Rumusan Masalah Penelitian Penelitian Terdahulu

10 10 Tetapi di samping itu juga, melihat penelitian terdahulu, terdapat kontradiksi hasil penelitian di antara peneliti, sehingga berdasarkan latar belakang masalahdiatas, penulisingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan keputusan investasi dimana investor perlu mempertimbangkan beberapa aspek terkait kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Maka skripsi ini diberi judul: ”Analisis Pengaruh Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER , Net Profit Margin NPMdan Current Ratio CRterhadap Harga Saham Studi Empiris Pada Perusahaan Tambangyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013 ”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Return on Asset ROA berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham? 2. Apakah Debt to Equity Ratio DER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham? 3. Apakah Net Profit Margin NPM berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham? 4. Apakah Current Ratio CRberpengaruh signifikan terhadap Harga Saham? 11 11 5. Apakah ROA, DER, NPM dan CR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penulis tujuan penelitian sebagai berikut: a. Untuk menganalisis pengaruh Return on Asset ROA terhadap harga saham. b. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity RatioDERterhadap harga saham. c. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin NPM terhadap harga saham. d. Untuk menganalisis pengaruh Current RatioCR terhadap harga saham. e. Untuk menganalisis pengaruh Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER,Net Profit Margin NPM dan Current RatioCR secara simultan terhadap harga saham. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi PerusahaanManajemen Memberikan bukti empiris kepada perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan kebijakan di masa yang akan datang yang bertujuan 12 12 memberikan informasi relevan bagi stakeholder dan calon investor. b. Bagi Pihak Investor Sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi dan pengambilan keputusan investasi dalam saham di pasar modal. c. Bagi AkademisiPraktisi Sebagai referensi, kepustakaan, dan untuk penelitian berikutnya.Agar dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik dan dengan variabel-variabel yang berbeda sehingga diperoleh pemahaman baru yang baik bagi pengetahuan mahasiswa. Kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan kesempurnaan dalam penelitian yang berkaitan dengan pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Current Ratio. d. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis berkaitan dalam bidang pasar modal dan metodologi penelitian.Selain itu penelitian ini sangat berguna terutama dalam mengembangkan teori yang telah diperoleh dibangku perkuliahan dengan kondisi nyata yang ada dipasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A . Landasan Teori 1. Pasar Modal a. Definisi Pasar Modal Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas saham, instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain misalnya pemerintah dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya Darmaji dan Fakhrudin, 2008. Menurut Sunariyah 2004, pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang 13 14 14 keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar tempat, berupa gedung yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek Sunariyah: 2004. Pasar modal menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat investor yang kemudian disalurkan pada sektor-sektor yang produktif dengan harapan sektor tersebut dapat berkembang dan menghasilkan lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat. b. Sejarah Pasar Modal Dirunut berdasarkan sejarahnya, Pasar modal Indonesia memiliki jalan yang panjangdan telah dimulai sejak penjajahan Belanda.Menurutbuku “Effectengids” yang dikeluarkan Vereneging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. 15 15 Tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan komuitas dan sekuritas, yakni Dunlop Koff, cikal bakal PT. Perdanas.Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham. Tahun 1896 harian Het Centrum dari Djoejacarta juga mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu gulden dengan harga perdana 100 gulden per saham.Tetapi, tidak ada keterangan apakah saham tersebut diperjualbelikan.Menurut perkiraan, yang diperjualbelikan adalah saham yang terdaftar di bursa Amsterdam tetapi investornya berada di Batavia, Surabaya dan Semarang. Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode permulaan sejarah pasar modal Indonesia Pada tanggal 14 Desember 1912, pemerintahan kolonial mendirikan pasar modal.Setelah mengadakan persiapan. Amsterdamse Effectenbueurs mendirikan cabang yang terletak di Batavia Jakarta pada yang menjadi penyelenggara adalah Vereniging voor de ffectenhandel dan langsung memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia ini merupakan yang keempat tertua terbentuk setelah Bombay 1830, Hong Kong 1847, dan Tokyo 1878. Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif makelar yaitu : Fa. Dunlop Kolf; Fa.Gijselman Steup; Fa.Monod Co.; Fa.Adree Witansi Co.; Fa.A.W. Deeleman; Fa.H. Jul Joostensz; Fa.Jeannette Walen; Fa.Wiekert V.D. Linden; Fa.Walbrink 16 16 Co; Wieckert V.D. Linden; Fa.Vermeys Co; Fa.Cruyff dan Fa.Gebroeders. Pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang Dunia.Kemudian pada tahun 1918 bursa di buka kemabali. Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya.Pada tanggal 11 Januari 1925 bursa dibuka di kota Surabaya dan Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah: Fa. Dunlop Koff, Fa.Gijselman Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa. Beaukkerk Cop, dan N. Koster.Pada 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Semarang waktu itu adalah : Fa. Dunlop Koff, Fa.Gijselman Steup, Fa. Monad Co, Fa. Companien Co, serta Fa. P.H. Soeters Co. Kemudian pada tahun 1929 terjadi resesi perekonomian yang dikenal dengan namaThe Great Depression dan kemudian disusul dengan pecahnya Perang Dunia kedua WW 2 yang membuat keadaan semakin memburuk dan berakibat pada ditutupnya Bursa Efek Surabaya dan Semarang. Lalu kemudian pada 10 1940 Bursa Efek Jakarta menyusul untuk ditutup. Pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali.Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yang beranggotakan bank negara, bank swasta dan para pialang efek. Dan pada tanggal 26 17 17 September 1952 dikeluarkan Undang-undang No 15 Tahun 1952 sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang- Undang Bursa. Namun kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan Belanda, dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang mencapai 650. Hal ini menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pasar modal merosot tajam, dan dengan sendirinya Bursa Efek Jakarta tutup kembali. Di saat masa Orde Baru tahun 1976, dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang pendirian Pasar Modal, membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM, Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1976 tentang penetapan PT Danareksa sebagai BUMN pertama yang melakukan go- public dengan penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp. 50 miliar.dan adanya kebijakan untuk memberikan keringanan perpajakan kepada perusahaan yang go-public dan kepada pembeli saham atau bukti penyertaan modal. Di tahun 1977 sd 1987 pasar modal mengalami kelesuan. Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya.Setelah itu pada periode awal 1987, gairah di pasar modal kembali meningkat. Hal ini sebagai akibat dari dikeluarkannya Paket 18 18 Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal dengan Pakdes 1987 , yang merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel.Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek. Kemudian Oktober 1988 dikeluarkan kembali Paket Kebijakan Oktober atau disingkat Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L Legal, Lending, Limit, dan pengenaan pajak atas bunga deposito.Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal. Setelah itu, pada Desember 1988, Pemerintah mengeluarkan paket yang ketiga, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88 yang pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa. Hal ini memudahkan investor yang berada di luar Jakarta. Pada tahun 1989 diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1055KMK.0131989. Investor asing diberikan kesempatan untuk 19 19 memiliki saham sampai batas maksimum 49 di pasar perdana, maupun 49 saham yang tercatat di bursa efek dan bursa paralel. Pada tahun 1990 dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1548KMK.0131990 yang diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1199KMK.0101991.Dalam keputusan ini dijelaskan bahwa tugas Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI, Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia KPEI, reksadana, serta manajer Investasi. Pada tahun 1989 tercatat 37 perusahaan go-public dan sahamnya tercatat listed di Bursa Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar modal, sehingga masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi investor. Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa. Dan pada tahun 1995, pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Undang-undang ini dilengkapi dengan peraturan organiknya, yakni Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan 20 20 Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. Di tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS Jakarta Automatic Trading System.Merupakan sistem perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-match-kan antara harga jual dan beli saham.Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual.Misalnya dengan menggunakan “papan tulis” sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham.Perdagangan saham berubah menjadi scripless trading, yaitu perdagangan saham tanpa warkat bukti fisik kepemilikkan saham.Lalu dengan seiring kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak jauh. Pada tanggal 24 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange IPSX, sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ.Pada 6 Agustus 1996, Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI resmi didirikan oleh PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya dengan kepemilikan masing-masing 90 dan 10 dari total saham pendiri senilai Rp 15 miliar. KPEI memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal 24 September 1996 dengan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia, khususnya Thailand, Filipina, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Jepang, 21 21 Korea Selatan, dan Cina, termasuk Indonesia.Pada tanggal 23 Desember 1997, KSEI Kustodian Sentral Efek Indonesia didirikan dan memperoleh izin operasional sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian LPP.Pada tanggal 1 Juni 1998, Perseroan mendapat izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan Surat Keputusan Bapepam No.Kep-26PM1998.Pada tahun 2000 dengan diterapkannya Scripless Trading atau perdagangan tanpa warkat, KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan meluncurkan e-CLEARS® pada Juli 2000. Pada 30 November 2007, Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.Pada tahun 2008 terjadi krisis subprime morgage di Amerika Serikat, seluruh dunia terkena imbasnya. Kabar bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar, Lehman Brothers, akibat krisis kredit perumahan di Amerika Serikat membuat bursa saham global terguncang.Diawal kejadian, Bursa saham Eropa melemah hingga 5 persen pada perdagangan siang hari. Di London, harga saham grup perbankan HBOS jatuh hingga 20,2 persen. Di Jerman, Commerrzbank anjlok 11,7 persen dan Deutsche Bank jatuh 8,24 persen. Dow Jones Industrial Average DJIA tumbang 2,53 persen beberapa saat setelah pembukaan pasar. Di Indonesia, 8 Oktober jam 11.05 WIB Bursa Efek Indonesia melakukan suspend, penutupan transaksi di lantai bursa. Sebuah langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah lantai bursa di Indonesia, setelah Rusia sebelumnya 22 22 juga melakukan hal yang sama. IHSG Indeks Harga Saham Gabungan sempt anjlok hingga ke 1.111. Pada bulan Maret 2009, Bursa Efek Indonesia mengenalkan sistem perdagangannya yang baru JATS Next-G.Tahun 2010 merupakan salah satu tahun keemasan dari Bursa Efek Indonesia.IHSG mencatatkan pertumbuhan terbaik di Asia Pasifik.Tahun 2012, Krisis keuangan kembali mencoba menghantui pasar modal dunia.Indikasi default atau tidak mampu membayar atas obligasi yang diterbitkan oleh beberapa pemerintah Eropa membuat kepanikan bagi para investor. Negara yang terancam krisis pada waktu itu adalah Yunani, Spanyol, Italia dan Portugal.IHSG masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik walaupun dihimpit oleh berita tersebut. Tahun 2013, Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut memecahkan rekor harga tertingginya.Namun sedikit terganggu dengan kondisi negara Syprus di Eropa yang dianggap berpotensi krisis. Pada tahun ini pula jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia mengalami perubahan dan Bapepam LK telah melebur menjadi OJK Otoritas Jasa Keuangan. 2. Saham a. Definisi Saham Saham merupakan tanda penyertaan modal atas kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan 23 23 terbatas.Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga Darmadji dan Fakhruddin, 2008:6. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak menentukan menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang dibagikan oleh perusahaan.Sebaliknya, pemegang sahampun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.Modal saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya Simamora200:408. Menurut Husnan dan Pudjiastuti dalam Viandita,dkk 2012, “saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut ”. Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, dibedakan menjadi: 1 Saham biasa common stock Merupakan efek yang paling sering digunakan oleh emiten dalam memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan efek yang 24 24 paling dikenal di pasar modal. Saham biasa memiliki karakteristik seperti: a. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi b. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham c. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam RUPS d. Hak tanggung jawab yang terbatas e. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum pemegang saham. Kadang-kadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara Jogianto, 2000:58. 25 25 2 Saham preferen preferen stock Saham preferen adalah yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa.Jenis saham ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen sama dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan dari modal. Di lain pihak saham preferen sama dengan obligasi karena jumlah devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan hybrid antara obligasi bond dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi bond dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi Jogianto, 2000:59 Saham stock merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang 26 26 menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Saham adalah bukti kepemilikan setelah investor menginvestasikan sejumlah uang kepada perusahaan.Ada dua analisis saham yang digunakan untuk menghargai harga saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Hal ini dapat memberikan wawasan kepada investor mengenai harga saham dan akan membantu investor dalam membuat keputusan. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara 1 mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan 2 menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis ini bertolak dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional.Karena itu, seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi atau kinerja perusahaan.Argumentasi dasarnya adalah nilai saham mewakili nilai perusahaan. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga tersebut di waktu yang 27 27 lalu.Pemikiran yang mendasari analisis teknikal adalah 1 harga saham mencerminkan informasi yang relevan, 2 informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan 3 perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan berulang. Analisa teknikal menyatakan bahwa manusia adalah makhluk irrasional. b. Harga Saham Harga saham merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Dengan demikian harga saham di pasar modal merupakan indikator nilai perusahaan, yaitu bagaimana meningkatkan kekayaan pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan secara umum. Harga saham dapat dibedakan sebagai berikut: 1 Harga nominal, harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang akan dikeluarkan. 2 Harga perdana, harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicata di bursa efek untuk pertama kalinya. 3 Harga pasar, harga ini merupakan harga yang ditetapkan di bursa saham bagi saham perusahaan publik atau estimasi harga untuk perusahaan yang tidak memiliki saham. 28 28 4 Harga penutupan, transaksi jual beli saham di bursa efek Indonesia yang dihentikan dan akan dilanjutkan keesokan harinya. Secara teori, harga saham timbul akibat adanya pengaruh dari berbagai faktor ekonomi, seperti yang dijelaskan oleh Arifin 2002:116 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan saham yaitu: “Pergerakan harga saham yang terjadi di lantai bursa terjadi karena bebeapa bentuk pengaruh yang terdiri dari: kondisi fundamental emiten, hukum permintaan dan penawaran yang terjadi, tingkat suku bunga SBI, valuta asing, dana asing di bursa, indeks harga saham gabungan IHSG, news dan issue .” Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten.Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan. Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. 29 29 Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk membatu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel-variabel dari laporan keuangan Dapat disimpulkan bahwa penyebab adanya perubahan harga saham di pasar modal yaitu terdiri dari: 1 Adanya tingkat permintaan dan penawaran terhadap harga saham itu sendiri. 2 Kondisi keuangan suatu perusahaan. 3 Tingkat suku bunga. 4 Valuta asing dan dana asing yang terdapat di bursa efek. 5 Indeks harga saham gabungan IHSG. 3. Laporan Keuangan Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan luas agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok tertentu saja. Selain menetapkan tujuan sosial yang luas yang merupakan tujuan menyeluruh dari pelaporan keuangan, pelaporan keuangan juga menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir kinerja 30 30 perusahaan di masa depan. Dari laporan keuangan yang diterbitkan, setelah di analisis akan bisa diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama waktu tertentu. Hal ini membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya yang potensial dalam menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. Menurut Prastowo 2011:5, “Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi ”. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan cir khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.Karakteristik tersebut meliputi karakteristik dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.Dapat dipahami, diasumsikan bahwa kualitas informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai.Para pemakai di asumsikan memiliki 31 31 pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan wajar. Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.Informasi dipandang material apabila kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Agar dapat bermanfaat, informasi juga harus andal.Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan.Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.Dalam hal menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu maka ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan hakikat dan tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat.Agar dapat diandalkan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus lengkapdalam batasan materialitas dan biaya.Kesengajaan untuk 32 32 tidakmengungkapkan dapat mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan. Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja keuangan.Selain itu, pemakai juga harus dapat memeperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Untuk memenuhi kualitas tersebut, maka pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus disajikan secara konsisten untu perusahaan tersebut, antar periode yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca menggambarkan informasi posisi keuangan, laporan laba rugi menggambarkan informasi kinerja, laporan perubahan posisi keuangan, 33 33 catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Selain itu, laporan keuangan juga menampung skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan seperti informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. 4. Analisis Rasio Faktor fundamental perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan resiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan relatif besar. Pendekatan fundamental memfokuskan pada analisis-analisis untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan yang pada gilirannya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan mathematical relationshipantara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain Munawir, 2000:54. Rasio sebenarnyahanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untukmenjelaskan hubungan antara dua macam data finansial Riyanto, 2001:329. Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun accounts dari 34 34 laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Dalam penelitian ini, ada 4 empat rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: a. Return On Asset ROA b. Debt to Equity Ratio DER c. Net Profit Margin NPM d. Current Ratio CR a. Return on Assets ROA Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan besaran tertentu yaitu penjualan maupun modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dapat dihitung dengan Return on Asset ROA disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam mengasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan Tandelilin, 2010:372. Pengertian ROA menurut beberapa ahli yaitu : 1 Menurut Hanafi 2000:8 3 ”Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut ”, 35 35 2 Menurut Jumingan 2006:141, ”Ratio operating income dengan operating asset menunjukkan laba yang diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengandalkan dari sumber mana modal tersebut berasal keseluruhan modal ”. 3 Menurut Prastowo 2011:91, “Return on Assets ROA adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana aktiva yang dimilikinya, rasio ini dapat diperbandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku ”. ROA adalah kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut.Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki. Rasio Return on Assets ROA ini dihitung dengan cara sebagai berikut: Laba Bersih Return on Assets = Total Asset Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan 36 36 nilai saham yang ada rasio keuntungan setelah pajak. Dapat di asumsikan bahwa perusahaan yang memiliki rasio ROA cukup tinggi maka perusahaan tersebut berkinerja cukup efektif dan hal ini menjadi daya tarik bagi investor yang mengakibatkan penngkatan nilai saham perusahaan yang bersangkutan dan karena nilainya meningkat maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh banyak investor yang akibatnya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk memperoleh pendapatan.ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya.ROA diperoleh dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total seluruh asset yang dimiliki. b. Debt to Equity Ratio DER Debt to Equity Ratio DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh seberapa besar dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang.Debt to Equity Ratio DER juga memberikan jaminan mengenai seberapa besar utang perusahaan yang dapat dijamin dengan modal 37 37 sendiri.Informasi mengenai seberapa besar dana pemilik perusahaan dapat digunakan kreditur sebagai dasar penentuan tingkat keamanan kreditur. Semakin besar Debt to Equity Ratio DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan utang terhadap ekuitas.Semakin besar Debt to Equity Ratio DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi sehingga para investor berusaha menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio DER yang tinggi. Jika perusahaan menggunakan utang, maka akan meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham. Ketika jumlah utang mengalami peningkatan yang cukup besar maka tingkat solvabilitas akan menurun, hal tersebut akan berdampak dengan menurunnya nilai saham perusahaan. Menurut Brigham dan Houston 2010:140 rasio leverage atau solvabilitas merupakan “rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang financial leverage ”. Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Beberapa ahli menuturkan tentang pengertian Debt to Equity Ratio sebagai berikut:  Menurut Prastowo 2011-89, ”DER adalah keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang 38 38 didanai oleh pemilik perusahaan yang diukur dengan cara perhitungan: Debt to Equity = Total Utang Total Moda l “  Menurut Husnan 2004:70 menjelaskan bahwa “debt to equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendir i.”  