Sulfur S Pembuatan Inti

T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 dengan besi sehingga dapat dikatakan bahwa silikon diatas 3,25 akan meningkatkan kekerasan. Silikon yang hilang selama proses peleburan berjumlah + 10. Silikon juga dapat menurunkan perubahan bentuk pada proses pembekuan, mencegah penyusutan yang besar dan tahan terhadap panas.

c. Posfor P

Unsur posfor membentuk larutan besi fosfida. Posfor dapat meningkatkan fluiditas logam cair dan menurunkan titik cair. Posfor dianggap sebagai unsur yang tidak murni dan jumlah kehadirannya di dalam baja dikontrol dengan cepat sehingga persentase maksimum unsur posfor di dalam baja sekitar 0,03. Sewaktu peleburan umumnya terjadi peningkatan kadar posfor sampai 0,2. Posfor mengurangi kelarutan karbon dan memperbanyak sementit, akibatnya besi menjadi keras dan rapuh.

c. Sulfur S

Sulfur merupakan unsur yang tidak dikehendaki dalam baja paduan, tetapi unsur ini sangat sulit untuk dihilangkan, oleh karena itu selama proses peleburan selalu diusahakan untuk mengikat sulfur tersebut. Sulfur menurunkan sifat mekanis baja terutama keliatan, mampu las, dan tahan karat. Sulfur juga menimbulkan perubahan struktur kristal sehingga titik cair dari baja meningkat. Unsur ini juga menyebabkan baja menjadi getas.

d. Karbon C

Unsur karbon yang ditambahkan sebesar 0,52 - 0,58. Dimana unsur karbon dalam paduan dapat meningkatkan kekerasankekuatan dari material karena banyak mengandung karbida besi Fe 3 C. Kadar karbon tergantung pada jenis besi yang banyak membentuk karbida besi Fe 3 C. Kadar karbon tergantung pada jenis besi kasar dan besi bekas. Sifat fisis logam, selain tergantung pada jumlah kadar T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 karbon, tergantung pula pada bentuk karbon tersebut. Morfologi grafit tergantung pada laju pendinginan dan kadar silikon. Unsur karbon juga dapat menurunkan keliatan dan mempunyai sifat penghantar yang baik disamping mampu tempa dan mampu las yang baik.

4.1.4 Bahan Pembuang Terak

Bahan pembuang terak digunakan untuk membersihkan cairan logam dari kotoran-kotoran yang berasal dari bahan baku seperti sekrap, potongan-potongan logam bekas pakai yang terikut ke dalam dapur peleburan. Bahan pembuang terak ini berupa butiran putih yang ditabur ke dalam dapur pada saat pemasakan dengan rentang waktu tertentu. Dengan penaburan butiran ini menyebabkan kotoran akan menggumpal dan naik ke atas permukaan sehingga mudah dibuang. Bahan pembuang terak yang dipakai dinamakan slag coagulant seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

4.2 Pembuatan Pola

4.2.1 Bahan Pola

Pola adalah perlu dalam pembuatan coran dimana pola dipergunakan untuk pembuatan cetakan benda coran. Pola yang digunakan pada pembuatan sproket dipilih pola kayu. Pola kayu relatif lebih murah biayanya, cepat dibuatnya, dan mudah diolah dibandingkan dengan pola logam sehingga umum digunakan untuk cetakan pasir. Adapun kayu yang digunakan sebagai bahan pola adalah kayu jeluntung, yang mudah diperoleh dan murah dipasaran serta mudah dibentuk. T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009

4.2.2 Macam Pola

Pola yang dipilih pada pembuatan sproket yaitu pola pejal. Pola pejal adalah pola yang biasa dipakai yang bentuknya hampir serupa dengan bentuk coran. Macam pola pejal yang digunakan adalah pola belahan. Yang dimaksud dengan pola belahan, yaitu pola yang bagian tengahnya dibelah untuk memudahkan pembuatan cetakan, dan untuk pembuatan sproket ini permukaan pisahnya dibuat hanya satu bidang saja, agar lebih mudah dalam pembuatan polanya dan menghindari terjadinya pergeseran yang akan menyebabkan salah ukuran.

