DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR
i DAFTAR ISI
iv BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
5 C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D. Metode Penelitian
6 E.
Survei Pustaka 8
F. Sistematika Penulisan
10
BAB II SEJARAH BERDIRINYA MUSLIMAT NU
A. Latar Belakang Berdirinya Muslimat NU
12 B.
Pergerakan Wanita Sebelum Berdirinya Muslimat NU 16
C. Lahirnya Muslimat NU
22
BAB III RIWAYAT HIDUP ASMAH SJACHRUNI
A. Latar Belakang Keluarga
33 B.
Latar Belakang Pendidikan 34
C. Perjalanan Karir Politik Dan Organisasi
36 D.
Asmah Sjachruni Di Mata Sahabat 42
E. Gambaran Singkat Pengalaman Asmah Sjachruni
Dalam Kepemimpinannya Selama Tiga Periode 1979-1994
45
BAB IV PERANAN MUSLIMAT NU PADA MASA KEPEMIMPINAN ASMAH SJACHRUNI
A. Periode Pertama Kepemimpinannya
51 B.
Periode Kedua Kepemimpinannya 53
C. Periode Ketiga Kepemimpinannya
56
BAB V PENUTUP
Kesimpulan 68
DAFTAR PUSTAKA 73
LAMPIRAN 76
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Gerakan-gerakan yang melatar belakangi kelahiran Nahdlatul Ulama adalah Tashwirul Afkar, sebagai lembaga pengembangan pemikiran dan
penalaran, Nahdlatul Tujar, organisasi perdagangan, Nahdlatul Wathan, lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan, Nahdlatus Syuban,
organisasi kepemudaan, dan lain-lain. Kelahiran Nahdlatul Ulama sendiri dipicu oleh kasus ditolaknya wakil KyaiUlama untuk ikut dalam delegasi
Islam Indonesia yang akan menghadiri rapat Khilafah di Mekkah atas undangan Raja Saud. Penolakan tersebut dengan alasan wakil KyaiUlama
tidak memiliki organisasi. Kemudian dibentuklah panitia aksi dengan nama Komite Hijaz yang berhasil menggalang dana dan mengirimkan wakilnya
sendiri ke Arab Saudi. Keberhasilan aksi ini, menumbuhkan rasa percaya diri untuk
membentuk organisasi permanen berskala Nasional. Organisasi itulah yang kemudian dikenal dengan Nahdlatul Ulama NU, yang berarti kebangkitan
Ulama. Besarnya pengaruh KyaiUlama lewat lembaga pendidikan pesantren mengakibatkan NU cepat melebarkan sayap organisasinya dengan
pembentukan cabang-cabang. Dan pada saat yang sama, NU kian
menancapkan pengaruh dan peranannya dalam persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan tuntutan kondisi yang ada.
1
Nahdlatul Ulama NU dikenal sebagai organisasi sosial keagamaan yang bersifat tradisional. Meski begitu, bukan berarti dalam NU tidak ada
upaya pembaruan, karena tampilnya NU sendiri justru merupakan sebuah gerakan pembaruan di lingkungan kaum santri. Perubahan dan pembaruan
yang terjadi di lingkungan NU, antara lain digagas oleh KH Wahid Hasyim. Akan tetapi, di samping beliau, ada lagi seorang tokoh pembaruan NU yang
juga amat berpengaruh yakni KH Muhammad Dahlan. Kalau Kiai Wahid membolehkan hakim wanita, maka dalam NU Kiai Dahlan mempelopori
berdirinya organisasi Wanita NU yakni Muslimat. Bahkan dengan kegigihannya, ia meyakinkan KH Hasyim Asyari dan KH Wahab Hasbullah,
yang akhirnya didukung seluruh Nahdliyin
.
Kiai. Dahlan adalah seorang organisator yang ulet dan mahir berargumentasi. Bintangnya makin bersinar saat ia menghadiri kongres NU
XIII di Menes, Banten pada tanggal 11-16 Juni 1938. Sejarah mencatat bahwa kongres NU di Menes merupakan forum yang memiliki arti tersendiri bagi
proses terbentuknya organisasi Muslimat NU. Dalam kongres tersebut, untuk pertama kalinya muncul usulan tentang perlunya wanita NU mendapatkan hak
yang sama dengan kaum lelaki dalam menerima didikan agama melalui organisasi NU.
Usul disetujui. Dan sejak itu, kaum wanita secara resmi diterima menjadi anggota NU meski sifat keanggotannya hanya sebagai pendengar dan
1
Muchith Muzadi, NU dan Fiqh Kontekstual, Yogyakarta, LKPSM NU DIY: 1995 cet ke 2
pengikut saja, tanpa boleh menduduki kursi kepengurusan. Itu terus berlangsung hingga Kongres NU XV di Surabaya tahun 1940.