Menurut Kasmir dalam Ghozali 2012, Debt to Equity RatioDERmerupakan rasio yang digunakan untukmenilai hutang dengan ekuitas. Rasio iniberguna untuk mengetahui jumlah danayang disediakan peminjam kreditordengan pemilik perusahaan. Dengan katalain, rasio ini berfungsi untuk mengetahuisetiap rupiah modal sendiri yang dijadikanuntuk jaminan utang. Tingkat keamanandan risiko akanmempengaruhi hargasaham nantinya. Apabila Debt to EquityRatio DER menunjukkan angka yangtinggi, akan membuat resiko semakin besardan membuat investor takut menanamkan modalnya, sehingga harga saham menjaditurun. Debt to Equity ratio DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Dengan kata lain, DER berpengaruh negatif terhadap 39 39 kinerja perusahaan. Maka dari kerangka pikiran tersebut, penulis menyimpulkan apabila semakin tinggi DER maka akan berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan. c. Net Profit Margin NPM Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.Net profit margin termasuk ke dalam rasio profitabilitas karena merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.Rasio ini menggambarkan laba bersih perusahaan yang dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM akan semakin baik operasi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah NPM maka operasi perusahaan kurang baik. Seperti yang dikatakan oleh Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan 2004:62 menyatakan bahwa : “ Net profit margin adalah merupakan rasio antara laba bersih net profit yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan.Suatu net profit margin yang dikatakan baik akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan berusaha ”. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan dilakukan.Rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya operasional. 40 40 Prastowo 2011:97 mengungkapkan bahwa “rationet profit margin mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan.Ratio ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase penjualan ”. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut: NPM = Laba Bersih Penjualan Meskipun rasio ini diharapkan tinggi, akan tetapi karena adanya kekuatan persaingan industri, kondisi ekonomi, pendanaan utang dan karakteristik operasi, maka rasio ini biasanya berbeda di antara perusahaan. Rasio ini akan memberikan informasi yang berharga mengenai struktur biaya dan laba perusahaan, serta memungkinkan para analis untuk melihat sumber efisiensi dan ketidakefisienan. Selain mampu mendapatkan penghasilan untuk dapat meraih keuntungan, pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien.Kinerja operasi perusahaan harus senantiasa ditingkatkan.NPM menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimilikinya. d. Current Ratio CR Rasio selanjutnya yang di teliti oleh penulis adalah Rasio Likuiditas.Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.Current Ratio CR 41 41 bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimilikinya.Nilai Current Ratio CR yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari segi profitabiliitasnya. Sawir dalam Malintan 2012 menyatakan bahwa CR yang rendah akan berakibat pada menurunnya harga pasar saham perusahaan bersangkutan, namun CR terlalu tinggi belum tentu baik karena kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana perusahaan yang menganggur aktivitas sedikit yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. Menurut Prastowo 2011:85, “Current Ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang ”.Sedangkan menurut Bambang Riyanto 2001:331, “Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan current ratio, acid test ratio ”.Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya. Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap 42 42 profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap Hanafi dan Abdul Halim, 2005:79 Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam rasio, yang membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Current ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut: Current Asset Current Ratio = Current Liabilities Dapat disimpulkan bahwa aset lancar yang bernilai cukup besar yang dalam hal ini digunakan sebagai pembilang dalam perhitungan CR bisa saja lebih di dominasi oleh komponen piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual yang nilai dari keduan komponen ini lebih tinggi daripada nilai komponen aset lancar lainnya yang digunakan untuk membayar utang lancar. Jika hal ini terjadi tentu rasio CR suatu perusahaan akan tinggi dan mengakibatkan kondisi perusahaan seakan- akan dalam kondisi yang likuid. Beberapa ahli, mengemukakan pendapatnya mengenai definisi Current Ratio sebagai berikut:  Menurut Harahap 2002:301, Current Ratio CR atau rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajinan lancar. 43 43  Menurut Riyanto 2001:26, menerangkan bahwa “Current Ratio merupakan ukuran yang berharga untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi current obligation-nya .” Menurut Munawir 2002:72, menerangkan bahwa ”Rasio lancar Current Ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat dijadikan uang ada sekian kali hutang jangka pendek ”.