Pengertian Reporter dan Berita

Reporter adalah sebutan bagi salah satu profesi yang digunakan dalam bisnis media massa. Dalam bekerja reporter tidak sendiri, ia paling tidak disertai seorang juru kamera. Jika tim itu lengkap maka akan juga ikut serta seorang juru suara soundman dan juru lampu lightingman. Reporter adalah pemimpin produksi dalam menjalankan tugasnya. Sebaiknya reporter memang dispesialisasikan misalnya, menjadi reporter politik, Ekonomi, Kesehatan, atau militer, sehingga reporter yang meliput di satu bidang terlatih dengan baik dan hasil liputannya lebih variatif. Dalam hal bertugas, ia bisa melakukannya berdasarkan inisiatif dari dirinya sendiri atau bahkan sering kali ia juga mendapatkan penugasan dari atasannya Assignment Editor dll yang dihasilkan dari pertemuan anggota redaksi untuk menetapkan berita apa yang harus diliput untuk siaran hari ini. 18 Kewajiban yang diemban wartawan reporter melahirkan tanggung jawab yang harus mereka pikul. Akar dari tanggung jawab ini terutama dari kenyataan bahwa kita ini sebagai individu juga menjadi anggota masyarakat, yang dengan keputusan dan tindakan kita, dapat mempengaruhi orang lain. Semakin besar kekuasaan atau kemampuan kita untuk mempengaruhi orang lain, semakin berat pula kewajiban moral kita. Wartawan memang mempunyai tujuan mulia-noble purpose. Paus Johanes Paulus II berkata: “Dengan pengaruh yang luas dan langsung terhadap opini masyarakat, jurnalisme tidak bisa dipandu hanya oleh kekuatan ekonomi, keuntungan, dan kepentingan khusus. Jurnalisme 18 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005, h. 13-15 haruslah diresapi sebagai tugas suci, dijalankan dengan kesadaran bahwa sarana komunikasi yang sangat kuat telah dipercayakan kepada anda demi kebaikan orang banyak”. 19 Memberitahu khalayak mengenai apa yang sedang terjadi di masyarakat adalah sebuah proses yang penuh risiko. Proses tersebut dapat dianggap sebagai berjalan di atas medan penuh ranjau. Tetapi jika perjalanan tersebut dapat dilalui dengan selamat dan sukses, kecemasan tersebut pantas. 20 Seorang reporter bekerja sebagai jurnalis yang bertugas mengumpulkan berita dari berbagai sumber yang berbeda, mengorganisasikan setiap laporan, dan sewaktu-waktu menuliskan dan melaporkannya melalui stasiun. Adapun tugas pokok reporter, yaitu: a. Mengumpulkan berita dari berbagai sumber, menganalisis dan menyiapkan berita dan features untuk siaran laporan televisi. b. Menemukan pandangan dan menekankan berita-berita yang memiliki cerita faktual secara khusus. c. Menguji item-item berita yang penting untuk menentukan topik laporan berita dan features serta mengevaluasi kepala berita lead dan memberikan petunjuk pengembangan ide cerita untuk berita. d. Melakukan wawancara langsung, rekaman di studio dan mempresentasikan secara live, atau voice over dari lokasi peristiwa. 19 Luwi Ishwara. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Pt Kompasa Media Nusantara. 2007, h. 18 20 Herbert Strentz. Reporter dan Berita; Persengkongkolan dalam Mengemas dan Menyesatkan Berita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1993, h. 61 e. Melaksanakan pengembangan berita sebelum laporan berita diperbaharui dan ditambahkan fakta. 21 Hasil buah kerja reporter adalah berita, sifat proses pengumpulan berita membentuk berita karena adanya tekanan ruang dan waktu, dan karena cara berita tersebut didefinisikan. Definisi mengenai berita tidaklah bersifat statis, dan nilai berita seperti keutamaan, konflik, dan batas waktu telah termodifikasi dalam beberapa tahun terakhir ini, yang tidak selalu menguntungkan bagi khalayak berita. 22 Terdapat 5 ciri khas yang dimiliki oleh wartawan reporter, yaitu: a. Menyukai tantangan. b. Berani, maksud berani disini berani dalam menghadapi resiko. c. Memiliki daya tahan tinggi dalam menjalakan tugas jurnalistiknya. d. Memiliki kemampuan menggali sumber informasi. e. Memiliki minat dan bakat dalam menulis cerita. 23

