BAB IV PERANAN MUSLIMAT NU PADA MASA KEPEMIMPINAN
ASMAH SYACHRUNI
Seperti yang telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa kepemimpinan Asmah Syahruni dalam Muslimat NU cukup lama yaitu, selama tiga periode.
Periode pertama pada tahun 1979 dalam Kongres X di Semarang, periode kedua pada tahun 1984 pada Kongres XI di Probolinggo dan periode ketiga pada tahun
1989 pada Kongres XII di Yogyakarta.
72
Peranannya dalam Muslimat NU tentunya bisa dilihat dalam tiga periode ini, dimana ia menjabat sebagai pucuk
pimpinannya. Berikut adalah beberapa peranan yang dimainkan oleh Asmah Syahruni. Namun, sebelum menjelaskan mengenai bidang-bidang garapan yang
dimainkan Asmah Syahruni, penulis akan mencoba menguraikan terlebih dahulu gambaran singkat peranan Asmah Syahruni dari satu periode ke periode
berikutnya.
A. Periode Pertama Kepemimpinannya
Secara singkat telah dijelaskan dalam bab tiga bahwa pada periode pertama kepemimpinannya, Asmah Syahruni lebih menekankan kegiatannya
pada konsolidasi. Karena bertepatan dengan masa awal kepemimpinannya itu, Muslimat NU mengalami persoalan intern yang harus dibenahi dari dalam.
Namun demikian, bukan berarti hal-hal yang menyangkut dengan program- program Muslimat itu diabaikan.
72
Saifullah Ma’shum, Ali Zawawi, 50 Tahun Muslimat NU Berkhidmat Untuk Agama, Negara dan Bangsa, P.P. Muslimat NU, Jakarta, 1996, h. 137.
Kongres X di Semarang telah menetapkan program Bidang Sosial Kesehatan dan mengamanatkan kepada PP Muslimat NU Bidang Sosial dan
segenap jajarannya untuk melaksanakan program tersebut. Dalam periode 1979-1984, kegiatan di bidang sosial-kesehatan makin berkembang dan
mantap, penghayatan terhadap tugas-tugas sosial-kesehatan makin mendalam. Sejak diputuskan dalam kongres VIII bahwa tanggal 10 Muharam
dijadikan titik awal langkah sosial Muslimat NU, maka PP Muslimat Bagian Sosial senantiasa memberikan tuntunan dan petunjuk sehingga Hari Sosial
Muslimat NU telah memasyarakat dan bahkan membudaya di lingkungan warga Muslimat.
Di luar itu, pada periode pertama kepemimpinannya, Asmah Syahruni juga telah menampilkan peranannya dalam pelaksanaan program
selain yang disebutkan di atas. Di antara peranan penting yang dimainkan Asmah Syahruni pada periode pertama kepemimpinannya yaitu:
1. Menyelenggarakan Konferensi antar wilayah untuk mentakhfidz
keputusan Kongres pada 25 sd 27 Maret 1981 diteruskan dengan Diskusi Panel tentang :
a. Undang-Undang Perkawinan dan pelaksanaannya b. Kedudukan wanita dalam Hukum Islam dan Hukum Negara
2. Bagian Dakwah telah mengadakan Lokakarya Peningkatan Dakwah Wanita Muslimat.
3. PP. Muslimat NU menerima tawaran kerja sama dari The Pathfinder Fund Indonesia dalam upaya memasyarakatkan Undang-Undang Perkawinan.
Oleh PP. Muslimat NU ini dapat dimanfaatkan sebagai usaha untuk mengadakan peninjauan ke daerah-daerah.
73
Adapun terkait peranannya dalam bidang-bidang garapannya yang merupakan program inti dari Muslimat NU akan dibahas paba sub-bab di
bawah. Karena bagaimanapun juga, ketika kita bicara mengenai peranan yang dimainkan oleh seorang tokoh dalam sebuah periode dalam sebuah organisasi,
tentunya tak bisa dilepaskan dari peranannya untuk melaksanakan program- program inti dari organisasi itu sendiri. Betapapun ada beberapa kegiatan yang
menonjol dalam suatu periode tertentu, ini tidak bisa menghalangi organisasi ini untuk melaksanakan program inti yang telah ditetapkan.
Begitu juga dengan seorang Asmah Syahruni yang merupakan Pucuk Pimpinan organisasi kewanitaan Islam ini. Dalam setiap periode, kendatipun
mengalami berbagai macam persoalan yang mengitari organisasinya, ia tetap melaksanakan program-program utama dari organisasi itu di samping
berimprovisasi untuk melaksanakan program lain yang sesuai dengan tuntutan isu yang berkembang, baik lokal maupun nasional.
B. Periode Kedua Kepemimpinannya