Dalam kongres tersebut terjadi pembahasan yang cukup sengit tentang usulan Muslimat yang hendak menjadi bagian tersendiri dengan mempunyai
kepengurusan tersendiri dalam tubuh NU. Kiai Dahlan termasuk pihak yang gigih memperjuangkan agar usulan tersebut bisa diterima. Begitu tajamnya
pro-kontra menyangkut penerimaan usulan tersebut, hingga kongres sepakat menyerahkan perkara itu kepada PB Syuriah untuk diputuskan.
Sehari sebelum kongres ditutup, kata sepakat belum didapat. Kiai Dahlan-lah yang berupaya membuat semacam pernyataan penerimaan
Muslimat untuk ditandatangani KH Hasyim Asyari dan KH A Wahab Hasbullah. Dengan adanya secarik kertas tanda persetujuan kedua tokoh besar
NU itu, proses penerimaan dapat berjalan dengan lancar. Bersama A Aziz Dijar, Kiai Dahlan pulalah yang terlibat secara penuh dalam penyusunan
peraturan khusus yang menjadi cikal bakal Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muslimat NU di kemudian hari.
Bersamaan dengan hari penutupan kongres NU XVI, organisasi Muslimat NU secara resmi dibentuk, tepatnya tanggal 29 Maret 1946. Sebagai
ketuanya dipilih Chadidjah Dahlan asal Pasuruan, yang tak lain adalah isteri Kiai Dahlan.
2
Mulai tahun 1946-1952 kongres NU ke XVII di Madiun dan ke XVIII di Jakarta ditandai dengan suasana perjuangan mempertahankan kedaulatan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Kemerdekaan memberikan corak baru
2
http:www.republika.co.id, direkam pada 25 Okt 2007 .
pada pergerakan wanita Indonesia. Organisasi-organisasi dituntut untuk memperkembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman.
3
Muslimat NU adalah salah satu organisasi kewanitaan yang cukup tua di Indonesia. organisasi ini banyak memperjuangkan wanita. Organisasi ini
bertekad untuk meningkatkan kwalitas perempuan Indonesia yang cerdas, trampil, dan kompetitif, mempersatukan gerak kaum perempuan Indonesia,
khususnya perempuan Islam Ahlussunah Waljamaah, serta organisasi ini banyak bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, dan dakwah.
4
Hj. Asmah Sjachruni merupakan salah satu ketua Muslimat NU yang memimpin Muslimat selama tiga periode berturut-turut dari tahun 1979-1995.
beliau merupakan profil wanita yang pemberani dan berhasil menjalankan kehidupan di Jakarta dari pulau seberang, di pedalaman Kalimantan selatan.
Hj. Asmah Sjachruni mulai aktif di PP Muslimat NU pada tahun 1959. pada saat itu dalam kongres VII di Jakarta 1959, Muslimat memberi
kepercayaan padanya untuk menangani bidang sosial. Kemudian duduk sebagai ketua II dalam susunan PP Muslimat NU hasil kongres VIII di Solo,
tahun 1962 dan kongres IX di Surabaya tahun 1967. baru kemudian duduk sebagai ketua umum tahun 1979, hasil kongres X di Semarang.
5
Beliau merupakan ketua ke tiga setelah Hj. Chodidjah Dahlan dan Hj. Mahmudah
Mawardi. Kepemimpinan dan ketokohan Ibu Hj. Asmah Sjachruni di kalangan
Muslimat NU sangat terasa. Beliau mempunyai ketegasan dan keteguhan
3
Saifuddin Zuhri, dkk, Sejarah Muslimat Nahdlatul Ulama, PP. Muslimat NU, Jakarta:1979, h. 63
4
http:www.muslimat-nu.or.id . 18 April 2008
5
Asmah Sjachruni, dkk, 50 tahun Muslimat NU, Berkhidmat Untuk Agama dan Bangsa,
LAKPESDAM, Jakarta:1996 h. 139
pendirian. Beliau bersikap proaktif tetapi tetap teguh mengikuti aturan dan ketentuan yang masih berlaku dalam organisasi.
6
Berkat kepemimpinannya yang tegas dan konsekwen, banyak pihak menaruh kepercayaan terhadap
Muslimat NU
untuk membuka
hubungan kerjasama.
Pemerintah menempatkan Muslimat NU sebagai mitra pembangunan bangsa dalam
berbagai bidang.
