berarti dari, dalam arah yang berbeda, dan currrere berarti lari.
30
Analisis wacana menitik-beratkan pada penggambaran teks dan konteks secara
bersama-sama dalam suatu proses kognisi dalam komunikasi. Analisi wacana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
31
Pembahasan wacana adalah pembahasan bahasa dan tuturan yang harus dalam satu rangkaian kesatuan situasi atau dengan kata lain, makana
suatu bahasa berada dalam dalam rangkaian konteks dan situasi.
32
Buah pikiran van Dijk dinilai lebih jernih dalam merinci struktur, komponen dan
unsur-unsur wacana. Pandangan wacana menurut Brown dan Yule, analisis wacana
sudah pasti adalah analisis penggunaan bahasa. Dengan demikian, analisis wacana tidak dapat dibatasi pada penggambaran bentuk-bentuk linguistik
yang terlepas dari tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang dipenuhi dari perancangan fungsi-fungsi ini dalam urusan sehari-hari manusia.
33
Bahasa bukanlah sekedar saluran tempat pengkomunikasian informasi tentang keadaan mental utama atau perilaku atau fakta-fakta
dunia ini. Sebaliknya, bahasa merupakan “alat” yang menggerakakn, dan
30
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 9
31
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jkarta: Balai Pustaka.1998, h, 32
32
Prof. Dr. Hj. Yoee Aliah Darma, M. Pd. Wacana Analisis Kritis.Bandung: CV Yrama Media, 2009, h. 1
33
Deborah Schiffin.Ancangan Kajian Wacana. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2007, hal. 40-41
akibatnya menyususn, dunia sosial itu sendiri. Selain itu bahas juga menata hubungan-hubungan dan identitas-identitas sosial. Maksudnya bahwa
perubahan-perubahan yang terjadi dalam wacana merupakan alat untuk mengubah dunia sosial. Perjuangan-perjuangan yang muncul pada tataran
kewacanaan terjadi dalam upaya untuk mengubah maupun mereproduksi realitas sosial.
34
Konteks wacana berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa, sesuai yang dikemukakan oleh
Hymes1964 a.
Latar setting, mengacu kepada tempatruangspace dan waktu tempotime terjadinya percakapan.
b. Peserta participant, mengacu pada peserta percakapan, yaitu
pembicara penyapa dan pendengar atau lawan bicara pesapa. c.
Hasil end, mengacu kepada percakapan dan tujuan percakapan. d.
Amanat message, mengacu pada bentuk dan isi amanat. Bentuk amanat bisa berupa surat, essai, iklan, pemebritahuan, pengumuman,
dan sebagainya. e.
Cara key,
mengacu pada
semangat melaksanakan
percakapan.misalanya bercakap-cakap dengan penuh semangat, santai atau tenang meyakinkan.
f. Sarana instrument, mengacu kepada penggunaan bahasa baik lisan
maupun tulis dan mengacu pula pada variasi bahasa yang digunakan.
34
Marianne W. Jorgensen dan Louise J. Phillips. Analisis Wacana Teori metod. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 5
g. Norma norms, mengacu pda perilaku peserta percakapan. Misalnya
diskusi komunikasinya dua arah dan kuliah komunikasinya satu arah. h.
Jenis genre, mengacu pada kategori, seperti sajak, teka-teki, kuliah, dan doa.
35
Analisis wacana merupakan salah satu studi mengenai pesan dalam komunikasi selain analisis isi kuantitatif ataupun analisis semiotik.
Menurut Eriyanto terdapat empat perbedaan antara analisis wacana dengan analisis isi kualitatif, antara lain:
a. Analisis wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis
isi yang umumnya kuantitatif, analisis wacana menekankan pada pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit kategori seperi yang
terdapat dalam analisis isi. Sehingga dalam menentukan analisis datanya, analisis wacana tidak memerlukan lembaran koding;
b. Analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk
membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest nyata, atau dengan kata lain yang dipentingkanadalah objektivitas, validitas
kekakuratan data, dan realibilitas. Sedangkan dalam analisis wacana, unsur terpenting dalam analisisnya adalah penafsiran dari teks yang
latent tersembunyi; c.
