Analisis Bivariat HASIL PENELITIAN

Total 32 61.5 14 26.9 52 100 Berdasarkan tabel 5.15 hasil uji statistic diperoleh p value 0.001 dan koefisien korelasi r -0.443. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara variabel pendapatan dengan variabel stres pengasuhan. Nilai koefisien korelasi r sebesar -0.443 dan bernilai negative, artinya bentuk hubungan kedua variabel tersebut adalah berbaning terbalik, semakin rendah pendapatan keluarga perbulan semakin tinggi stres pengasuhan yang dialami oleh ibu. Kekuatan hubungan variabel pendapatan dengan variabel stres pengasuhan adalah sedang karena berada pada rentang 0.40 – 0.599 Dahlan, 2010. 6. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Stres Pengasuhan pada Ibu dengan Anak Usia prasekolah di Posyandu RW 01 Kemiri Muka Tabel 5.16 Hubungan antara Dukungan Sosial dan Stres Pengasuhan pada Ibu dengan Anak Usia prasekolah Dukungan Sosial Stres Pengasuhan Total P R Rendah Sedang Tinggi N N N Rendah 0 0 6 50.0 6 50.0 12 100 0.000 -0.791 Sedang 28 77.8 8 22.2 0 0 36 100 Tinggi 4 100.0 0 0 0 0 4 100 Total 32 61.5 14 26.9 6 11.5 52 100 Berdasarkan tabel 5.16 hasil uji statistic diperoleh p value sebesar 0.000 dan koefi sien korelasi r sebesar -0.791. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara variabel dukungan sosial dengan variabel stres pengasuhan. Nilai koefisien korelasi r sebebar -0.791 menunjukkan hubungan yang kuat. Nilai koefisien korelasi r yang berbentuk negative menunjukkan bentuk hubungan yang berbanding terbalik, artinya semakin rendah dukungan sosial yang diperoleh ibu, semakin tinggi stres pengasuhan yang dialami oleh ibu dengan anak usia prasekolah di Posyandu RW 01 Kemiri Muka. 75

BAB VI PEMBAHASAN

Pada pembahasan, peneliti akan membahas karakteristik responden, dukungan sosial responden, stres pengasuhan responden serta mengidentifikasi faktor – faktor yang berhubungan dengan stres pengasuhan pada ibu dengan anak usia prasekolah di Posyandu RW 01 Kemiri Muka.

