Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Novel Faith And The City Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra

(1)

HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Yoga Alif Prasetyo / 1112051000015

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/ 1437 H


(2)

ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM NOVEL FAITH AND THE CITY KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Disusun Oleh: Yoga Alif Prasetyo NIM: 1112051000015

Disetujui Oleh Dosen Pembimbing:

Dr. H. Ilyas Ismail, MA NIP: 19630405 199403 1 001

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDATULLAH JAKARTA 2016 M/ 1437 H


(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 May 2016


(5)

i

“Analisis Wacana Pesan Moral dalam Novel Faith and The City Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra”

Novel Faith and The City ini adalah novel lanjutan dari novel Bulan Terbelah di Langit Amerika. Secara umum novel Faith and The City ini masih sama dengan novel sebelemnya yaitu menceritakan Islamophobia di Amerika. Namun secara khusus novel ini menceritakan tentang keimanan, ambisi dan kehidupan sosial. Walupun novel ini novel fiksi namun alur ceritanya diceritakan berdasarkan pengalaman pribadi sang pengarang. Maka dari itu banyak pesan moral yang ada dalam novel ini yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan tulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari analisis Teks yang terdapat dalam novel Faith and The city? Kemudian, minornya adalah Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari Kognisi sosial yang terdapat dalam novel Faith and The city? Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari Konteks sosial yang terdapat dalam novel Faith and The city?

Dari data yang ditemukan dalam Analisis teks diatas bahwa pesan moral yang terkandung dalam novel Faith and the City karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra ini banyak menyoroti tentang kehidupan sosial, hubungan manusia dengan Tuhan, ambisi, hubungan dengan sesama manusia dan toleransi beragama

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis wacana terhadap novel Faith and The city karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Model analisis wacana yang digunakan adalah model Teun A Van Dijk, Menurutnya penelitian wacana tidak hanya terbatas pada teks semata, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi dan dipahami oleh si pembuat teks. Dan bagaimana kognisi sosial dan konteks sosial yang ada.

Kognisi sosial yang terdapat dinovel ini adalah tujuan pengarang mengapa ia membuat tulisan atau novel ini. Dengan adanya kognisi sosial kita tahu pikiran sang pengarang yang melatar belakangi tulisan dalam novel tersebut. Tujuan pengarang membuat novel ini adalah untuk menunjukan bagaimana sisi media yang gelap. Karena pengarang dahulunya merupakan wartawan disalah satu media luar negeri dan dalam negeri, ia ingin menceritakan pengalamannya kepada pembacanya.

Kemudian Konteks Sosial yang terdapat dalam novel ini adalah pengarang menulis buku ini untuk melawan isu Islamophobia yang terjadi dinegara barat, pengarang ingin munjukan bahwa agama Islam dan masyarakat Islam tidak seperti yang dibayangkan, bahwa agama Islam adalah agama yang suci, indah dan sesungguhnya cinta dengan yang namanya perdamaian demikan pula dengan masyarakatnya, dan tidak ada satupun hal yang harus ditakuti dari Agama tersebut yang mengakibatkan munculnya isu Islamophobia atau ketakutan terhadap agama Islam.

Kata kunci: Novel Faith and The city, Pesan Moral, Analisis Wacana, Teks, Kognisi Sosial, dan Konteks Sosial


(6)

ii

panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan segala anugerah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak rintangan, cobaan yang penulis rasakan namun selangkah demi selangkah serta do‟a dan kemudahan yang Allah berikan, Alhamdulillah kesulitan tersebut dapat teratasi.

Penulis menyadari, betapa skripsi yang sudah merupakan bagian tak terpisahkan dari penulis, begitu banyaknya orang yang ikut memberikan semua yang dibutuhkan oleh penulis dalam proses penyelesaiannya. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II, Dr. Suhaemi, Ma selaku Wakil Dekan III, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs Masran M.Ag selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Dr. H. Ilyas Ismail, MA selaku Pembimbing Skripsi ini, yang telah membimbing dan memberi masukan-masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(7)

iii

terbayarkan.

6. Seluruh pengelola dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah yang telah melayani dan meyiapkan fasilitas literatur, selama penulis belajar sampai bisa menyelesaikan studi di UIN Jakarta.

7. Kedua Orang Tua Saya, Suparnoto dan Sumiyem.S.Pd.i, yang telah mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu dan serta senantiasa mendo‟akan penulis, sehingga penulis bisa mengenyam pendidikan formal tingkat perguruan tinggi, hingga selesai. Semoga selalu sehat dan tidak lelah menasihati serta mendo‟akan penulis.

8. Kawan-kawan terdekat penulis, Faqih Aulia Rizqi, Fajar Hardian, Rizki Hakiki, Ricca Junia Ilprima, Indriana Rara Subadra, Hany Sabrina Mumtaz Aziz yang selalu mendukung dan selalu memberi semangat agar skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

9. Kawan-kawan seperjuangan KPI A angkatan 2012 yang selalu memberi motivasi, semangat dan inspirasi kepada penulis, serta kawan-kawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Pada kesempatan ini, Penulis mendo‟akan semoga bantuan, dukungan, bimbingan, dan perhatian yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin Ya Robbal


(8)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Analisis Wacana dan Teori Van Djik ... 14

B. Pesan Moral ... 31

C. Novel ... 37

BAB III BIOGRAFI PENULIS DAN SINOPSIS FAITH AND THE CITY A. Biografi Penulis ... 42

B. Karya-karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra ... 44

C. Sinopsis Novel Faith and the City ... 51

BAB IV STRUKTUR ANALISIS DATA A. Analisis Wacana Pesan Moral ... 56

B. Wacana Pesan Moral Novel Faith and The City Dilihat dari Analisis Kognisi Sosial ... 85

C. Wacana Pesan Moral Novel Faith and The City Dilihat dari Konteks Sosial. ... 89

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Novel merupakan salah satu karya sastra yang masih ampuh dalam menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat. Novel hadir ditengah-tengah masyarakat seiring dengan kebutuhan manusia yang ingin memahami masalah melalui karya tulis. Maka dari itu sastra digunakan sebagai media alternative penyampaian pesan, yang dibungkus dengan kisah yang menyentuh hati sehingga cerita akan lebih komunikatif dengan masyarakat.

Pemilihan bahasa dalam karya sastra novel itulah yang akan membuat tulisan itu berkualitas dan yang nantinya pembaca akan tau pesan-pesan dan informasi yang ada didalam novel tersebut.

Karya sastrapun tidak terlepas dari latar belakang sang pengarang, apalagi pengarang merupakan seorang muslim, besar kemungkinan kelahiran karya tersebut dilatar belakangi oleh motivasinya untuk menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam ajaran agamanya, yaitu baik peristiwa yang sedang berlangsung atau yang pernah dialami dialaminya sebelumnya.

Karya sastra, fiksi, senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan harkat dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut pada hakikatnya bersifat universal. Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh manusia sejagad. Ia tidak hanya bersifat kesebangsaan, apalagi keseorangan, walau memang terdapat ajaran moral kesusilaan yang berlaku dan diyakini


(10)

oleh kelompok tertentu. Sebuah karya fiksi yang menawarkan pesan moral yang bersifat universal biasanya akan diterima kebenarannya secara universal pula.1

Novel yang mengandung nilai-nilai moral tersebut biasanya membahas mengenai aspek-aspek kehidupan sosial, mengandung pengajaran tentang tingkah laku yang baik, itu akan lebih mudah diterima oleh masyarakat pembaca. Karena mereka seolah-olah berada di tengah-tengah cerita. Bila seseorang sedang membaca, apalagi kisahnya hampir sama dengan yang dialaminya, bisa jadi pembaca tersebut akan menangis dan tertawa sendiri.

Namun pesan moral tidak selalu digambarkan dengan tingkah laku yang baik, terkadang pengarang sengaja menggambarkan gambaran yang buruk atau tidak sesuai yang tujuannya adalah agar kita sebagai pembaca tidak mengikuti apa yang dilakukan oleh sang tokoh yang ada dinovel tersebut.

Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, merupakan 2 pasangan suami istri yang mulai dikenal dari novel dan film 99 Cahaya di Langit Eropa. Mereka merupakan penulis sekaligus produser dari novel dan film tersebut, dari sanalah meraka mendapatkan tempat dihati para pembacanya, terbukti novel tersebut meraih novel Best Seller. Film yang sudah tayang dilayar bioskop dan televisi tersebut sudah meraih banyak penoton.