Analisis isi kuantitatif lebih menekankan kepada “apa” what yang dikatakan oleh media, dan hanya bergerak pada level makro isi media
saja. Sedangkan analisis wacana menekankan kepada “bagaimana” how dan dengan cara pa pesan dikatakan oleh media. Selain meneliti
35
Prof. Dr. Hj. Yoee Aliah Darma, M. Pd. Wacana Analisis Kritis.Bandung: CV Yrama Media, 2009, h. 4-6
level makro isi media, analisis wacana juga meneliti level mikro yang menyususn suatu teks, seperti kat, kalimat, ekspresi, dan retoris;
d. Analisis isi bertujuan melakukan generalisasi dalam penyimpulan hasil
penelitiannya, dan bahkan melakukan prediksi. Hal ini karena dalam unit atau perangkat penelitiannnya menggunakan sample, angket dan
sebagainya. Yang
secara tidak
langsung bertujuan
untuk menggambarkan fenomena dari suatu isu atau peristiwa. Sedangkan
analisi wacana tidak berujuan untuk melakukan generalisasi dengan menggunakan beberapa asumsi. Hal ini karena wacana melihat bahwa
setiap peritiwa pada dasarnya selalu bersifat unik, karena tidak diperlukan prosedur yang sama diterapkan untuk isu dan kasus yang
berbeda.
36
Ciri-ciri dan Sifat Wacana berdasarkan pengertian wacana, kita dapat mengidentifikasi ciri dan sifat sebuah wacana, antara lain sebagai
berikut: a.
Wacana dapat berupa rangkaian ujar secra lisan dan tulisan atau rangkaian tindak tutur.
b. Wacana mengungkapakan suatu halsubjek.
c. Penyajiannya teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan semua
situasi pendukungnya. d.
Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu. e.
Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental.
37
36
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 70-71
37
Prof. Dr. Hj. Yoee Aliah Darma, M. Pd. Wacana Analisis Kritis.Bandung: CV Yrama Media, 2009, h. 3-4
4. Analisis Wacana menurut Van Dijk
Menurut Van Dijk, wacana memiliki tiga dimensi yakni: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dimensi teks terdiri atas tiga struktur
atau tingkatan, yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Ketiga struktur tersebut memiliki elemen-elemen yang saling mendukung
satu sama lain. Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks. Struktur yang kedua dalam analisis wacana adalah superstruktur yakni
kerangka dalam suatu teks atau alur dalam suatu tulisan seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan. Struktur terakhir dalam analisis
wacana adalah struktur mikro yang merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat dilihat dengan mengamati pilihan kata, kalimat, dan gaya yang
digunakan dalam suatu teks. Strukturelemen wacana yang dikemukakan Van Dijk ini dapat
digambarkan seperti berikut
38
: ELEMEN WACANA VAN DIJK
Struktur Wacana Hal yang diamati
Elemen Struktur makro
TEMATIK tematopik
yang dikedepankan dalam suatu
berita Topik tema dalam
memoar Reporter and the City
Superstruktur SKEMATIK
bagaimana bagian dan urutan cerita diskemakan dalam teks
berita secara utuh Skema terdapat 10
sub bab judul dan yang di bahas 5 sub
bab judul
Struktur mikro SEMANTIK
makna yang
ingin di
tekankan dalam teks berita Latar,
detil, dan
maksud Struktur mikro
SINTAKSIS bagaimana kalimat bentuk
Bentuk kalimat,
koherensi, dan kata
38
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: PT. Lkis, 2006 Cet. Ke-6, h. 228-229
susunan yang dipilih ganti
Struktur mikro STILISTIK
bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita
Leksikon
Struktur mikro RETORIS
bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan
Grafis dan metafora
Dari sekian banyak model analisis wacana , model Van Dijk, yang dikenal dengan “kognisi sosial”, merupakan paling banyak dipakai. Bagi
Van Dijk, menganalisis wacana tidak dapat tertumpu pada teks semata- mata, melainkan juga pada cara kognisi atau kesadaran mental masyarakat
bekerja dalam memproduksi teks.
39
Beberapa hal yang diamati dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro dalam analisis Van Dijk adalah:
a. Tematik
Tematik adalah hal yang diamati dalam struktur makro analisis wacana Van Dijk. Secara etimologis tematik berasal dari kata Yunani
yaitu tithenia yang berarti menempatkan atau meletakkan. Sedangkan dilihat sebagai sebuah tulisan, tema merupakan suatu amanat utama
yang disampaikan oelh penulis melalui tulisannya.
40
Topik merupakan elemen yang terdapat dalam temantik. Topik merupakan inti pesan atau
informasi yang paling penting yang ingin disampaikan komunikator dalam hal ini penulis memoar. Dengan topik, kita dapat mengetahui
masalah dan tindakan yang diambil oleh penulis memoar dalam mengatasi masalah.
39
Drs. Jumroni, M. Si, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 79
40
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 75
b. Skematik
Menurut Van Dijk, skematik merupakan strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan
menyususn bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik yang memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana
yang diakhirkan untuk menyembunyikan informasi penting.