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul Tahun Peneliti Variabel yang Digunakan Hasil 1 Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR dan ROA terhadap Harga Saham Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI 2009 Gede Priana Dwiratama Harga Saham, PBV, DER, EPS, DPR, ROA EPS berpengaruh terhadap harga saham, tetapi PBV, DER, ROA, dan DPR tidak berpengaruh 2 Pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS dan DER terhadap Tingkat Harga Saham Pada Perusahaan Food and Beverage di BEI Tahun 2008-2010 2011 Dwi Murtiningsih Harga Saham, ROA, ROE, NPM, EPS, DER NPM dan EPS berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA, ROE, dan DER tidak berpengaruh Bersambung ke halaman selanjutnya 44 44 Tabel 2.1 lanjutan No Judul Tahun Peneliti Variabel yang Digunakan Hasil 3 Pengaruh Variabel Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Earning per Share terhadap Harga Saham Perusahaan 2012 Husaini Harga Saham, ROA, ROE, NPM, EPS ROA dan EPS berpengaruh terhadap harga saham tetapi ROE dan NPM tidak berpengaruh 4 Pengaruh Return on Asset ROA, Earning per Share EPS, dan Debt to Equity Ratio DER terhadap Harga Saham Studi pada Perusahaan Properti yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011 2012 Faruq Ghozali Harga Saham, ROA, EPS, DER ROA dan DER berpengaruh terhadap harga saham sedangkan EPS tidak berpengaruh 5 The Relationship between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices 2012 Kabajeh Harga Saham, ROA, ROE, ROI ROA, ROE, dan ROI berpengaruh signifikan terhadap harga saham 6 The Determinant of The Stock Price in Indonesian Publicly Listed Transportation Industry 2013 Andrew Dustin Limento dan Neneng Djuaeriah Harga Saham, ROA, ROE, NPM, DER, TAT, CR, PBV, EPS, GDP, Inflation Hanya TAT dan EPS berpengaruh terhadap harga saham 7 Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Firms in The Philippines 2012 Placido M. Menaje Harga Saham, EPS, ROA Kedua variabel, EPS dan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham Bersambung ke halaman selanjutnya 45 45 Tabel 2.1 lanjutan No Judul Tahun Peneliti Variabel yang Digunakan Hasil 8 Pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS, dan EVA terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI 2012 Tri Suciyati Harga Saham, ROA, ROE, NPM, EPS, EVA EPS dan EVA berpegnaruh terhadap harga saham tetapi ROA, ROE, dan NPM tdak berpengaruh 9 Pengaruh Rasio Keuangan DER, CR, ROA, EPS terhadap Harga Saham pada Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Studi Kasus pada Perusahaan Semen yang Terdaftar di BEI 2012 Weisty Roro P.S Harga Saham, DER, CR, ROA, EPS Hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan DER, CR dan ROA tidak berpengaruh Sumber: Data diolah Penelitian sebelumnya mengenai harga saham telah dilakukan oleh Stella 2009 yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.Tidak berpengaruhnya ROA dimungkinkan karena pasar efek Indonesia masih sarat dengan intervensi pemerintah sehingga banyak aturan-aturan main pasar efek yang tidak berjalan semestinya.Sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hal ini mengimplikasikan bahwa dengan meningkatnya DER, daya tarik saham perusahaan akan menurun di mata investor karena hal tersebut berarti proporsi utang perusahaan bertambah besar sehingga beban perusahaan semakin berat. Penelitian yang dilakukan Murtiningsih 2011 menunjukkan NPM dan EPS mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal 46 46 ini menunjukkan bahwa semakin tinggi produktivitas dan jumlah laba yang dibagikan kepada pemegang saham akan meningkatkan harga saham perusahaan sendiri. Tetapi untuk ROA dan DER sendiri hasil penelitiannya mirip dengan Stella 2009 dimana ROA dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kondisi ini menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan untuk mengendalikan seluruh biaya operasional dan non-operasional sangat rendah karena perusahaan lebih banyak memiliki total aktiva dibanding laba bersih. Windarini 2012 melakukan penelitian mengenai CR, DER, ROA, ROE dan EPS dan haslnya adalah EPS merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap harga saham.Total Asset Turnover TAT tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Consumer Goods yang go public di PT. Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Yang menyebabkan Total Asset Turnover TAT tidak signifikan adalah dimana perusahaan tidak mampu melakukan perputaran modal secara berkala.Begitu juga dengan ROA dan DER yang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari kelima variabel bebas tersebut, hanya tiga variabel yang terdiri dari Current Ratio, Total Asset Turnover, Earning per Share yang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

C. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 98 106

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 80 83

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 176 106