Dengan background dan latar luar negeri dan merupakan cerita pengalamannya selama di Eropa dan Amerika inilah yang menarik dari novel ini. Hanum dan Rangga juga menceritakan sejarah-sejarah Islam yang ada di 2 benua tersebut, seakan-akan kita akan diajak keliling Eropa dan Amerika

1

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2013. h. 431-432


(11)

bersama mereka lewat karya-karya yang ia telah hasilkan. Fakta-kata yang disajikan dalam novel ini tentang sejarah Islam pun yang membuat kita sedikit tercengan mengetahui fakta-fakta yang tersaji didalamnya

Novel “Faith and The City” merupakan novel lanjutan dari 99 cahaya di langit eropa, Berjalan di Atas Cahaya dan Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Novel meraka pun sudah banyak yang menjadi novel Best Seller, tak terkecuali Novel Faith and The City. Padahal novel ini terbilang baru, terhitung akhir desember 2015 novel ini terbit dan sudah menjadi novel Best Seller pada akhir januari 2016. Kesuksesan film yang berasal dari novel Bulan Terbelah di Langit Amerika inilah yang membuat novel Faith and The City ini ditunggu-tunggu oleh pembacanya, karena novel tersebut merupakan lanjutan dari novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Novel ini secara umum masih sama dengan novel sebelumnya yang membahas mengenai Islamophobia, bagaimana peran media yang ikut memutarbalikkan atau mendiskreditkan image Islam di mata dunia. Namun secara khusus novel ini membahasa mengenai keimanan, semangat beragama, profesioanalisme bekerja dan menyoroti tentang kehidupan sosial.2

Gaya bahasa yang sangat mudah untuk di cerna dan kisah yang membuat penasaran ketika membaca, membuat kita sebagai membaca ikut tenggelam kedunia khayalan kita. Latar yang dibuat sang penulis pun tidak membuat kita jenuh, dengan permainan kata dan pemilihan diksi yang tepat membuat novel ini nyaman untuk dibaca oleh banyak kalangan, mulai dari kalangan atas

2

Wawancara Pribadi dengan Hanum Rais Salsabiela dan Rangga Almahendra. Jakarta, 22 April 2016


(12)

hingga rakyat jelata, selain itu penulis membuat novel ini sagat inspiratif dan tidak menggurui. Tidak heran jika pengarang novel yang masuk sebagai sepuluh wanita yang akan menjadi inspirasi di tahun 2013.3.

Novel Faith and The City walupun novel baru lanjutan dari Bulan terbelah di Langit Amerika, namun kedepannya akan diterima oleh masyarakat terbukti pada awal penerbitanya novel ini sudah menyabet gelar best seller serta akan difilmkan pada tahun 2017. Jika kita melihat karya-karya sebelumnya yang telah best seller dan dijadikan film seperti Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa dan Bulan terbelah di Langit Amerika, menujukan bahwa Novel-novel garapan Hanum dan rangga selalu ditunggu dan selalu mendapat tempat dihati para penggemarnya.

Untuk itu dalam penelitian ini, penulis ingin menganalisa pesan moral yang terkandung dalam “Novel Faith and The City” karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Yang mengandung nilai kebaikan serta memberi pengetahuan bagi para pembacanya melalui karya tulis yang berjudul “ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM NOVEL

FAITH AND THE CITY KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka ruang lingkup yang akan diteliti dibatasi wacana pesan moral tentang nilai tauhid yang dibagi menjadi 3 indikator yaitu hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesama dan ambisi dalam bekerja, yang terdapat pada dalam

3

Gembira putra agam, 10 wanita yang menginspirasi di tahun 2013. Diakses pada tanggal 15 November 2012 dari http://id.omg.yahoo.com/blogs/stylefactor/10-wanita-yang-akan- menjadi-inspirasidi-tahun-2013:html


(13)

novel Faith and The city karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Penelitian ini mencakup seluruh isi cerita yang dibagi 30 bab, 224 halaman, menggunakan novel cetakan pertama yang diterbitkan oleh Kompas Gramedia.

Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari analisis Teks yang terdapat dalam novel Faith and The city?

2. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari Kognisi sosial yang terdapat dalam novel Faith and The city?

3. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari Konteks sosial yang terdapat dalam novel Faith and The city?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moral berdasarkan Analisis Teks yang terdapat dalam novel Faith and The city.

2. Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moral berdasarkan Kognisi Sosial yang terdapat dalam novel Faith and The city.

3. Dan Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moralberdasarkan Konteks Sosial yang terdapat dalam novel Faith and The city.


(14)

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan komunikasi, terutama studi tentang analisis wacana, dengan fokus kepada analisis wacana karya sastra, sehingga secara umum dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi kajian komunikasi penyiaran Islam.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dan bahan perbandingan bagi penelitian serupa yang telah ada, dan memberikan masukan serta inspirasi bagi para peminat peminat karya sastra dengan muatan dakwah dan pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia seperti yang dilakukan Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis wacana terhadap novel Faith and The city karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Model analisis wacana yang digunakan adalah model Teun A Van Dijk, modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks. Menurutnya penelitiannya atas wacana tidak cukup hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus diamati.4

4

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta : LKis, 2011), h. 221


(15)

Analisis wacana merupakan salah satu alternatif dari analisis isi selain kuantitatif yang dominan dan banyak digunakan dalam sebuah penelitian.Jika analisis kuantitatif lebih memfokuskan pada sisi komunikasi yang tampak (tersurat/tampak/nyata). Sedangkan untuk menjelaskan hal-hal yang tersirat (latent), misalnya ideologi apa yang ada di balik suatu berita, maka dilakukan riset analisis isi kualitatif. Dalam perkembangan Ilmu Komunikasi, metode analisis isi kualitatif berkembang menjadi beberapa varian metode, analisis wacana salah satunya di samping analisis framing dan semiotik.2 Pretensi analisis

wacana adalah pada muatan, nuansa dan makna yang latent (tersembunyi) dalam teks media.5

Berdasarkan level konseptual teoritis, wacana diartikan sebagai domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara dalam konteks penggunaannya, wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana, yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan suatu cara tertentu, misalnya wacana imprealisme dan wacana feminisme. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya, wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pertanyaan6.

Van Dijk menggambarkan wacana dalam tiga dimensi, yaitu: Teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Bila digambarkan maka skema

5

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis : Riset Komunikasi. (Jakarta : Kencana, 2006), h.62

6


(16)

penelitian dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut:

Struktur Metode

Teks

Menganalisa bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu

Struktur makro:

Super struktur:

Struktur mikro:

Kognisi Sosial

Menganalisa bagaimana peritiwa dipahami,

didefinisikan dan ditafsirkan dengan memasukkan informasi yang

digunakan untuk menulis dari suatu wacana tertentu. (alasan penulis) Konteks Sosial

Menganalisa bagaimana wacana menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi.


(17)

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam menganalisis data menggunakan deskriptif kualitatif, yang merupakan suatu teknik yang objektif, sistematik dengan menggunakan metode observasi serta menggambarkan secara kualitatif pernyataan komunikasi yang diungkapkan.7

3. Objek dan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Hanum Salsabiela Rais selaku penyusun novel Faith and The city, sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah pesan moral yang terkandung dalam buku tersebut. 4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Research Document, yaitu analisis pada novel Faith and The city karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu cara penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diselidiki.8

Penelitian ini melakukan observasi teks yaitu pengamatan untuk menganalisis makna pesan moral yang terdapat dalam teks tersebut. Peneliti menghimpun data-data dan literatur, baik buku-buku, internet, yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini melalui penelitian kepustakaan. Pengolahan data akan disesuaikan dengan kerangka analisis wacana model Teun A. Van Dijk, yaitu menganalisis pesan

7

Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian PR dan Komunikasi (Jakarta:Raja Grafindo,2003),h.215

8


(18)

moral dilihat dari analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah struktur dari teks yang masing-masing bagian saling mendukung, dalam dimensi kognisi sosial difokuskan bagaimana sebuah teks diproduksi, sedangkan konteks sosial melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam publik atas suatu wacana. Kemudian dari ketiga dimensi di atas peneliti akan melakukan interpretasi berdasarkan temuan data yang terdapat dalam teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan pengarang melalui wawancara. Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menguatkan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada penulis pada novel Faith and The city karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

5. Analisis Data

a. Proses Penafsiran data

Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interprétatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran penulis. Setiap teks pada dasarnya dapat dimaknai secara berbeda, dan dapat ditafsirkan secara beragam9.

9


(19)

Dalam tahap ini, penulis akan memperhatikan data-data yang terdapat dalam novel Faith and The city karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, kemudian akan ditafsirkan penulis dengan disesuaikan pada kerangka analisis wacana yang dikemukakan oleh Van Dijk.

Setelah melakukan penafsiran, selanjutnya melakukan penyajian data yang berbentuk sekumpulan informasi yang kemudian data tersebut kemungkinan akan dijadikan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan dan pemberian saran.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka digunakan untuk menghindari adanya kesamaan judul, objek, pembahasan dalam proses penyusunan skripsi. Penelitian mengenai Analisis Wacana yang diangkat mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi cukup bervariatif, baik tema maupun objek penelitiannya.

1. “Analisis Wacana Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye”.10

Skripsi ini di tulis oleh mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye menggambarkan nilai moral yang terkandung dalam novel tersebut.

10

ANINDIATI, Sevtya,Analisis wacana pesan moral dalam novel rembulan tenggelam di wajahmu karya Tere Liye (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,2012)


(20)

2. “Analisis Wacana Kritis “Dai Komersial” dalam Buku Setan berkalung Surban Karya Prof. DR. KH. Ali Mustofa Yaqub, MA”.11 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini menggunakan metode Analisis Wacana untuk mencari pesan-pesan yang terkandung dalam buku tersebut.

3. “Analisis isi Pesan Dakwah Dalam Novel Diatas Sajadah Cinta KaryaHabiburrahman El-Shirazy”.12 ditulis oleh Zakiyah Fiddin, 2008, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Skripsi ini membahas tentang pesan pesan yang terkandung dinovel karya Habiburrahman El-Shirazy

4. “Analisis Wacana Keluarga Sakinah Pada Materi Siaran Program Kajian Pagi di Radio Fajri 99.3 FM Bogor.13 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini menggunakan metode Analisis Wacana untuk mencari pesan-pesan yang terkadnung dalam buku tersebut

11SULAEMAN, Yogi, Analisis Wacana Kritis “

Dai Komersial” dalam Buku Setan berkalung Surban Karya Prof. DR. KH. Ali Mustofa Yaqub, MA” (Jakarta : Fak.Dakwah Dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2015)

12

FIDDINI, Zakiyah, Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Di Atas Sajadah Cinta Karya Habiburrahman Elshirazy (Jakarta : Fak.Dakwah UIN Syarif Hidayatullah, 2008)

13ZAENUDDIN, Saddam, Analisis Wacana Kritis “

Analisis Wacana Keluarga Sakinah Pada Materi Siaran Program Kajian Pagi di Radio Fajri 99.3 FM Bogor” (Jakarta : Fak.Dakwah Dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013)


(21)

F. Sistematika Pembahasan

Dalam membahasa suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah – langkah pembahasan sebagai berikut:

BAB I : Yaitu pendahuluan, bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Bingkai teori dan Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Yaitu kajian teoritis, pada bab Kajian Teoritis, menguraikan tentang pengertian Analisis Wacana, Kerangka Analisis Wacana, Pengertian Pesan Moral, Pengertian Novel dan unsur-unsur Instrinsik dalam Novel.

BAB III : Yaitu Biografi Penulis dan Sinopsis Faith and the City. Memaparkan biografi, latar belakang sang pengarang, karya-karya Pengarang dan sinopsis novel Faith and the City.

BAB IV : Yaitu Struktur Analisis Data, yaitu Menguraikan temuan Wacana Pesan Moral dalam novel Faith and the City dilihat dari segi Teks, Kognisi Sosial dan Konteks Sosial.

BAB V : Yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan yang ditutup dengan saran.


(22)

14 BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Analisis Wacana dan Teori Van Djik 1. Pengertian Analisis Wacana

Terdapat dua kata yang ada di dalam Analisis Wacana, yaitu Analisis dan wacana. Kata Analisis di dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki beberapa pengertian, yakni sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dsb), kemudian sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan dan Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.14

Selanjutnya kata Wacana yang sering di pakai oleh linguis indonesia merupakan terjemaahan dari kata bahasa Inggris yaitu discourse, kata discourse sendiri berasal dari bahasa latin discursus (lari ke sana ke mari). Kata ini diturunkan dari dis (dan/dalam arah yang berbeda) dan currere (lari).15

Istilah wacana menunjukan pada kesatuan bahasa yang lengkap yang umumnya lebih besar dari kalimat, baik disampaikan secara lisan maupun tulisan. Wacana adalah rangkaian kalimat yang serasi yang

14

DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia,3rd ed (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 43

15


(23)

menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya sehingga membentuk satu kesatuan.16

Sebagaimana dikutip Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media dituliskan pengertian wacana menurut Ismail Maharimin, yakni sebagai kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.17

Sedangkan menurut Riyono Pratiko menjelaskan bahwa wacana adalah sebuah proses berpikir seseorang yang mempunyai ikatan dengan ada tidaknya sebuah kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang disajikannya. Menurutnya, makin baik cara atau pola pikir seseorang, maka akan terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.18

Kemudian dari berbagai pendapat di atas, Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menyimpulkan bahwa pengertian wacana ialah sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.19

Kajian mengenai terhadap wacana sering disebut sebagai analisis wacana, Analisis wacana merupakan pendekatan baru muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi

16

Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, (Jogjakarta : LKiS, 2011),h.3.

17

Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012),h. 10

18

Alex Sobur, Analisis Teks Media,h. 10

19


(24)

penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah memalingkan perhatiannya kepada penganalisaan wacana.20

Analisis wacana merupakan salah satu studi mengenai pesan dalam komunikasi dan menjadi salah satu alternatif dari analisis isi kuantitatif. Menurut Eriyanto, terdapat empat perbedaan anatara analisis wacana dengan analisis isi (kuantitatif), antara lain:

1. Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit kategori seperti dalam analisis isi. 2. Analisis isi membedah muatan teks komunikasi yang bersifat

nyata, sedangkan analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan yang tersembunyi

3. Analisis isi hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan” tetapi tidak dapat menyelidiki “bagaimana ia dikatakan”. Hal ini karena analisis wacana bukan hanya bergerak dalam level makro tetapi juga pada level mikro yang menyusun suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi dan retoris.

4. Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi. Hal ini berbeda dengan tradisi analisis isi yang memang bertujuan melakukan generalisasi.21

Istilah analisis wacana adalah istilah yang umun dipakai di dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan dengan studi mengenai bahasa/pemakaian bahasa.

20

A. Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 12

21

Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, (Jogjakarta : LKiS, 2011),h.337-341


(25)

Paling tidak ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana. Pandangan pertama diwakili kaum positivism-empisris, menurutnya analisis wacana menggambarkan tata tuturan kalimat, bahasa, dan pengertian bahasa. Pandangan kedua disebut sebagai kontruktivisme, yang menempatkan analisis wacana sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Pandangan ketiga, disebut sebagai pandangan kritis yang menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna, dimana bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya.22

Dari berbagai pengertian analisis, wacana dan analisis wacana di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis wacana adalah merupakan suatu kegiatan menelaah dan mengkaji suatu produk komunikasi dari perspektif kebahasaan dengan melihat teks kemudian dikaitkan dengan ideologi dibalik terbentuknya teks tersebut dengan melihat kognisi dan konteks sosial.

2. Kerangka Analisis Wacana

Analasisi wacana memiliki berbagai macam model yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh para ahli, salah satunya model yang paling banyak digunakan adalah model Teun A. Van Dijk.

Awal perkembangan analisis wacana kritis dikemukakan oleh Van Dijk (1985), yaitu tahun 1970-an dengan menunjukkan dua

22

Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta : LKiS, 2011).,h.4.