Dengan alasan itulah, penulis mengajukan judul “Kiprah Muslimat NU Pada Masa Kepemimpinan Asmah Sjachruni 1979-1994” sebagai
judul skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana S1 pada Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas
Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
A. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah penulis sampaikan, maka penulis hanya membatasi pada pokok-pokok permasalahan yang berkaitan dengan judul
yang penulis ajukan, yaitu tentang “Kiprah Muslimat NU Pada Masa Kepemimpinan Asmah Sjachruni 1979-1994”. Sesuai dengan pengajuan
judul tersebut, maka masalah-masalah yang akan penulis kaji adalah:
1. Bagaimana sejarah berdirinya Muslimat NU serta perkembangannya?
2. Apa saja peranan Muslimat NU untuk mengangkat derajat perempuan
Muslim Indonesia dalam bidang pendidikan dan dakwah pada masa kepemimpinan Asmah Sjachruni?
B. Tujuan dan Manfaat penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak penulis capai adalah:
6
Pendapat Salahuddin Wahid dalam buku Asmah Sjachruni, Muslimah Pejuang Lintas Zaman
, Ali Zawawi, dkk, Pustaka Indonesia Satu, Jakarta:2002 h. 206
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Muslimat NU serta
perkembangannya 2.
Untuk mengetahui apa saja peranan Muslimat NU untuk mengangkat derajat perempuan Muslim Indonesia dalam bidang pendidikan dan
dakwah pada masa kepemimpinan Asmah Sjachruni Secara akademik, penelitian ini dibuat untuk menambah khazanah
ilmu pengetahuan. Secara praktis, penelitian ini dibuat sebagai informasi eksplisit
mengenai sejarah dan perkembangan sebuah organisasi di bawah NU yang bernama Muslimat NU yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan.
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian mengenai Muslimat NU, penulis merasa perlu melakukan penelitian langsung untuk mendapatkan data-data yang akurat. Tapi, untuk
menunjang kevalidan penelitian, penulis juga menggunakan literature yang ada. Untuk itu, penulis menggunakan pendekatan Historical Method yang
mencakup Heuristik, Kritik, Interprestasi, dan Historiografi. Heuristik, yaitu pencarian sumber data dari wawancara, berbagai arsip dan
berbagai sumber lain baik yang bersifat data primer maupun sekunder. Kritik, yaitu kritik terhadap sumber data yang ada untuk memastikan validitas
data dan kecenderungan sumber. Hal ini dilakukan untuk menjaga objektifitas penelitian. Dengan demikian, informasi yang tersaji akan menjadi fakta
sejarah yang objektif.
Interpretasi, dilakukan terhadap fakta sejarah yang telah diseleksi melalui proses diatas dan disajikan dengan menggunakan pendekatan
multidimensional agar fakta-fakta tersebut menjadi sebuah kisah sejarah yang menarik bagi berbagai kalangan.
Historiografi, yaitu penulisan sejarah. Untuk sampai pada rumusan yang tepat mengenai kajian tersebut, metode
penelitian yang penulis gunakan, yaitu; 1.
Teknik Pengumpulan Data Penelian ini menggunakan wawancara langsung dengan pihak yang
berkaitan selain juga menggunakan study kepustakaan Library Reseach yaitu penelitian dari literatur-literatur yang ada.
2. Metode Analisa Data
Setelah data-data yang diperlukan telah terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan identifikasi untuk selanjutnya mengkaji secara analitis
dengan menggunakan pendekatan yang akurat dengan metode induksi, yaitu metode berfikir yang bertitik tolak pada data-data yang bersifat khusus yang
mempunyai kesamaan, kemudian di implikasi menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Kemudian penulis juga menggunakan metode analisa Content
Analysis, yaitu suatu analisa tentang pesan yang tersirat dari komunikasi yang penulis lakukan pada pihak-pihak yang bersangkutan dan analisa dari isi
yang terkandung dalam suatu data kemudian diolah dan disusun secara logis. Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber Data Primer
Yaitu berupa wawancara langsung dengan Asmah Sjachruni dan buku- buku yang beliau tulis langsung.
2. Sumber Data Sekunder
Yaitu dengan mengumpulkan data-data melalui wawancara dengan orang terdekat, buku-buku, artikel dan berita dari situs internet, serta makalah-
makalah yang berhubungan dengan Muslimat NU dan perkembangannya Pada Masa Kepemimpinan Asmah Sjachruni.
