Faktor Keluarga Faktor Yang Mendorong Menjadi Bagian Dari Komunitas Punk

61 negatif masyarakat akan dapat merubah citra dan pandangan masyarakat terhadap anak-anak punk itu sendiri. Dengan membuktikan dirinya bahwa anak-anak punk juga bukan sekedar anak yang suka gaya, bergaya hidup bebas atau urakan melainkan anak-anak punk dapat berkreativitas, dan mempunyai bakat serta kemampuan yang dimiliki di dalam dirinya. Agar adanya perubahan citra negatif masyarakat terhadap anak Punk dapat berubah menjadi sesuatu yang positif.

H. Faktor Yang Mendorong Menjadi Bagian Dari Komunitas Punk

1. Faktor Keluarga

Faktor keluarga memang sangat mempengaruhi kondisi kehidupan anak beranjak dewasa atau anak remaja masa kini. Perhatian kedua orang tua kita serta memberikan penghidupan yang layak bagi anak merupakan hal paling penting yang dibutuhkan oleh anak selain orang tua bersikap tegas, bijaksana, memberikan contoh yang baik dan memberikan kasih sayang yang tulus bagi anak, serta tingkah laku orang tua dalam keluarga dan mendidik anak dengan sebaik-baik mungkin pun, dapat dijadikan contoh suri teladan bagi anak. Dengan demikian pendidikan dan kasih sayang orang tua kepada anaknya akan selalu membekas dihati anak, mengingat nasehat orang tua, contoh sauri teladan orang tua bagi anaknya serta jasa-jasa orang tua terhadap anak itu sendiri. 81 81 Adiy Anugrahadi, “Pengaruh Komunitas Punk Terhadap Prilaku Remaja,” artikel diakses Pada 10 November 2011 dari Http:Siswa.UnivPancasila.ac.idMusik20101201pengaruh-komunitas- punk-terhadap-prilaku-remaja-indoensia . 62 Broken Home merupakan faktor yang sangat krusial bagi keadaan psikologis anak Membuat anak tidak betah dirumah, kemudian anak dilantarkan begitu saja, lalu orang tua selalu ribut didalam rumah tangganya sendiri, tanpa memikirkan situasi dan kondisi anak, sehingga orang tua lalai mengawasi perkembangan anak remaja. Membuat anak dapat menentukan pilihan hidupnya sendiri dan lari dari permasalahan yang menimpa keluarganya. Hal itu wajar saja jika memang anak menentukan pilihan hidupnya dan bergaul dengan sebebas-bebasnya sebagai bentuk pelarian diri anak terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi kedua orang tua. Seperti yang telah dituturkan oleh informan: “Bagaimana dia mau peduli saya, mengurusi saya tidak mau. Keluarga saya, nenek, kakek dan saudara-saudara saya masih mengurusi saya dari kecil. Nenek, kakek, saudara-saudara saya berjasa banget bagi diri saya. Sampai saat ini merasa cuek, tidak tahu dan tidak peduli nasib orang tua saya. ibu meninggalkan saya pada saat waktu saya SD. dia menitipkan saya kepada nenek saya. ibu saya lebih mementingkan dirinya. dibandingkan mementingkan anaknya sendiri. Pengennya saya sih diberikan materi yang cukup, perhatian dan kasih sayang ibu terhadap anaknya kayak anak lain. saya mulai mencari, teman, tempat yang enak, dan bebas melakukan apa-apa. Saya mengenal komunitas punk mulai dari melihat anak-anak punk di jalanan hidup bebas mengikuti hati nuraninya sendiri, saya coba untuk berkenalan mencari teman dari anak punk. saya tertarik masuk punk karena orang tua saya sudah tidak mempedulikan diri saya lagi”. 82 Hal serupa juga dituturkan oleh seorang informan : “Kedua orang tua saya saling bertengkar, ribut terus antara Ibu dan bapak saya. akhirnya kedua orang tua saya bercerai. saya coba lari dari permasalahan dihadapi kedua orang tua saya, saya mencari tempat curhat, tempat melepas segala permasalahan- 82 Wawancara dengan EH, Lenteng Agung, 30 Juni 2011. 63 permasalahan yang saya hadapi. Punk bagi saya pelarian diri dari masalah yang ada. Saat saya masuk kedalam Punk, keluarga dan orang tua saya memang merasa ada yang beda, heran, terhadap berubahannya perilaku saya. saya menunjukan kepada mereka, memakai anting, gelang, kalung, tindik, saya tidak mau dinasehati dan diatur. Keluarga saya selalu memberikan nasehat kepada saya supaya saya kembali ke jalan benar, melepaskan diri dari atribut- atribut punk yang saya gunakan saya, saya tidak mau lepas dari punk.Menurut saya punk kelompok kebersamaan, punya solidaritas sosial anak-anak punk sangat menjiwai diri saya. Saya juga membuktikan kepada orang-orang banyak, lingkungan, keluarga dengan membuka usaha toko kecil distro, jualan T-shirt, baju dan aksesoris punk. kehidupan saya menjadi anak punk tidak terlepas dari permasalahan hidup orang tua saya bercerai.” 83 Jika keadaan keluarga yang carut marut, berantakan, sering bertengkar dan banyak menimbulkan konflik, apalagi mengakibatkan kedua orang tua memutuskan untuk berpisah bercerai sehingga membuat seorang anak itu lari dari berbagai permasalahan yang dihadapi keluarganya serta kedua orang tuanya. Maka yang ada adalah anak mencari sebuah perlindungan atau tempat yang membuat hati dan perasaannya nyaman dan kemungkinan besar anak coba untuk mencari solusi dengan bergaul bersama-sama teman, sahabat, seusia, sebaya, sepermaian dan teman yang dapat mengisi, saling menerima, serta dapat mencurahkan isi hatinya di dalam berbagai permasalahan yang dihadapinya. Kemudian seandainya anak tidak menemukan tempat yang nyaman, teman, yang mau berbagi dengan dirinya untuk melepaskan semua permasalahan yang dihadapinya. Maka anak akan mencari sesuatu hal yang baru atau kegiatan-kegiatan yang membuatnya ia akan sibuk dan lupa tentang berbagai permasalahan yang dihadapi kedua orang tuanya sehingga 83 Wawancara dengan SO, Lenteng Agung, 01 Juli 2011. 64 memungkinkan anak mencari suatu pelarian baik itu kegiatan yang bersifat positif maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif Sebaliknya, jika kondisi rumah tangga kedua orang tua baik-baik saja, tidak menimbulkan pertengkaran dan perceraian. Selanjutnya, anak pun akan menganggap kedua orang tua menjadi pelindung, penasehat bahkan dapat menjadi teman dan orang tua yang baik bagi anak itu sendiri. Dan anak pun akan mengikuti apa yang dinasehatkan orang tua, diajarkan orang tua, dan diperintahkan orang tua untuk tidak berbuat kepada hal-hal yang bersifat negatif membuat dirinya terjerumus ke dalam pergaulan bebas, narkoba, sex bebas dan lain-lainnya, yang mencemarkan nama baik kedua, mencorengkan citra baik kedua orang tua di masyarakat dan merugikan anak itu sendiri dari sifat dan prilakunya.

2. Faktor Kemiskinan