(26)

kecenderungan. Kecenderungan pertama, analisis struktural teks atau analisis percakapan menjadi kajian abstrak dan terlepas dari penggunaan bahasa yang aktual (formal). Kecenderungan kedua, kajian bahasa dalam konteks sosial mengambil perhatian pada contoh-contoh penggunaan bahasa dalam komunikasi. Analisis wacana ini mendapat pengaruh dari teori linguistik kritis, teori kritis Frankfurt, dan teori pasca strukturalisme yang berkembang di Perancis.23

Sebagaimana yang di kutip dari Eriyanto, menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu proses praktik produksi yang juga harus diamati, dan harus dilihat juga bagaimana suatu teks bisa semacam itu.24 Van Dijk menghubungkan tiga dimensi wacana ke dalam satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks, kognisi sosial, (analisis) konteks.25

a. Teks

Dalam dimensi ini, yang diteliti adalah strukur dari teks. Vandijk memanfaatkan dan mengambil analisis lingustik tentang kosakata, kalimat, proposi dan paragraph untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks.26

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Pertama

23

Yoce Aliah Darma, Analisis Wacana Kritis, (Bandung : Yrama Widya, 2009), Cet. Ke-I.h. 68-69.

24

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,(Yogyakarta : LkiS, 2011), h.221.

25

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Meda, h224.

26


(27)

struktur makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema dari suatu teks. Kedua Suprastruktur, adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan. Ketiga struktur mikro, didalam struktur mikro ini, kita dapat memaknai wacana dengan cara diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrasa dan gambar.27

Apabila di gambarkankan, Struktur wacana Van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2

Kerangka/struktur Wacana Van Dijk

Struktur wacana Hal yang diamati Unit Analisis

Struktur makro Tematik

(apa yang dikatakan) Elemen : Topik

Teks

Superstruktur Skematik

(bagaimana pendapat disusun) Elemen: Skema

Skema

Struktur mikro Semantik (makna yang

Paragarf

27

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,(Yogyakarta : LkiS, 2011), h226


(28)

ditekankan) Elemen : Latar, detail, maksud dan

praanggapan, Struktur mikro Sintaksis

(bagaimana disampaikan) Elemen : Bentuk kalimat, koherensi,

dan Kata ganti

Kalimat Proposisi

Struktur mikro Stilistik (pilihan kata yang

dipakai) Elemen : Leksikon

Kata

Struktur mikro Retoris (dengan cara apa

pendapat disampaikan?)\ Elemen : Grafis dan

metafora

Kalimat Proposisi28

28

Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 163.


(29)

Dalam pandangan Van Dijk, segala teks bisa dialanisis dengan menggunakan elemen tersebut. Meski terdiri atas berbagai elemen, semua elemen itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya.29

Beberapa hal yang diamati dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro dalam analisis wacana Van Dijk adalah:

1) Tematik

Elemen ini menunjukan pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga di sebut sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu teks.30 Kata tematik itu sendiri berasal dari kata yunani yakni tithenai yang berati. “menempatkan atau meletakan”. Sedangkan dari sudut sebuah tulisan, tema merupakan suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melauli tulisannya.

Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari sebuah teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Terdapat elemen yang ada ditematik yaitu Topik. Topik ini menunjukan inti pesan atau informasi yang paling penting yang ingin disampaikan komunikator dalam hal ini penulis rubrik. Dengan topik, kita dapat mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh penulis rubrik dalam mengatasi masalah.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari penulis ketika melihat atau memandang suatu peristiwa. Namun teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu

29

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012),h. 74

30

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta : LkiS, 2011), h.229


(30)

pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren, Van Dijik menyebut hal ini sebagai koherensi global, yakni bagian-bagian dalam teks yang jika dirunut menunjuk pada suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum tersebut.31

2) Skematik

Biasanya dalam teks atau wacana umumnya mempunyai alur atau skema mulai dari awal yaitu pendahuluan hingga akhir yaitu penutup. Alur-alur tersebut menunjukan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.32

Didalam skema tersebut terdapat dua katagori skema besar, yaitu Summary yang terdiri dari dua elemen judul dan lead (teras berita). Sedangkan kategori yang kedua adalah story yakni isi berita secara keseluruhan.33

Menurut Van Dijk, arti penting dari skematik ini ialah strategi penulis untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.34

31

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,(Yogyakarta : LkiS, 2011), h.229

32

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, h231

33

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, h232

34


(31)

3) Semantik

Semantik dalam skema Van Dijk dikatagorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks.35

Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana melainkan juga menggiring kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa. Semantik memiliki beberapa elemen yang bisa di amati yaitu latar, detail, maksud dan praanggapan. Berikut penjelasan masing-masing elemen seperti latar, detail, maksud dan praanggapan :

a) Latar

Latar ialah bagian yang dapat mempengaruhi sematik (arti) yang ingin ditampilkan. Dengan menentukan latar apa yang digunakan oleh penulis. Maka penulis dapat menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa.36

Oleh karena itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar apa maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.37

35

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012),h. 76.

36

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,(Yogyakarta : LkiS, 2011),h.235.

37


(32)

b) Detil

Bentuk lain dari strategi semantik ialah detail suatu wacana. Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang (komunikator).38

Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit (bahkan kalau perlu tidak disampaikan) kalau hal itu merugikan kedudukannya. 39 c) Maksud

Hampir sama dengan elemen detail, dimana informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detil yang panjang. Dimana informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisist dan jelas. Sebaliknya, inforamasi yang kurang menguntungkan diuraikan secara implisi, tersemar dan tersembunyi. Yang pada akhirnya publik hanya disuguhkan informasi yang menguntungkan komunikator.40

d) Peranggapan

Pengandaian atau Peranggapan merupakan pernyatan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks, kalau latar belakang upaya untuk mendukung pendapat dengan cara memberi latar belakang, maka pranggapan adalah upaya mendukung

38

Alex Sobur, Analisis Teks Media,6th ed(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012),h. 79.

39

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta : LkiS, 2011),h.238.

40


(33)

pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya.41

Meskipun berupa anggapan, peranggapan umumnya didasarkan pada peranggapan yang masuk akal atau logis sehingga meskipun kenyataanya belum terjadi (tidak ada) maka kebenarnya tidak akan dipertanyakan lagi. Sehingga teks yang disajikan komunikator seakan tampak benar dan meyakinkan.42

4) Sintaksis

Sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimata. Dalam bukunya alex sobur, Analisis Text media, Ramlan mengatakan, Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.43

Jadi bisa dikatakan sintaksis ialah bagaiamana sebuah kata atau kalimat disusun menjadi kalimat yang memiliki arti. Dalam sintaksis terdapat berbagai macam elemen yaitu bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti, berikut penjelasan masing-masing elemen:

a) Bentuk Kalimat

Bentuk kaliamat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dimana ia menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang

41

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. ,(Yogyakarta : LkiS, 2011),h.257,h256.

42

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media.

43


(34)

menjelaskan A. logika kausalitas ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang di terangkan).

Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif seseorang menjadi subjek dari pernyataanya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataanya.44 b) Koherensi

Koherensi ialah pertalian atau jalianan antar kata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.45

Sementara menurut Wohl, bahwa koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyatan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya.46

c) Kata ganti

Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi

44

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta : LkiS, 2011),h.251.

45

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media.,h256.

46


(35)

sesorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, biasanya seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya”. Atau kami yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata. Tetapi ketika komunikator menggunakan kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu.47

5) Stilistik

Stilistik adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk menyatukan maksud yang ingin diungkapkan dengan menggunakan gaya bahasa tertentu sesuai dengan keinginan penulis rubrik.

Gaya bahasa dalam pengertian disini mencakup pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan dan sebagainya. Elemen dalam bentuk stalistik adalah leksikal merupakan pemilihan dan pemakaian kata atau frasa dalam menyebut sesuatu ataupun peristiwa dengan menggunakan kata lain.48

Sama halnya dengan struktrur wacana yang lain, dalam stilistik memiliki elemen yaitu Leksikon. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan,

47

Alex Sobur, Analisis Teks Media,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012),h. 81-82.

