Faktor Keluarga Tinjauan Sosialogi Tentang Beberapa Faktor Masalah Sosial

17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Sosialogi Tentang Beberapa Faktor Masalah Sosial

1. Faktor Keluarga

Keluarga terdiri dari Ibu, Bapak, Saudara kandung dan dapat mencakup Nenek, Kakek, Paman, Bibi dan lain-lainnya yang merupakan agen sosial. Menurut Gertrude Jacger 1977 dengan mengatakan bahwa di era modern ini suatu peranan yang paling penting dalam agen sosial terletak pada kedua orang tua terhadap anak itu sendiri. Bagaimana orang tua dan keluarga dapat membuat situasi dan kondisi dirumah lebih nyaman bagi perkembangan anak. 23 Kemudian, keluarga juga adalah suatu kelompok masyarakat yang mempunyai hubungan emosional, kekerabatan, perkawinan dan hubungan darah baik berkaitan dengan Bapak, dan Ibu. Keluarga juga dapat menentukan hubungan baik dengan sesama anggotanya jika kebahagian serta kemakmuran, akan selalu tetap terjaga dan selalu ada disetiap anggota dalam ikatan keluarga. Keluarga juga sangat mempunyai jaringan sosial yang lebih besar, dikarenakan pengawasan dari orang, tua, dan saudara- saudara kita untuk dapat memberikan perhatian, kritik, saran, perintah, 23 Kamanto Sunarto Pengantar Sosiologi Jakarta: Edisi ke tiga penerbit, Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2004, h. 26. 18 pujian, rayuan dan peringatan atau ancaman, agar kita sebagai anak-anaknya dapat menunaikan segala kewajiban yang telah di amanatkan kedua orang. 24 Selanjutnya beberapa fungsi keluarga yang telah diidentifikasikan oleh Horton dan Hunt adalah sebagai berikut: 1. Keluarga dapat berfungsi sebagai pengatur dorongan seks, dalam artian bahwa tidak ada satu pun anak yang melakukan hubungan seks dan memperbolehkan hubungan seks. Tanpa adanya status perkawinan. 2. Kelurga berperan penting untuk mengawasi dan mengatur anak di dalam menuntukan sifat, dan karekter bagi itu sendiri 3. Keluarga berfungsi untuk memberikan perhatian, cinta kasih dan kasih yang tulus kepada anak-anaknya dan jika keluarga tidak dapat memberikan kasih sayang serta perhatian kepada anak, maka yang ada anak dapat melakukan berbagai tindakan penyimpangan 4. Keluarga berfungsi untuk memberikan rasa nyaman, aman dan perlindungan terhadap anak-anaknya 5. Keluarga juga berfungsi untuk memberikan keturunan anak. 6. Keluarga berfungsi untuk memberikan status sosial kepada anak dan hubungan kekerabatan. 25 24 William J. Goode. Sosiologi Keluarga. Penerjemah Lailahanoum Hasyim Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, h. 2-4. 25 Kamanto Sunarto Pengantar Sosiologi Jakarta: Edisi ke tiga penerbit, Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2004, h. 66. 19 Menurut tokoh sosiologi yang bernama Plato ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah dan penyimpangan di dalam sebuah keluarga pertama, bahwa masing-masing individu dalam keluarga dapat mengembangkan sikap dan tingkah lakunya dirinya sendiri dalam sistem keluarga yang mapan, hal tersebut mereka tidak dapat mengatasi dan menyelesaikan segala permasalahan dengan baik dan tidak dapat menyesuaikan diri dari apa yang dihadapinya di dalam kehidupan. Kedua, adanya sebuah konflik pertikaian dan pertengkaran di antara keluarga sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan baru dalam kedua belah pihak yang membuat adanya perubahan di dalam sistem keluarga. 26 Carut marut dan kekacauan dikeluarga juga mempengaruhi seseorang dalam satu unit keluarga berikut ini adalah beberapa macam kekacauan yang di alami keluarga di antaranya: 1. Ketidaksahan yang berarti pada dasarnya suami sebagai kepala rumaha tangga tidak dapat menjalankan tugasnya serta kewajibannya yang sesuai pada peranannya. 2. Adanya perceraian di antara suami dan istri membuat salah satu di antara mereka tersebut memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan sehingga adanya sebuah kewajiban dan peranannya yang berhenti diakibatkan perceraian. 3. Keluarga yang satu sama lain tidak ada hubungan interaksi, saling tegur sapa dan dalam setiap anggota-anggotanya masih 26 William J. Goode. Hasyim Sosiologi Keluarga. Penerjemah Lailahanoum Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. h. 10-11. 20 tetap tinggal dalam satu rumah membuat tidak adanya hubungan emosianal satu sama lainnya. 4. Adanya di antara keluarga suami dan istri yang terpecah belah satu sama lainnya yang disebabkan salah satu dari mereka telah meninggal dunia, berpisah karena terkena kasus yang mengakibatkan salah satu di antara mereka dipenjara, depresi, dan bencana. 5. Adanya suatu peran yang sangat tidak diinginkan bagi hampir masing-masing keluarga yang disebabkan karena sakit jiwa, keterbelakangan mental dan penyakit yang sangat parah dan terus menerus. 27 Sebaliknya, jika perpecahan di antara keluarga atau disorganisasi yang diakibatkan adanya konflik pertikaian antara suami dan istri yang mengakibat terjadinya perceraian di antara kedua belah pihak akan menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan kondisi anak sehingga anak mencari pelarian sebagai bentuk kekecewaan terhadap kedua orang tua dan disorganisasi di dalam keluarga terjadi karena adanya konflik peranan sosial yang berbeda atas dasar perbedaan, ras, agama dan fakto ekonomi. 28 Jika di antara suami dan istri dalam sebuah keluarga menemukan kebahagian di dalam rumah tangganya dengan cara membesarkan anak, maka anak akan mempunyai kebahagian dalam keadaan rumah tangga orang 27 William J. Goode. Hasyim Sosiologi Keluarga. Penerjemah Lailahanoum Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007,h. 184-185. 28 Soerjono Seoekamto, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 324. 21 tua dan kemungkinan besar anak akan tumbuh sehat bahagia secara psikologis. Akan tetapi, jika seandainya anak yang dilahirkan dari kondisi keluarga yang dilatarbelakangi karena perceraian antara Ibu dan Bapaknnya. Maka kehidupannya pun akan mengalami banyak perubahan membuat remaja atau anak akan menentukan pilihan hidupnya sendiri dan kebanyakan para anak-anak remaja pada saat ini ditujukan dengan kenakalan remaja yang disebabkan hubungan rumah tangga kedua orang tuanya mengalami perceraian, tetapi ada juga kenakalan yang diakibatkan bukan terjadinya perceraian di antara kedua orang tua melainkan lalainya orang tua mengawasi anak-anak remajanya dalam pergaulan. 29

2. Faktor Pertemanan