Teori Konstruksi Sosial Realitas
dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivis menganggap subjek sebgai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta
hubungan sosial lainnya. Istilah konstruksi sosial atas realitas pertama kali diperkenalkan
oleh Peter L. Berger bersama Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in The
Sociological of Knowledge” 1996. Dalam buku tersebut, Berger dan luckmann menjelaskan tentang prose sosial melalui tindkan dan
interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.Berger
mengutarakan bahwa manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis dan plural.
15
Realitas tidak dibentuk secara ilmiah ataupun diturunkan Tuhan, tetapi dibentuk dan dikonstruk. Setiap orang mempunyai konstruksi yang
berbeda-beda atau suatu realitas. Selain plural, konstruksi sosial itu juga bersifat dinamis, sebagai hasil konstruksi sosial, maka realitas tersebut
meruakan realitas subjektif dan realitas objektif sekaligus. Dalam realitas subjektif, realitas tersebut menyangkut makna, interpretasi dan hasil relasi
antara individu dengan objek. Sedangkan dalam realitas objektif, realitas sebagai sesuatu yang dialami, bersifat eksternal, berada diluar, atau istilah
Berger, tidak dapat ditiadakan dengan angan-angan. Dalam konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama. Ia
merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah
15
Eriyanto, Analsis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Pengantar Dr Deddy Mulyana, M.A Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Aksara, 2005, h 257
alat konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita, cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Selanjutnya,
penggunaan bahasa simbol tertentu menentukan format narasi dan makna tertentu. Sedangkan jika dicermati secara teliti, seluruh isi media
entah media cetak ataupun media elektronik adalah bahasa, baik bahasa verbal kata-kata tertulis atau lisan maupun bahasa non-verbal gambar,
photo, gerak-gerik, grafik, angka, dan tabel.
16