48


(36)

tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas.49

6) Retoris

Yang dimaksud dalam retoris disini adalah yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Retoris berhubungan erat dengan bagaimana suatu pesan disampaikan kepada khalayak. Retoris berfungsi sebagai persuasive (mempengaruhi).50 Elemen dalam strategi retoris dapat muncul dalam bentuk grafis, metafora, dan ekspresi. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan pengertian grafis dan metafora sebagai berikut:

a) Grafis

Pada bagian ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati oleh teks. Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar atau table untuk mendukung arti penting suatu pesan. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang penting oleh

49

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, 5th ed(Yogyakarta : LkiS, 2011),h.255.

50


(37)

komunikator, dimana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.51

b) Metafora

Dalam suatu wacana seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan pokok melalui teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenaran atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik. Wartawan menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, pribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.52

b. Kognisi sosial

Analisis wacana tidak hanya dibatasi perhatiannya pada struktur teks, melainkan bagaimana suatu teks itu diproduksi. Dalam pandangan Van Dijk perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial yang meneliti kesadaran mental wartawan, dalam hal karya sastra maka bisa dikatakan kesadaran mental pengarangnya dalam membentuk teks dalam karyanya. Di sini penulis tidak dianggap sebagai individual

51

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,(Yogyakarta : LkiS, 2011),h.257.

52

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, 5th ed(Yogyakarta : LkiS, 2011),h.258.


(38)

yang mempunyai bermacam nilai, pengalaman, dan pengaruh ideology yang didapatkan dari kehidupannya.

“Koginisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang peristiwa. Analisis kognisi menyediakan gambaran yang kompleks tidak hanya pada teks tetapi juga representasi dan strategi yang digunakan dalam memproduksi suatu teks. Kognisi sosial menjelaskan bagaimana wartawan merepresentasikan kepercayaan atau prasangka dan pengetahuan sebagai strategi pembentukan teks peristiwa yang spesifik yang tercermin lewat berita. Pendekatan Van Dijk disebut sebagai kognisi sosial karena meskipun keyakinan, prasangka itu bersifat personal dalam diri wartawan tetapi ia diterima sebagai bagian dari anggota kelompok (sosially shared). Semua presepsi dan tindakan, dan pada akhirnya produksi dan interpretasi wacana didasarkan pada representasi mental dari setiap peristiwa. Hal inilah yang disebut oleh Van Dijk sebagai model. Model menunjukan pengetahuan, pandangan individu ketika melihat dan menilai suatu persoalan. Sebuah model adalah sesuatu yang subjektif dan unik, yang menampilkan pengetahuan dan pendapat ketika memandang suatu persoalan”.53

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Kognisi sosial ini penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk memahami teks media.54

c. Konteks Sosial

Meskipun terlihat bersifat individual, bukan berarti pendekatan Van Dijk bersifat personal dan mengabaikan faktor sosial. Analisis teks harus tetap dihubungkan dengan konteks sosial. Konteks sosial berusaha memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan memengaruhi pemakaian bahasa. Titik perhatian dari konteks sosial adalah menghubungkan teks lebih jauh dengan struktur sosial

53

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta : LkiS, 2011),h.261.

54


(39)

dan pengetahuan yang berkembang di masyarakat atas suatu wacana untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati bersama. Penelitian ini sangat efektif dalam melihat sejauh mana peranan teks membangun pemahaman bersama dalam masyarakat.55

B. Pesan Moral

Sebelum peneliti menjelaskan pengertian dari pesan moral, peneliti akan menguraikan terlebih dahulu tentang definisi pesan dan definisi moral secara umum, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengertian Pesan

Dalam kamu besar bahasa indonesia pengertian pesan ialah diartikan sebagai perintah, nasihat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain56

Dalam proses komunikasi, pesan merupakan isi yang disampaikan oleh komunikator terhadap komunikannya. Pesan dapat disampaikan secara langsung dengan lisan atau tatap muka, bisa juga dengan menggunakan media atau saluran.

Sedangkan pesan dalam model Shannon-weaver diartikan sebagai sesuatu yang dikirim atau diterima dalam proses komunikasi, yang tiada lain iala data, fakta, kata, symbol dan isyarat.57

H.A.W. Widjaja dalam bukunya: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat menjelaskan bentuk pesan yang dapat bersifat informatif, persuasif; dan coersif.

55

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media,h.260-270.

56

DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 761.

57


(40)

a. Informatif, berarti memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.

b. Persuasif, atau bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang disampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan.

c. Coersif, memaksa dengan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dengan penyampaian cara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan di antara sesamanya dan kalangan publik. Coersif dapat berbentuk perintah, intruksi dan sebagainya.58

Berarti bisa dikatakan bahwa novel merupakan salah satu suatu media komunikasi yang bersifat memberikan informasi sekaligus bujukan yang memberikan kesadaran bagi pembacanya melalui pesan-pesan yang ada dalam novel tersebut.

Dalam pesan terdapat dua bentuk yaitu pesan verbal yaitu pesan menggunakan simbol-simbol verbal dan Pesan non-verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.59

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian pesan di atas bahwa novel merupakan salah satu media komunikasi sebagai penyampai pesan yang memberikan informasi sekaligus bujukan yang memberikan kesadaran bagi pembacanya melalui pesan-pesan yang terdapat pada novel tersebut.

58

H.A.W. Widjaya, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Rajawali Pers, 2003),h. 14-15.

59

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung, Remaja Rosdakarya,2007), h. 343.


(41)

2. Pengertian Moral, Etika dan Akhlak

Pada umumnya moral mengarah pada pengertian (ajaran tentang) baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya: akhlak, budi pekerti, dan susila.60

Adapun arti moral dari segi bahasa yaitu berasal dari bahasa latin mores yaitu jamak dari kata mos yang berati adat kebiasan. Secara etimologi moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.61

Pengertian moral juga dijumpai dalam The Advance Lener’s Dictionry of Current English. Yang di kutip dari buku Akhlak Tasawuf, Abudin Nata. Dikemukakan beberapa pengertian moral yaitu”

“Pertama, Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. Kedua kemampuan untuk memahami perbedaan atara benar dan salah dan yang terakhir ialah ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik”.62

Moral merupakan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, khutbah khutbah, patokan-patokan, kumpulan peraturan dan ketetapan lisan atau tertulis tentang bagaimana harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia baik. Sumber dasar ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat istiadat, ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.63

Jadi dapat kita pahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik

60

H.A.W. Widjaya, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,5th ed (Jakarta : Rajawali Pers, 2003),h. 94.

61

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), h. 92.

62

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,h.93.

63


(42)

atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.64

Moral merupakan unsur isi, gagasan inti yang yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Biasanya mengenai pandangan yang bersangkutan, pandangan-pandangannya mengenai nilai-nilai kebenaran. Moral dapat dipandang sebagai amanat, message, atau pesan. Bahkan unsur amanat itu merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya sastra itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra adalah sebagai pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral yang disampaikan melalui cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibandingkan lewat tulisan nonfiksi.65

Didalam pesan moral terdapat tiga katagori yaitu: a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.

b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti ambisi, harga diri, rasa percaya diri, takut, maut, rindu, dendam, kesepian keterombang-ambingan dalam pilihan.

c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial, termasuk hubungannya dengan alam.66

Moral atau hikmah selalu dalam pengertian yang baik. Namun jika didalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun

64

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,9th ed (Jakarta : Rajawali Press, 2010), h. 93 65

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2013), h. 321-322

66


(43)

protagonis, tidaklah berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap dan bertindak demikian, namun sikap dan tingkah laku tersebut hanyalah model yang sengaja ditampilkan pengarang agar pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita yang berkaitan. Karena biasanya eksistensi sesuatu yang baik akan lebih mencolok jika dikonfrontasikan dengan sebaliknya.67

Ketiga kategori inilah yang kemudian menjadi landasan peneliti dalam menentukan bentuk-bentuk pesan moral yang terdapat dalan novel Faith and The City.

Selain moral, jika kita mendengar kata etika seolah-olah memiliki arti yang sama. Etika dari segi etimologi (ilmu asal-usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.68

Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya Ahmad Amin mengartikan bahwa etika ialah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharunya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.69

67

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2013), h. 432

68

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), h. 89-90

69


(44)

Dalam bukunya Akhlak Tasawuf Abudin Nata kemudian menyimpulkan bahwa etika berhubungan dengan empat hal yaitu.