2. Pengertian Berita

Berita news merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views opini. Pakar lain seperti Dean M. Lyle Spencer,Willard C. Bleyer, William S. Maulsby, dan Eric C. Hepwood, seperti dikutif Dja‟far Assegaf 1983:5, sama-sama menekankan unsur “menarik 21 Drs. Tommy Suprapto, MS. Berkarier di Bidang Broadcasting.Yogyakarta: Media Presindo. 2006, h. 95-97 22 Herbert Strentz. Reporter dan Berita; Persengkongkolan dalam Mengemas dan Menyesatkan Berita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1993, h. 60 23 Eni Setiati. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan Strategi Wartawan Menghadapi tugas Jurnalistik. Yogyakarta: CV Andi Offset.2005, h. 10 perhatian” dalam definisi berita yang mereka buat. “berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca,” Paul De Massener dalam buku Here’s The News: Unesco Associate yang dikutip oleh AS Haris Sumadiria, menyatakan bahwa news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik serta minat khalayak pendengar. Juga menurut Charnley dan James M. Neal menjabarkan bahwa berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak. 24 Menurut Miicthel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III Holt-Reinhart Winston, New York, 1975 halaman 44 menyebutkan “Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.” 25 Pada leksikon komunikasi, berita didefinisikan sebagai berikut 26 : a. Fakta atau gagasan yang dapat menarik perhatian orang banyak dan tepat waktunya disiarkan. b. Pernyataan yang bertujuan untuk memberitahu. c. Laporan tentang peristiwa atau pendapat yang disiarkan atau untuk diketahui secara umum. 24 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature, Bandung: Remaja Rosda Karya, cet. kedua 2006 h. 64 25 Asep Syamsul M. Romli, S, IP. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005. h. 4 26 Harimukti Kridaksana, ed, Leksikon Komunikasi, Jakarta: PT Pradya Paramita, 1984, h. 20 Adapun 4 karakteristik utama sebuah berita dapat dipublikasikan di media massa layak muat, keempat unsur ini dikenal pula dengan nilai- nilai berita news values atau nilai-nilai jurnalistik, yaitu: a. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Maksudnya sesuatu yang baru news. b. Nyata faktual, yakni informasi tentang sebuah fact, bukan fiksi atau karangan. Fakta dari dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata real event, pendapat opinion, dan pernyataan statement sumber berita. c. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu untuk diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak, seperti kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan sebagainya. d. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca pa yang kita beritakan. 27 Seorang wartawan repoter dalam mencari berita mengacu kepada nilai-nilai berita kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai “rumus” umum penulisan berita, agar tercipta sebuah berita yang lengkap. Unsur berita tersebut dikenal dengan 5W+1H kependekan dari: a. What = apa yang terjadi b. Where = di mana hal itu terjadi c. When = kapan peristiwa itu terjadi 27 Ibid., h. 5 d. Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu e. Why = kenapa hal itu terjadi, dan f. How = bagaimana peristiwa itu terjadi. 28 Adapun jejnis-jenis berita, yaitu: a. Straight News: berita langsusng apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. b. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. c. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. d. Interpretatif News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan. e. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendikiawan sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. 29

D. Pengertian Analisis Wacana dan Analisis Wacana Model Teun A. Van

Dijk 3. Pengertian Analisis Wacana Istilah wacana merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, yakni discourse. Menurut kamus besar bahasa inggris, kata discourse berasal dari bhasa lati yaitu discursus yang memiliki arti lari kian-kemari dis 28 Ibid., h. 10 29 Ibid., h. 11-12 berarti dari, dalam arah yang berbeda, dan currrere berarti lari. 30 Analisis wacana menitik-beratkan pada penggambaran teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses kognisi dalam komunikasi. Analisi wacana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 31 Pembahasan wacana adalah pembahasan bahasa dan tuturan yang harus dalam satu rangkaian kesatuan situasi atau dengan kata lain, makana suatu bahasa berada dalam dalam rangkaian konteks dan situasi. 32 Buah pikiran van Dijk dinilai lebih jernih dalam merinci struktur, komponen dan unsur-unsur wacana. Pandangan wacana menurut Brown dan Yule, analisis wacana sudah pasti adalah analisis penggunaan bahasa. Dengan demikian, analisis wacana tidak dapat dibatasi pada penggambaran bentuk-bentuk linguistik yang terlepas dari tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang dipenuhi dari perancangan fungsi-fungsi ini dalam urusan sehari-hari manusia. 33 Bahasa bukanlah sekedar saluran tempat pengkomunikasian informasi tentang keadaan mental utama atau perilaku atau fakta-fakta dunia ini. Sebaliknya, bahasa merupakan “alat” yang menggerakakn, dan 30 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 9 31 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jkarta: Balai Pustaka.1998, h, 32 32 Prof. Dr. Hj. Yoee Aliah Darma, M. Pd. Wacana Analisis Kritis.Bandung: CV Yrama Media, 2009, h. 1 33 Deborah Schiffin.Ancangan Kajian Wacana. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2007, hal. 40-41