Mengenai teknik penulisan, penulisan skripsi ini merujuk pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang
disusun oleh TIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
D. Survei Pustaka
Survei pustaka yang penulis lakukan adalah dengan membaca buku- buku berkaitan dengan Muslimat NU dan kiprah Asmah Sjachruni dalam
Muslimat NU. Buku pertama adalah Buku yang ditulis oleh Asmah Sjachruni, dkk, 50 Tahun Muslimat NU, Berkhidmat Untuk Agama dan Bangsa. Buku
ini memuat perjuangan Muslimat untuk tetap eksis dan diakui oleh Nahdlatul Ulama juga oleh pemerintah. Hingga saat ini Muslimat diakui sebagai salah
satu organisasi Perempuan yang eksis dan diakui dunia Internasional.
7
Buku kedua yang penulis baca adalah buku karangan Ali Zawawi yang berjudul Asmah Sjachruni; Muslimah Pejuang Lintas Zaman,
Jakarta:Pustaka Indonesia Satu, 2002. Buku ini memuat tentang Kiprah Asmah Sjachruni dalam beberapa bidang yang Ia geluti terutama dalam
7
Asmah Sjachruni, dkk, 50 tahun Muslimat NU, Berkhidmat Untuk Agama dan Bangsa,
LAKPESDAM, Jakarta:1996
bidang ke muslimatan. Ia sangat mencintai Muslimat NU hingga saat ini. Walaupun Ia telah melepaskan jabatan dari Ketua Umum, namun Ia masih
mendampingi Muslimat dan kader-kader Muslimat NU dalam berbagai aktivitas.
Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa Asmah Sjachruni hingga saat ini merupakan satu-satunya Ketua Muslimat yang berasal dari luar Jawa dan
berhasil memimpim Muslimat dalam tiga periode yaitu dari tahun 1979-1984, kemudian dipercaya lagi untuk memimpin Muslimat pada periode 1984-1989,
selanjutnya berliau menjabat lagi sebagai ketua Muslimat NU pada periode 1989-1994. Hal itu membuktikan bahwa selain beliau cukup di hargai dan
mendapatkan penghormatan dari kalangan warga Nahdliyin, beliau juga memiliki kecakapan dalam memimpin Muslimat NU.
8
Buku ini menjadi buku primer sekaligus sekunder penulis dalam pembuatan skripsi ini
Buku ketiga yang menjadi bahan rujukan penulis adalah Buku Sejarah Muslimat Nahdlatul Ulama
yang ditulis oleh Tim Sejarah Muslimat NU di terbitkan tahun 1979 oleh PP Muslimat NU Jakarta. Dalam buku itu
dijelaskan mengenai sejarah berdirinya Muslimat NU. Dari mulai pergerakan perempuan sebelum Muslimat muncul sampai perjuangan Nyai-Nyai untuk
melahirkan Muslimat NU di tengah-tengah Mahdlatul Ulama yang di dominasi oleh laki-laki.
9
Buku ini menjadi sumber sekunder bagi penulis dalam menjelaskan mengenai sejarah keorganisasian Muslimat NU.
8
Ali Zawawi, dkk, Asmah Sjachruni, Muslimah Pejuang Lintas Zaman dari Kalangan Nahdlatul Ulama, Jakarta:Pustaka Indonesia Satu, 2002
9
Tim sejarah Muslimat NU, Sejarah Muslimat Nahdlatul Ulama, Jakarta: PP. Muslimat Nahdlatul Ulama, 1979
E. Sistematka Penulisan
Secara sistematis, penulisan skripsi ini terbagi dari lima bab yang berisikan:
BAB I Bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metotologi penelitian, survey Pustaka, dan sistematika
penulisan
BAB II Bab ini akan membahas mengenai keadaan dunia dan Indonesia
menjelang berdirinya Muslimat NU, sejarah pergerakan perempuan dari sebelum berdirinya Muslimat NU sampai lahir dan
berkembangnya Muslimat NU.
BAB III Bab ini membahas tentang biografi Asmah Sjachruni yang akan
membahas tentang latar belakang keluarga dan pendidikan beliau, perjalanan politik dan organisasinya dalam Muslimat NU, pendapat
orang-orang terdekat mengenai beliau, serta gambaran singkat pengalaman Ibu Asmah Syahruni dalam kepemimpinannya selama
tiga periode
BAB IV Bab ini membahas mengenai periode-periode kepemimpinan beliau
selama tiga periode dalam Muslimat NU, kemudian peranan organisasi Muslimat NU dalam bidang Pendidikan dan dakwah
pada masa kepemimpinan Ibu Asmah Sjachruni
BAB V Merupakan bab penutup yang akan menguraikan beberapa
kesimpulan dari materi yang telah di uraikan.
BAB II SEJARAH BERDIRINYA MUSLIMAT NU