“Pertama dilihat dari segi obyek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi obyek pembahasannya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Ketiga dilihat dari fungsinya, etika yaitu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Keempat dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan ciri-ciri yang demikian, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk”.70

Selain moral dan etika, akhlak juga punya makna yang sama dengan moral. Menurut bahasa akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, kelakuan, tabi‟at, watak dasar, kebiasaan, kelaziman. Pengertian akhlak berdasarkan terminologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam perbuatan mereka yang menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.71

Namun perbedaan antara moral dan etika dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika didalam moral yang menjadi penilaian baik buruk ialah berdasarkan kebiasaan yang belaku umum di masyarakat. Sedangkan etika berdasarkan pendapat akal pikiran dan pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah al-Qur‟an dan al-hadist72

Dari beberapa definisi di atas tentang moral dan etika, kita dapat menyimpulkan bahwa moral merupakan nilai-nilai atau norma-norma yang

70

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2010),h. 91-92

71

Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta : Prenada Media, 2004), h. 117.

72


(45)

berlaku dan menjadi pedoman bagi suatu komunitas atau kelompok masyarakat tertentu dalam mengatur segala tingkah laku. Lalu etika merupakan ilmu yang membahas suatu upaya dalam menentukan ukuran nilai baik-buruknya tingkah laku manusia. Sedangkan Ahlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah al-Qur‟an dan al -hadist.

C. Novel

1. Pengertian Novel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.73 Umumnya novel bercerita tentang tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari hari. Biasanya novel lebih panjang dan lebih kompleks dari pada cerpen.

Novel juga sering di anggap sebagai Fiksi atau prosa naratif, dimana novel merupakan sebuah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya juga bersifat imajinatif.74

Novel juga merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa dimana karya seni yang dikarang menurut standar kesusastraan.

73

DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h. 788.

74

Nurgiyanto, Burhan. Teori pengkajian fiksi, (Yogyakarta: Gajah mada University Press. 2013), h.5


(46)

Kesusastraan yang dimaksud adalah penggunaan kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik.75

Untuk membuat suatu karya yang menarik dan memiliki kekuatan dalan cerita, sebuah karya sastra memiliki beberapa unsur-unsur yang membangun semua itu, didalam novel terdapat beberapa unsur yang dimiliki yakni unsur instrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut membangun cerita, seperti : plot, tokoh atau penokohan, latar atau setting dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi system organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik juga termasuk unsur yang mengandung keadaan subjektifitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya itu mempengaruhi karya yang ditulisnya.76

Novel memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar mengenai tempat (ruang) tertentu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika posisi manusia dalam masyarakat jelas berhubungan dengan ruang dan waktu. Sebuah masyarakat jelas berhubungan dengan dimensi tempat, tetapi peranan seorang tokoh dalam masyarakat berubah dan berkembang dalam waktu. Khasnya, novel mencapai keuTuhannya secara inklusi (inclution), yaitu bahwa novellis mengukuhkan keseluruhannya dengan kendali tema karyanya.

75

Zainudin, Materi Pokok Bahasan dan Sastra Indonesia (Jakarta : Rineka Cipta, 1992),h. 99

76


(47)

Dari uraian diatas bisa kita simpulkan bahwa novel merupakan suatu karya sastra yang isinya menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia, dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Alur cerita novel biasanya mengisahkan kehidupan yang nyata yang di peroleh dari hasil manifestasi atau pengalaman pengarang yang secara tidak langsung memberi suguhan pesan baik itu pesan moral, sosial maupun pesan keagamaan.

2. Unsur-unsur Instrinsik dalam Novel

Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut membangun cerita. Kepaduan antar berbagi unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud. Unsur yang dimaksud antara lain: 1. Tema

Tema tidak lain dari suatu gagasan sentral yang menjadi dasar topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai pengarang melalui topiknya tadi.

Jadi, tema ialah gagasan atau makna dasar umum yang menopang sebuah karya sastra sebagai struktur sistematis dan bersifat abstrak yang secara berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya dilakukan secara implisit, karena untuk menemukan tema sebuah karya haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita.77

77

Nurgiyanto, Burhan. Teori pengkajian fiksi, (Yogyakarta: Gajah mada University Press. 2013), h.115-116


(48)

2. Alur atau Plot

Menurut Stanton mengemukakan bahwa alur atau plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara segala akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.78

Bisa dipahami bahwa plot adalah runutan berbagai peristiwa yang diseleksi dan diurutkan berdasarkan hubungan sebab akibat untuk mencapai efek tertentu dan sekaligus membangkitkan suspense dan surprise pada pembaca.79

3. Penokohan

Menurut Jones, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Nurgiyanto istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi. Istilah tersebut merupakan istilah yang sama yang dipergunakan dalam penokohan. Istilah tokoh merajuk pada orangnya, dan pelaku cerita. 80

4. Latar atau Setting

Menurut Abrams latar atau setting adalah landas tumpu, menunjuk pada pengertian tempat, hubungan dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan.

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca,

78

Nurgiyanto, Burhan. Teori pengkajian fiks, (Yogyakarta: Gajah mada University Press. 2013), h. 167

79

Nurgiyanto, Burhan. Teori pengkajian fiksi, h. 168

80


(49)

menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.81

5. Sudut Pandang

Pada hakikatnya sudut pandang ialah merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan cerita. Lewat sudut pandang penulis dapat menyalurkan pandangan, gagasan dan tafsirannya terhadap kehidupan, lewat kacamata tokoh cerita yang sengaja dikreasikan.82

6. Gaya bahasa

Stile, (Style, gaya bahasa), adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.83

Gaya disini ialah bangaimana seorang pengarang dalam menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta dapat menuansakan makna dan suasana yang diharapkan dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca.

81

Nurgiyanto, Burhan. Teori pengkajian fiksi, h.303

82

Nurgiyanto, Burhan. Teori pengkajian fiksi, (Yogyakarta: Gajah mada University Press. 2013)h. 338

83


(50)

42 BAB III

BIOGRAFI PENULIS DAN SINOPSIS FAITH AND THE CITY

A. Biografi Penulis

Hanum Salsabiela Rais adalah putri kedua dari pasangan Amien Rais dan Kusnasriyati.84 Hanum dilahirkan di kota Yogyakarta 12 april 1981. Ia menempuh pendidikan dasar hingga tingkat menengah di sekolah muhammadiyah Yogyakarta. Pada tahun 1999, Hanum melanjutkan kuliah dan pendidikan profesi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada hingga akhirnya memperoleh gelar Dokter Gigi pada tahun 2006.85

Ia mengawali karirnya sebagai pembawa acara lepas di stasiun TVRI dan Jogja TV. Sejak umur 17 tahun Hanum sudah terjun dalam dunia broadcasting dan jurnalistik. Pada tahun 2006 Hanum meniti karirnya di Jakarta dan bekerja sebagai reporter di stasiun Trans TV. Dan di stasiun TV ini pula Hanum membawakan program berita harian Reportase.86

Rangga Almahendra, adalah suami Hanum Salsabiela, teman perjalanan sekaligus penulis kedua buku ini. Bersama Hanum sang istri Rangga telah bersama-sama membuat beberapa novel diantarnya, Menapaki Jejak Amien Rais, 99 Cahaya Di Langit Eropa, Berjalan Di Atas Cahaya, Bulan Terbelah Di langit Amerika, dan yang terakhir adalah Faith And The City.87

84

Hanum dan Rangga, Bulan Terbelah di Langit Amerika (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2014),h. 327

85

Hanum dan Rangga, Faith and The City (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2015),h.225-226

86

Hanum dan Rangga, Faith and The City , h. 225-226

87

Hanum dan Rangga, Bulan Terbelah di Langit Amerika (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2014), 2014),h. 327


(51)

Rangga Menamatkan pendidikan dasar hingga menengah di Yogyakarta kemudian ia berkuliah di Institut Teknologi Bandung, dan S2 di Universitas Gadjah Mada, keduanya lulus cumlaude.88 Memenangkan beasiswa dari pemerintah Austria untuk studi S3 di WU Vienna, Rangga berkesempatan berpetualang bersama isterinya menjelajah Eropa. Pada tahun 2010 Ia menyelesaikan studinya dan meraih gelar doktor di bidang International Business & Management. Saat ini ia tercatat sebagai dosen di Johannes Kepler University dan Universitas Gadjah Mada.