41
Pada umumnya , teks atau wacana memiliki skema atau alur, yang dimulai dari pendahuluan hingga penutup. Alur memberikan
tekanan dalam suatu teks, bagian mana yang berada di awal, dan bagian mana yang berada di akhir, hal itu juga bisa sebagai strategi untuk
menyembunyikan informasi yang penting. c.
Semantik Merupakan suatu ilmu bahasa yang menelaah makna satuan
lingual, baik makna leksikal unit semantik terkecil maupun makna gramatikal makna yang terbentuk dari gabungan satuan-satuan
kebahasaan.
42
d. Sintaksis
Secara etologis bearti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis ialah bagian dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
43
e. Stilistik
41
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: PT. Lkis, 2006 Cet. Ke-6, h. 234
42
Wijana. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta:ANDI, 1996, h. 1
43
Mansoer Pateda. Linguistik: Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa, 1994, h. 85
Pada stilistik ini pusat perhatiannya adalah style gaya bahasa yaitu cara yang digunakan penulis untuk menyatakan maksudnya
dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. f.
Retoris Merupakan gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara
atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan hiperbolik atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan
berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak.
44
Dengan menganalisis keseluruhan komponen struktural wacana, dapat diungkap kognisi sosial pembuat wacana. Secara teoretik, pernyataan ini
didasarkan pada penalaran bahwa cara memandang terhadap suatu kenyataan akan menentukan corak dan struktur wacana yang dihasilkan.
45
44
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 82-84
45
Teun A. van Dijk. 2003. Ideology and discourse: A Multidisciplinary Introduction. Internet Course for the Oberta de Catalunya UOC
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sekilas tentang Memoar Reporter and the City
Reporter and the City adalah kumpulan pengalaman-pengalaman Noni Wibisono selama menjadi reporter di stasiun televisi swasta nasional.
terlahir dari kepribadian drama queen, tidak hanya sekali dua kali Noni teserang panic attack saat berkerja. Namun, Noni berusaha mati-matian
menyesuaikan diri dengan profesinya dan kadang suka kumat kepribadian aslinya.
“Menulis dari hati. Menurut saya, itulah yang dilakukan Noni, seorang reporter yang memiliki karakter berbeda daripada reporter pada umumnya.
Sepanjang karier saya di dunia pertelevisian, saya telah mengenal banyak sosok reporter, dengan kelebihan dan keunikan nya masing-masing. Terlepas
dari tampilan layar kaca, reporter pun punya sisi lain yang “informal” dan tidak melulu menjadi sosok yang formal. Bagi saya, buku ini memberi insight
pada pikiran dan perasaan tersembunyi seorang reporter.” Itulah yang di ungkapakan Wishnutama selaku Presiden Direktur Trans TV pada buku
memoar ini. Penuturan kata yang diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur
Utama Trans TV adalah suatu bukti buku ini berkualitas untuk dijadikan bahan bacaan. Terutama orang yang ingin mengetahui atau ingin menjadi seorang
reporter di televisi.
Cover yang berwarna hitam dan kuning, pada bagian atas tertulis nama penulis tidak lain Noni Wibisono, di bawahnya tertulis judul kata reporter
yang diwarnai merah dan and the city warana hitam, disamping judul tertuliskan sifat aslinya centil pangkal eksis. Kemudian di bawahnya terdapat
foto-foto dokumentasi liputan banjir, dan satu foto Noni yang cukup besar sedang memagang microphone yang terdapat gambar bibir bertuliskan cablak
catatan blak-blakan. Buku memoar yang terbit bulan april tahun 2009 ini merupakan buku
pertama yang ditulis oleh Noni Wibisono. Buku yang diterbitkan oleh GagasMedia Jakarta ini tebalnya 220 halaman. Editornya Cristhian Simamora
dan Widyawati Oktavia, proofreadernya Alit Tisana Palupi, penata letaknya Mira, dan desain sampulnya Adriano Budiman.
Dalam memoar ini terkadang ada foto yang diselipkan Noni yang didokumentasikan orang lain. Hal ini dilakukan agar para pembaca tidak
hanya membaca tetapi bisa melihat gambarnya. Walau tidak semua judul cerita adanya gamabarnya, tapi hal itu sudah cukup menjadikan penyegar bagi
para pembaca. Sekaligus mengenalkan sosok Noni saat liputan. Foto yang terdapat di dalam memoar ini sebanyak 15 foto.
Buku memoar yang ini diawali oleh sepatah lebih dari sepatah kata, kemudian introduction kenalam dulu dong...., 10 judul cerita pada bagian
inti, dan bagian terakhir hidden chapter happy ending. Adapun 10 judul bagian cerita yang berbeda-beda, yaitu: