Penilaian Masyarakat Terhadap Komunitas Punk

44 Selain itu, faktor kesenggol di dalam berjoget yang menyebabkan terjadinya keributan, perkelahian dan kekacauan dikarenakan salah satu faktor anak Punk mengkonsumsi minuman-minuman keras, drugs dan obat-obatan terlarang pun sangat mempengaruhi kondisi emosi seseorang anak Punk dalam menghayati dan menikmati lantunan musik yang sangat begitu keras dinyanyikan. Apalagi jika anak Punk mengkonsumsi minum- minuman keras terlalu berlebihan membuat kondisi fisik semakin lemah dan cepat tersinggung sehingga mengakibatkan terjadinya pertengkaran antar sesama anak punk. 61 Selain menonton komunitas Punk dalam aksi panggung, ada juga sebagaian anak-anak Punk yang berjualan aksesoris, kaos, kaset-kaset dan stiker pada acara festival musik anak punk. Ajang festival musik anak- anak Punk selalu dimanfaatkan oleh sebagian anak punk atau komunitas Punk untuk dijadikan sebagai ajang tali silaturahmi antar sesama komunitas, berkumpul bersama-sama, bertukar informasi, bertukar fikiran dan berdiskusi mengenai Punk.

F. Penilaian Masyarakat Terhadap Komunitas Punk

Keberadaan komunitas Punk memang tidak sepenuhnya dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya karena komunitas Punk, anak- anak Punk diidentikan dengan berbagai perilaku dan tindakan yang cenderung mengarah kepada prilaku negatif dan menyimpang. Itu bisa dilihat dengan berbagai gaya anak Punk dalam berpakain, trend dan 61 Observasi yang dilakukan oleh Penulis di Tanggerang ketika acara festival musik Punk Pada 27 Juni 2011. 45 busana urakan, ala anak-anak Punk seperti yang telah dituturkan oleh seorang informan. “Negatif sampah masyarakat”. 62 Hal serupa juga dikatakan oleh seorang informan “Berawal dari tanggapan negatif dengan anak punk membuktikan diri kepada masyarakat lama-kelamaan masyarakat beranggapan baik terhadap komunitas punk”. 63 Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa aksesoris dan gaya berpakaian yang digunakan anak-anak Punk seperti celana jiens ketat, rantai, gelang, kalung, rambut bergaya mohawks, sepatu boots, tatto, tindikan pierching diidentikan mengarah kepada tindakan dan perilaku menyimpang sehingga pandangan masyarakat terhadap komunitas Punk diidentikan dengan lebel negatif. Wajar saja jika memang keberadaan komunitas Punk dianggap sebelah mata oleh masyarakat dilihat dari hanya sudut pandangan berbeda satu sama lainnya. Karena masyarakat beranggapan dengan melihat anak- anak Punk sebagai anak yang selalu mengganggu ketertiban umum. Hal itu terjadi karena anak-anak Punk sering berkumpul bersama-sama dengan cara bergerombolan di jalan-jalan trotoar, pusat pertokoan, di bawah jembatan layang, gedung-gedung bertingkat, dan di pinggiran rambu- rambu lalu lintas, sehingga membuat masyarakat menganggap anak-anak Punk adalah anak yang mengganggu ketertiban umum. 62 Wawancara dengan AM, Lenteng Agung, 24 Juni 2011. 63 Wawancara dengan SN, Lenteng Agung, 01 Juli 2011. 46 Terkadang pembentukan opini media serta pemberitaan yang sangat berlebih-lebihan kepada masyarakat tentang anak-anak Punk jalanan serta berbagai aksi tindakan kriminal yang dilakukan oleh anak- anak Punk sangat menimbulkan pengaruh besar kepada masyarakat, sehingga opini yang dibentuk oleh media menjadi lebel stigma negatif bagi komunitas punk itu sendiri. Pada kenyataannya ada juga anak-anak remaja yang sering berkumpul dipinggir-pinggir jalanan, bergaya seolah-olah sebagai bagaian dari komunitas punk dan mengaku sebagai anak punk tetapi, mereka tidak mengatahui makna Punk yang sebenarnya akhirnya anak-anak tersebut terjebak dengan stigma negatif. Padahal dalam kenyataan yang sebenar-benarnya ada dua sisi yang berbeda tentang penilaian masyarakat terhadap anak Punk yaitu sisi positif dari berbagai kegiatan-kegiatan anak-anak Punk dan sisi negatif dari gaya hidup yang bebas, bernampilan urakan, serta menghiraukan batasan- batasan dan norma-norma yang ada di negri ini. 64 64 Idrus Syatri, “Sejarah Anak Punk: Jangan Ngaku Anak Punk,” artikel diakses pada 26 Desember 2010. dari Http:www.wangapu.com 47

BAB IV HASIL PENELITIAAN