4.2.3 Penentuan Tambahan Penyusutan

Karena coran menyusut pada saat pembekuan dan pendinginan maka perlu dipersiapkan penambahan untuk penyusutan. Besarnya penyusutan sering tidak isotropis, sesuai dengan bahan coran, bentuk, tempat, tebal atau ukuran coran, dan kekuatan inti. Tabel berikut memberikan harga – harga angka penambahan penyusutan. Tabel 4.2 Tambahan penyusutan yang disarankan Tambahan penyusutan Bahan 8 1000 Besi cor, baja cor tipis 9 1000 Besi cor, baja cor tipis yang banyak menyusut 10 1000 Sama dengan atas aluminium 12 1000 Paduan aluminium, Brons, baja cor tebal 5-7 mm 14 1000 Kuningan kekuatan tinggi, baja cor 16 1000 Baja cor tebal lebih dari 10 mm T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 20 1000 Coran baja yang besar 25 1000 Coran baja besar dan tebal Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.52 Tambahan penyusutan pada perancangan pola sproket ini berdasarkan pada tabel 4.2 di atas dengan bahan coran baja yang besar dan tebal yaitu 161000.

4.2.4 Penentuan Penambahan Penyelesaian Mesin

Tempat dimana diperlukan penyelesaian mesin setelah pengecoran. Harus dibuat dengan kelebihan tebal seperlunya. Kelebihan tebal penambahan ini berbeda menurut bahan, ukuran arah kup dan drag dan keadaan pekerjaan mekanik seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 4. 1 Tambahan penyelesaian mesin untuk coran baja

4.2.5 Ukuran Pola

T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Setelah penentuan tambahan tersebut maka hal yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah menentukan ukuran pola melalui perhitungan dengan memperhitungkan ukuran gambar perancangan dengan nilai penyusutan dan tambahan permesinan. Berikut merupakan perhitungan ukuran pola dari sproket dengan nilai penyusutan dan tambahan permesinan. Karena pola yang digunakan adalah pola setengah, maka tambahan untuk pengerjaan permesinan kasar sesuai dengan tebal coran yang direncanakan yaitu 3 mm. Sedangkan tambahan untuk drag adalah sebesar 10 mm. Ukuran pola untuk driving sprocket dengan memperhitungkan tambahan penyusutan, tambahan pemesinan adalah sebagai berikut : - Diameter luar d k = [ ] 10 3 604 . 016 , 604 + + + = 626,66 mm - Diameter dalam d i = [ ] 10 3 522 . 016 , 522 + + + mm = 543 mm - Diameter maksimum hub d B = [ ] 10 3 402 016 , 402 + + + + mm = 421,4 mm - tebal sproket t i = [ ] 10 3 45 . 016 , 45 + + + mm = 55,7 mm - tebal sproket bagian dalam t 2 = [ ] 7 3 35 . 016 , 35 + + + = 45 mm T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.2. Ukuran Pola Sproket

4.3 Sistem Saluran

Sistem saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan ke dalam rongga cetakan. Tiap bagian diberi nama , mulai dari cawan tuang dimana logam cair dituangkan dari ladel sampai saluran masuk ke dalam rongga cetakan. Sistem saluran yang dipakai dalam perancangan ini adalah sistem saluran jenis parting gate type b seperti diperlihatkan pada lampiran.7. Sistem saluran diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Gambar 4.3 Sistem Saluran T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.65 Cawan tuang merupakan penerima logam cair langsung dari ladel. Saluran turun adalah saluran pertama yang membawa cairan logam dari cawan tuang ke dalam pengalir dan saluran masuk. Pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke bagian – bagian yang cocok pada cetakan. Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan logam cair dari pengalir ke dalam rongga cetakan.

