapesium, segitiga atau setengah lingkaran yang membesar ke arah rongga cetakan untuk mencegah terkikisnya cetakan. Untuk baja cor, perbandingan luas saluran turun : luas saluran masuk = 1 : 2 – 4 Sehingga, luas saluran masuk adalah: A sm = 4 . A st = 4 . 706,8 mm 2 = 2827,2 mm 2 Dalam hal ini bentuk saluran masuk dibuat berbentuk setengah lingkaran. Diameter saluran masuk ditentukan ssebagai berikut : Luas saluran masuk = 2 4 sm d π 2827,2 mm 2 = 2 4 sm d π d sm1 = 4 2 , 2827 π = 60 mm didapat sisi saluran masuk sebesar 60 mm. Banyak saluran masuk ditentukan dengan rumusan dibawah ini ……………………… Lit. 1, hal. 74 dimana : l = panjang coran t = tebal coran t . 8 l n ≥ T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 maka banyak saluran masuk yaitu : 2 4 , 1 7 , 55 8 6 , 626 an direncanak n x n ≈ ≥ ≥ Gambar 4.6 Saluran masuk 4.3.5 Penambah Penambah memberi logam cair yang mengimbangi penyusutan dalam pembekuan dari coran, sehingga ia harus membeku lebih lambat dari coran. Kalau penambah terlalu besar, maka prosentase terpakai akan dikurangi dan kalau penambah terlalu kecil akan terjadi rongga penyusutan. Karena itu penambah harus mempunyai ukuran yang cocok. Penambah digolongkan menjadi dua macam, penambah samping dan penambah atas. Penambah samping dipasang disamping coran, dan langsung dihubungkan dengan saluran turun dan pengalir, penambah macam ini sangat efektif dipakai untuk coran ukuran kecil dan menengah. Penambah atas dipasang diatas coran yang biasanya berbentuk silinder atau mempunyai ukuran besar. Baja cor mempunyai titik cair yang tinggi dan koefisien penyusutan yang sangat besar, disamping itu pembekuannya terjadi dalam waktu yang pendek yang berbeda dengan besi cor, sehingga irisan penambah untuk baja cor harus lebih besar. Penambah harus dipasang diatas saluran masuk, sehingg dalam hal ini jensi penambah yang digunakan pada coran baja yakni penambah atas. T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.7 Penambah Atas Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.78 Penambah dipasang pada tempat yang tertinggi dari coran dan diatas bagian yang paling tebal dari coran, dan selanjutnya pada pembongkaran harus mudah dipisah. Bentuk yang biasa dipakai yakni bentuk silinder. Banyaknya penambah ditentukan menurut rumus berikut : Dimana pecahan dibulatkan menjadi satuan. Pada cetakan sproket dengan ketebalan pola sproket direncanakan 55,7 mm maka dapat ditentukan jarak pengisian unruk penambah tersebut. Jarak pengisian ditentukan berdasarkan grafik dibawah ini. mm JP penambah pengisian jarak x 2 mm disediakan harus penambah dimana bagian panjang Jumlah penambah Banyaknya = T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.8 Hubungan antara tebal coran T dan jarak isi dari penambah JP. Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.81 Dengan menarik garis perpotongan sumbu tebal coran 55,7 mm dengan garis kelengkungan daerah yang dapat diisi terhadap sumbu jarak pengisian JP mm didapat jarak pengisian JP yaitu 206,7 mm. Sehingga banyaknya penambah : n = 7 , 206 2 6 , 626 x = 2 buah penambah Maka diambil jumlah penambah sebanyak dua buah.

4.3.6 Ukuran Penambah