A. Karakteristik Responden

1. Usia Ibu Distribusi responden berdasarkan usia yaitu responden berusia 21- 31 th sebanyak 24 orang 46.2, responden berusia 31-40 th sebanyak 25 orang 48.1 dan responden berusia 41-50 th sebanyak 3 orang 5.8. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada rentang usia dewasa dini. Hurlock 2012 menyebutkan bahwa masa dewasa dini berada pada rentang usia 20-40 tahun. Di Indonesia, batas awal masa dewasa adalah 21 tahun. Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru Hurlock, 2012. Pada periode ini juga merupakan periode usia produktif bagi wanita. Tugas perkembangan pada tahap ini dipusatkan pada harapan- harapan masyarakat dan mencakup mendapatkan pekerjaan, memilih teman hidup, belajar hidup bersama suamiistri, membentuk suatu keluarga, membesarkan anak-anak, mengelola rumah tangga, menerima tanggung jawab, sebagai warga negara dan bergabung dalan suatu kelompok sosial yang cocok Havighurst dalam Monk, dkk, 2006 2. Pekerjaan Pekerjaan adalah sebuah kegiatan aktif yang dilakukan manusia yang menghasilkan sebuah karya bernillai imbalan dalam bentuk uang. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan yaitu 39 orang 75 sebagai ibu rumah tangga, 7 orang 13.5 bekerja sebagai karyawan, 1 orang 1.9 bekerja sebagai PNS, dan 5 orang 9.6 bekerja wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah ibu rumah tangga. Peneliti juga menggolongkan jenis pekerjaan ke dalam dua golongan, yaitu ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja, Pada kategori ibu tidak bekerja adalah ibu rumah tangga, sedangkan untuk wiraswasta, karyawan, dan PNS termasuk ke dalam kategori ibu yang bekerja. Hal ini senada dengan kondisi di Indonesia, dimana mayoritas wanita yang telah mempunyai anak tidak bekerja di luar rumah Data Statistik, 2010 3. Jenis Kelamin Anak usia 3 – 6 th Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin anak usia 3-6 tahun yaitu responden yang memiliki anak laki-laki sebanyak 31 orang 59.6 dan responden yang memiliki anak perempuan sebanyak 21 orang 40.4. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki anak berusia 3-6 tahun berjenis kelamin laki-laki. Jumlah ini senada dengan rasio jenis kelamin di Provinsi Jawa Barat, yaitu sebesar 104.72 yang berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104-105 orang penduduk laki laki SIAK JABAR, 2011. Sama halnya dengan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Indonesia. Secara menyeluruh, di Indonesia jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan, yaitu 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan BPS, 2010 4. Jumlah Anak Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki 2 anak 36.6. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya program dari pemerintah, yaitu program Keluarga Berencana. Program tersebut mengatur sebuah keluarga untuk hanya memiliki dua anak. Namun program ini belum sepenuhnya perhasil BKKBN, 2013. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pasangan yang memiliki anak lebih dari dua. 5. Pendidikan Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan formal adalah pendidikan terstruktur, dan berjenjang yang dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 5 orang 9.6, responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 13 orang 25.0, dan responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 7 orang 13.5. Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 27 orang 51.9. Hasil tersebut masih lebih baik jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan di Indonesia, dimana rata-rata penduduk Indonesia hanya mengenyam pendidikan formal hingga bangku SMP. 6. Pendapatan Pada penelitian ini, variabel pendapatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendapatan yang diperoleh keluarga dalam satu bulan. Untuk membedakan tinggi rendahnya pendapatan suatu keluarga, peneliti mengacu pada UMR Kota Depok, yaitu sebesar Rp 2.042.000,-. UMR daerah ditentukan melalui sebuah proses, diantaranya adalah survey mengenai harga sejumlah kebutuhan pokok di sejumlah kota hingga diperoleh hasil yang represntatif dan diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak KHL. Hal ini ntuk mengetahui apakah suatu keluarga telah memperoleh pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penghasilan yang diperoleh juga diperngaruhi oleh faktor lain, diantaranya pendidikan, kemampuan bekerja, serta kemampuan perusahaan untuk menggaji pegawainya Mayoritas responden memiliki pendapatan keluarga perbulan di atas UMR, yaitu sebanyak 27 orang 51.9. Responden yang memiliki pendapatan perbulan di bawah UMR sebanyak 25 orang 48.1.. Perbedaan yang tidak signifikan ini dapat disebabkan oleh jumlah ibu yang tidak bekerja cukup banyak, sehingga keluarga hanya mengandalkan penghasilan yang diperoleh suami kepala keluarga. 7. Dukungan Sosial Dukungan sosial merupakan dukungan yang berasal dari suatu system dalam masyarakat, baik dari keluarga, teman, kelompok maupun perorangan Berdasarkan distribusi frekuensi yang berdasarkan dukungan sosial, peneliti menemukan bahwa mayoritas responden memperoleh dukungan sosial yang cukup sedang dari system masyarakat yang berada di lingkungan tempat tinggalnya, yaitu sebanyak 36 orang 69.2. Responden yang memperoleh dukungan sosial rendah sebanyak 12 orang 23.1, sedangkan responden yang memperoleh dukungan sosial tinggi sebanyak 4 orang 7.7. Koentjaraningrat 2000 mendefinisikan pranata sebagai system norma mengenai aktivitas masyarakat yang khusus. Pranata timbul pada masyarakat karena memiliki fungsi dalam mendukung upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia sebagai anggota masyarakat. Salah satu pranata yang terdapat dalam masyarakat adalah tolong menolong . Indonesia merupakan negara yang menganut adab tolong menolong. Dalam hal ini dukungan sosial yang cukup menunjukkan bahwa masyarakat menjalani pranata tersebut dengan baik. Dukungan social tersebut mencakup dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan instrumental serta dukungan emosional Bunk, 2000 dalam Taylor, 2009 8. Stres Pengasuhan Stres merupakan situasi yang biasa muncul dalam berbagai aspek kehiduppan, tak terkecuali dalam pengasuhan anak. Pengasuhan anak bukanlah tugas yang mudah untuk dilakukan, pengasuhan merupakan