Awal mula Hanum memulai pengembaranya dibenua Eropa bersama suami yang memenangkan beasiswa dari Pemerintah Austria untuk studi S3 di WU Vienna.89 Hanum tinggal di Austria dengan suami tercintanya Rangga Al-mahendra. Hanum mendalami pendidikan bahasa Jerman di Wina sambil bekerja sebagai video host dan editor untuk program Podcast Executive Academy.90 Universitas Ekonomi Dan Bisnis Wina (WU Vienna). Selama di Austria, Hanum juga tercatat sebagai jurnalis responden untuk Detik.com bagi kawasan Eropa dan sekitarnya.

Selain dibenua Eropa, Hanum-pun juga berkunjung ke New York dan Washington DC selama 12 hari dan menyempatkan mendatangi semua ikon dua kota besar tersebut.91 Dari pengalamannya di Amerika itu lah Hanum mulai membuat buku Bulan Terbelah di Langit Amerika dan setelah sukses Buku dan

88Hanum Rais, “Profil Rangga Almahendra,” artikel diakses pada 27 Maret 2016 dari

http://www.Hanumrais.com/p/profilrangga.html 89Krisnanda,”

Biografi Hanum Salsabiela Rais” - Penulis Novel "99 Cahaya di Langit

Eropa”artikel diakses pada 27 Maret 2016 dari http://biografi-orang-hebat.blogspot.co.id/2015/01/biografi-Hanum-salsabiela-rais.html

90 Hanum Rais, “Profil Hanum Rais,” artikel diakses pada 27 Maret 2016 dari

http://www.Hanumrais.com/p/profilHanum.html

91

Hanum dan Rangga, Bulan Terbelah di Langit Amerika (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2014),h. 327


(52)

Filmnya terbit Hanum dan Rangga pun mulai melanjutkan dengan Sekuel Lanjutnya yaitu Faith and The City yang sudah terbit bukunya dan direncanakan akan terbit dalam bentuk film.92

Sekarang kesibukan Hanum dan Rangga yaitu selain menulis buku adalah berkarier di dunia media dan broadcasting milik Muhammadiyah, sebuah TV Islami dan Penyedia konten positif di Yogyakarta yaitu ADiTV. Selain itu Hanum dan rangga tampaknya akan melanjukan kisah dalam bukunya selanjutnya yang akan diberi nama The Converso.93

B. Karya-karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

Sebagai penulis novel, Hanum sudah membuktikan dengan novel yang mayoritas novelnya yang telah best seller dan difilmkan. Walupun ia tergolong baru sebagai penulis novel namun pengelaman sebagai jurnalis ditelevisi dan surat kabar sudah cukup lama. Maka dari itu tidak sulit baginya untuk menulis novel yang bagus dan dapat menginspirasi. Ganre novelnya pun lebih kearah bernuansa relegi yang alur ceritanya berdasarkan pengalamannya selama di Eropa dan Amerika bersama suaminya.

Lewat karya-karyanya-pun, ia bisa membuktikan bahwa selain menceritakan pengalaman selama berada di Eropa dan Amerika ia pun sekaligus mengajak orang untuk berbuat baik. Novelnya-pun sudah di angkat ke layar bioskop untuk difilmkan seperti novel yang sangat popular 99 Cahaya Di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika.

92

Hanum Rais, “Postingan Twitter Hanum Rais tanggal 5 maret,” artikel diakses pada 27 Maret 2016 dari https://twitter.com/Hanumrais

93

Hanum dan Rangga, Faith and The City (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2015),h.227


(53)

Hanum mulai menulis bukunya mengenai sosok ayahandanya Amien Rais. Buku itu pun diberi judul Menapak Jejak Amien Rais (2010).94 Buku ini merupakan tulisan tentang kebersamaan Hanum Salsabiela Rais dengan ayahandanya. Buku ini lahir bukan untuk memberikan pembelaan, meluruskan atau membenarkan bagaimana sepak terjang seorang Amien Rais dikancah politik. Buku ini ringan bercerita tentang kisah kisah inspiratif dibalik panggung politik Amien Rais.

Buku ini pun merupakan hasil dari obrolannya bersama ayahandanya baik sedang di meja makan, didepan televisi, dimushola setelah sholat bersama, ataupun saat berada dalam mobil bersama dalam sebuah perjalanan. Dari sanalah Hanum tahu bahwa Ayahandanya masih punya banyak impian besar untuk bangsa ini yang belum tertuntaskan.

Baginya waktu bersama ayahanda merupakan waktu yang emas karena dari sosoknya lah Hanum dapat mengambil pelajaran dari setiap wejangan-wejangan yang diberikan ayahanda, maka dari itu Hanum berinisiatif membuat boigrafi tentang ayahnya, tidak seperti biografi kebanyakan yang hanya menceritakan kesuksesannya namun juga lika-liku kehidupan juga kegagalan-kegagalan yang Amien Rais peroleh.

Karya selanjutnya yang kedua ialah 99 Cahaya di Langit Eropa (2011).95 buku ini merupakan pengalamannya selama berada di Eropa bersama suaminya. Sekaligus pengalaman pertamanya menjadi kaum minoritas, yang mana Islam merupakan kaum minoritas di Eropa. Hingga pada akhirnya iya mulai melihat sisi

94

Hanum Rais, “Menapak Jejak Amien Rais,” artikel diakses pada 31 Maret 2016 dari http://www.Hanumrais.com/p/menapak-jejak-amien-rais.html

95Hanum Rais, “99 Cahaya di Langit Eropa,” artikel diakses pada 31 Maret 2016 dari


(54)

lain dari Eropa dengan gedung pencakar langit, papan reklame digital, Menara Eiffel yang begitu megahnya menjulang membelah langit Paris, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia.

Hanum tak menyangka bahwa Eropa menyimpan sejuta misteri tentang Islam, Eropa dan Islam dulunya ialah pasangan yang begitu serasi. Kini hubungan keduanya penuh pasang surut prasangka dengan berbagai dinamikanya. Buku ini pun ia tulis bersama dengan suaminya Rangga Almahendra dengan latar kehidupan sesungguhnya selama di Eropa. Dibumbui dengan nuansa sejarah peradaban Islam dieropa, di tulis secara menarik dengan penyampaian yang sederhana agar para pembacanya dapat membuka matanya dan memperkuat keimanannya akan sisi lain kehidupan umat Islam, perdaban Islam di eropa. Berbeda dari buku-buku traveling sebelumnya, akhir dari perjalanan penulis selama 3 tahun di Eropa ini justru mengantarkannya pada titik awal pencarian makna dan tujuan hidup. Makin mendekatkan diri pada sumber kebenaran abadi yang Maha Sempurna, Allah SWT.

Kemudian buku ketiga yang iya tulis adalah Berjalan di Atas Cahaya (2013).96 Buku sederhana ini padu dengan buku karya Hanum sebelumnya yaitu 99 Cahaya di Langit Eropa adalah buku yang beredar di antara puluhan buku yang juga berkisah tentang Eropa. Namun, buku ini mampu memaknai Eropa dengan sisi yang berbeda. Tidak hanya tempat-tempat eksotik, melainkan berisi internalisasi yang dalam sehingga pembaca mampu menarik ribuan hikmah dan pengetahuan dari kisah-kisah yang disajikan.

96Hanum Rais, “Sinopsis Berjalan di Atas Cahaya,” artikel diakses pada 31 Maret 2016


(55)

Namun dibuku ketiganya ini ia menuliskan bukunya bersama kedua rekannya, yaitu Tutie Amaliah dan Wardatul Ula. Keduanya tentu saja pernah mencicipi hidup di Benua Biru itu. Diawali dengan tugas dari sebuah stasiun televisi swasta untuk meliput profil muslim di Eropa untuk bulan Ramadhan.

Dari sanalah tercipta cerita-cerita inspiratif dimana mereka bertemu dengan orang-orang yang menjadi talent selama peliputan di Eropa. Ada kisah Bunda Ikoy, wanita Aceh yang bekerja sebagai pembuat jam di Swiss. Kisah Nur Dann, gadis keturunan Turki berjilbab yang jelita, uniknya ia berprofesi sebagai ripper dan mengatakan bahwa nge-rapp adalah caranya untuk berdakwah. Dan juga kisah yang menyentuh hati dari sebuah keluarga muslim di desa kecil bernama Neerach di Swiss.