4.3.1 Cawan Tuang

Cawan tuang biasanya berbentuk corong atau cawan dengan saluran turun dibawahnya. Cawan tuang harus mempunyai kontruksi yang tidak dapat melalukan kotoran yang terbawa dalam logam cair dari ladel. Oleh karena itu cawan tuang tidak boleh terlalu dangkal. Sebaliknya kalau terlalu dalam, penuangan menjadi sukar dan logam cair yang tersisa dalam cawan akan terlalu banyak sehingga tidak ekonomis. Ukuran cawan tuang yang biasa dipergunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 6d 0,5d d d 1,5d T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.4 Ukuran cawan tuang Panjang = 6d + 0,5d + d + d + 1,5d, dimana d adalah saluran turun. = 6.30 + 0,5.30 + 30 + 30 + 1,5.30 = 300 mm Lebar = 4.d = 4. 30 = 120 mm Dalam : - Yang terdalam = 5.d = 5.30 = 150 mm - Yang terdangkal = 4,5.d = 4,5. 30 = 135 mm

4.3.2 Saluran Turun

Penentuan diameter saluran turun didasarkan pada berat coran dari benda yang dibuat. Di dalam merencanakan saluran tuang perlu diketahui terlebih dahulu berat coran yang akan dikerjakan, karena ukuran sistem saluran ini disesuaikan dengan massa coran. Maka massa coran dari sproket yang akan dibuat adalah : Massa coran ρ π . 4 2 1 2 t d d − = Dimana d = Diameter terluar pola,m d 1 = Diameter terdalam pola,m ρ = Massa jenis metal coran untuk baja cor : 7,7.10 -6 kgmm 3 = 7700 kgm 3 T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Massa coran = 7700 . 0557 , 4214 , 6266 , 4 2 2 − π = 72,4 kg Maka massa dari coran 72,4 kg. Maka dari table 4.2 didapat diameter saluran turun sebesar 30 mm, tinggi saluran turun adalah 5 x diameter saluran turun yaitu 150 mm. Luas saluran turun 2 4 d A st π = 2 30 4 π = = 706,8 mm 2 Table 4.3 Ukuran dari Saluran Turun Massa coran kg Diameter Saluran Turun mm 50 – 100 30 100 – 200 35 200 – 400 40 400 – 800 50 800 – 1000 60 1600 – 3200 75 sumber : Tata surdia teknik pengecoran logam pt.pradnya paramita, Jakarta 1991,halaman 72

4.3.3 Pengalir

Pengalir biasanya mempunyai irisan trapesium atau setengah lingkaran sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan terpisah, lagipula pengalir mempunyai luas penampang yang terkecil untuk satu luas irisan tertentu, sehingga T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 lebih efektif untuk pendinginan yang lambat. Pengalir lebih baik sebesar mungkin untuk melambatkan pendinginan logam cair. Tetapi kalau terlalu besar akan tidak ekonomis, oleh karena itu ukuran yang cocok harus dipilih sesuai dengan panjangnya. Untuk baja cor, perbandingan luas irisan saluran turun : luas irisan pengalir = 1 : 1,5 – 2 sehingga luas pengalir: A p = 1,5 x luas saluran turun A st = 1,5 . 706,8 mm 2 = 1060,2 mm 2 Gambar 4.5 Ukuran pengalir Dari Gambar 4.6, diperoleh ukuran pengalir A: A p = {A – 3 + A + 3} . ½ . A A p = A 2 A = A p 12 A = 1060,2 12 A = 32,5 mm ≈ 33 mm A+3 A-3 A T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009