Selain itu, masih banyak potongan kisah yang inspiratif baik dari Hanum sendiri maupun kedua penulis lain. Dan yang yang paling menggetarkan adalah fakta mengejutkan di gerbang katedral Palermo. Siapa sangka, ada pembukaan Al-Fatihah yang terukir penuh wibawa di gerbang tersebut. Di sanalah Ivano sang pemilik cerita terduduk, menyesali kebenciannya terhadap negaranya Sisilia dan Raja Roger.

Didalam buku ini Hanum banyak menggemakan pesan bahwa kita sebagai muslim harus menjadi agen yang baik, bisa mencontohkan pula bahwa muslim memiliki akhlak yang baik, cinta damai dan kasih sayang. Tak perlu berteriak tentang jihad namun tangan merusak tidak tentu arah yang akhirnya justru salah kaprah dan menimbulkan paradigma buruk tentang Islam.

Buku yang keempat ini rada berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang ceritanya merupakan real dari pengalamannya berada di eropa, buku yang di beri


(56)

judul Bulan Terbelah di Langit Amerika (2014).97 merupakan buku semi fiksi dengan sudut pandang dari petualangan Hanum dan Rangga.

Buku ini pun Hanum buat untuk menjungkirbalikan image umat Islam sebagai teroris yang sangat santer terdengar di amerika, apalagi pasca kejadian runtuhnya menara kembar WTC tanggal 11 september 2001 atau yang di kenal dengan kejadian 911 (nine eleven).

Didalam novel ini terdapat tokoh yang di buat oleh Hanum dan Rangga yaitu Philpus Brown sebagai orang yang sangat dermawan mendermakan 100 juta USD untuk beasiswa korban perang di Irak dan Afganistasn, dari sinilah Rangga menemukan ide untuk menyelesaikan jurnal yang di tugaskan oleh professor Reinhard di kampusnya, Rangga ingin mengetahui apakah seseorang yang sukses baru menjadi seroang yang dermawan ataukah memang ia sudah memiliki jiwa penderma sedari awal sehingga membuka jalannya untuk sukses. Dari sanalah rangga menamai judul jurnalnya “The Power of Giving in Bussines

Disisi lain Hanum mendapatkan tugas dari bosnya Gethrud untuk meliput artikel tentang Would the world be Better without Islam (Akankah dunia lebih baik tanpa Islam) di Koran harian Wina Heute Ist Wunderbar. Gagasan itu pun muncul karenaakan adanya peringatan untuk mengenang korban runtugnya gedeng kembar WTC tanggal 11 september 2001 silam, yang tentunya sangat mengagetkan orang seluruh dunia khususnya umat muslim yang berada di Amerika. Akibat kejadian itu umat muslim di Amerika seakan-akan menjadi musuh bersama warga amerika ketakukan akan Islam atau yang dikenal Islamopobhia itu pun muncul.

97Hanum Rais, “Sinopsis Bulan Terbelah di Langit Amerika,” artikel diakses pada 1


(57)

Hanum pun merasa tertantang untuk membuatnya karena bosnya tau bahwa Hanum adalam orang muslim, Gagasan “Would the world be Better without Islam” itu berkesempatan dijawab “tidak” ketimbang ia menyuruh Jacob rekan kerja Hanum yang non muslim, pasti pernyataan itu akan terjawab “ya”. Tak disangka tugas jurnal Rangga dan tugas liputan Hanum bersamaan dan akhirnya mereka berdua akhirnya pergi bersama-sama ke Amerika Serikat.

Setibanya di Amerika Rangga dan Hanum berkutat dengan tugasnya masing-masing, Rangga dengan tugasnya mewawancari Philpus Brown dan Hanum bertugas mencari data dan mewawancari korban WTC yaitu Jullia Collins (Azima Hussein) istri dari Ibrahim Hussein dan Michael Jones orang yang begitu membenci Islam akibat tragedy WTC yang telah merenggut Istrinya (Joanna Jones).

Dalam buku ini Hanum dan Rangga lebih menonjolkan pesan tentang Islamophobia (Ketakutan terhadap Islam) bagaimana kebencian bangsa Eropa dan Amerika yang semakin menjadi pada Islam pasca WTC 9/11, tentang beratnya perjuangan kaum muslim sebagai minoritas di Amerika untuk tetap memegang teguh akidahnya, berbagai hal janggal seputar tragedi WTC, pandangan para Founding Fathers Amerika terhadap Islam, bahkan fakta sejarah penemuan Benua Amerika.

Yang membuat para pembacanya terharu sekaligus tidak menyangka akan endingnya adalah dimana Philpus Brown menjadi pembuka untuk acara penganugerahaan CNN TV Heroes, akhirnya menceritakan bagaimana ia menjadi seorang yang dermawaan setelah ia melihat foto yang dikirim oleh Rangga melalui email yang berisikan Foto Ibrahim Hussein dan Joanna Jones, foto itu


(58)

mengingatakan dirinya akan kejadian yang naas tersebut. Ia belum sempat untuk berterima kasih kepada keluarganya karena selama ini ia mencari di list korban WTC tidak ada yang bernama Hassan, namun ternyata Hassan itu bernama Ibrahim Hussein, seseorang yang menjadi inspirasi seorang Philipus Brown untuk menjadi dermawan.

Philpus Brown merupakan salah satu dari ribuan orang yang selamat dari tragedi WTC, dia diselamatkan oleh karyawaanya yang baru ia kenal. Ibrahim Hussein saat itu sedang berada di Lantai 74 bersama Joanna Jones dan Philpus Brown tentunnya. Brown datang ke kantornya tersebut pagi-pagi karena Joanna akan memperkenalkan seorang analis baru yaitu Hussein, namun belum sempat memperkenalkan sebuah pesawat menabrakan dirinya ke gedung WTC dan menggemparkan beberapa lantai di atas Morgan Stanway di menara utara WTC. Hussein pada saat itu langsung menarik bos perempuanya tersebut Joanna dari kepulan asap hitam yang mulai memekat.

Tanpa diberi aba-aba, Joanna, Hussein, Brown dan kedua Office boy langsung lari ke tangga darurat. Namun Hussein memberikan ide untuk menaiki lift pada saat itu, namun hanya Joanna dan Brown sajalah yang mengikuti. Namun pada akhirnya hanyalah Brown yang dapat lolos keluar dari Gedung naas tersebut, Hussein lah yang menyelamatkan dirinya, disaat yang genting seperti itu Hussein masih mementingkan orang lain, Brown yang tadinya sudah merasa tidak sanggup lagi, disemangati oleh Hussein, karyawan yang baru ia kenal belum lebih dari 2 jam itu. Namun bos perempuannya Joanna tidak sanggup lagi dan memilih bunuh diri dengan lompat ke luar gedung. Hussein dan Brown tidak bisa mencegahnya, mereka pun hanya bisa memandangi tubuh Joanna melayang dan akhirnya sampai


(1)

103

Sekian pertanyaan dari saya, mohon bantuan dari mba Hanum dan Mas

Rangga untuk menjawab pertanyaanya wawancara saya. Semoga mba Hanum dan

Mas Rangga selalu di beri kelimpahan rezeki dan kesehatan. Amin YRA

B.

Bukti Wawancara

By

email

@hanumrais@gmail.com


(2)

104

C.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Surya Kusuma

Alamat : Pandeansari Blok IV No.5 Condongcatur, Sleman, Yogyakarta

Jabatan : Asisten Pribadi Ibu Hanum Rais Menerangkan dengan sebenarnya

bahwa :

Nama : Yoga Alif Prasetyo

Instansi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Adalah benar-benar telah melaksanakan wawancara dengan Ibu Hanum Salsabiela Rais dan Bapak Rangga Almahendra dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: “Analisis Wacana Pesan Moral dalam Novel Faith and the City Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra”.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya, dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 22 April 2016 Hormat Kami,

Surya Kusuma

(Hanum Rais Management)


(3)

(4)


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

0 3 18

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

1 3 12

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: Aspek Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya

0 2 13

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: Aspek Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya

0 3 18

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 8

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 2

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 2 15

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 6

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 1

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 11