4.3.4 Saluran masuk

Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih kecil daripada irisan pengalir, agar dapat mencegah kotoran masuk ke dalam rongga cetakan. Bentuk irisan saluran mesuk biasanya berupa bujursangkar, trapesium, segitiga atau setengah lingkaran yang membesar ke arah rongga cetakan untuk mencegah terkikisnya cetakan. Untuk baja cor, perbandingan luas saluran turun : luas saluran masuk = 1 : 2 – 4 Sehingga, luas saluran masuk adalah: A sm = 4 . A st = 4 . 706,8 mm 2 = 2827,2 mm 2 Dalam hal ini bentuk saluran masuk dibuat berbentuk setengah lingkaran. Diameter saluran masuk ditentukan ssebagai berikut : Luas saluran masuk = 2 4 sm d π 2827,2 mm 2 = 2 4 sm d π d sm1 = 4 2 , 2827 π = 60 mm didapat sisi saluran masuk sebesar 60 mm. Banyak saluran masuk ditentukan dengan rumusan dibawah ini ……………………… Lit. 1, hal. 74 dimana : l = panjang coran t = tebal coran t . 8 l n ≥ T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 maka banyak saluran masuk yaitu : 2 4 , 1 7 , 55 8 6 , 626 an direncanak n x n ≈ ≥ ≥ Gambar 4.6 Saluran masuk 4.3.5 Penambah Penambah memberi logam cair yang mengimbangi penyusutan dalam pembekuan dari coran, sehingga ia harus membeku lebih lambat dari coran. Kalau penambah terlalu besar, maka prosentase terpakai akan dikurangi dan kalau penambah terlalu kecil akan terjadi rongga penyusutan. Karena itu penambah harus mempunyai ukuran yang cocok. Penambah digolongkan menjadi dua macam, penambah samping dan penambah atas. Penambah samping dipasang disamping coran, dan langsung dihubungkan dengan saluran turun dan pengalir, penambah macam ini sangat efektif dipakai untuk coran ukuran kecil dan menengah. Penambah atas dipasang diatas coran yang biasanya berbentuk silinder atau mempunyai ukuran besar. Baja cor mempunyai titik cair yang tinggi dan koefisien penyusutan yang sangat besar, disamping itu pembekuannya terjadi dalam waktu yang pendek yang berbeda dengan besi cor, sehingga irisan penambah untuk baja cor harus lebih besar. Penambah harus dipasang diatas saluran masuk, sehingg dalam hal ini jensi penambah yang digunakan pada coran baja yakni penambah atas. T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.7 Penambah Atas Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.78 Penambah dipasang pada tempat yang tertinggi dari coran dan diatas bagian yang paling tebal dari coran, dan selanjutnya pada pembongkaran harus mudah dipisah. Bentuk yang biasa dipakai yakni bentuk silinder. Banyaknya penambah ditentukan menurut rumus berikut : Dimana pecahan dibulatkan menjadi satuan. Pada cetakan sproket dengan ketebalan pola sproket direncanakan 55,7 mm maka dapat ditentukan jarak pengisian unruk penambah tersebut. Jarak pengisian ditentukan berdasarkan grafik dibawah ini. mm JP penambah pengisian jarak x 2 mm disediakan harus penambah dimana bagian panjang Jumlah penambah Banyaknya = T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.8 Hubungan antara tebal coran T dan jarak isi dari penambah JP. Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.81 Dengan menarik garis perpotongan sumbu tebal coran 55,7 mm dengan garis kelengkungan daerah yang dapat diisi terhadap sumbu jarak pengisian JP mm didapat jarak pengisian JP yaitu 206,7 mm. Sehingga banyaknya penambah : n = 7 , 206 2 6 , 626 x = 2 buah penambah Maka diambil jumlah penambah sebanyak dua buah.

4.3.6 Ukuran Penambah

Bentuk penambah yang digunakan pada coran baja ini berbentuk silinder. Karena tempat, bentuk dan banyaknya penambah telah ditentukan maka ukuran tiap bagian harus ditentukan. Maka Volume penambah Volume coran ditentukan dari gambar dibawah ini. T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.9 Kurva Pellini Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.82 dimana P+ L T disebut faktor bentuk, P panjang coran, L lebar coran dan T merupakan tebal bagian dimana penambah harus dipasang. Untuk cetakan sproket panjang dan lebar memiliki kesamaan kerena berbentuk lingkaran. Maka panjang dan lebar sproket P L yaitu 626,6 mm, dan tebal sprocket 55,7 mm. Sehingga faktor bentuk dari sproket yaitu : factor bentuk : 4 , 22 7 , 55 6 , 626 6 , 626 = + =       + T L P Dari kurva pellini didapat volume penambah volume coran VpVc = 0,26 maka didapat : Volume penambah = 0,26. Volume coran maka Volume Penambah = 7700 4 , 72 26 , x m 3 = 0,00244 m 3 …………1 Penambah yang digunakan berbentuk silinder, dimana volume silinder ditentukan dari rumusan V = 4 D 2 H, dimana D merupakan diameter penambah dan H merupakan tinggi penambah. Tinggi penambah H yang berbentuk silinder ukurannya mengikuti ketentuan berikut ini ; Tinggi penambah H = 1,5 ± 0,2 x D.Diambil tinggi penambah H = 1,5 D. Maka : Volume penambah = 4 D 2 H = 4 D 2 1,5 D ……………2 Persamaan 1 = Persamaan 2 T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 0,0037 = 0.4 D 3 mm m D p 157 0579 , . 4 , 00244 , 3 = = = π Tinggi penambah = H = 1,5 D P = 1,5 57 = 86 mm

4.4 Pembuatan Inti

Inti merupakan bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga cetak untuk mencegah pengisian logam cair pada bagian yang seharusnya berbentuk lubang atau berbentuk rongga dalam suatu coran. Jenis inti yang dipakai adalah inti pasir kering yang dibuat secara terpisah dan dipasang setelah pola dikeluarkan sebelum cetakan ditutup. Inti harus memiliki kekuatan yang memadai dan harus mempunyai permukaan yang halus dan tahan panas serta mempunyai porositas. Gambar 4.10. Pola Inti 4.5 Pembuatan Cetakan Pasir Setelah pembuatan pola selesai, maka langkah selanjutnya adalah membuat cetakan pasir. Cetakan molding dibuat dengan memadatkan pasir yang telah dicampur bahan perekat waterglass dimana proses pengerasan pasir dibantu T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 dengan tambahan gas CO 2 yang bertekanan 98,04 kPa. Pasir cetak yang digunakan adalah pasir silika SiO 2 lebih dari 95. Pasir silika dipilih karena mempunyai sedikit kotoran, hanya memerlukan bahan pengikat yang sedikit untuk mendapatkan kekuatan dan permeabilitas yang lebih baik. Papan cetakan diletakkan pada lantai dengan permukaan yang rata dengan pasir yang tersebar merata. Pola dan rangka cetakan untuk drag diletakkan diatas papan cetakan. Rangka cetakan harus cukup besar sehingga tebalnya pasir mencapai 30 – 50 mm. Sebelum pasir cetak dimasukkan, posisi sistem saluran harus ditentukan dahulu. Pasir cetak dimasukkan ke dalam rangka cetakan secara merata hingga menutupi pola kemudian dipadatkan dengan cara menumbuk dan menekan pasir secara perlahan-lahan hingga padat. Penumbukan harus dilakukan dengan hati- hati agar pola tidak terdorong langsung oleh penumbuk. Kemudian pasir yang tertumpuk melewati tepi atas dari rangka cetak digaruk dikikis sampai permukaan pasir rata dengan permukaan dinding dan rangka cetakan. Kemudian cetakan dibalikkan dan pola sudah dapat diangkat. Cara yang sama juga dilakukan pada kup. Namun bedanya pada kup terdapat saluran turun dan penambah yang posisinya diatur sedemikian rupa. Setelah pola diangkat dari kup dan drag, pada rongga cetakan dibubuhkan tepung grafit. Batang saluran turun atau pola untuk penambah dipasang, kemudian pasir muka dan pasir cetak dimasukkan dalam rangka cetakan dan dipadatkan. Pengalir dan saluran masuk dipasang sebelumnya yang bersentuhan langsung dengan pola utama. Untuk melepaskan uap air yang terdapat di dalam pasir cetakan maka digunakan gas CO 2 yang disalurkan ke dalam pasir selama 2 menit. Setelah itu kup dipasang diatas drag, posisi rongga cetakan harus dipertemukan secara teliti jangan sampai terjadi selisih diantara keduanya. Agar cetakan menjadi keras dan tidak mudah hancur maka dilakukan pembakaran dengan api selama 20 T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 menit, kemudian dilakukan pendinginan selama satu hari sebelum dilakukan penuangan logam cair.

4.6 Peleburan Logam Coran